Anda di halaman 1dari 11

Remaja Menjadi Sasaran Pengedaran Narkoba

Latar Belakang

Sebagaimana kita ketahui, narkotika merupakan permasalahan yang dinilai


sebagai ancaman berbahaya, dimana dampak negatifnya telah berkembang dari
isu nasional menjadi bencana nasional. Narkotika telah membuat permasalahan di
setiap lapisan sosial masyarakat. Dimana perdagangan barang haram ini telah
dijalankan dalam sebuah jaringan yang tersusun rapi oleh para sindikat pengedar
narkoba yang akan siap memakan korban-korbannya dari berbagai kalangan.

Masalah penggunaan narkotika di negeri ini tidak dapat dipisahkan dari


jaringan sindikat internasional. Bisnis ini memang sangat menggiurkan sekali
karena keuntungan yang akan diperoleh bagi para produsen dan pengedar
sangatlah besar sehingga memacu berbagai kalangan untuk berlomba-lomba
memproduksi dan mengedarkan barang-barang haram tersebut di dalam negeri.
Saat ini, Indonesia sudah dikenal bukan hanya tempat singgah semata-mata, tetapi
juga sekaligus sebagai produsen barang-barang haram tersebut. Padahal
masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang berbudaya luhur dan
sangat religius.
Kelompok masyarakat yang paling rentan menjadi sasaran utama sekaligus
merasakan dampak negatifnya adalah kalangan remaja atau kaum muda usia
produktif yang mana merupakan generasi bangsa yang diharapkan kelak akan
mewarisi sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang. Bila generasi
muda Indonesia telah dihancurkan oleh narkoba maka masa depan Indonesia
sebagai sebuah bangsa yang besar akan mengalami sebuah era dimana kualitas
SDM yang dimiliki menurun dan tentu saja akan membuat Indonesia mengalami
kemunduran di tengah bingar-bingar era globalisasi.

Pengertian narkoba dan penyalahgunaan narkoba


Narkoba (narkotika dan obat/bahan berbahaya) atau Napza (Narkotika,
Psikotropika, dan Zat adiktif lain) adalah obat, bahan, atau bukan makanan yang
jika dikonsumsi, dihisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan, berpengaruh pada
kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering menimbulkan kecanduan atau
ketergantungan. Narkoba dapat mengubah perasaan, pikiran, dan perilaku
pengguna.
Penyalahgunaan narkoba (drug abuse) adalah suatu pemakaian non
medical atau illegal barang haram yang dinamakan narkoba ( narkotik dan obat-
obat adiktif) yang dapat merusak kesehatan dan produktif bagi manusia
pemakainya dalam (willis, 2010: 156). Manusia pemakai narkoba bisa dari
berbagai kalangan, mulai dari level ekonomi tinggi hingga rendah, para penjahat,
pekerja, ibu-ibu rumah tangga, bahkan sekarang sudah sampai sekolah-sekolah
yang jelas terdiri dari para generasi muda, bahkan lebih khusus lagi anak dan
remaja.
Kecanduan (adiksi) atau ketergantungan narkoba adalah suatu
penyalahgunaan narkoba yang berat sehingga jika mengurangi atau berhenti
menggunakan narkoba akan timbul gejala putus narkoba (sakau). Untuk
mempertahankan pengaruh narkoba seperti semula, pengguna narkoba
mengonsumsinya dalam jumlah yang semakin lama makin banyak. Keadaan ini
disebut Toleransi. Proses seseorang menjadi ketergantungan dapat digambarkan
seperti seseorang yang telah menembus tembok. Pada tahap pemakai ia masih
dapat menghentikannya. Jika telah terjadi ketergantungan, ia sulit kembali ke
pemakaian sosial, betapapun ia berusaha, kecuali jika menghentikan sama sekali
pemakaiannya (abstinesial). Perhatikan bagan.
Proses Ketergantungan Narkoba

