Perancangan Alat
Perancangan Alat
1.1 Pemilihan Pabrik Yang Akan Dibangun Serta Teknologi Yang Akan
Digunakan
Intinya, ketiga motivasi itu bisa berbuah menjadi sebuah pabrik apabila
motivasi itu terdapat pada diri orang yang paham teknologi, punya visi tangguh,
berani bersaing, memperhitungkan resiko dan berani menerima resikonya serta
mau bekerja keras.
Akan lain halnya jika lokasi pabrik mendekati bahan baku dan harus
didirikan di lokasi terpencil. Segala sarana perhubungan, sarana utilitas,
perumahan karyawan berikut sarana hiburan dan peribadatannya perlu menjadi
perhatian perusahaan pemilik pabrik. Hal ini akan berarti tambahan biaya
investasi. Tetapi perusahaan yang didirikan di lokasi mendekati bahan baku
biasanya memiliki keuntungan biaya operasional yang lebih ringan serta
dukungan pemerintah daerah setempat. Bahkan kadang-kadang perusahaan bisa
mendesak pemerintah daerah untuk mengeluarkan kebijakan yang
menguntungkan perusahaan misalnya kelonggaran peraturan mengenai
lingkungan hidup dan ketenagakerjaan. Kebijakan pemerintah menjadi faktor
yang sangat mempengaruhi perolehan profit dan benefit bagi perusahaan.
Pemerintah daerah kawasan industri akan menetapkan upah minimum regional
yang tinggi serta peraturan lingkungan yang ketat. Kebijakan ini berani dilakukan
karena pemerintah daerah tersebut sadar akan nilai tawar dari kawasannya. Oleh
sebab itu perusahaan yang akan membangun pabrik di kawasan industri harus
menghadapi biaya operasional yang lebih besar untuk pengeluaran sosial (social
cost).
Data yang paling menarik dari neraca massa dan energi adalah jumlah
masing-masing bahan baku, serta bahan bakar yang dibutuhkan untuk
memproduksi produk per satuan jualnya, misalnya per kilo atau per liter.
Perhitungan perolehan produk dapat ditentukan dari data tersebut. Perolehan
bermakna, berapa persen bahan baku yang diumpankan berubah menjadi produk.
Perhitungan laba per satuan jual juga dapat ditentukan dari data ini. Jika Anda
ingin modal investasi untuk membangun pabrik didapat kembali setelah pabrik
beroperasi dalam kurun waktu tertentu, Anda bisa memperkirakan seberapa
banyak produk yang harus dibuat dalam kurun waktu tersebut dengan data ini.
Dengan kata lain, Anda telah menetapkan kapasitas produksi Anda.
Sistem pemroses bagi sistem proses pereaksian adalah reaktor. Ada dua
model teoritis paling populer yang digunakan dalam merancang reaktor yang
beroperasi dalam keadaan tunak, yaitu Continous Stirred Tank Reactor (CSTR)
dan Plug Flow Reactor (PFR). Perbedaannya adalah pada dasar asumsi
konsentrasi komponen-komponen yang terlibat dalam reaksi. CSTR adalah
reaktor model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang
bekerja dalam tanki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam
reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini
biasanya digunakan pada reaksi homogen di mana semua bahan baku dan
katalisnya berfasa cair, atau reaksi antara cair dan gas dengan katalis cair. Untuk
reaksi heterogen, misalnya antara bahan baku gas dengan katalis padat
menggunakan model PFR. PFR mirip saringan air dari pasir. Katalis diletakkan
pada suatu pipa lalu dari sela-sela katalis dilewatkan bahan baku seperti air
melewati sela-sela pasir pada saringan. Asumsi yang digunakan adalah tidak ada
perbedaan konsentrasi tiap komponen yang terlibat di sepanjang arah jari-jari
pipa.
Sistem pemroses yang dibangun tergantung pada jenis perbedaan apa yang
ingin dimanfaatkan untuk memisahkan komponen tersebut. Sistem pemroses alat
penyaring dan ruang pengendapan bisa digunakan untuk menyelenggarakan
sistem proses pemisahan padatan dari cairan atau gas, sementara untuk
memisahkan dua fasa cair tak larut hanya bisa menggunakan ruang pengendapan.
Sistem pemroses alat penyaring juga bisa digunakan untuk memisahkan bahan
padat dengan ukuran partikel yang berbeda. Sistem pemroses pemisahan dan
pemurnian yang paling lazim di pabrik kimia adalah distilasi dan ekstraksi.
Distilasi memanfaatkan perbedaan perbedaan tekanan uap masing-masing
komponen sedangkan ekstraksi memanfaatkan perbedaan derajat kelarutan
komponen terhadap satu jenis atau satu campuran pelarut.
