Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN EKLAMSIA

SRI HANDAYANI, S.Kep.


016.02.0637

PROGRAM PROFESI NERS XII C


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2017

1
EKLAMSIA

A. Pengertian

Eklamsia adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil dan
dalam nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria (Obtetri Patologi,R. Sulaeman
Sastrowinata, 1981 ).

B. Patofisiologi

Peredaran darah dinding rahim berkurang(ischaemia rahim)

Placenta atau decidua mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan spasme (ischaemia


uteroplacenta) dan hipertensi

Eklamsia

Mata terpaku
Kepala dipalingkan ke satu sisi
Kejang-kejang halus terlihat pada muka
(Invasi)

Badan kaku
Kadang episthotonus
(Kontraksi/Kejang Tonis)

Kejang hilang timbul, Rahang membuka dan menutup, Mata membuka dan menutup,
Otot-otot badan dan muka berkontraksi dan berelaksasi, Kejang kuat terjadi dan kadang
lidah tergigit, Ludah berbuih bercampur darah keluar dari mulut, Mata merah, muka
biru, (Konvulsi/KejangClonis), Tensi tinggisekitar 180/110 mmHg, Nadi kuat berisi-
keadaan buruk nadi menjadi kecildan cepat, Demam,Pernafasan cepat, sianosis,
Proteinuria dan oedema

Coma
Amnesia retrigrad post koma
C. Pengkajian
Pemeriksaan
Perubahan pembuluh darah rahim

2
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, tetapi
karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka
arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.
Perubahan pada cervix dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pada
akhir minggu pertama dapat dilalui oleh 1 jari saja. Karena hiperplasi ini dan karena
karena retraksi dari cervix, robekan cervix jadi sembuh. Vagina yang sangat diregang
waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran yang normal. Pada minggu ke 3 post
partum ruggae mulai nampak kembali.
Rasa sakit yang disebut after pains ( meriang atau mules-mules) disebabkan
koktraksi rahim biasanya berlangsung 3 4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan
pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu analgesik.
( Cunningham, 430)
Lochia
Lochia adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas.
Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari darah menstruasi. Lochia ini
berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi tidak busuk.
Pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya yaitu lokia
rubra berwarna merah dan hitam terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut
lanugo, sisa mekonium, sisa darah dan keluar mulai hari pertama sampai hari ketiga.
Lochia sanginolenta berwarna putih bercampur merah , mulai hari ketiga sampai hari
ketujuh. Lochia serosa berwarna kekuningan dari hari ketujuh sampai hari keempat
belas. Lochia alba berwarna putih setelah hari keempat belas.(Manuaba, 1998: 193)
Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, biasanya
akan pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada
waktu partus setelah bayi lahir berangsur angsur mengecil dan pulih kembali.Tidak
jarang uterus jatuh ke belakang menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum jadi
kendor. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan pasca
persalinan.( Rustam M, 1998: 130)
Sistim Kardiovasculer

3
Selama kehamilan secara normal volume darah untuk mengakomodasi
penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah uterus.
Penurunan dari estrogen mengakibatkan diuresis yang menyebabkan volume plasma
menurun secara cepat pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi pada 24 sampai 48
jam pertama setelah kelahiran. Selama ini klien mengalami sering kencing. Penurunan
progesteron membantu mengurangi retensi cairan sehubungan dengan penambahan
vaskularisasi jaringan selama kehamilan. ( V Ruth B, 1996: 230)
Ginjal
Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume darah dan
ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini terjadi pada hari
pertama post partum.( V Ruth B, 1996: 230)

Sistim Hormonal
Oxytoxin
Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada otot uterus
dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan aksi oxytoxin menyebabkan
pelepasan plasenta. Setelah itu oxytoxin beraksi untuk kestabilan kontraksi uterus,
memperkecil bekas tempat perlekatan plasenta dan mencegah perdarahan. Pada wanita
yang memilih untuk menyusui bayinya, isapan bayi menstimulasi ekskresi oxytoxin
diamna keadaan ini membantu kelanjutan involusi uterus dan pengeluaran susu.
Setelah placenta lahir, sirkulasi HCG, estrogen, progesteron dan hormon laktogen
placenta menurun cepat, keadaan ini menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu
nifas.
Prolaktin
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh glandula hipofise
anterior bereaksi pada alveolus payudara dan merangsang produksi susu. Pada wanita
yang menyusui kadar prolaktin terus tinggi dan pengeluaran FSH di ovarium ditekan.
Pada wanita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun pada hari ke 14 sampai 21 post
partum dan penurunan ini mengakibatkan FSH disekresi kelenjar hipofise anterior
untuk bereaksi pada ovarium yang menyebabkan pengeluaran estrogen dan
progesteron dalam kadar normal, perkembangan normal folikel de graaf, ovulasi dan
menstruasi.( V Ruth B, 1996: 231)

