Anda di halaman 1dari 46

Stroke Hemoragik

Pembimbing :
dr. Nur Astini, Sp.S

Oleh :
Ahmad Husnul Huluq
1607101030007
PENDAHULUAN
Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf
lokal dan atau global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat.
Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non traumatik. Gangguan pembuluh darah
otak yang terjadi secara mendadak tersebut dapat menimbulkan
kecacatan bahkan kematian.

Gejala

Kelumpuhan wajah Bicara tidak jelas Perubahan Gangguan


Bicara tidak lancar
atau anggota badan (pelo) kesadaran penglihatan
PENDAHULUAN

Iskemik
Stroke
Pembuluh Defisit
Hemoragik Perdarahan
Darah Pecah Neurologis
PENDAHULUAN

Stroke Akut Kedaruratan Medis

Kecacatan/Kematian Penanganan Segera


LAPORAN KASUS
Nama
Tn. AH
Jenis kelamin
Laki-laki
Usia
46 tahun
Alamat
Baro Beurabo, Padang Tiji, Pidie
Pekerjaan
Swasta (Berkebun)
Agama
Islam
Tanggal
pemeriksaan 19 Maret 2017
LAPORAN KASUS
Keluhan Utama

Nyeri kepala.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sejak kurang lebih 14 hari
yang lalu. Nyeri kepala dirasakan pasien pada kepala bagian depan dan
tidak mengalami penjalaran. Nyeri kepala dirasakan seperti diremas-
remas dan dirasakan hilang timbul. Nyeri kepala sering timbul malam
hari hingga pagi hari. Nyeri kepala disertai mual, muntah dan pusing
berputar. Keluhan ini sudah dirasakan sejak kurang lebih 8 tahun yang
lalu. Keluan lain yang dirasakan oleh pasien adalah sulit menelan dan
berbicara pelo. Pasien tidak mengetahui apakah mempunyai riwayat
hipertensi dan diabetes.
LAPORAN KASUS
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit hipertensi, diabetes, sesak nafas dan


alergi disangkal oleh pasien. Sebelumnya pasien
pernah menderita sakit dengan gejala yang mirip
dengan gejala saat ini.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit hipertensi, diabetes, sesak nafas dan


alergi pada keluarga pasien disangkal oleh pasien.
LAPORAN KASUS
Riwayat Penggunaan Obat

Pasien pernah meminum obat sakit kepala dan antimuntah yang


didapatkan dari perawat di kampungnya. Namun pasien lupa
warna dan nama obatnya, serta tidak membawa obat tersebut.

Riwayat Kebiasaan Sosial

Pasien sehari-sehari bekerja sebagai tukang kebun. Pasien


mempunyai riwayat merokok sejak SMP dengan rata-rata
merokok 1 bungkus setiap hari. Pasien juga menyukai makanan-
makanan yang mengandung kolesterol tinggi seperti kuah kari.
LAPORAN KASUS
Kesadaran Compos Mentis

Tekanan Darah 130/90 mmHg


Pemeriksaan Fisik

Nadi 82 x/i

Pernafasan 21 x/i

Suhu 36,9oC

Tinggi badan 160 cm

Berat badan 54 kg
LAPORAN KASUS
Warna Sawo matang

Turgor Cepat kembali

Sianosis Tidak ada


Kulit

Ikterus Tidak ada

Oedema Tidak ada

Anemia Tidak ada


LAPORAN KASUS
Simetris
Wajah
Konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-/-), pupil bulat isokor 3 mm / 3 mm, refleks cahaya langsung (+/+), dan refleks
Mata cahaya tidak langsung (+/+)

Normotia, otorea (-/-), serumen (+/+)


Telinga
Deviasi septum (-), sekret (-/-)
Hidung
Bibir Simetris, pucat (-), mukosa basah (+), sianosis (-),
Mulut
Tremor (-), hiperemis (-), parestesia (-)
Lidah
Hiperemis (-/-), T1 T1
Tonsil
Hiperemis (-)
Faring
tidak ada pembesaran KGB, Kaku kuduk (-)
Leher
LAPORAN KASUS
Ekstremitas
Superior Inferior
Pemeriksaan
Kanan Kiri Kanan Kiri

Sianosis Negative Negative Negative Negative

Edema Negative Negative Negative Negative


LAPORAN KASUS
Status neurologis
GCS : E5 M6 V4
Pupil : Isokor (3 mm/3 mm)
Reflek Cahaya Langsung : (+/+)
Reflek Cahaya Tidak Langsung : (+/+)

Tanda Rangsang Meningeal


Kaku kuduk : (-)
Laseque : (-)
Kernig : (-)
Babinski : (-/-)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II : (-)
LAPORAN KASUS
Nervus II (visual)
Kelompok Optik Kiri Kanan

