Disusun oleh :
PENDAHULUAN
Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pekerja
di perusahaan. Kecelakaan kerja ini biasanya terjadi karena faktor dari pekerja itu sendiri dan
lingkungan kerja yang dalam hal ini adalah dari pihak pengusaha. Keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-
Undang RI Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan
dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan
tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat
diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi,
unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi
juga mental, emosional dan psikologi (Hadiguna,2009).
Menurut H. W. Heinrich dalam Notoatmodjo (2007), penyebab kecelakaan kerja yang
sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak
aman sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi secara bersamaan. Penyebab
kecelakaan kerja di Indonesia adalah perilaku dan peralatan yang tidak aman (Prastyo, 2012).
Berdasarkan laporan yang disampaikan Dirjen Pembinaan Pengawas Ketenagakerjaan
Kemenakertrans Muji Handaya seusai menyampaikan hasil Pertemuan Asia-Europe Meeting
(ASEM) Workshop on National Occupational Safety and Health (OSH) bahwa angka
kecelakaan kerja di Indonesia tergolong tinggi dibanding sejumlah negara di Asia dan Eropa,
pada tahun 2010 kecelakaan kerja di Indonesia tercatat sebanyak 98.711 kasus. 1.200 kasus di
antaranya mengakibatkan pekerja meninggal dunia dan menurut Muji Handaya bahwa
dengan angka kecelakan kerja tersebut, rata-rata ada tujuh pekerja yang meninggal dunia
setiap hari (Djumena, 2011). International Labour Orgnization (ILO) pad atahun 2012
memberikan angka kecelakaan kerja yang mengakibatkan kematian dalam 100.000 pekerja
Indonesia. ILO juga mencatat bahwa setiap tahunnya Indonesia mendapatkan 99.000
kecelakaan dengan 70% di antaranya menyebabkan kematian dan cacat seumur hidup.
Kecelakaan kerja Indonesia telah membuat negara rugi hingga Rp. 280 Triliun.
Angka kecelakaan kerja di Yogyakarta pada tahun 2013 mencapai 1.34 kasus. Dari
jumlah kasus kecelakaan kerja ini, 651 kasus merupakan kecelakaan dalam lokasi kerja.
Sisanya 460 kasus diakibatkan lantaran kecelakaan lalu lintas saat jam kerja dan 236 kasus
disebabkan kecelakaan diluar tempat kerja yang karena bukan kecelakaan lalu lintas.
Kesehatan kerja merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam dunia industri.
Karena ada 2 hubungan timbal balik antara kesehatan yang mempengaruhi pekerjaan dan
pekerjaan yang berpengaruh pada kesehatan. Tujuan kesehatan kerja juga untuk mencegah
terjadinya faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja, diantaranya beban kerja (fisik,
mental), kapasitas kerja (usia, jenis kelamin, ukuran tubuh, status kesehatan/gizi,
ketrampilan), dan lingkungan kerja (fisik,kimia,biologi, psikologi, ergonomi). Beban kerja,
kapasitas kerja, dan lingkungan kerja yang tidak terkendali dapat menyebabkan kecelakaan
kerja yang berakibat luka-luka pada pekerjanya, penyakit, cacat dan bahkan kematian. Selain
itu efisiensi dan produktivitas pekerja dan perusahaan juga bisa menurun. Oleh karena itu
upaya pengaturan beban kerja dan kapasitas kerja serta perlindungan pekerja dari bahaya
perlu dilakukan agar mencapai produktivitas kerja yang maksimal. Perusahaan besar di
Kecamatan Sedayu salah satunya adalah PT. SK Gloves Indonesia. Perusahaan ini baru
berdiri kurang lebih 6 tahun yang lalu, sehingga belum dilakukan evaluasi terhadap kesehatan
dan keselamatan kerja.
Berdasarkan hal tersebut dari kunjungan kedokteran industri ini akan dievaluasi dan
dibahas mengenai tingkat Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT. SK Gloves Indonesia.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah
dari kunjungan kedokteran industri ini adalahBagaimana tingkat Kesehatan dan Keamanan
Kerja bagi karyawan di PT. SK Gloves Indonesia ?
