Kata yang paling indah di bibir umat manusia adalah kata Ibu, dan
panggilan yang paling indah adalah ibuku. Ini adalah kata yang penuh
harapan dan cinta, kata manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati.
(Kahlil Gibran)
Seorang pecundang tak tahu apa yang dilakukannya bila kalah, tapi sesumbar
apa yang dilakukannya bila menang. Sedangkan pemenang tak berbicara apa
yang akan dilakukannya bila ia menang, tetapi tahu apa yang dilakukannya
bila ia kalah (Eric Berne)
Pandanglah hari ini, kemarin sudah jadi mimpi. Dan esok hanyalah sebuah
visi. Tetapi, hari ini yang sungguh nyata, menjadikan kemarin sebagai mimpi
kebahagiaan, dan setiap hari esok adalah visi harapan (Alexander Pope)
Jadikan deritaku sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden
sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah
kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuatan Yang Maha Esa
(Bung Karno)
Ia akan datang, dan pergi. Seorang penguasa, pengemis atau pertapa setiap
orang yang lahir pasti mati. Menghembuskan nafas terakhir di atas tahta, atau
diseret ke dalam kubur dengan tangan dan kaki terikat, apa bedanya? (Kabir)
Dalam masalah hati nurani, pikiran pertama lah yang terbaik. Dalam masalah
kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah yang terbaik (Robert Hall)
Ancaman nyata sebenarnya bukan pada saat komputer mulai bisa berfikir
seperti manusia, tetapi ketika manusia mulai berfikir seperti komputer
(Sydney Harris)
Hati yang penuh syukur bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar,
melainkan merupakan induk dari segala kebajikan yang lain (Cicero)
Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu
(Benjamin Franklin)
Kita harus saling memaafkan dan kemudian melupakan apa yang telah kita
maafkan (Andrew Jackson)
Kebencian atau dendam tidak menyakiti orang yang tidak Anda sukai. Tetapi
setiap hari dan setiap malam dalam kehidupan Anda, perasaan itu
menggerogoti Anda (Norman Vincent Peale)
Ada yang mengukur hidup mereka dari hari dan tahun. Yang lain dengan
denyut jantung, gairah dan air mata. Tetapi ukuran sejati di bawah mentari
adalah apa yang telah engkau lakukan dalam hidup ini untuk orang lain
(Confusius)
Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang kali. Dengan demikian,
kecemerlangan bukan tindakan, tetapi kebiasaan (Aristoteles)