Icu 2015
Icu 2015
I. Pengkajian
a. IDENTITAS
Nama / Initial : An. F
Umur : 4 Tahun
Alamat : Kopang, Lombok Tengah
Pekerjaan :-
Tanggal MRS : 1 Februari 2016
Tgl pengkajian : 1 Februari 2016
Penanggung Jwb: Ny. Y Alamat Kopang,
Lombok Tengah
No.Register : 416041
Dx.Medis: Kejang Demam Kompleks (KDK)
e. PEMERIKSAAN FISIK
AIRWAY : tampak adanya sumbatan jalan nafas
(-), tampak adanya secret (-), nafas stridor (-)
BREATHING : frekuensi nafas 47 x/menit, tarikan
dinding dada (+)
CIRCULATION : Nadi 118 x/menit, klien tampak pucat
DISABILITY : keadaan : Supor, GCS: E2V2M4
FULL Vital Sign & Five Intervention
o Nadi : 118 x/menit
o Suhu : 39,4oC
o RR :48 x/menit
Monitor denyut jantung (-)
Indwelling kateter (-)
NGT (+)
Pemeriksaan laboratorium (+
o GIVE A COMFORT:
Klien dalam keadaan kesadaran menyerupai koma,
reaksi hanya timbul dengan rangsangan nyeri (supor),
klien berbaring dengan menggunakan kain menutupi
tubuh.
o HISTORY & HEAD TO TOE ASSESSMENT
History:
Keluarga/ibu klien mengatakan
anaknya demam tidak turun turun dan diikuti
dengan batuk
Keluarga klien mengatakan klien
langsung dibawa ke klinik setelah itu dirujuk ke
IGD RSUD Praya
Keluarga mengatakan tanggal 1
Februari 2016 masuk ICU untuk mendapatkan
perawatan yang intensif
Klien dalam keadaan menyerupai
koma, reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan
rangsangan nyeri (supor)
Head to toe :
Kepala : tidak terdapat benjolan,
warna rambut hitam, rambut pendek, kulit kepala
bersih.
Leher: tidak terdapat kelainan,
tidak terdapat pembesaran vena jugularis
Dada (Thorax): bentuk dada
simetris, terdapat penggunaan otot bantu
pernafasan/ ada tarikan dinding dada.
Abdomen : bentuk simetris
Panggul : bentuk simetris
Alat kelamin: inspeksi: tidak ada
kelainan
Ekstremitas :
Atas: terpasang infuse D5 1/4 Ns
Bawah: tidak ada kelainan
Genogram
Terapi medis
Tanggal 1 Februari 2016
1. O2 1 liter/menit
2. IVFD D5 1/4 Ns 10 tetes/menit
3. Ampicilin 4 x 180 mg
4. Sanmol 3x150 mg
5. Ceftriaxone 2x1 gr
6. Stesolid sup 5mg
7. Diazepam 7mg bila kejang
II. Analisa Data
Ketidakseimbangan
potensial membrane
ATP ASE
Kejang berulang
DS : ibu mengatakan saat Kejang Resiko cidera
kejang, klien tidak terkontrol
DO : K/U lemah
Kesadaran supor <15 menit
GCS E2V2M4
TTV : suhu 39,4oC, RR: 47
x/menit, nadi 118 x/menit, Penurunan kesadaran
SPO2 97%.
Resiko cidera
No.D
Tanggal Tujuan/Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
x
1 Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Menentuka
tindakan keperawatan TTV setiap 1 jam n intervensi
selama 3x24 jam 2. Berikan lanjutan
diharapakan Suhu tubuh kompres air biasa / bila terjadi
kembali normal, dengan kran perubahan
kriteria hasil: 3. Anjurkan 2. Kompres
1. TTV khususnya suhu klien untuk banyak akan
dalam batas normal ( minum 1500 2000 memberika
36,5oC 37,5o C) ml n
2. Membran mukosa 4. Anjurkan pengeluara
basah. untuk memakai n panas
pakaian yang tipis secara
dan menyengat induksi.
keringat. 3. Mengganti
5. Observasi cairan
intake dan out put tubuh yang
6. Kolaborasi keluar
untuk pemberian karena
antipiretik panas dan
memacu
pengeluara
n urine
guna
pembuanga
n panas
lewt urine
4. Memberika
n rasa
nyaman
dan
memperbes
ar
penguapan
panas
5. Deteksi
terjadinya
kekurangan
volume
cairan
tubuh.
6. Antipireik
berguna
bagi
penurunan
panas.
2 Setelah dilakukan 1. Longgarka 1. Proses
tindakan keperawatan n pakaian, berikan konveksi
selama 3x24 jam pakaian tipis yang akan
diharapakan Klien tidak mudah menyerap terhalang
mengalami kejang, keringat. oleh
dengan kriteria hasil: 2. Berikan pakaian
1. Tidak kompres dingin yang
terjadi serangan 3. Berikan ketat dan
kejang ulang. ekstra cairan (susu, tidak
2. Suhu 36 sari buah, dll) menyerap
37,5 C 4. Observasi keringat.
3. Nadi 100- kejang dan tanda 2. perpindah
110 x/menit vital tiap 4 jam an panas
4. Respirasi 5. Batasi secara
24 28 x/menit aktivitas selama anak konduksi
5. Kesadaran panas 3. saat
composmentis 6. Berikan demam
anti piretika dan kebutuha
pengobatan sesuai n akan
advis. cairan
tubuh
meningka
t.
4. Pemantau
an yang
teratur
menentuk
an
tindakan
yang akan
dilakukan
5. aktivitas
dapat
meningka
tkan
metabolis
me dan
meningka
tkan
panas.
3 Setelah dilakukan 1. Beri meminimalka
tindakan keperawatan pengaman pada sisi n injuri saat
selama 3x24 jam tempat tidur dan kejang
diharapakan klien tidak penggunaan tempat meningkatkan
mengalami luka fisik tidur yang rendah. keamanan
selama dirawat di rumah 2. Tinggalah klien
sakit., dengan kriteria bersama klien selama menurunkan
hasil: fase kejang. resiko
1. Mempertah 3. Berikan trauma
ankan tindakan yang tongue spatel pada
mengontrol aktivitas diantara gigi atas mulut.
kejang. dan bawah. membantu
2. Mengidentif 4. Letakkan menurunkan
ikasi tindakan yang klien di tempat yang resiko injuri
harus diberikan lembut. fisik pada
ketika terjadi kejang. 5. Catat tipe ekstimitas
3. Kondisi kejang (lokasi,lama) ketika kontrol
klien akan stabil dan frekuensi kejang. otot volunter
dalam waktu 72 jam 6. Catat berkurang.
tanda-tanda vital membantu
sesudah fase kejang menurunkan
lokasi area
cerebral yang
terganggu.
mendeteksi
secara dini
keadaan yang
abnormal
V. Implementasi
DISCHARGE PLANNING
Subyektif :
Ibu klien mengatakan demam anak tidak turun-turun
Obyektif :
TTV suhu 39,4oC, respirasi rate 47 x/menit, nadi 118 x/menit, SPO2 97%.
Assessment :
Masalah belum teratasi
Planning :
Intervensi dilanjutkan
Intervention :
1. Observasi TTV
2. Identifikasi kejang
3. Hindarkan trama fisik klien
Evaluasi :
Pasien dan keluarga pasien sedikit mengerti dengan yang dijelaskan
tentang penyakit yang diderita
Keterangan :
Ttd,
(Mahasiswa)