T
e
m
Pemakaian Penyalagunaan KETERGANTUNGAN
b
o
k

Narkoba yang sering disalahgunakan dan menyebabkan ketergantungan,


antara lain,heroin (putaw), sabu (metamfetamin), ekstasi, obat penenang dan obat
tidur, ganja, dan kokain. Orang menggunakan narkoba karena berbagai alasan
seperti untuk mengatasi stress, bersenang-senang, atau untuk bersosialisasi.
Biasanya orang mulai menggunakan narkoba (experimental use) karena ditawari
teman dan untuk memenuhi keinginannya. Sebagian orang akan menggunakan
lagi dengan tujuan bersenag-senang(recreational use) atau untuk bersosialisasi
(social use).
Orang lain menggunakan narkoba untuk mengatasi stress (situational use).
Ketika penggunanya sudah begitu lupa sehingga menimbulkan dampak buruk
terhadap jasmani, mental, dan kehidupan social atau pekerjaannya berarti ia sudah
menyalahgunakan narkoba (abuse). Jika penggunaanya bertambah banyak dan
makin sering, maka terjadi ketergantungan (compulsive-dependent use).
Maraknya pengedaran narkoba di kalangan remaja
Penyebab remaja menyalahgunakan narkoba
a. Budaya mencari kenikmatan sesaat
Penyalahguaan narkoba pada remaja bersifat hedonistik, yakni
bertujuan mencari kesenangan/kenikmatan. Alasan yang sering
dikemukakan adalah ingin tahu dan ingin mencari kesenangan atau
kenikmatan. Mereka ingin bebas atau lepas dari stress, beban, dan
masalah.
b. Kepribadian remaja
Remaja cenderung mengundang resiko. R maupun psikologis. Di
remaja berada diantara masa kanak-kanak dan dewasa, baik secara
biologis maupun psikologis. Di satu pihak, remaja memiliki kemampuan
orang dewasa, tetapi di lain pihak belum memiliki kewenangan untuk
menggunakan kemampuan itu.
Keterbatasan perspektif remaja menyebabkan remaja sulit
menunda pemuasan keinginan seketika, sehingga remaja lebih mirip anak
kecil yang berbadan seperti orang dewasa. Penyalahgunaan narkoba dapat
memperburuk keadaan. Narkoba memperlemah kemampuan, mendorong
pemuasan keinginan segera, dan memperlemah daya piker ke depan.
c. Tekanan kelompok sebaya
Tekanan kelompok sebaya berpengaruh kuat terhadap terjadinya
penyalahgunaan narkoba. Semua orang pasti cemas jika ditolak oleh
lingkungannya, sehingga berusaha mencari persetujuan kelompoknya.
Remaja sangat peka terhadap nilai-nilai kelompok sebaya dalam
penampilan, perilaku, dan sikap. Jarang seorang remaja yang memiliki ego
kuat berdiri teguh, terpisah dari nilai-nilai kelompok sebaya. Di kalangan
remaja, penyalahgunaan narkoba digunakan untuk maksud rekreasi atau
bersenang-senang sebagai kegiatan sosial yang diterima remaja, karena itu
remaja rawan terhadap penyalahgunaan narkoba.
d. Keterasingan remaja
Keterasingan adalah tidak adanya hubungan antara remaja dan nilai
orang tua dan masyarakat serta cita-cita, tradisi, dan kerohanian. Remaja
terasing adalah remaja yang marah, yang secara tidak sadar meluapkan
perasaan dikhianati karena merasa nilai-nilainya ditolak. Dengan kata lain,
remaja terasing adalah remaja yang diabaikan atau tidak diperdulikan oleh
keluarga atau masyarakat. Kondisi ini menyebabkan remaja dapat
menyalahgunakan narkoba.
e. Stress
Banyak sekali sumber stress. Pengalaman terhadap stress itu
sendiri merupakan interaksi faktor luar sebagai penyebab stress dan factor
dalam yang disebut yang disebut keterampilan mengatasi masalah.
Umumnya remaja memakai narkoba guna menghilangkan stress, sebagi
cara untuk mengatasi masalah yang kronis dan tidak ada jalan keluarnya.
f. Rasa tidak aman dan penilaian diri rendah
Penilaian diri nrendah dan rasa tidak man adalah dua pemicu kuat
terjadinya penyalahgunaan narkoba. Pada remaja, penilaian diri
dipengaruhi lingkungan sosialnya. Kemampuan dan bakat berperan
penting dalam menentukan penilaian diri pada masa ini. Setiap remaja
adalah individu yang mencari penghargaan tentang dirinya:
penampilannnya, kepribadiannya, bakatnya, keterampilan sosialnya atau
kecerdasannya.

