BAB 1 - Erni - Atikah
BAB 1 - Erni - Atikah
Disusun oleh :
Erni Yulianti (140310140042)
Atikah Ardi (140310140046)
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
DAFTAR ISI
Daftar isi.................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHSAN............................................................................................3
2.1 Fisika Zat Padat..............................................................................................3
2.2 Struktur Kristal...............................................................................................5
2.3 Kisi Kristal.....................................................................................................6
2.4 Kisi Bravais....................................................................................................6
2.5 Sistem Kristal.................................................................................................7
2.6 Geometri Kisi Kristal.....................................................................................8
2.7 Kisi Resiprok................................................................................................14
2.8 Difraksi Sinar-X...........................................................................................17
BAB III KESIMPULAN........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan fisika zat padat dan
pengklasifikasiannya
2. Mengetahui struktur kristal
3. Mengetahui kisi kristal
4. Megetahui kisi bravais
5. Mengetahui sistem kristal
6. Mengetahui geometri kisi kristal
7. Memahami apa yang maksud dengan kisi resiprok
8. Memahami konsep hamburan kristal dalam difraksi sinar X
Fisika Zat Padat adalah bagian dari ilmu fisika yang mempelajari struktur dan
berbagai sifat fisika dari suatu bahan (zat) dalam fasa padat. Fasa padat adalah
suatu fasa dimana atom-atomnya menempati posisi yang tetap. Kebanyakan
elemen kimia pada suhu ruang adalah bahan dengan fase padat.
Secara umum, zat padat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu kristal dan
amorf. Kristal adalah satu jenis zat padat yang memiliki struktur kimia dengan
tingkat keteraturan dan kesetangkupan yang tinggi (long range order) pada
seluruh volumenya. Sedangkan amorf adalah jenis zat padat dimana strukturnya
tidak memiliki keteraturan dan kesetangkupan yang tinggi pada seluruh
volumenya.
Pada kristal tunggal, atom atau penyusunnya mempunyai struktur tetap karena
atom-atom atau molekul-molekul penyusunnya tersusun secara teratur dalam pola
tiga dimensi dan pola-pola ini berulang secara periodik dalam rentang yang
panjang tak berhingga.
Polikristal dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari kristal-kristal tunggal
yang memiliki ukuran sangat kecil dan saling menumpuk yang membentuk benda
padat.
Struktur amorf menyerupai pola hampir sama dengan kristal, akan tetapi pola
susunan atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul yang dimiliki tidak teratur
dengan jangka yang pendek. Amorf terbentuk karena proses pendinginan yang
terlalu cepat sehingga atom-atom tidak dapat dengan tepat menempati lokasi
kisinya. Bahan seperti gelas, nonkristalin ataupun vitrus berulang secara periodik
dalam rentang yang panjang tak berhingga. Adapun suusnan atom-atom dari jenis-
jenis kristal dapat dilihat sebagai berikut.
Pengetahuan tentang kristal mulai ditekuni pada awal abad ke-19 yang diikuti
dengan ditemukannya difraksi sinar-X. Dengan menggunakan difraksi X dan
dilandasi oleh landasan teoritis yang memadai serta dikemukakannya perhitungan
yang sederhana dan perkiraan yang tepat dapat mempelajari struktur kristal.
Ketika kristal berada pada lingkungan yang tepat, bentuk yang tersusun
identik seperti susunan balok yang disusun secara berkelanjutan. Susunan tersebut
adalah sebagai susunan dari atom - atom atau sekumpulan group dari atom atom
yang terbentuk dalam pola tiga dimensi yang tersusun secara periodik.
Terdapat sebuah tulisan bejudul "Efek Interferensi dari sinar Rontgen" yang
disajikan oleh Akademi Sains Bavarian di Munich pada tahun 1912. Bagian
pertama dari tulisan tersebut, Laue mengembangkan teori dasar dari difraksi sinar
-X. Kemudian, pada bagian kedua dari makalah Friedrich dan Knipping,
mengemukakan mengenai eksperimen yang pertama kali dilakukan dengan
menggunakan difraksi sinar -X untuk analisa kristal.
