BAHAN ASPAL
DR.IR.ADINUS SALEH
Adinus. S
1
2. BAHAN ASPAL
2.1. Aggregat(umum)
2.2. Aggregat Kasar
2.3. Aggregat Halus
2.4. Filler (bahan pengisi)
2.5. Gradasi Aggregat Gabungan
2.6. Bahan Aspal
2.7. Bahan Aditif
2.8. Sumber Pasokan
BENAR SALAH
Menempatkan Agregat dlm Terjadi segregasi
tumpukan - tmpukan
9
2.2. Cara memindahkan agregat kasar.
Cara memindahkan Agregat Kasar
BENARMemindahkan SALAH
agregat dgn Terjadi segregasi, terlalu
Truk, diberi penahan tinggi
BENAR SALAH
Gunakan ban berjalan dgn
kerucut curam, jatuh kan
serendah mungkin
11
2.2. Pengambilan contoh agregat kasar.
PENGAMBILAN CONTOH AGREGAT
DR TIMBUNAN (AASTHO T2-84)
a. Tentukan tempat pengambilan contoh agregat (acak), pd
tempat penimbunan danmasukkan papan kedalam timbunan
tegak lurus
b. Buang agregat pd daerah miring dibawah papan, shg
diperoleh daerah yg datar utk penganmbilan contoh
c. Masukkan sekop kedlm bagian yg datar, dan pindahkan satu
skop penuh kedalam amber.
12
PENGAMBILAN CONTOH AGREGAT
DR CONVEYOR BELT(AASTHO T2-87)
Hentikan ban gerjalan
Pilih/tentukan jumlah contoh yg diinginkan pd ban
berjalan
Pisahkan (dg alat pembagi) agregat dari material
lainnya pd ban berjalan.
Masukkan ke dlm kntong/kontainer agregat yg ada
dlm alat pemisah (utk diuji)
13
PENGAMBILAN CONTOH AGREGAT
PD TRUK, KERETA, KAPAL DLL)
1. Buat parit (acak) yg memotong timbunan
agregat
2. Jumlah parit minimum 3
3. Ukuran parit ( lebar 0.3m dalam 0.3m)
4. Ambil agregat dgn skop (penuh), pd dasar
parit, masukkan kedalam kantong/ kontainer
5. Dng cara yg sama lakukan pd parit yg lainnya.
6. Dua dr 7 titik pd setiap parit hrs berada pd sisi
gerbong, truk, atau sisi kapal laut
7. Variasi jumlah parit tergantung dr ukuran dan
kapasitas gerbong, truk, kapal.
0.3m
0.3m 14
PENGAMBILAN CONTOH AGREGAT
(UNTUK DIUJI)
1.CONTOH AGREGAT
YG DIAMBIL UNTUK
DIUJI:
30 KG > 28 MM
25 KG ( 5 MM- 28MM)
13 KG < 5 MM)
DARI 10 BAGIAN
(DARI TEMPAT YG
BERBEDA):
2. DIBAGI ATAS 4 BAGIAN
SEBAIKNYA DLM KEADAAN
BASAH (DIPERCIKKAN AIR)
1.CONTOH AGREGAT
DIMASUKKAN KE DLM
HOPPER (DLM KEAD
TERKUNCI)
2. BUKA KUNCI HOPPER
SHG AGREGAT
TERTAMPUNG DI 2
PENAMPUNG, MELALUI
CORONG-CORONGKIRI
DAN KANAN
3. ULANGI BEBERAPA
KALI
17
Jenis Pemecah Batu
1. Pemecah batu berbentuk rahang (jaw crusher)
a. Terdiri dari satu atau lebih rahang yang berayun dan beroperasi
di pd suatu rahang yang tetap
b.Jarak antara panjang gerakan menentukan ukuran batas dari
batu pecah.
18
Jenis Pemecah Batu
19
Jenis Pemecah Batu
20
Jenis Pemecah Batu
21
Penyerapan aspal oleh agregat
Penyerapan air oleh agregat
VIM(udara) VIM
VMA
Aspal VFB
Agregatl
22
2. 2. AGGREGAT
KASAR
1. Fraksi Aggregat kasar hrs tertahan ayakan No.8
(2,36mm), dan memenuhi ketentuan (tabel 2.1)
(Bersih, awet, bebas dr lempung, dll)
2. Hrs terdiri dari batu/krikil pecah.
3. Ukuran max adalah satu ayakan > dr ukuran nominal
maksimum .
(max 10% yg tertahan pd ukuran nom max)
Untuk menentukan
grain size distribusi
partikel pasir gravel
25
2. 2. AGGREGAT KASAR Lanjutan
31
2.4. Bahan Pengisi (filler).
2.4. BahanPengisi (filler)
a.Harus terdiri dr debu batu kapur (lime stone dust), semen
Portland, abu terbang, abu tanur semen atau bahan non
plastis lainnya disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b. Filler harus kering dan bebas dari gumpalan- gumpalan
dan bila diuji dengan pengayakan secara basah sesuai
dengan SK SNI M-02-1994-03 harus mengandung bahan
yang lolos ayakan No 200 (75micron) tidak kurang dari
75% terhadap beratnya.
c. Kapur tidak terhidrasi atau terhidrasi sebagian, digunakan
sebagai filler maka proporsi maksimum yang diizinkan
adalah 1,0% dari berat total campuran aspal.