Visus Normal Normal

Lapangan pandang Normal Normal

Melihat warna Normal Normal

Pemeriksaan fundus Tidak dilakukan


LAPORAN KASUS
Nervus III (Otonom)
Kelompok Optik Kiri Kanan

Ukuran pupil 3 mm 3 mm

Bentuk pupil Bulat isokor Bulat isokor

RCL Positif Positif

RCTL Positif Positif

Nistagmus Negatif Negatif

Strabismus Negatif Negatif

Ptosis Positif Negatif


LAPORAN KASUS
Nervus III, IV, VI (gerakan okuler)
Kelompok Optik Kiri Kanan

Lateral Positif Positif

Atas Positif Positif

Bawah Positif Positif

Medial Positif Positif

Diplopia Positif Positif


LAPORAN KASUS
Nervus V (fungsi motorik)
- Membuka Mulut : tidak ada kelainan
- Menggigit dan mengunyah : tidak ada kelainan

Nervus VII (fungsi motorik)


- Mengerutkan dahi : simetris
- Menutup mata : simetris, tertutup sempurna
- Membuka mata : simetris
- Menggembungkan pipi : simetris
- Sudut bibir : simetris
LAPORAN KASUS
Nervus IX (fungsi motorik)
- Bicara : dalam batas normal
- Refleks menelan : dalam batas normal

Nervus XI (fungsi motorik)


- Mengangkat bahu : dalam batas normal
- Memutar kepala : dalam batas normal

Nervus XII (fungsi motorik)


- Artikulasi lingualis : dalam batas normal
- Menjulurkan lidah : dalam batas normal
LAPORAN KASUS
Kelompok Sensoris
Nervus I (fungsi penciuman) : kesan normal
Nervus V (fungsi sensasi wilayah) : kesan normal
Nervus VII (fungsi pengecapan) : kesan normal
Nervus VIII (fungsi pendengaran) : kesan normal
LAPORAN KASUS
Badan
Motorik
- Gerakan Respirasi : Thorako Abdominal
- Gerakan Columna Vertebralis : Simetris
- Bentuk Columna Vertebralis : Kesan simetris

Sensibilitas
- Rasa Suhu : dalam batas normal
- Rasa nyeri : dalam batas normal
- Rasa Raba : dalam batas normal
LAPORAN KASUS
Anggota Gerak Atas
Penilaian Kiri Kanan

Pergerakan Positif Positif

Kekuatan 5555 5555

Tonus Positif Positif

Reflek Biceps Positif Positif

Reflek Tricep Positif Positif


LAPORAN KASUS
Anggota Gerak Bawah
Penilaian Kiri Kanan
Pergerakan Positif Positif
Kekuatan 5555 5555
Tonus Positif Positif
Reflek Patella Positif Positif
Reflek Achilles Positif Positif
Reflek Babinski Negatif Negatif
Reflek Chaddok Negatif Negatif
Reflek Gordon Negatif Negatif
Reflek Oppenheim Negatif Negatif
LAPORAN KASUS
Sensibilitas
- Rasa suhu : dalam batas normal
- Rasa nyeri : dalam batas normal
- Rasa raba : dalam batas normal

Pemeriksaan Fungsi Vestibuler


Romberg Test : dalam batas normal
Past-pointing Test : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif
- Miksi : dalam batas normal
- Defekasi : dalam batas normal
LAPORAN KASUS
Laboratorium (8-3-2017)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HB 14,8 14,0-17,0
Ht 42* 45-55
Eri 5,0 4,7-6,1
Leu 9,3 4,5-10,5
Trombo 278 140-450
Natrium 131* 135-145
Kalium 4,9 3,5-4,5
Klorida 100 90-110
Ureum 22 13-43
Kreatinin 0,7 0,67-1,17
Glukosa Darah Sewaktu 107 <200
LAPORAN KASUS
Hasil CT Scan kepala (8-3-2017) : Suspek SAH pada area
falx cerebri
LAPORAN KASUS
Diagnosis klinis : Afasia, ptosis, diplopia
Diagnosis topis : Falx cerebri posterior
Diagnosis etiologis : Subarachnoid hemoragik
Diagnosis patologis : Stroke hemoragik
LAPORAN KASUS
Terapi
IVFD RL 20 gtt/i
Inj Omeprazole 40 mg/12 jam
Drip Paracetamol 1 g/8 jam
Gabapentin 3 x 300 mg tab
Flunarizin 1 x 10 mg tab
Nimodipin 4 x 60 mg tab
Kaltrofen Sup

