Anda di halaman 1dari 6

LAMPIRAN MATERI

KANKER SERVIKS

1. PENGERTIAN KANKER SERVIKS


Kanker serviks adalah kanker yang terdapat pada serviks atau leher rahim,
yaitu area bagian bawah rahim yang menghubungnkan rahim dengan vagina
(Emilia, 2010).
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang
mengenai organ reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus, suatu
infeksi menular seksual, mempunyai peran penting dalam kebanyakan kasus
kanker serviks. Kanker leher rahim (kanker servik) adalah kanker yang terjadi
pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan
pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus (rahim) dengan liang
vagina.

2. PENYEBAB
Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi
genetic yangmengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat
tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh dan
bertambah banyak tanpa control dan merekatidak mati. Adanya akumulasi sel
abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi jaringan
sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di tempat lain di dalam
tubuh(metastasis).
Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor
ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah
infeksi virus Human PapillomaVirus (HPV). Lebih dari 95 % kanker
serviks berkaitan erat dengan infeksi HPV ditularkan melalui aktivitas seksual.
HPV tipe resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi Ca Serviks, tapi
menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 & 18) mengarah
pada Ca Serviks (Hartono, 2000).
Faktor risiko kanker leher rahim:
1) Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.
suka berganti-ganti pasangan
2) Merokok
Dari berbagai penelitian di negara - negara maju telah di temukan bahan
konstituen rokok di dalam sel-sel epitel leher rahim.
3) Faktor Genetik (Faktor Keturunan)
Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis
ini atau tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau
ayah menderita kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x
lebih banyak menderita penyakit yang sama
4) Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker.
Karena kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker
serviks. Namun, jika seseorang tekena infeksi HPV dan sistem imunnya
menurun akibat keadaan medis lainnya, maka kecenderungan
untuk berkembangnya kanker serviks semakin besar.
5) Pencucian vagina dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu sering
6) Kekurangan vitamin C, asam folat, dan beta karoten, diet tinggi lemak
7) Personal hygine yang kurang
8) Grande multi para

3. Tanda Dan Gejala


Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun. Kanker
serviks dini biasanya tidak menunjukkan tanda dan gejala, tetapi
semakin kanker berkembang, semakin terlihatlah tanda dan gejala dari kanker
serviks. Gejala tersebut dapat berupa:
1) Perdarahan vagina setelah berhubungan sex, atau diantara dua periode
menstruasi, atau setelah menopause.
2) Sekret encer disertai darah, dapat berat
3) Keputihan yang memiliki bau yang busuk.
4) Nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan sex

4. Deteksi Dini
1) Pemeriksaan visual langsung/ IVA.
IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode
pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat.
Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada
perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks.
2) Tes Pap Smear
Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV dan prakanker
serviks dengan cara pengambilan lendir leher rahim. Pap smear dapat mendeteksi
kondisi kanker dan prakanker dalam serviks. Biopsi (pengambilan jaringan)
serviks umumnya dilakukan saat pap smear bila ada indikasi kelainan signifikan,
atau bila ditemukan kelainan selama pemeriksaan dalam rutin, untuk
mengidentifikasi kelainan tersebut. Hasil pap smear dinyatakan positif, bila
menunjukkan perubahan-perubahan sel serviks. Biopsi (pengambilan jaringan)
mungkin tidak perlu dilakukan segera, kecuali anda dalam kategori risiko tinggi.
Untuk perubahan sel yang minor, umumnya direkomendasikan untuk mengulang
pap smear dalam 6 bulan ke depan.
3) Kolposkopi
Tujuannya untuk menentukan apakah ada lesi atau jaringan yang tidak
normal pada serviks atau leher rahim.
4) Servikografi
Dapat dikembangkan sebagai skrining kolposkopi. Dilengkapi dengan
kamera 35mm, Disebut negatif atau curiga jika tidak tampak kelainan abnormal.
5) Gineskopi
Teropong monocular, ringan, pembesaran 2.5 x (lebih sederhana dari
kolposkopi)
6) Pap net
Sama seperti pap smear konvensional tetapi hasil tergambar lebih jelas.