Berdasarkan hasil kajian tersebut, akhirnya dapat diketahui bahwa kristal
tersusun dari atom - atom yang menyebar secara periodik serta dapat
dikembangkan suatu model atom penyusun kristal. Dengan mengetahui model
atom yang menyusun dalam kristal, Fisikawan dapat mengetahui dan berfikir jauh
lebih baik dalam proses menyelidiki kristal. Penyelidikan ini juga meliputi bentuk
- bentuk dari kristal yang secara luas dikenal sebagai Fisika material terkondensi
yang sekarang merupakan cabang ilmu dari fisika material dan memiliki
cakupan paling luas dalam ilmu Fisika.
Susunan khas atom-atom dalam kristal disebut struktur kristal. Struktur kristal
dibangun oleh sel satuan (unit cell) yang merupakan sekumpulan atom yang
tersusun secara khusus, secara periodik berulang dalam tiga dimensi dalam suatu
kisi kristal (crystal lattice). Geometri kristal dalam ruang dimensi tiga yang
merupakan karakteristik kristal memiliki pola yang berbeda-beda. Suatu kristal
yang terdiri dari jutaan atom dapat dinyatakan dengan ukuran, bentuk, dan
susunan sel satuan yang berulang dengan pola pengulangan yang menjadi ciri
khas dari suatu kristal.
Struktur kristal terdiri dari kisi dan basis. Lattice (kisi) merupakan sebuah
susunan titik yang teratur dan periodik di dalam ruang sedangkan basis adalah
sekumpulan atom, dengan jumlah atom dalam sebuah basis dapat berisi satu atom
atau lebih. Misal, H2O dalam 1 basis ada 3 atom dan dalam H2SO4 terdapat 7 atom
dalam 1 basis sedangkan untuk kristal monoatomik dalam 1 basis hanya 1 atom.
Struktur kristal akan terjadi bila ditempatkan suatu basis pada setiap titik kisi
sehingga struktur kristal merupakan gabungan antara kisi dan basis. Apabila
dinyatakan dalam hubungan dua dimensi adalah sebagai berikut:
Jarak dari titik yang satu ke titik yang lain boleh sama atau berbeda, jika sama
(dalam kisi dua dimensi) akan berbentuk bujur sangkar dan jika berbeda akan
berbentuk 4 persegi panjang.
Pada logam umumnya tedapat 4 jenis unit sel, yaitu Simple Cubic (SC), Body
Center Cubic (BCC), Face Center Cubic (FCC), Hexagonal Closed Pack (HCP).
Namun untuk logam paduan dan senyawa non logam struktur kristalnya sangat
kompleks. Sedangkan Berikut ini tabel yang menunjukkan karakteristik dari seiap
jenis unit sel.
Stuktur Kristal dapat digambarkan dalam bentuk kisi, dimana setiap titik kisi
akan ditempati oleh atom atau sekumpulan atom. Kisi Kristal memiliki sifat
geometri yang sama seperti Kristal. Kisi yang memiliki titik-titik kisi yang
ekuivalen disebut Kisi Bravais sehingga titik-titik kisi tersebut dalam Kristal akan
ditempati oleh atom-atom yang sejenis.
c. Kisi tiga dimensi yaitu pola pengulangan kisi dalam ruang tiga dimensi
(space lattice). Terdapat 7 sistem kristal dalam ruang tiga dimensi yaitu
triklinik, monoclinik, orthorhombik, tetragonal, kubik, trigonal dan
heksagonal. Kisi ruang (space lattice) adalah susunan titik-titik dalam
ruang tiga dimensi dimana setiap titik memiliki lingkungan yang serupa.
Titik dengan lingkungan yang serupa itu disebut simpul kisi (lattice
points). Simpul kisi dapat disusun hanya dalam 14 susunan yang
berbeda, yang disebut kisi-kisi Bravais.