Prognosis
Qou ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
LAPORAN KASUS
Terapi
IVFD RL 20 gtt/i
Inj Omeprazole 40 mg/12 jam
Drip Paracetamol 1 g/8 jam
Gabapentin 3 x 300 mg tab
Flunarizin 1 x 10 mg tab
Nimodipin 4 x 60 mg tab
Kaltrofen Sup

Prognosis
Qou ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Jenis kelamin : Laki-laki Laki-laki lebih cenderung untuk terkena
stroke lebih tinggi dibandingkan wanita,
dengan perbandingan 1.3:1, kecuali
pada usia lanjut laki-laki dan wanita
hampir tidak berbeda. Laki-lai yang
berumur 45 tahun bila bertahan hidup
sampai 85 tahun kemungkinan terkena
stroke 25%, sedangkan risiko bagi
wanita hanya 20%. Pada laki-laki
cenderung terkena stroke iskemik
sedangkan wanita lebih sering
menderita perdarahan subarakhnoid
dan kematiannya 2 kali lebih tinggi
dibandingkan laki-laki.
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Usia : 46 Tahun Pada umumnya risiko terjadinya stroke
mulai usia 35 tahun dan akan
meningkat dua kali dalam dekade
berikutnya. Empat puluh persen
berumur 65 tahun dan hampir 13%
berumur dibawah 45 tahun.
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Usia : 46 Tahun Menurut Riskesdas 2007, stroke merupakan
penyebab kecacatan kronik yang paling tinggi
pada kelompok umur di atas usia 45 tahun.
Penyakit stroke belakangan ini menyerang
bukan hanya kelompok usia diatas 50 tahun,
melainkan juga kelompok usia produktif yang
menjadi tulang punggung keluarga. Bahkan,
dalam sejumlah kasus, penderita penyakit itu
masih berusia dibawah 30 tahun. Di
Sumatera Utara penderita stroke yang
terdiagnosis nakes pada usia 15-24 tahun
(0,2), 25-34 tahun (0,6) dan 35-44 tahun
(2,5).
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Usia : 46 Tahun Semakin tua usia seseorang akan
semakin mudah terkena stroke. Stroke
dapat terjadi pada semua usia, namun
lebih dari 70% kasus stroke terjadi pada
usia diatas 65 tahun. Laki-laki lebih
mudah terkena stroke. Hal ini
dikarenakan lebih tingginya angka
kejadian faktor risiko stroke (misalnya
hipertensi) pada laki-laki.
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Alamat : Baro Beurabo, Padang Tiji, Jumlah penderita stroke dengan rata-
Pidie rata berusia 60 tahun ke atas berada di
urutan kedua terbanyak di Asia,
sedangkan usia 15-59 tahun berada di
urutan kelima terbanyak di Asia. Jumlah
penderita stroke mencapai 8,3 per 100
populasi di Indonesia dengan populasi
sekitar 211 juta jiwa, berarti terdapat
sekitar 1,7 juta penderita stroke di
Indonesia.
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Pasien datang dengan keluhan nyeri PSA biasanya terjadi dengan nyeri
kepala sejak kurang lebih 14 hari yang kepala hebat yang terjadi mendadak,
lalu. Nyeri kepala dirasakan pasien nyeri kepala yang dirasakan sering
pada kepala bagian depan dan tidak merupakan nyeri kepala terhebat yang
mengalami penjalaran. Nyeri kepala pernah dialami pasien. Nyeri kepala
dirasakan seperti diremas-remas dan disertai mual, nyeri tengkuk dan
dirasakan hilang timbul. Nyeri kepala fotofobia (40-50%), dan beberapa
sering timbul malam hari hingga pagi penderita mengalami serangan seperti
hari. Nyeri kepala disertai mual, disambar petir.
muntah dan pusing berputar.
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
RPD : Sebelumnya pasien pernah Dalam waktu 5 tahun kemungkinan
menderita sakit dengan gejala yang akan terserang stroke kembali sebanyak
mirip dengan gejala saat ini. 35% sampai 42%.
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
RPD : Sebelumnya pasien pernah Dalam waktu 5 tahun kemungkinan
menderita sakit dengan gejala yang akan terserang stroke kembali sebanyak
mirip dengan gejala saat ini. 35% sampai 42%.
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
RPD : Hipertensi Kondisi ini secara langsung dan tidak
langsung meningkatkan faktor risiko,
tingginya kolesterol dapat merusak
dinding pembuluh darah dan juga
menyebabkan penyakit jantung
koroner. Kolesterol yang tinggi
terutama Low Density Lipoprotein (LDL)
akan membentuk plak di dalam
pembuluh darah dan dapat
menyumbat pembuluh darah baik di
jantung maupun di otak. Kadar
kolesterol total > 200 mg/dl
meningkatkan risiko stroke 1,31-2,9
kali.