Jenis-jenis narkoba yang disalahgunakan


a. Marijuana
Adalah nama umum untuk hemp, yaitu suatu tanaman dengan warna daun
hijau mirip singkong. Zat kimia adiktif utama didalam marijuana adalah
tetra hydrocannabinol (THG). Dapat dideteksi melalui urine. Biasanya
para pecandu menghisap marijuana atau ganja kering dengan rokok atau
pipa.
b. Cocaine

Nama aslinya erythroxylon coca (bahasa latin). Dari 250 spesiesnya


minimal ada 20 yang diproduksi menjadi cocaine. Cocaine sering dihirup
melalui hidung, tetapi juga dihisap dengan rokok atau disuntikkan
kedalam darah.

c. Methamphetamine
Adalah sejenis obat yang kuat yang menyebabkan kecanduan dan dapat
merangsang syaraf sentral. Sebenarnya zat ini berguna dalam dunia
kedokteran sebagai obat bagi penderita obesitas dan gangguan hyperaktif.

d. Heroin

Adalah termasuk kelompok opiates dari opium poppy. Heroin adalah obat
addictive (yang membuat kecanduan) yang sangat kuat.
e. Club drugs
Kelompok obat yang biasanya digunakan oleh si pemakai di klab-klab.
Yang termasuk kedalam club drugs adalah ecxtasy, GHB (Gamma
Hydroxybotyrate), rohypnol, dan ketamine.

Dampak penggunaan narkoba


1. Bagi diri sendiri
a. Terganggunya funsi otak dan perkembangan normal remaja
- Daya ingat sehingga mudah lupa;
- Perhatian sehingga sulit berkonsentrasi;
- Persepsi sehingga member perasaan semu;
- Motivasi sehingga keinginan dan kemampuan belajar merosot,
persahabatan rusak, serta minat dan cita-cita semula padam.
Oleh karena itu, narkoba menyebabkan perkembangan normal
mental emosional dan sosial remaja terhambat.
b. Intoksikasi (keracunan), yakni gejala yang timbul akibat pemakaian
narkoba dalam jumlah yang cukup, berpengaruh pada tubuh dan
perilakunya. Gejalanya tergantung pada jenis, jumlah, dan cara
penggunaan. Istilah yang sering dipakai pecandu adalah pedauw, fly,
mabuk, teler, dan high.
c. Overdosis (OD), yang dapat menyebabkan kematian karena terhentinya
pernafasan (heroin) atau pendarahan otak (amfetamin, sabu). OD terjadi
karena toleransi sehingga perlu dosis yang lebih besar, atau karena
sudah lama berhenti pakai, lalu memakai lagi dengan dosis yang dahulu
digunakan.
d. Gejala putus zat, yakni gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau
dihentikan pemakainya.
e. Berulang kembali kambuh, yakni ketergantungan menyebabkan craving
(rasa rindu pada narkoba), walau telah berhenti pakai. Narkoba
mendorong orang yang telah memakai untuk memakai kembali. Itulah
sebabnya pecandu berulang kembali kambuh.
f. Gangguan perilaku/mental-sosial, yakni acuh tak acuh, sulit
mengendalikan diri, mudah tersinggung, marah, menarik diri dari
pergaulan. Terjadi perubahan mental: gangguan pemusatan perhatian,
motivasi belajar, ide paranoid, dan gejala pakinson.
g. Gangguan kesehatan, yakni kerusakan atau gangguan fungsi organ
tubuh seperti hati, jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar endoktrin, alat
reproduksi, hepatitis B/C. HIV/AIDS, penyakit kulit, gigi berlubang
dan lain-lain.
h. Kendornya nilai-nilai, yakni mengendornya nilai-nilai kehidupan
agama-sosial budaya, seperti seks bebas dengan akibatnya. Sopan
santun hilang. Ia menjadi asocial yang mementingkan diri sendiri, dan
tidak memperdulikan orang lain.
i. Masalah ekonomi dan hukum, yakni pecandu telilit utang untuk
memenuhi kebutuhannnya kan narkoba. Ia mencuri uang atau menjual
barang-barang milik pribadi atau keluarga. Jika ia masih sekolah, uang
sekolah digunakan untuk membeli narkoba, sehingga terancam putus
sekolah. Jika bekerja, ia terancam putus hubungan kerja. Mungkin juga
ia ditahan polisi atau bahkan dipenjara.
2. Bagi keluarga
Suasana nayaman dan ketentraman terganggu. Keluarga resah karena
barang-barang berharga di rumah hilang. Anak berbohong, mencuri,
menipu, tidak bertanggung jawab, hidup semaunya, dan asocial. Masa depan
anak tidak jelas. Ia putus sekolah dan menganggur, karena dikeluarkan dari
sekolah. Orang tua putus asa sebab pengeluaran uang meningkat karena
pemakaian narkoba atau anak harus beruang kali dirawat, bahkan mungkin
mendekam di penjara. Keluarga harus menanggung beban sosial-ekonomi
ini.
3. Bagi sekolah
Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi
proses belajar. Siswa penyalahguna mengganggu terciptanya suasana
belajar-mengajar. Prestasi belajar turun drastis, tidak saja bagi siswa yang
berprestasi, melainkan jugamereka yang kurang berprestasi atau ada
gangguan perilaku. Penyalahgunaan narkoba berkaitan dengan kenakalan
dan putus sekolah. Kemungkinan siswa penyalahguna membolos lebih besar
daripada siswa lain. Penyalahgunaan narkoba berhubungan dengan
kejahatan dan perilaku asocial lain yang mengganggu suasana tertib dan
aman, perusakan barang-barang milik sekolah, atau meningkatnya
perkelahian. Mereka juga menciptakan iklim acuh tak acuh dan tidak
menghormati pihak lain. Banyak di antara mereka menjadi pengedar atau
mencuri
4. Bagi masyarakat, bangsa dan Negara barang milik teman atau karyawan
sekolah.
Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkoba.
Terjadilah hubungan pengedar atau Bandar narkoba dan terciptanya pasar
gelap. Oleh karena itu sekali pasar terbentuk, sulit memutus rantai
peredarannnya. Masayarakat yang rawan narkoba tidak memiliki daya tahan
dan kesinambungan pembangunan terancam. Negara menderita kerugian
karena masyarakatnya tidak produktif dan kejahatan meningkat; belum lagi
sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk menanggulangi narkoba.
f. Solusi
g. Contoh
23/04/2012 09:12
Liputan6.com,
Liputan6.com, Mamuju: Anak anak remaja di Provinsi Sulawesi Barat
mulai terperangkap narkoba dan hal ini mesti mendapatkan perhatian dari
pemerintah setempat. Demikian dikatakan Ketua LSM Amanat Muda
Darmawi di Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (23/4).