4
Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Air susu
ibu ini merupakan makanan pokok , makanan yang terbaik dan bersifat alamiah bagi
bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi akan tersedia makanan
bagi bayinya dan ibunya sendiri.
Selama kehamilan hormon estrogen dan progestron merangsang pertumbuhan
kelenjar susu sedangkan progesteron merangsang pertumbuhan saluran kelenjar ,
kedua hormon ini mengerem LTH. Setelah plasenta lahir maka LTH dengan bebas
dapat merangsang laktasi.
Lobus prosterior hypofise mengeluarkan oxtoxin yang merangsang pengeluaran air
susu. Pengeluaran air susu adalah reflek yang ditimbulkan oleh rangsangan
penghisapan puting susu oleh bayi. Rangsang ini menuju ke hypofise dan
menghasilkan oxtocin yang menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya.
Pada hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini menandai
permulaan sekresi air susu, dan kalau areola mammae dipijat, keluarlah cairan puting
dari puting susu.
Air susu ibu kurang lebih mengandung Protein 1-2 %, lemak 3-5 %, gula 6,5-8 %,
garam 0,1 0,2 %. Hal yang mempengaruhi susunan air susu adalah diit, gerak badan.
Benyaknya air susu sangat tergantung pada banyaknya cairan serta makanan yang
dikonsumsi ibu. (Obstetri Fisiologi UNPAD, 1983: 318 )

Involusi
Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau
uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum
hamil.
Proses involusi terjadi karena adanya:
1. Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya
hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang sepuluh kali
dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut kembali
mencapai keadaan semula. Penghancuran jaringan tersebut akan diserap oleh darah
kemudian dikeluarkan oleh ginjal yang menyebabkan ibu mengalami beser kencing
setelah melahirkan.

5
Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah
anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena
adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak
berguna. Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan terganggunya peredaran darah
uterus yang mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang diperlukan sehingga
ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil.
2. Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada
jaringan otot uterus.

Involusi pada alat kandungan meliputi:


a. Uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan
retraksi otot-ototnya.
Perubahan uterus setelah melahirkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Tabel Perubahan Uterus Setelah melahirkan
Diameter
Involusi TFU Berat Bekas Melekat Keadaan
Uterus Plasenta Cervix
Setealh Sepusat 1000 gr 12,5 Lembik
pladsenta
lahir Pertengahan pusat 500 gr 7,5 cm Dapat dilalui 2
1 minggu symphisis jari
Tak teraba 350 gr 5 cm
2 minggu Sebesar hamil 2 50 gr 2,5 cm Dapat
6 minggu minggu dimasuki 1 jari
Normal 30 gr
8 minggu
Sumber: Rustam muchtar, 1998

b. Involusi tempat plasenta


Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah
besar yang tersumbat oleh trombus. Luka bekas implantasi plasenta tidak
meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan

6
endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir
luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka. (Sulaiman S, 1983l: 121)

Tanda-tanda vital
Perubahan tanda-tanda vital pada massa nifas meliputi:
Tabel 2.2 Tabel perubahan Tanda-tanda Vital
Parameter Penemuan normal Penemuan abnormal
Tanda-tanda Tekanan darah < 140 / 90 Tekanan darah > 140 / 90
vital mmHg, mungkin bisa naik dari mmHg
tingkat disaat persalinan 1 3
hari post partum.
Suhu tubuh < 38 0 C Suhu > 380 C
Denyut nadi: 60-100 X / menit Denyut nadi: > 100 X / menit

Perubahan Psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3 tahap
yaitu:
- Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat dikatakan
sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantis, masing-
masing saling memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang baru.
- Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada pengontrolan
fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air besar.
- Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi.( Persis Mary H, 1995)
Sedangkan stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan kekecewaan
yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan

7
pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana
terjadi pada hari ke 3-5 post partum.( Ibrahim C S, 1993: 50)

