berupa deret panjang molekul yang terdiri dari satu molekul DNA[1] dan berbagai protein terkait
yang merupakan informasi genetik suatu organisme,[2] seperti molekul kelima jenis histon dan
faktor transkripsi yang terdapat pada beberapa deret, dan termasuk gen unsur regulator dan
sekuens nukleotida. Flemming (1879) melihat untuk pertama kali membelahnya benda- benda
yang ada dalam inti. Flemming menggunakan istilah mitosis untuk menguraikan pembelahan
benang- benang (kromosom) dalam inti menjadi separohnya dan pemisahannya ke inti sel anak.
Lalu, sekitar tahun 1880 terlihat adanya mekanisme reduksi kromosom yang di uraikan oleh ahli
lain dengan istilah meiosis yang diketemukan oleh Farmer dan More. Kemudian Roux (1883)
melaporkan ahli yang mula-mula mempunyai dugaan bahwa benda- benda tersebut terlibat
dalam mekanisme keturunan. Benden dan Boveri (1887) melaporkan bahwa jumlah benda
tersebut (kromosom) berbeda antara mahluk hidup yang satu dengan yang lainnya dan jumlahnya
stabil dari generasi ke generasi. Istilah kromosom pertama kali di kemukakan oleh Weldeyer
(1888) dan kromosom berasala dari bahasa latin (chromo = warna , soma = tubuh, badan). Pada
tahun 1865 Gregor mendel menetapkan teori dasar pewarisan sifat berdasarkan pemulihannya
sebelum perkembanagan sitologi diketahui. Setelah De vries, Correns dan Von Tschemak secara
terpisah menguatkan hasil mendel. Tiga ahli amerika serikat, yaitu Cannon, Wilson, dan Sutton
melihat adanya kesejajaran antara unit sifat dari mendel dan kromosom. Pada tahun 1902 Sutton
dan Boveri menyatakan bahwa faktor keturunan yang ditemukan Mendel itu terletak pada
kromosom. Pada tahun 1933 Morgan menemukan fungsi kromosom dalam pemindahan sifat-
sifat genetik. Beberapa ahli lainnya antaralain Heitz (1935), Kuwada (1939), Gritter (1940) dan
Kaufman (1948) kemudian menyusul memberikan keterangan tentang morfologi kromosom.
Dalam kromosom eukariota, DNA yang tidak terkondensasi berada dalam struktur order-quasi
dalam nukleus, di mana ia membungkus histon (protein struktural, Gambar 1), dan di mana
material komposit ini disebut kromatin. Selama mitosis (pembelahan sel), kromosom
terkondensasi dan disebut kromosom metafase. Hal ini menyebabkan masing-masing kromosom
dapat diamati melalui mikroskop optik. Setiap kromosom memiliki dua lengan, yang pendek
disebut lengan p (dari bahasa Perancis petit yang berarti kecil) dan lengan yang panjang lengan
q (q mengikuti p dalam alfabet). Prokariota tidak memiliki histon atau nukleus. Dalam keadaan
santainya, DNA dapat diakses untuk transkripsi, regulasi, dan replikasi.