Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No.

2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

ppppppppp
PENELITIAN
PENGARUH LATIHAN ISOTONIK DAN ISOMETRIK
TERHADAP PENURUNAN RASA NYERI PASIEN FRAKTUR
FEMUR
Gustop Amatiria*, Efa Trisna*

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu prioritas penanggulangan penyakit tidak menular berdasarkan
Kepmenkes 116/Menkes/SK/VIII/2003. Kecelakaan lalu lintas menempati urutan ke 9 pada DALY (Disability
Adjusted Life Year) dan diperkirakan akan menjadi peringkat ke-3 di tahun 2020. Di kota Bandar Lampung
tingkat kecelakaan lalu lintas pada pengguna sepeda motor ini sering terjadi, data yang diperoleh dari rekam
medik RSAM tahun 2011 angka kasus yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan cidera
sebanyak 298 orang, dan 148 dari kasus tersebut adalah kasus fraktur pada femur. Penanganan pembedahan pada
fraktur akan menimbulkan rasa nyeri yang hebat, yang selama ini hanya ditangani dengan obat. Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Pengaruh Latihan isotonik dan
isometrik terhadap penurunan rasa nyeri pada pasien fraktur femur di Rumah Sakit Se Kota Bandar Lampung
2012. Dalam penelitian desain yang digunakan adalah desain eksperimen semu (Quasi Experiment,. Analisa data
yang digunakan adalah Univariat dan bivariat menggunakan uji T Dependent.Hasil uji statistik Pengaruh Latihan
isotonik dan isometrik terhadap penurunan rasa nyeri pada pasien fraktur femur di Rumah Sakit di Kota Bandar
Lampung 2012 dengan Pvalue 0,001 (p-value < 0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan penurunan rasa nyeri
sebelum dan sesudah latihan isotonik dan isometrik di rumah sakit Se Kota Bandar Lampung Saran diharapkan
pada perawat menerapkan latihan isotonik dan isometrik pada pasien fraktur sehingga pasien tidak harus
diberikan obat analgetik untuk mengurangi rasa nyeri

Kata Kunci : Isotonik, Isometrik, Nyeri

LATAR BELAKANG sering terjadi, data yang diproleh dari


rekam medik RSAM tahun 2011 angka
Kecelakaan lalu lintas merupakan kasus yang disebabkan oleh kecelakaan
salah satu prioritas penanggulangan lalu lintas yang menimbulkan cidera
penyakit tidak menular berdasarkan sebanyak 298 orang, dan 148 dari kasus
Kepmenkes 116/Menkes/SK/VIII/2003. tersebut adalah kasus fraktur pada femur.
Kecelakaan lalu lintas menempati urutan Dampak yang mungkin terjadi pada
ke 9 pada DALY (Disability Adjusted Life kecelakaan terjadinya fraktur. Penanganan
Year) dan diperkirakan akan menjadi dari fraktur ini bisa dengan teknik
peringkat ke-3 di tahun 2020, sedangkan di konservatif dan pembedahan. Penanganan
negara berkembang menempati urutan ke- pembedahan akan menimbulkan rasa nyeri
2. Dari data penelitian retrospektif Sunarto yang hebat pada pasien yang ditangani
Reksoprawiro tahun 2001-2005 pada dengan tindakan ORIF ( open reduksi
penderita yang dirawat di SMF Ilmu Bedah internal fiksasi) dan pemasangan traksi.
RSU DR. Soetomo, Surabaya menunjukan Nyeri merupakan pengalaman sensori dan
bahwa penderita fraktur maksilofasial emosional yang tidak menyenangkan
akibat kecelakaan lalu lintas pada akibat dari kerusakan jaringan yang aktual
pengendara sepeda motor ini lebih banyak atau potensial.
dijumpai pada laki-laki usia produktif, Dalam manajemen nyeri, banyak
yaitu usia 21-30 tahun, sekitar 64,38%. pasien dan anggota tim kesehatan
Kejadian fraktur femur menempati urutan cenderung untuk memandang obat sebagai
terbanyak yaitu masing-masing sebesar satu-satunya metode untuk menghilangkan
29,85%, disusul fraktur zigoma 27,64% nyeri. Namun begitu, banyak aktivitas
dan fraktur nasal 12,66%.3 keperawatan nonfarmakologis yang dapat
Di Indonesia sendiri, khususnya di membantu dalam menghilangkan nyeri.
kota Bandar Lampung tingkat kecelakaan Metode pereda nyeri nonfarmakologis
lalu lintas pada pengguna sepeda motor ini biasanya mempunyai resiko yang sangat
[135]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