Perawatan Masa Nifas


Setelah melahirkan, ibu membutuhkan perawatan yang intensif untuk pemulihan
kondisinya setelah proses persalinan yang melelahkan. Dimana perawatan post
partum meliputi:
1. Mobilisasi Dini
Karena lelah sehabis melahirkan , ibu harus istirahat tidur telentang selama
8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring kekanan kekiri untuk mencegah
terjadinya trombosis dan trombo emboli. Pada hari kedua diperbolehkan duduk,
hari ketiga jalan-jalan dan hari keempat atau kelima sudah diperbolehkan pulang.
Mobilisasi diatas memiliki variasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas
dan sembuhnya luka-luka.
Keuntungan dari mobilisasi dini adalah melancarkan pengeluaran lochia,
mengurangi infeksi purperium, mempercepat involusi alat kandungan,
melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan, meningkatkan
kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran
sisa metabolisme.( Manuaba, 1998: 193)
2. Rawat Gabung
Perawatan ibu dan bayi dalan satu ruangan bersama-sama sehingga ibulebih
banyak memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan ASI sehingga
kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin.( Manuaba, 1998: 193)
3. Pemeriksaan Umum
Pada ibu nifas pemeriksaan umum yang perlu dilakukan antara lain adalah
kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan.
4. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus pada ibu nifas meliputi:
- Fisik : tekanan darah, nadi dan suhu
- Fundus uteri : tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
- Payudara : puting susu, pembengkakan, pengeluaran ASI
- Patrun lochia : Locia rubra, lochia sanginolenta, lochia serosa, lochia alba

8
- Luka jahitan episiotomi : Apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda
infeksi. ( Manuaba, 1998: 193)
Nasehat Yang Perlu diberikan saat pulang adalah:
- Diit
Masalah diit perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada pemulihan
kesehatan ibu dan pengeluaran ASI. Makanan harus mengandung gizi seimbang
yaitu cukup kalori, protein, cairan, sayuran dan buah-buahan.
- Pakaian
Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudara tidak
tertekan. Daerah perut tidak perlu diikat terlalu kencang karena tidak akan
mempengaruhi involusi. Pakaian dalam sebaiknya yang menyerap, sehingga lochia
tidak menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya. Kasa pembalut sebaiknya
dibuang setiap saat terasa penuh dengan lochia,saat buang air kecil ataupun setiap
buang air besar.
- Perawatan vulva
Pada tiap klien masa nifas dilakukan perawatan vulva dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya inveksi di daerah vulva, perineum maupun didalam uterus.
Perawatan vulva dilakukan pada pagi dan sore hari sebelum mandi, sesudah buang
air kemih atau buang air besar dan bila klien merasa tidak nyaman karena lochia
berbau atau ada keluhan rasa nyeri. Cara perawatan vulva adalah cuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka, setelah BAK cebok ke arah depan
dan setelah BAB cebok kearah belakang, ganti pembalut stiap kali basah atau
setelah BAB atau BAK , setiap kali cebok memakai sabun dan luka bisa diberi
betadin.
- Miksi
Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam post
partum. Kadang kadang wanita sulit kencing, karena spincter uretra mengalami
tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus spincter ani selama
persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya
dilakukan kateterisasi. (Persis H, 1995: 288)
- Defekasi

9
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila belum terjadi
dapat mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan obat laksans per oral atau
perektal atau bila belum berhasil lakukan klisma.( Persis H,1995: 288)
- Perawatan Payudara
Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya puting susu
lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
Dianjurkan sekali supaya ibu mau menyusui bayinya karena sangat berguna untuk
kesehatan bayi.Dan segera setelah lahir ibu sebaiknya menyusui bayinya karena
dapat membantu proses involusi serta colostrum mengandung zat antibody yang
berguna untuk kekebalan tubuh bayi.( Mac. Donald, 1991: 430)
- Kembalinya Datang Bulan atau Menstruasi
Dengan memberi ASI kembalinya menstruasi sulit diperhitungkan dan
bersifat indifidu. Sebagian besar kembalinya menstruasi setelah 4-6 bulan.
- Cuti Hamil dan Bersalin
Bagi wanita pekerja menurut undang-undang berhak mengambil cuti hamil
dan bersalin selama 3 bulan yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah
melahirkan.
- Mempersiapkan untuk Metode KB
Pemeriksaan post partum merupakan waktu yang tepat untuk membicarakan
metode KB untuk menjarangkan atau menghentikan kehamilan. Oleh karena itu
penggunaan metode KB dibutuhkan sebelum haid pertama kembali untuk
mencegah kehamilan baru. Pada umumnya metode KB dapat dimulai 2 minggu
setelah melahirkan.(Bari Abdul,2000:129)

