PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perairan merupakan salah satu ekosistem yang menjadi salah satu
komponen utama dari lingkungan. Kondisi perairan secara tidak langsung dapat
menunjukkan kondisi lingkungan . Pesatnya pembangunan suatu kawasan di satu
sisi membawa dampak positif berupa produk yang bermanfaat bagi masyarakat,
akan tetapi di sisi lain juga menghasilkan limbah yang apa bila tidak ditangani
dengan tepat dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Efek jangka panjang
dari degradasi kualitas lingkungan dimungkinkan menjadi efek domino negative
bagi sektor lain diantaranya kesehatan, sosial dan ekonomi (Indrowati dkk.,
2012).
Keanekaragaman jenis adalah keanekaragaman yang ditemukan di antara
makhluk hidup yang berbeda jenis. Di dalam suatu daerah terdapat bermacam
jenis makhluk hidup baik tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Ada beragam
jenis ekosistem yang bisa dijumpai di bumi ini. Kesemua ekosistem tersebut akan
membentuk kesatuan yang disebut dengan biosfer. Salah satu jenis ekosistem
yang penting untuk dicermati adalah ekosistem sungai. Secara umum, ekosistem
tersebut masuk ke dalam kelompok ekosistem alamiah dan lebih spesifik lagi
dikelompokkan ke dalam ekosistem akuatik atau air (Septiani dkk., 2015).
Ekosistem perairan, baik perairan sungai, danau, maupun perairan pesisir
dan laut merupakan himpunan integral dari komponen abiotik (fisika-kimia) dan
biotik (organisme hidup) yang berhubungan satu sama lain dan saling berinteraksi
membentuk suatu struktur fungsional. Air tidak lepas dari pengaruh pencemaran
yang juga diakibatkan oleh aktivitas manusia, air dan ekosistem perairan
merupakan daerah yang rawan terkontaminasi limbah dari berbagai aktivitas
manusia yang semakin meningkat. Karena itu, memonitor kualitas air sangat
diperlukan untuk mencegah akibat negatif yang ditimbulkan pencemaran air
(Kurniawan, 2011).
Perairan pantai sangat penting sebagai habitat berbagai jenis organisme.
Perairan pantai merupakan daerah peralihan antara perairan tawar dan laut,
terutama di daerah-daerah dekat muara sungai. Sebagai daerah peralihan; perairan
2
sering dijumpai di suatu perairan adalah dari taksa Crustacea, molllusca, Insekta
dan sebagainya. Benthos tidak saja berperan sebagai penyusun komunitas
perairan, tetapi juga dapat digunakan dalam studi kuantitatif untuk mengetahui
kualitas suatu perairan (Ariani, 2012).
Komponen biotic dapat memberikan gambaran kondisi fisik, kimia da
biologi suatu perairan. Salah satu biota yang dapat di gunakan sebagai parameter
biologi dalam menetukan kualitas perairan adalah makrozoobentos. Berubahnya
suatu kualitas perairan mempengaruhi kehidupan biota yang hidup di dasar
perairan tersebut. Salah satu diantaranya adalah makrozoobentos.
Makrozoobentos baik digunakan sebagai bioindikator karena habitat hidupnya
yang relative tetap (Sinaga, 2009).
Parameter keanekaragaman jenis berupa indeks keanekaragaman jenis
benthos. Parameter ini mengakomodasi keseimbangan antara populasi dan jumlah
jenis, sehingga pendugaan kondisi diharapkan akan menjadi lebih mencerminkan
keadaan sebenarnya. Variasi nilai indeks keanekaragaman akan dikategorikan ke
dalam beberapa tingkatan, dengan setiap tingkatan menduga kualitas perairan
Semakin buruk kondisi suatu perairan akan menyebabkan keanekaragaman jenis
benthos akan semakin kecil; karena akan semakin sedikit spesies yang dapat
toleran dan beradaptasi terhadap kondisi perairan tersebut. Ini terjadi karena setiap
spesies mempunyai rentang atau daya toleransi tersendiri dalam beradaptasi
terhadap kualitas perairan (Tobing, 2009).
Tujuan Pratikum
Tujuan dari pratikum ini adalah
1. Mengetahui definisi bentos
2. Mengetahui pembagian bentos di perairan
3. Mengetahui peran bentos di perairan
Manfaat Pratikum
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah sebagai informasi untuk
mengetahui tentang bentos yang berada di peairan serta sebagai salah satu syarat
untuk mengetahui praktikum selanjutnya. Laporan ini juga bisa menambah
pengetahuan tentang kehidupan bentos kepada mahasiswa yang ingin menekuni.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Bentos
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan dan mendiami
kedalaman tertentu. Organisme bentos mendiami daerah intertidal dengan
kedalaman yang bervariasi. Dengan mempelajari berbagai jenis bentos, akan
diketahui berbagai jenis mahluk hidup yang ada di perairan laut. Kehidupan
bentos dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Adapun faktor yang
mempengaruhi yaitu tipe sedimen, salinitas dan kedalaman di bawah permukaan
sehingga tercipta keanekaragaman jenis bentos yang menghuni perairan.
Organisme bentos meliputi kelompok Bintang Laut, Bulubabi, Gastropoda,
Teripang, Bivalvia, dan Bintang ular (Sinyo dan Idris, 2013).
Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi pola penyebaran dan
morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal tersebut berkaitan
dengan karakteristik serta jenis makanan bentos Kelompok hewan tersebut dapat
lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke
waktu. Hewan bentos terus menerus terbawa oleh air yang kualitasnya berubah-
ubah. Diantara hewan bentos yang indikator mudah di identifikasi dan peka
terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam
kelompok indicator makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobentos
(Septiani dkk., 2015).
Keanekaragaman Jenis Bentos di Perairan
Organisme yang hidup di dasar perairan yang relatif mudah diidentifikasi
dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang
termasuk dalam kelompok makrozoobentos. Makrozoobentos adalah hewan yang
sebagian atau seluruh hidupnya berada di dasar perairan, baik sesil, merayap
maupun menggali lubang. Berdasarkan cara hidupnya, bentos di bedakan atas dua
kelompok yaitu, infauna dan epifauna. Infauna adalah kelompok makrozoobentos
yang hidup terbenam di dalam lumpur (berada di dalam substrat), sedangkan
epifauna adalah kelompok makrozoobentos yang menempel di permukaan dasar
perairan (Lianah, 2014).
5
Dimana, D = Kepadatan setiap jenis (ind/m2); X = Jumlah individu per jenis (ind);
A= Luas area yang terukur dengan kuadran (m2).
s
H ' = ln
Keanekaragaman jenis: i=1 N
( ) ( )
N
Dimana, H ' = Indeks keragaman jenis; N= jumlah individu total; ni= jumlah
STUDI KASUS
(organisme) hanya dapat hidup dan berkembangbiak dengan baik dalam lokasi
yang mempunyai kualitas perairan bagus, tetapi beberapa jenis masih dapat hidup
dan berkembang dengan baik dalam perairan yang mempunyai kondisi buruk.
Bila suatu jenis organisme (benthos) dapat toleran terhadap kondisi buruk, maka
jenis tersebut, akan berkembang dengan baik karena sedikitnya kompetitor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil dari pratikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Keanekaragaman Bentos di Perairan Pantai Samangraya (Lokasi 1),
Merak.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, tabel 1 dan tabel 2 menunjukan
keanekaragaman betos di Perairan Pantai Samangraya dan Pantai Terate, Merak.
Keragaman bentos di dominasi oleh beberapa spesies bentos diantarnya
didominansi oleh jenis moluska. Hal ini sesuai dengan Hadiputra dan Damayanti
(2013) yang menyatakan bahwa kelompok makrozoobentos yang relatif dominan
di ekosistem mangrove adalah Mollusca, Mollusca menghabiskan seluruh
hidupnya di kawasan tersebut sehingga apabila terjadi pencemaran lingkungan
maka tubuh Mollusca akan terpapar oleh bahan pencemar dan terjadi penimbunan
atau terakumulasi.
Berdasarkan hasil pengamatan, tabel 1 menunjukan keragaman jenis
bentos yang tinggi. Keragaman jenis dan kerapatan dari bentos merupakan
sebagian dari bioindikator yang dapat menunjukkan kualitas lingkungan. Bentos
merupakan golongan makhluk hidup yang dapat digunakan sebagai bioindikator
kualitas perairan Hal ini sesuai dengan Indrowati dkk (2012) yang menyatakan
bahwa secara khusus bahwa bioindikator adalah kelompok atau komunitas
organisme yang keberadaannya atau perilakunya di alam berhubungan dengan
kondisi lingkungan, apabila terjadi perubahan kualitas air maka akan ber-
pengaruh terhadap keberadaaan dan perilaku organisme tersebut, sehingga dapat
digunakan sebagai penunjuk kualitas lingkungan. Keragaman jenis dan kerapatan
12
Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan dan mendiami
kedalaman tertentu. Organisme bentos mendiami daerah intertidal dengan
kedalaman yang bervariasi. Dengan mempelajari berbagai jenis bentos, akan
diketahui berbagai jenis mahluk hidup yang ada di perairan laut.
2. Bentos merupakan hewan yang hidup didasar perairan atau dipermukaan dasar
perairan. Berdasarkan ukuranya bentos dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
makro bentos, meso bentos dan mikrobentos. Berdasarkan cara hidupnya,
bentos di bedakan atas dua kelompok yaitu, infauna dan epifauna.
Berdasarkan pola-pola makannya benthos dibedakan menjadi tiga macam
yaitu suspension feeder, deposit feeder, dan detritus feeder.
3. Makrozoobentos merupakan salah satu kelompok biota air yang terpenting
dalam ekosistem perairan sehubungan dengan peranannya dalam jaring
makanan, dan berfungsi sebagai degradator bahan organik. Dengan kondisi
demikian biota makrozoobentos memiliki fungsi sebagai penyeimbang nutrisi
dalam lingkungan perairan dan dapat juga digunakan sebagai biota indikator
13
Saran
Saran dari penulis adalah agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
bentos di perairan sehingga pratikan dapat mengimplementasikan. Kemudian,
agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lebih nyaman dengan tersedianya
fasilitas-fasilitas yang lebih lengkap yang dapat digunakan dalam pratikum di
Laboratorim selanjutnya.