Kedua sistem proses utama di atas, baik sistem pereaksian maupun sistem
proses pemisahan & pemurnian membutuhkan kondisi operasi pada suhu dan
tekanan tertentu. Menaikkan atau menurunkan tekanan biasanya dilakukan dengan
cara menaikkan suhu pada suatu ruang yang volum dan isinya dijaga tetap. Suatu
sistem penukar panas dibutuhkan agar sistem proses utama bisa berlangsung.
Sistem pemroses untuk sistem penukar panas adalah alat pemindah panas ataau
dikenal dengan heat exchanger. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang
dan memilih heat exchanger adalah suhu dan tekanan saat proses pemindahan
panas terjadi, fasa fluida yang memberi dan menerima panas serta apakah terjadi
perubahan fasa pada fluida pemanas atau yang dipanaskan, dan sifat fisik masing-
masing fluida. Sifat fisik fluida meliputi kapasitas panas (Cp), kalor penguapan,
dan besaran kecepatan pindah panas. Hal-hal di atas dipertimbangkan untuk
menentukan luas permukaan sentuh antara fluida pemanas dan yang dipanaskan
agar proses pemindahan panas sempurna.
Dalam pabrik, panas biasanya disimpan dalam fluida yang dijaga pada
suhu dan tekanan tertentu. Fluida yang paling umum digunakan adalah air panas
dan uap air karena alasan murah dan memiliki kapasitas panas tinggi. Fluida lain
biasanya digunakan untuk kondisi pertukaran panas pada suhu di atas 100 C pada
tekanan atmosfer. Air atau uap air bertekanan (dinamakan kukus) mendapatkan
panas dari tungku pembakaran atau boiler.
Jika perbedaan antara nilai setting dengan nilai keluaran relatif besar maka
controller yang baik seharusnya mampu mengamati perbedaan ini untuk segera
menghasilkan signal keluaran untuk mempengaruhi proses. Dengan demikian
sistem secara cepat mengubah keluaran proses sampai diperoleh selisih antara
setting dengan keluaran yang diatur sekecil mungkin.
Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara
lain safety-nya terjamin dan tentu saja dapat mendatangkan profit. Dalam hal ini
kita akan memfokuskan pada kelayakan secara ekonomi saja. Untuk mendirikan
suatu pabrik diperlukan modal yang cukup besar. Modal ini bisa berasal dari
investor maupun dari pinjaman bank. Modal yang digunakan ada 2 macam yaitu
modal tetap dan modal kerja. Modal tetap meliputi pembelian alat-alat, instalasi,
pemipaan, instrumentasi, isolasi (jika perlu), listrik, utilitas, bangunan, tanah,
engineering and construction, contractors fee dan contingency. Modal kerja
besarnya tergantung pada jenis pabrik dan kapasitasnya. Modal kerja ini meliputi
raw material inventory, in process inventory, product inventory, extended credit
dan available cash.
Kedua modal di atas digunakan untuk biaya produksi yang terbagi menjadi
3 macam yaitu biaya produksi langsung, biaya produksi tidak langsung dan biaya
tetap. Biaya produksi langsung adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk
pembiayaan langsung suatu proses, seperti bahan baku, buruh dan supervisor,
perawatan, plant supplies, paten dan royalty dan utilitas. Biaya produksi tidak
langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendanai hal-hal yang secara tidak
langsung membantu proses produksi, antara lain payroll overhead (seperti rekreasi
karyawan), laboratorium, plant overhead, packing dan pengapalan. Biaya tetap
adalah biaya yang tetap dikeluarkan baik pada saat pabrik berproduksi maupun
tidak. Biaya ini mencakup depresiasi, pajak dan asuransi. Selain itu ada juga biaya
umum yang meliputi administrasi, sales expenses, penelitian dan finance. Laba
atau profit diperoleh dari hasil pengurangan harga jual dengan biaya produksi.
1. Separator vessel
Separator adalah jenis dari vessel yang digunakan untuk memisahkan.
Sesuai namanya, separate yang artinya memisahkan. Biasanya ia digunakan untuk
memisahkan air, minyak dan gas dari crude oil yang masuk kedalam vessel ini.
Separator sendiri dibagi menjadi dua type, yaitu test separator dan production
separator. Pengertiannya adalah test separator digunakan untuk mengukur berapa
kadar produksi dari sebuah sumur, darisini kita tau berapa laju produksinya.