"Konsentrasi lembaga kami adalah memberdayakan masyarakat,


khususnya di tingkat anak anak remaja, dan kami menemukan data
mengejutkan terkait peredaran narkoba di Sulbar," kata Darmawi. "Dari
hasil pemetaan, penyalahgunaan zat adiktif berupa lem aibon serta obat-
obatan sudah menyentuh pada anak-anak remaja dan pelajar di Sulbar."

Darmawi mencontohkan, Kota Mamuju pada salah satu wilayahnya


terdapat sekitar 30-35 anak-anak usia antara 13 sampai 17 tahun
penyalahguna obat terlarang dan berbahaya jenis tramadol,
trihexyphenidyl. Bahkan, ada istilah di kalangan anak remaja di Sulbar,
yaitu RD (racikan berbagai jenis obat seperti Mixagrip dan sejenisnya di
tambah dengan tramadol, trihexyphenidyl).

"Tentunya hal tersebut dapat merusak anak-anak apalagi fisiknya masih


belum kuat untuk menerima obat terlarang yang dibuat dari zat kimia yang
berlebihan," katanya.

Darmawi mengaku prihatin dengan kondisi tersebut karena sampai saat ini
belum ada upaya dari lembaga pemerintah terkait untuk menangani hal
tersebut, dan sementara hanya LSM Amanat Muda sendiri yang berupaya
menyusun program untuk mencari solusi mengenai peredaran narkoba di
kalangan anak tersebut.
"Lembaga kami akan segera melakukan koordinasi dengan Badan
Nasional Penanggulangan Narkotika Provinsi Sulbar, dalam rangka
melakukan pencegahan dan mencari solusi atas maraknya peredaran
narkoba di kalangan anak-anak dan remaja itu," katanya.(Ant/SHA)

Daftar pustaka

Martono, Lydia harlina dan satya joewana.2004. modul latihan


pemulihan pecandu narkoba berbasis masyarakat. Jakarta: balai
pustaka

2006. Membantu pemulihan pecandu narkoba dan keluarganya.


Jakarta: balai pustaka

.2008. pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan


narkoba berbasis sekolah. Jakarta: balai pustaka

Musthofa, ahmad sanusi. 2002. Problem narkotika-psikotropika dan


hiv/aids. Jakarta: zikrul hakim.
Willis, Sofyan S. 2010. Remaja dan Permasalahannya .Bandung: IKAPI.

Anda mungkin juga menyukai