rendah. Meskipun tindakan tersebut bukan tindakan yang dilakukan pada responden
merupakan pengganti untuk obat-obatan, yaitu latihan isotonik dan isometrik
tindakan tersebut mungkin diperlukan atau terhadap penurunan rasa nyer. Lembar
sesuai untuk mempersingkat episode nyeri observasi diisi pada awal kegiatan, dimana
Salah satu penatalaksanaan untuk pasien masih dirawat dan belum
mengatasi masalah nyeri dan mendapatkan intervensi isotonik dan
pembengkakan serta mencegah atropi pada isometrik. Selanjutnya pengukuran
otot dapat dilakukan latihan isotonik dan dilakukan disaat 2 (dua) hari pasien telah
isometric. dilakukan tindakan latihan. Hasil dapat
Pre survei yang peneliti lakukan dari hasil observasi langsung kepada
pada minggu pertama bulan Juni 2012 dari pasien.
10 pasien yang dirawat di ruang gelatik, Populasi dalam penelitian ini adalah
100% mengatakan rasa nyeri yang sangat seluruh pasien yang mengalami fraktur
pada daerah yang dilakukan pembedahan, femur yang dirawat di rumah sakit di kota
7 orang mengalami pembengkakan pada Bandar Lampung. Pengambilan sampel
daerah yang di operasi dan 8 orang terjadi menggunakan metode Accidental
atropi pada otot Quadrisep femoris. Hal Sampling, dimana respondn yang ambil
inilah yang mendorong peneliti untuk didasarkan kepada ketersediaan responden
mengetahui pengaruh latihan isotonik dan yang memenuhi kriteria dengan batasan
isometrik terhadap penurunan nilai nyeri waktu yang telah ditetapkan. Sampai batas
pada pasien fraktur femur di RS yang waktu yang telah ditetapkan diperoleh
berada di Kota Bandar Lampung. sampel sebanyak 31 (tiga puluh satu)
responden. Dirumah sakit Abdoel Moeluk
METODE sebanyak 20 responden dan 11 responden
di rumah sakit A.Dadi Cjokrodipo Bandar
Penelitian ini dilakukan di rumah Lampung. Analisis data dilakukan dengan
sakit yang ada di kota Bandar Lampung mengunakan uji T dependen.
yang akan dilaksanakan pada bulan 1
Nopember sampai dengan 15 Desember HASIL
2012 di Rumah sakit Abdoel Moeluk ,
A.Dadi Cjokrodipo Bandar Lampung. Analisa Univariat
Dalam penelitian ini desain yang
digunakan adalah desain eksperimen semu Tabel 1: Distribusi Responden menurut
(Quasi Experiment), karena penelitian ini Karakteristik
peneliti lakukan di masyarakat, sehingga
sulit untuk melakukan randomisasi. Pada No. Variabel f %
umumnya penelitian jenis ini tidak 1 Umur
menerapkan eksperimen sungguhan, tetapi 15 29 21 67,7
desain penelitiannya lebih lebih bersifat 30 39 7 22,6
eksperimen semu. 40 49 3 9,7
Adapun rancangannya penelitian ini >50 th 0 0
adalah kuasi eksperimen dengan
2 Jenis Kelamin
pendekatan pre dan post test only design
Laki laki 22 71,1
tanpa kontrol. Melalui desain ini
Perempuan 9 29
dimaksudkan mencari hubungan sebab
3 Tingkat
akibat dengan memberikan intervensi
Pendidikan 19 61,3
latihan isotonik dan isometrik terhadap
Rendah 8 25,8
responden yang mengalami fraktur dan
Sedang 4 12,9
melakukan pengukuran nyeri pasien.
Tinggi
Penelitian ini menggunakan alat ukur
4 Pengalaman nyeri
berupa lembar observasi, yang akan
Ada 13 41,9
digunakan untuk mengobservasi hasil dari
Tidak Ada 18 58,1

[136]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa Tabel 4: Selisih Rata-rata Nyeri Sebelum
mayoritas responden berumur lebih 15-29 dan Sesudah Dilakukan Latihan
tahun yaitu 21 orang (67,7%) dan semua Isotonik dan Isometrik
responden berjenis kelamin laki-laki yaitu
22 orang (71,1%). Tingkat pendidikan Latihan isometrik Rasa Nyeri
mayoritas responden berpendidikan rendah dan isotonik Mean SD SE N
19 orang (61,3%) serta untuk pengalaman
nyeri sebelumnya ada sebanyak 18 orang Selisih 1.64 1.40 0.25 31
(58,1%) P value 0,001