D. Diagnose Keperawatan

1. Resiko tinggi terjadinya cedera b/d kejang-kejang berulang

2. Resiko tinggi terjadi Asidosis respirasi b/d Kejang kejang berulang

3. Resiko tinggi terjadi oliguri sampai anuri b/d hipovolaemi karena oedema meningkat

4. Resiko tinggi terjadi gangguan vasospasme pembuluh darah b/d hipotensi mendadak
karena usaha penurunan tensi.

E. Rencana Keperawatan

10
No. Diagnose Tujuan & Criteria Intervensi Rasional
Hasil
Setelah dilakukan 1. Fiksasi tidak 1. Memberikan
1 Resiko tinggi
tindakan Perawatan terlalu ruang gerak
terjadinya
resiko tinggi terjadinya kencang waktu kejang
cedera b/d
cedera tidak terjadi 2. Pasangan 2. Menghalangi
kejang-
dengan kriteria : sudip lidah supaya lidah
kejang
- tidak terjadi fraktur tidak tergigit
berulang
- pasien tidak jatuh
- lidah tidak tergigit
Setelah dilakukan 1. Berikan Obat 1. Memberikan
2 Resiko tinggi
tindakan Perawatan dan anti kejang ruang gerak
terjadi
Medis resiko Asidosis sesuai terapi bagi paru
Asidosis
b/d respirasi tidak terjadi Medis u/mengemban
respirasi
dengan kriteria : g
Kejang
- Kejang berkurang 2. Berikan 2. Membantu
kejang
- sianosis tidak ada Oksigen 2-6 suplai oksigen
berulang
- nafas 20 x/menit liter/ menit sel jaringan
3. Observasi R/R tubuh
dan Nadi 3. Menilai pola
nafas dan kerja
jantung
Resiko tinggi Setelah dilakuakn 1. Memperbaiki 1. Sehingga
3
terjadi oliguri tidakan perawatan diuresi dengan terjadi

sampai anuri Resiko oliguri sampai pemberian pengenceran


anuri tidak terjadi glukose 5%-10 haemokonsent
b/d
dengan criteria hasil : % rasi
hipovolaemi
- Urine > 30 cc/jam
karena
oedema
meningkat

Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Agar dapat


4
tindakan perawatan dan tekanan membuat
terjadi
Medis resiko suplai zat- darah dan intervensi
gangguan

11
zat yang dibutuhkan sel Nadi pasien untuk
vasospasme
tubuh menurun tidak setiap 1 jam mengontrol
pembuluh
b/d terjadi, dengan criteria tekanan
darah
hasil : darah
hipotensi
- Tensi tidak boleh sehingga
mendadak
turun lebih dari 20 suplai cukup
karena usaha
% dalam 1 jam sampai
penurunan
(maksimal dari kejaringan
tensi.
200/120 mmHg dan organ-
menjadi 160/95 organ
mmHg dalam 1 penting.
jam).
- Tekanan darah tidak
boleh kurang dari
140/90 mmHg.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Eklamsia adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil dan
dalam nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pemeriksaan fisik yaitu perubahan pembuluh darah rahim, perubahan pada cervix dan
vagina, lochia, dinding perut dan peritonium, sistim kardiovasculer, ginjal, perubahan
hormonal, dan perubahan tanda tanda vital.
Nasehat Yang Perlu diberikan saat pulang adalah diit, pakaian, perawatan vulva,
miksi, defekasi, perawatan payudara, kembalinya datang bulan atau menstruasi, cuti hamil
dan bersalin, mempersiapkan untuk metode KB.

B. Saran
Diharapkan bagi mahasiswa calon perawat agar mengetahui dan memahami tentang
eklampsia terutama tentang asuhan keperawatannya agar dapat mengembangkan
pengetahuan tersebut dalam praktik keperawatan.

13
DAFTRA PUSTAKA

Persis Mary Hamilton, (1995), Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta

R. Sulaeman Sastrawinata, (1981), Obstetri Patologi, Elstar Offset, Bandung.

------(1995), Ilmu Penyakit Kandungan UPF Kandungan Dr.Soetomo. Surabaya

14

Anda mungkin juga menyukai