Sedangkan untuk production separator, ia bertugas untuk memproduksi. Artinya
Minyak yang telah dipisahkan dari air maupun gas lainya, hasil tersebutlah yang
nantinya akan digunakan oleh unit produksi. Entah di jual atau di olah kembali
untuk di murnikan.
Sekarang kita mempelajari proses kerja dari separator, lihatlah pada
gambar di atas. Crude oil yang masuk dalam saluran inlet, ia masih mengandung
unsur air dan gas. Unsur tersebut kemudian dipisahkan di dalam separator.
Air (yang berwarna biru) yang masa jenisnya lebih tinggi, maka akan selalu
berada di bawah dan ia kemudian akan tertahan oleh adalanya bavel. Sedangkan
oil (yang berwarna hitam) akan diteruskan, karena ia memiliki masa jenis lebih
rendah maka ia berada di atas air. Sedangkan untuk kandungan gasnya, akan tetap
berada di atas kemudian di keluarkan lewat jalur gas sendiri. Masing masing dari
ketiga fase tersebut, tidak bercampur dan di pisahkan melalui outlet masing
masing.
Dari hasil yang telah di pisahkan, biasanya masih belum sempurna. Oleh
karenanya dalam satu plant biasanya terdiri tidak hanya satu separator, biasanya
setelah pemisahan pertama akan ada pemisahan tingkat ke dua oleh 2 stage
separator atau kalau perlau sampai 3 tingkat pemisahan untuk menjamin kualitas
fluida yang di pisahkan cukup baik. Untuk separator sendiri, tidak hanya bebentuk
vessel horizontal, ada pula separator vertical.
2. Drum Vessel
Drum Vessel adalah jenis vessel yang digunakan untuk menampung fluida,
jadi tugas utamanya adalah menampung fluida baik dari destilator atau condenser.
Fluida tersebut kemudian dipompakan ke proses yang lain, ke
pembuangan atau bahkan ke unit produksi.
Yang termasuk di dalam kategori drum adalah type yang digunakan untuk
refluxing (mengalirkan kembali), surge, suction dan jenis pengumpul cairan
lainya. Kalau di bagi secara umum, drum seperti halnya vessel dapat dibedakan
menjadi drum horizontal atau vertical.
Drum ini, ada yang dapat berdiri sendiri ada pula yang berhubungan dengan
ekuipment lain. Misalnya refluxdrum, karena ia mengalirkan kembali fluida, maka
letaknya biasanya bederkatan dengan pompa sebagai alat untuk mengalirkan
fluida. Drum ini dapat di bagi menjadi beberapa jenis, diataranya adalah :
a. Separator Drum
Sebagian reverensi menyebutkan kalau separator termasuk jenis drum,
karena menampung fluida. Namun saya tidak memperdebatkannya, dan saya
sudah menjelaskan sebelumnya.
b. Reflux Accumulator Drum
Pada umumnya reflux accumulator adalah jenis horizontal vessel tanpa
internal part (vessel kosong, dalemnya tidak di isi apa apa) yang bertugas untuk
mengumpulkan fluida dan kemudian mengalirkannya sebagain kembali ke
fractionation top tray
c. Knockout Drum
Drum jenis ini bertugas mengumpulkan fluida dari pipa yang masih
memiliki kandungan gas. Fluida dipisahkan dengan mengunakan demister, suatu
pengumpul fluida seperti layaknya saringan, setelah fluida terkumpul maka ia
akan jatuh ke bawah oleh gaya grafitasi.
d. Flash Drum
Adalah tipe vessel yang digunakan untuk menguapakan seluruh atau
sebagian dari cairan (liquid) yang bertekanan tinggi dengan menempatkannya
pada vessel yang bertekanan rendah.
e. Blowdown Drum
Adalah tipe dari vessel yang digunakan untuk mengumpulkan dan
mengeluarkan gas sisa yang terjadi dari sebuah system ke udara bebas secara
aman.
f. Reactor
Reactor adalah jenis vessel yang digunakan untuk reaksi kimia. Vessel ini
memuat katalis (suatu zat seperti tepung yang berfungsi sebagai perantara zat
lainnya) kemudian katalis tersebut dikembalikan (regenerates) ke dalam reactor
untuk digunakan kembali.
3. Tower Vessel
Tower atau istilahnya column, column adalah ekuipment yang paling
utama dalah sebuah proses facility. Column biasanya berbentuk vertikal vessel,
dalam sebuah plant ia paling menonjol karena bentuk vesselnya paling tinggi
sendiri di banding vessel yang lain. Tower ini digunakan untuk menyaring dan
memisahkan bahan mentah (crude oil) yang masih terdiri dari berbagai macam
fase, disebut juga dengan fractionation column.