Tabel 2: Distribusi Nyeri Sebelum Tabel 4 menjelaskan bahwa rata-rata


dilakukan latihan isotonik dan rasa nyeri pasien fraktur femur 1,645
isometrik dengan standar deviasi 1,403. Hasil uji
statistik didapatkan ada perbedaan rasa
Nyeri fraktur nyeri perbedaan rasa nyeri sebelum dengan
Latihan isometrik sesudah latihan isotonik (p Value 0,001;
Min-
dan isotonik Mean Med SD 5%).
Mak
Sebelum latihan 6,70 7,00 1,696 3- 10
PEMBAHASAN
Tabel 2 menjelaskan hasil observasi
dengan skala nyeri AVR yang dilakukan. Hasil penelitian mengambarkan usia
pada pasien fraktur femur mengenai rasa rata-rata responden yang terbanyak adalah
nyeri didapatkan rata-rata nyeri 6,70, 15 -29 tahun sebanyak 21 orang (67,7%),
median 7,00, standar deviasi 1,696, usia juga dapat berpengaruh terhadap
gambaran rasa nyeri sesudah latihan persepsi seseorang tentang nyeri. Toleransi
isotonik dan isometrik pada pasien fraktur terhadap nyeri meningkat sesuai dengan
femur pertambahan usia, misalnya semakin
bertambahnya usia seseorang maka
Tabel 3: Distribusi Nyeri Sesudah semakin bertambah pula pemahaman
dilakukan latihan isotonik dan terhadap nyeri dan usaha mengatasinya
isometrik (Oswari, 1993).
Hasil penelitian didapatkan riwayat
Latihan Nyeri fraktur nyeri atau pengalaman nyeri responden
isometrik dan Min- sebelumnya sebanyak 18 (41,9%). Nyeri
Mean Med SD merupakan respon fisik tapi dipersepsi
isotonik Mak
Sesudah latihan 5,08 5,00 1,872 2-10 oleh individu yang dipengaruhi riwayat
nyeri sebelumnya dan lebih siap untuk
Tabel 3 menjelaskan hasil menghadapi nyeri yang dirasakan.
observasi dengan skala nyeri AVR yang Toleransi nyeri ini erat hubungannya
dilakukan. pada pasien fraktur femur dengan intensitas nyeri yang dapat
mengenai rasa nyeri didapatkan rata-rata mempengaruhi kemampuan seseorang
nyeri 5,08, median 5,00, standar deviasi menahan.
1,872 Dudley, Hugh AF(1986), Riwayat
sebelumnya berpengaruh terhadap persepsi
seseorang terhadap nyeri. Orang yang
Analisis Bivariat
sudah mempunyai pengalaman tentang
Berdasarkan hasil analisis bivariat nyeri akan lebih siap menerima perasaan
terhadap variabel yang diteliti dijelaskan nyeri. Sehingga dia lebih merasakan nyeri
sebagai berikut : ringan dari pengalaman pertamanya
Potter & Perry, 2005,Individu yang
berorientasi pada masa yang lalu dapat
menerima nyeri sebagai bagian dari