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
RKS : Pasien mempunyai riwayat Berdasarkan penelitian Siregar F (2002)
merokok sejak SMP dengan rata-rata di RSUP Haji Adam Malik Medan
merokok 1 bungkus setiap hari. dengan desain case control, kebiasaan
merokok meningkatkan risiko terkena
stroke sebesar 4 kali. Merokok
menyebabkan penyempitan dan
pengerasan arteri di seluruh tubuh
(termasuk yang ada di otak dan
jantung), sehingga merokok
mendorong terjadinya aterosklerosis,
mengurangi aliran darah, dan
menyebabkan darah mudah
menggumpal.
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Ht : 42 Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara kadar hematokrit dan
stroke iskemik di RSUD Dr. Moewardi
dengan p = 0,067. Namun pasien yang
mempunyai kadar hematokrit tinggi
lebih berisiko menderita stroke iskemik
3,391 lebih besar daripada pasien yang
mempunyai kadar hematokrit normal
dengan Odds Ratio (OR) = 3,391
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Hasil CT Scan kepala : Suspek SAH pada CT scan dibedakan menjadi dua yaitu,
area falx cerebri CT scan non kontras yang digunakan
untuk membedakan antara stroke
hemoragik dengan stroke iskemik yang
harus dilakukan untuk mengantisipasi
kemungkinan penyebab lain yang
memberikan gambaran klinis
menyerupai gejala infark atau
perdarahan di otak, misalnya adanya
tumor. Sedangkan yang kedua adalah
CT scan kontras yang digunakan untuk
mendeteksi malformasi vascular dan
aneurisme.
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Hasil CT Scan kepala : Suspek SAH pada CT scan dibedakan menjadi dua yaitu,
area falx cerebri CT scan non kontras yang digunakan
untuk membedakan antara stroke
hemoragik dengan stroke iskemik yang
harus dilakukan untuk mengantisipasi
kemungkinan penyebab lain yang
memberikan gambaran klinis
menyerupai gejala infark atau
perdarahan di otak, misalnya adanya
tumor. Sedangkan yang kedua adalah
CT scan kontras yang digunakan untuk
mendeteksi malformasi vascular dan
aneurisme.
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Drip Paracetamol 1 g/8 jam Parasetamol merupakan derivat para
aminofenol yang memiliki sifat
analgetik dan antipiretik serta
antiinflamasi ringan. Parasetamol
biasanya diberikan secara oral atau
suppositoria untuk nyeri sedang dan
ringan dan untuk demam.
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Gabapentin 3 Gabapentin pada umumnya digunakan untuk obat antiepilepsi.
x 300 mg tab Mempunyai
mekanisme kerja dengan meningkatkan transmisi inhibitory
GABAergik
sedangkan mekanisme gabapentin untuk analgesic dengan cara
masuk ke dalam sel untuk berinteraksi dengan reseptor 2 yang
merupan subunit dari Ca2+-chanel (Nicholson, 2006). Data dari
Massachusetts General Hospital Pain Center, Harvard Medical
School di Boston menunjukkan gabapentin pada clinical data
dapat digunakan untuk PostHerpetic Neuralgia(HPN), Diabetic
Peripheral Neurophaty, Multiple Scerosis (MS), Neurophatic
Cancer Pain, Miscellaneous sedangkan data pre klinik sudah
banyak percobaan yang menunjukkan gabapentin dapat
menguntungkan untuk nyeri neuropathi
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Flunarizin 1 x 10 mg tab Flunarizin adalah obat yang biasa
digunakan untuk mencegah serangan
migren, gangguan organ keseimbangan
di telinga, dan gangguan pembuluh
darah di seluruh tubuh yang bisa
menyebabkan munculnya gejala:
Pusing. Tinitus. Vertigo.
PEMBAHASAN
Anamnesis Teori
Nimodipin 4 x 60 mg tab Nimodipine adalah Calcium chanel
blocker yang pada awalnya
dikembangkan sebagai obat untuk
hipertensi. Akan tetapi jarang
digunakan untuk terapi hipertensi,
melainkan digunakan untuk mencegah
komplikasi mayor dari perdarahan
subarachnoid.
KESIMPULAN
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan ke dalam
jaringan otak (disebut hemoragia intraserebrum atau
hematom intraserebrum) atau kedalam ruang
subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak
dan lapisan jaringan yang menutupi otak (disebut
hemoragia subaraknoid).
Stroke hemoragik adalah stroke karena pecahnya
pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah
yang normal dan darah merembes ke dalam suatu
daerah otak dan merusaknya.

Anda mungkin juga menyukai