Di dalam ruang tiga dimensi, terdapat 5 tipe dasar pengulangan kisi yaitu kisi
primitive (P), kisi body-centered (I), kisi base-centered (C), kisi face-centered (F),
kisi rhombohedral primitive (R).
Indeks Miller adalah system notasi (h,k,l) pada kristalografi yang digunakan
untuk menunjukan kisi-kisi bidang dan arah dari sebuah Kristal. Indeks Miller
berhubungan dengan perpotongan bidang tersebut dengan sumbu dari sebuah unit
sel.
Fungsi Index Miller : Untuk mendata bidang-bidang dari suatu sel satuan dan
Untuk mengetahui posisi posisi atom pada sel satuan.
Contoh :
Dengan teknik difraksi akan didapat geometri sel satuan, sehingga akan
mendapat identifikasi dari sel satuan
OM = a
OS = 2/3 b
2 2 2 2 2
1 ( h + k + l ) sin +(hk + kl +lh)(cos )
b. Rhombohedral: =
d2 a2 (13 cos2 +2 cos 3 )
1 h2 +k 2 l 2
c. Tetragonal : 2
= 2 2
d a c
1 h2 k 2 l 2
d. Orthorombik : = + +
d 2 a2 b 2 c 2
h2 k 2 sin2 l 2 2 hlcos
+ + 2
a2 b2 c ac
e. Monoklinik : 1 1
=
d 2 sin2
g. Triklinik :
1 1 2 2 2
2
= 2 (S11 h + S22 k +S 33 l +2 S 12 hk +2 S 23 kl+ 2 S13 hl)
d v
Difraksi sinar X atau X-ray diffraction (XRD) adalah suatu metode analisa
yang digunakan untuk mengidentifikasi fasa kristalin dalam material dengan cara
menentukan parameter struktur kisi serta untuk mendapatkan ukuran partikel.
Profil XRD juga dapat memberikan data kualitatif dan semi kuantitatif pada
padatan atau sampel. Difraksi sinar X ini digunakan untuk beberapa hal,
diantaranya:
Difraksi sinar-X terjadi karena pada hamburan elastis foton-foton sinar-X oleh
atom dalam sebuah kisi periodik. Hamburan monokromatis sinar-X dalam fasa
n =2 d sin . (7.1)
jarak antara dua bidang kisi, adalah sudut antara sinar datang dengan bidang
normal, dan n adalah bilangan bulat yang disebut sebagai orde pembiasan.
Gambar 21. Difraksi sinar x, Pemantulan berkas sinar-X monokromatis oleh dua
bidang kisi dalam kristal, dengan sudut sebesar dan jarak antara
bidang kisi sebesar dhkl (Nelson, 2010)
Jika seberkas sinar-X di jatuhkan pada sampel kristal, maka bidang kristal itu
akan membiaskan sinar-X yang memiliki panjang gelombang sama dengan jarak
antar kisi dalam kristal tersebut. Proses difraksi sinar x seperti disajikan pada
Gambar 9. Sinar x dibiaskan dan ditangkap oleh detektor kemudian diterjemahkan
sebagai sebuah puncak difraksi. Semakin banyak bidang kristal yang terdapat
dalam sampel, semakin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkan. Tiap puncak
yang muncul pada pola difraktogram mewakili satu bidang kristal yang memiliki
orientasi tertentu dalam sumbu tiga dimensi. Puncak-puncak yang didapatkan dari
Contoh soal:
Hitunglah sudut bragg pada Kristal kubik dengan unit cell a = 6 A, untuk
bidang (2 2 1) dengan panjang gelombang 1,54 A.
Jawab:
1 h2 +k 2+l 2
=
d2 a2
2 (6)2
d= 2 2 2
2 + 2 +1
d hkl=2 A
2 d sin=n
n
sin =
2d
Untuk n=1
=22,64
Untuk n=2
2 1,54 A
sin = =0,77
2 2 A
=50,35
1=22,64 2=50,35
Jadi sudut bragg untuk Kristal ini adalah dan
https://www.academia.edu/6714735/Bab_3_Struktur_Kristal_31_3_STRU
KTUR_KRISTAL