2
PERPAJAKAN INTERNASIONAL
BAB 4
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
3
PERPAJAKAN INTERNASIONAL
BAB IV
4
bentuk usaha tetap di Indonesia dipotong pajak PPh Pasal 26
sebesar 20% dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan.
23
Sebagai contoh lain, seorang atlet dari luar negeri yang ikut
mengambil bagian dalam perlombaan lari marathon di Indonesia,
dan kemudian merebut hadiah uang Rp 200.000.000, maka atas
hadiah tersebut dikenai pemotongan pajak penghasilan sebesar
20% dari Rp 200.000.000 = Rp 40.000.000. pemotongan pajak
penghasilan oleh pemotong pajak, dilakukan pada akhir bulan. 24
a. dibayarkannya penghasilan;
b. disediakan untuk dibayarkannya penghasilan; atau
c. jatuh temponya pembayaran penghasilan yang bersangkutan,
tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.
5
Sebagai catatan, dalam hal wajib pajak luar negeri tersebut
berdomisili di Negara mitra P3B (treaty partner) maka pengenaann
pajak dan termasuk tarif pajaknya tunduk pada ketentuan P3B.
Berdasarkan Pasal 26 ayat (1a) diatur bahwa Negara domisili dari
wajib pajak luar negeri yang sebenernya menerima manfaat dari
penghasilan tersebut (beneficial owner).
Contoh :
Suatu perusahaan penyewaan gedung kantor, PT A,
mengasuransikan bangunan bertingkat langsung ke
perusahaan asuransi di luar negeri dengan membayar jumlah
premi selama tahun 2015 sebesar Rp 1 miliar. Besarnya
perkiraan panghasilan neto perusahaan asuransi luar negeri
adalah: 50% x Rp 1 miliar = Rp 500.000.000. Besarnya PPh
Pasal 26 yang harus dipotong oleh PT A selama tahun 2015
6
adalah: 20% x Rp 500.000.000 = Rp 100.000.000 atau (10% x
Rp 1 miliar).
7
C. Pasal Atas Penjualan Harta
8
Dalam hal tanggal jatuh tempo penyetoran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertepatan dengan hari libur, termasuk hari
Sabtu atau hari libur nasional, maka saat penyetoran dapat
dilakukan pada hari kerja berikutnya. Penyetoran pajak penghasilan
dilakukan dengan menggunakan surat setoran pajak atau sarana
administrasi lain yang disamakan dengan surat setoran pajak.
Pemotong pajak penghasilan Pasal 26 memberikan tanda bukti
pemotongan kepada wajib luar negeri selain bentuk usaha tetap
(BUT) yang dipotong pajak penghasilan setiap melakukan
pemotongan.
9
melaporkannya kepada Direktur Jenderal Pajak selambat-lambatnya
20 hari setelah masa pajak berakhir.
10