[137]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

kehidupan. Suatu kejadian yang alamiah, gerbang) dalam transmisi impuls nyeri,
dan dengan demikian nyeri merupakan mekanisme gate lokasinya bervariasi yang
sesuatu kejadian yang alamiah, dan sesuatu terdapat disusunan saraf pusat. Ketika gate
yang dapat ditoleransi tertutup, maka transmisi impuls nyeri
Respon fisik timbul karena pada saat tertutup dan tidak sampai pada pusat
impuls nyeri ditransmisikan oleh medulla kesadaran dikorteks jika gate terbuka akan
spinalis menuju batang otak dan thalamus, menimbulkan nyeri. Transmisi impuls
sistem saraf otonom terstimulasi, sehingga nyeri dapat melalui aktifitas serat saraf
menimbulkan respon yang serupa dengan besar dan kecil, proyeksi pada batang otak
respon tubuh terhadap stres. Pada nyeri sistem retikular dan proyeksi dari kortek
skala ringan sampai moderat serta nyeri serebal serta talamus dengan memberikan
superfisial, tubuh bereaksi membangkitkan effleurage, rubbing, dan back pressure
General Adaptation Syndrome (Reaksi dapat menghambat impuls nyeri melalui
Fight or Flight), dengan merangsang aktifitas serat besar dan serat kecil yang
sistem saraf simpatis sedangkan pada nyeri kemudian menutup pintu gerbang terhadap
yang berat dan tidak dapat ditoleransi serta rasa nyeri
nyeri yang berasal dari organ viseral, akan
mengakibatkan stimulasi terhadap saraf KESIMPULAN
parasimpatis.
Nyeri umumnya digambarkan Dari hasil dan pembahasan diatas
sebagai suatu perasaan subyektif dari rasa dapat diambil kesimpulan bahwa nilai rata-
tertekan dan rasa tidak nyaman dan hal ini rata nyeri sebelum Latihan isotonik dan
bisa di antisipasi atau dikurangi dengan isometrik adalah 6,70 dan nilai rata-rata
melakukan latihan isotonik dan isometrik. nyeri sesudah Latihan isotonic dan
Latihan isometrik adalah latihan statik isometrik adalah 5,06. Hasil analisis lebih
pada saat kontraksi tidak terjadi perubahan lanjut menunjukan ada pengaruh latihan
panjang eksternal otot. Latihan isotonik isotonik dan isometrik dengan nyeri pasien
adalah latihan dinamik beban yang fraktur femur (p value = 0,001).
konstan, tetapi kecepatan gerakan tidak Berdasarkan kesimpulan penulis
terkontrol. Otot berkontraksi melawan menyarankan agar perawat menerapkan
beban yang konstan, dengan tubuh latihan isotonik dan isometrik untuk
bergerak melawan beban melewati sebuah menurunkan nyeri pada pasien fraktur.
lingkup gerak sendi.(Turker ,1998)
Efek fisikologis latihan penguatan
yaitu hipertropi yaitu bertambahnya ukuran * Dosen Pada Prodi Keperawatan
otot oleh karena bertambahnya ukuran Tanjungkarang Poltekkes Kemenkes
serabut otot (terutama tipe II) dan miobril, Tanjungkarang
bertambahnya jumlah total protein
kontraktil, bertambahnya densitas kapiler
dan bertambahnya jumlah jaringan ikat , DAFTAR PUSTAKA
tendo dan ligamentum. Perubahan
biokimiawi meliputi meningkatnya Apley, A. Graham , Buku Ajar Ortopedi
kontraksi kreatin, fosfokeatin, ATP dan dan Fraktur Sistem Apley, Widya
glikogen, meningkat sedikit tetapi Medika, Jakarta, 1995.
bermakna pada katifitas enzim siklus creb Black, J.M, et al, Luckman and Sorensens
aerob dan berkurangnya volume Medikal Nursing : A Nursing
mitokondria. Process Approach, 4 th Edition,
Menurunkan rasa nyeri pada pasien W.B. Saunder Company, 1995.
fraktur yang dilakukan latihan isotonik dan Carpenito, Lynda Juall, Rencana Asuhan
isometrik sesuai dengan teori gate control dan Dokumentasi Keperawatan,
yang dikemukakan oleh . Teori gate EGC, Jakarta, 1999.
control yaitu suatu mekanisme gate (pintu

[138]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

Chairuddin Rasjad. Pengantar Ilmu Bedah Approach, W.B. Saunder Company,


Ortopedi,Ujung Pandang. Edisi ke 1995.
dua . Penerbit Bintang Lamunpatung, Long, Barbara C, Perawatan Medikal
2003 Bedah, Edisi 3 EGC, Jakarta, 1996.
Departemen Kesehatan Republik Mansjoer, Arif, et al, Kapita Selekta
Indonesia, Sistem Kesehatan Kedokteran, Jilid II, Medika
Nasional, Jakarta, 1991. Aesculapius FKUI, Jakarta, 2000.
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Oswari, E, Bedah dan Perawatannya, PT
Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
Jakarta. 1993.
Dudley, Hugh AF, Ilmu Bedah Gawat Perry and Potter, 2009, Fundamental
Darurat, Edisi II, FKUGM, 1986 Keperawatan Konsep dan Practise
Henderson, M.A, Ilmu Bedah untuk vol 1, EGC Jakarta.
Perawat, Yayasan Essentia Medika, Smeltzer Bare, Keperawatan Medikala
Yogyakarta, 1992. Bedah ,EGC (2002)
Hudak and Gallo, Keperawatan Kritis, Tucker, Susan Martin, Standar Perawatan
Volume I EGC, Jakarta, 1994. Pasien, EGC, Jakarta, 1998.
Ignatavicius, Donna D, Medical Surgical
Nursing : A Nursing Process

[139]

Anda mungkin juga menyukai

  • PDF
    PDF
    Dokumen862 halaman
    PDF
    Dwi Wahyu Utami
    Belum ada peringkat
  • Bidikmisi
    Bidikmisi
    Dokumen3 halaman
    Bidikmisi
    Dwi Wahyu Utami
    Belum ada peringkat
  • 11 22 1 SM
    11 22 1 SM
    Dokumen7 halaman
    11 22 1 SM
    Dwi Wahyu Utami
    Belum ada peringkat
  • 41 79 1 SM
    41 79 1 SM
    Dokumen21 halaman
    41 79 1 SM
    Dwi Wahyu Utami
    Belum ada peringkat
  • 41 79 1 SM
    41 79 1 SM
    Dokumen21 halaman
    41 79 1 SM
    Dwi Wahyu Utami
    Belum ada peringkat