32
2.5. Garadasi Agregat Gabungan
2.5. Gradasi Aggregat
Gabungan
1.Gradasi agregat gabungan untuk campuran aspal,
ditunjukkan dalam persen terhadap berat
aggregat.
2.Harus memenuhi batas-batas dan harus berada
diluar Daerah Larangan (Restriction zone) yang
diberikan dalam Tabel 2.(3).
3.Gradasi aggregat gabungan harus mempunyai
jarak terhadap batas-batas toleransi yang
diberikan dalam Tabel 2.(3) dan terletak diluar
Daerah Larangan.
2.5. Garadasi Agregat Gabungan . 33
2.5. Gradasi Aggregat
Gabungan
Daerah larangan
DaerahLarangan
34
2.5. Gradasi Aggregat
Gabungan lanjutan
35
2.5. Gradasi Aggregat
Gabungan lanjutan
36
2.5. Gradasi Aggregat
Gabungan lanjutan
37
2.5. Gradasi Aggregat
Gabungan lanjutan
38
Tabel 2.(3) : Gradasi Aggregat Untuk Campuran Aspal (Spesifikasi)
39
Aggregate kasar dan halus (spec lama)
Agregate
kasar
Agregate
halus
40
2.5. Gradasi Aggregat Gabungan
1. HRS-WC dan HRS-Base, paling sedikit 80% aggregat lolos
ayakan NO.8 (2,36 mm) harus juga lolos ayakan No.30
(0,600 mm ). Contoh batas-batas bahan bergradasi senjang,
lolos saringan No 8 dan lolos saringan No 30.(lihat tabel 2.4)
% lolos No.8 40 50 60 70
% lolos No.30 Paling sedikit 32 Paling sedikit 40 Paling sedikit 48 paling sedikit 56
% Kesenjangan 8 atau kurang 10 atau kurang 12 atau kurang 14 atau kurang.
44
Jenis-jenis Aspal
1.ASPAL KERAS /ASPALSEMEN/ ASPAL MURNI
2.ASPAL CAIR (CUTBACK ASPHALT)
a.Aspal cair cepat mantap (RC = rapid curing),
b.Aspal cair lambat mantap (SC = slow curing),
c.Aspal cair lambat mantap (SC = slow curing
3. ASPAL EMULSI
4.ASPAL ALAM
5.ASPAL BATU (ROCK ASPHALT)
6.ASPAL MODIFIKASI
a.Aspal Polymer Elastomer(Campur karet,styrene dll)
b.Aspal Polymer Plastomer(campur polypropilene dan polyethilene)
berbasis minyak.
*Aspal cair dpt dibedakan dalam 3 jenis, yaitu ;
Aspal cair cepat mantap (RC = rapid curing), yaitu aspal cair yg
bahan pelarutnya cepat menguap. (Pelarutnya biasanya
bensin)Aspal cair mantap sedang (MC = medium curing), yaitu
aspal cair yg ahan pelarutnya tidak begitu cepat menguap. Pelarut yg
digunakan pada aspal jenis ini biasanya minyak tanah. Aspal cair
lambat mantap (SC = slow curing), yaitu aspal cair yg bahan
pelarutnya lambat menguap.(Pelarutnya biasanya solar). Aspal
cair dapat digunakan lapis resap pengikat (prime coat) atau
lapis perekat (tack coat).
2.6. Jenis-jenis aspal . 47
Jenis-jenis Aspal
3. ASPAL EMULSI
a. Aspal emulsi dihasilkan melaui proses pengemulsian aspal
keras.aspal keras dipisahkan dan didispersikan dalam air yg
mengandung emulsifier (emulgator).
b. Berdasarkan muatan listrik zat pengemulsi yg digunakan,
aspal emulsi yg dihasilkan dapat dibedakan menjadi:
Aspal emulsi anionic, yaitu emulsi yg berion negatif.
Aspal emulsi kationik, yaitu aspal emulsi yg berion positif.
- Aspal emulsi non-ionik, yaitu aspal emulsi yg tidak berion
- (netral).
c. Huruf RS (rapid setting), MS (medium setting) dan SS (slow
setting).
6.ASPAL MODIFIKASI
a.Aspal Polymer Elastomer
SBS (Styrene Butadine Styrene), SBR (Styrene Butadine Rubber), SIS
(Styrene Isoprene Styrene), dan karet adalah jenis-jenis polymer
elastromer yg biasanya digunakan sebagai bahan pencampur aspal
keras
b. Ukuran contoh
1.Untuk contoh bahan cair :
*Untuk pengujian rutin lab.
Aspal minyak 1 liter
Apal emulsi 4 liter.
*Dari dalam bentuk curah 1 liter
*Dari barrels /drum 1 liter.
2.Untuk bahan semi padat atau padat
sebagai berikut :
Dari barrels drum atau blok-blok 1k g.
Dari crusser dlm curah/bags 1kg
58
59