Anda di halaman 1dari 5

Nama : Siti Balqis Rizky Muzar

NIM : 1405106010061
Mata Kuliah : Mesin dan Peralatan 2
Kelas : 2 (Jumat, 08.00-09.40)

BAB I. PENDAHULUAN

Pada zaman ini, perkembangan didalam dunia pertanian sangat


diperhatikan. Hal tersebut dikarenakan pertanian merupakan hal yang penting bagi
keberlangsungan hidup manusia. Semakin berkembangnya zaman, semakin
meningkat pula ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana kedua hal tersebut
memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai
makhluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu mengembangkan
sesuatu hal agar dapat menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik. Oleh karena
itu, proses perubahan akan terus berjalan dengan adanya ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan
perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada
zaman dahulu, alat pertanian terbuat dari batu atau kayu. Namun, semakin
berkembangnya zaman, alat alat tersebut juga diperbarui. Dari alat alat
pertanian yang sederhana, diciptakan lah mesin mesin pertanian demi
mempermudah kinerja para petani dan meningkatkan hasil pertanian dengan tetap
menjaga mutu dan kualitas dari bahan pangan hasil pertanian tersebut.
Mekanisasi di bidang pertanian, dilakukan demi mempermudah
masyarakat dalam bertani. Hal tersebut dilakukan demi mengurangi kinerja tenaga
manusia, serta meningkat jumlah panen petani setiap waktunya. Dengan
mempergunakan alat mesin, pekerjaan para petani dapat lebih cepat dari
biasanya dan menghemat waktu yang ada. Oleh karena itu, pembaharuan pada alat
dan mesin pertanian semakin banyak, demi menarik minat para petani sehingga
petani mampu bekerja secara mandiri dengan waktu yang lebih efisien.
Menurut Daywin (1999), manusia sebagai sumber daya adalah kurang
efisien dan kurang efektif. Kemampuannya terbatas, sekitar 0.1 HP (horse
power atau tenaga kuda) untuk kerja terus menerus. Meski demikian, seperti di
negara-negara berkembang lainnya, di Indonesia daya manusia dan ternak masih
memegang peranan penting. Penggunaan traktor sebenarnya telah dimulai pada
tahun 1914, hanya saja masih terbatas pada usaha-usaha perkebunan. Sejak 1950,
pemerintah mulai menaruh perhatian dalam pengembangan daya mekanis. Mulai
saat itu, perkembangan penggunaan daya mekanis terutama pada bidang
pengolahan hasil pertanian berkembang pesat.
Smith dan Wilkes (1996) berpendapat bahwa alat mekanis adalah alat yang
dapat bergerak dan mempunyai tenaga. Sedangkan operasi pertanian merupakan
usaha manusia mengubah karakteristik suatu objek. Misalnya, tanah diolah lalu
ditanami benih dari gudang lalu disemai.

BAB II. PEMBAHASAN


Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi pertanian, maka
diperlukan suatu perubahan (penyesuaian) khususnya dalam budidaya tanaman,
sehingga selaras dengan perkembangan kondisi alam, perkembangan teknologi ,
sosial dan masyarakat. Budidaya tanaman memerlukan waktu dan tenaga yang
cukup besar mulai dari kegiatan pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan
tanaman, panen yang diakhiri dengan pasca panen. Petani yang memiliki lahan
yang luas seringkali menghadapi hambatan dalam setiap kegiatan budidaya karena
keterbatasan sumberdaya terutama tenaga kerja di bidang pertanian serta didukung
dengan masih rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja pertanian tersebut. Hal
ini karena hampir sebagian besar tenaga kerja pertanian saat ini sudah memasuki
usia non produktif sementara generasi muda lebih banyak terjun di sektor lain
baik industri maupun sektor informal sebagai akibat dari rendahnya minat mereka
untuk terjun langsung ke lahan pertanian, apalagi dengan sistem pertanian
tradisional.

Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem budidaya pertanian berbasis


teknologi (mekanisasi pertanian). Dengan mekanisasi, kendala yang menyangkut
kelangkaan tenaga kerja dapat lebih teratasi. Efisiensi dapat dicapai melalui
waktu, tenaga dan biaya. Dampak selanjutnya adalah dapat meningkatkan
pendapatan petani, efektivitas kerja serta optimalisasi pemanfaatan lahan secara
lebih produktif.(litbang deptan, 2002). Selain itu penerapan teknologi diharapkan
mampu meningkatkan kualitas hasil dan kerja dari kegiatan itu sendiri misalnya
keseragaman pengolahan tanah, penanaman maupun efektivitas dan efisiensi
pengendalian gulma tanaman.

1. Alat Penanam Benih (Seeder)

Balai Besar Pengembangan Alat dan mesin Pertanian telah merancang


prototype alat mesin (alsin) penanam benih dan pemupuk untuk tanaman jagung
dan kedelai. Kapasitas kerja mesin ini adalah 1,05 jam/ha. Biaya operasional
mesin ini adalah Rp. 117.000/ha. Alsin tanam skala besar yang diimpor hara dan
biayanya cukup mahal. Alat penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih
yang akan ditanam pada kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman
yang relatif tinggi.

2. Mesin Penanam Kentang


Penanaman benih kentang memerlukan tenaga yang banyak. Penggunaan
mesin ini dapat menekan jumlah tenaga kerja penanam dengan kinerja yang lebih
baik. Untuk satu hektar lahan di perlukan benih kentang 1,25 - 1,50 ton per hektar
dengan harga yang mahal, ditambah biaya tenaga kerja yang tingi, sehingga di
perlukan mesin tanam kentang. Sebelum ditanam, benih kentang dikonservasi
bobotnya ke dalam tiga dimensi dan nilai deviasinya. Setelah itu klasifikasi benih
kentang didasarkan atas lima kelas. Mesin penanam ini berkapasitas koper 35 kg
benih berukuran L, dimana jarak tanam dalam baris 0,3 m dan jarak antarbaris
0,75 - 0,80 m dengan kapasitas kerja 8 jam per hektar pada kecepatan 1,7 km per
jam, dapat menekan biaya operasional sebesar 40% dibanding cara manual.

3. Mesin Tanam Jagung

Biasanya, untuk menanam jagung di lahan seluas 1 ha, seorang pekebun


memerlukan 20 tenaga kerja. Mereka menugal alias membuat lubang tanam
dengan tiang kayu yang berujung runcing, kemudian memasukkan benih jagung
ke dalam lubang tanam, dan menutup lubang tanam tersebut. Namun
dengan mesin tanam jagung, pekerjaan menanam jagung menjadi lebih mudah.

4. Mesin Penanam Tebu


Proses panen tebu dengan lahan yang luas, tidak mungkin dilakukan
dengan cara manual karena waktu yang dibutuhkan akan jauh lebih lama
dibandingkan jika menggunkan mesin panen tebu modern, selain menghemat
waktu, dengan mesin ini keuntungan yang didapat juga semakin besar karena
mampu menghemat waktu dan tenaga kerja saat proses panen.

5. Mesin Penanam Wortel

Disebutkan bahwa salah satu keuntungan wortel adalah harganya yang


lebih murah dibandingkan dengan buah-buahan beri. Wortel harus ditanam,
disiram, ditebar, dan dipetik. Untuk mencapai panen, diperlukan kira-kira 80 hari
dan panen cara lama dilakukan dengan menggunakan tangan. Namun, sekarang
ini sudah ada mesin traktor GKIIISE yang sangat membantu panen wortel. Dalam
video YouTube unggahan pembuatnya, terlihat kemampuan itu menggali,
mencengkram, dan mencabut wortel-wortel.
Bukan hanya itu, unsur-unsur pencabutnya memiliki kendali kedalaman
masing-masing sehingga tidak merusak wortelnya. Wortel-wortel itu kemudian
dibawa menggunakan sabuk sepanjang 14 meter dan dibersihakan menggunakan
sikat.

DAFTAR PUSTAKA
Daywin. 1999. Mesin - Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Smith, H. P. dan L. H. Wilkes, 1996. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.

http://global.liputan6.com/read/2309657/begini-tampilan-mesin-canggih-panen-
wortel

http://danuadji.com/alat-pertanian/

Anda mungkin juga menyukai