5. Stadium Kanker Serviks


Jika kanker serviks telah ditentukan, maka pasien akan
manjalani pemeriksaan lebih jauh lagi untuk menentukan apakah
kanker telah menyebar dan sampai dimana penyebarannya
suatu proses yang disebut stadium kanker. Stadium kanker
merupakan faktor kunci yang menentukan pengobatan.
Pembagian stadium kanker adalah
Stadium 1: Kanker hanya terdapat dalam leher rahim
- 1A, masih terdapat dalam leher rahim, hanya dapat dilihat
dengan mikroskop (kaca pembesar)
- 1B, kanker mulai meluas tetapi belum menyebar
Stadium 2: Kanker telah mulai menyebar di luar leher rahim
- 2A, telah menyebar ke dalam bagian atas kemaluan
- 2B, telah menyebar sampai di sekitar rahim
Stadium 3: Menyebar keluar rahim yaitu dinding panggul dan
lubang kemaluan
- 3A, telah menyebar ke sepertiga bagian bawah kemaluan
namun belum masuk dinding panggul
- 3B, menyebar ke dinding panggul bahkan sudah
menyumbat saluran kencing
Stadium 4: Kanker menyebar pada kandung kencing dan saluran
pembuanganakhir atau yang lainnya
- 4A, Telah menyebar ke kandung kencing, psaluran
pembuangan akhir, dan kelenjar getah bening
- 4B, Menyebar ke luar panggul, tulang belakang, hati, paru-
paru, saluran pencernaan, tulang

6. PENATALAKSANAAN KANKER SERVIKS


1) Pembedahan (operasi)
Pada kanker serviks yang telah terdeteksi dini umumnya dilakukan operasi.
Beberapa jenis operasi dapat dilakukan, namun pilihan terakhir tergantung
dari faktor yang dipertimbangkan oleh dokter, terutama stadium dan ukuran
kanker.
2) Terapi radiasi
Terapi radiasi (radioterapi) menggunakan x-ray energi tinggi atau jenis
radiasi lain untuk membunuh sel kanker dan menghentikan
perkembangannya. Terapi radiasi dapat menjadi pengobatan yang efektif
untuk kanker serviks stadium awal. Pada kanker serviks stadium awal,
radiasi lebih digunakan sebagai pengobatan tambahan setelah operasi untuk
pasien dengan resiko tinggi relaps. Dokter juga menggunakan radiasi untuk
kanker lebih besar dan stadium lebih tinggi. Kebutuhan terapi radiasi
ditentukan oleh stadium, pemeriksaan, dan waktu operasi.

3) Kemoterapi,
Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan
yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel
kanker. Banyak obat yang digunakan dalam kemotarapi.
Pola Kemoterapi yang umum di gunakan :
1) Kemoterapi Induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau
jumlah sel kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky
Mass Tumor) atau pada keganasan darah seperti leukemia atau limfoma,
disebut juga dengan pengobatan penyelamatan.
2) Kemoterapi Adjuvan
Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan
atau radiasi, tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang
masih tersisa atau metastase kecil yang ada (micro metastasis).
3) Kemoterapi Primer
Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan
pada kanker yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum
pengobatan yang lain misalnya bedah atau radiasi.
4) Kemoterapi Neo-Adjuvan
Diberikan mendahului/sebelum pengobatan /tindakan yang lain seperti
pembedahan atau penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi.
Tujuannya adalah untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga
operasi atau radiasi akan lebih berhasil guna.

2.7 PENCEGAHAN KANKER SERVIKS


1) Lakukan pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal
untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi
berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi
risiko terkena kanker leher rahim.

2) Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat


meningkatkan risiko terkena kanker serviks.

3) Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
4) Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk
mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker
serviks.

5) Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.

6) Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.


Vaksin HPV dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan dapat
diberikan mulai dari usia 9-26 tahun, dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali
(0-2-6 bulan).

7) Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina


toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter
ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan
penyakit.

Anda mungkin juga menyukai