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
1) Inhalasi (menghirup)
Dengan bernapas melalui mulut atau hidung, zat beracun dapat masuk ke
dalam paru-paru. Seorang dewasa saat istirahat menghirup sekitar lima
liter udara per menit yang mengandung debu, asap,
gas atau uap. Beberapa zat, seperti fiber/serat, dapat langsung melukai paru-
paru. Lainnya diserap ke dalam aliran darah dan mengalir ke bagian lain
dari tubuh.
2) Pencernaan (menelan)
c. Biological
Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Seperti
pekerja di pertanian, perkebunan dan kehutanan termasuk di dalam perkantoran
yaitu indoor air quality, banyak menghadapi berbagai penyakit yang disebabkan
virus, bakteri atau hasil dari pertanian, misalnya tabakosis pada pekerja yang
mengerjakan tembakau, bagasosis pada pekerja - pekerja yang menghirup debu-
debu organic misalnya pada pekerja gandum (aspergillus) dan di pabrik gula,.
Penyakit paru oleh jamur sering terjadi pada pekerja yang menghirup debu
organik, misalnya pernah dilaporkan dalam kepustakaan tentang aspergilus paru
pada pekerja gandum. Demikian juga grain asma sporotrichosis adalah salah
satu contoh penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh jamur. Penyakit jamur
kuku sering diderita para pekerja yang tempat kerjanya lembab dan basah atau
bila mereka terlalu banyak merendam tangan atau kaki di air seperti pencuci.
Agak berbeda dari faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja lainnya, faktor
biologis dapat menular dari seorang pekerja ke pekerja lainnya. Usaha yang lain
harus pula ditempuh cara pencegahan penyakit menular, antara lain imunisasi
dengan pemberian vaksinasi atau suntikan, mutlak dilakukan untuk pekerja-
pekerja di Indonesia sebagai usaha kesehatan biasa. Imunisasi tersebut berupa
imunisasi dengan vaksin cacar terhadap variola, dan dengan suntikan
terhadap kolera, tipus dan para tipus perut. Bila memungkinkan diadakan
pula imunisasi terhadap TBC dengan BCG yang diberikan kepada pekerja
pekerja dan keluarganya yang reaksinya terhadap uji Mantaoux negatif,
imunisasi terhadap difteri, tetanus, batuk rejan dari keluarga-keluarga pekerja
sesuai dengan usaha kesehatan anak-anak dan keluarganya, sedangkan di Negara
yang maju diberikan pula imunisasi dengan virus influenza.
d. Ergonomi
Ergonomi adalah studi tentang hubungan antara pekerjaan dan tubuh manusia.
Prinsip ergonomi adalah mencocokkan pekerjaan untuk pekerja. Industri barang
dan jasa telah mengembangkan kualitas dan produktivitas. Restrukturisasi
proses produksi barang dan jasa terbukti meningkatkan produktivitas dan
kualitas produk secara langsung berhubungan dgn disain kondisi kerja.
Pengaturan cara kerja dapat memiliki dampak besar pada seberapa baik
pekerjaan dilakukan dan kesehatan mereka yang melakukannya. Semuanya dari
posisi mesin pengolahan sampai penyimpanan alat-alat dapat menciptakan
hambatan dan risiko. Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai
harus diatur sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi
kesehatan. Tempat - tempat duduk yang cukup dan sesuai harus disediakan untuk
pekerja-pekerja dan pekerja-pekerja harus diberi kesempatan yang cukup untuk
menggunakannya.
Pencegahan atau meminimalkan bahaya ergonomis antara lain :
1) Menyediakan posisi kerja atau duduk yang sesuai, meliputi sandaran,
kursi / bangku dan / atau tikar bantalan untuk berdiri.
2) Desain workstation sehingga alat-alat mudah dijangkau dan bahu pada
posisi netral, rileks dan lengan lurus ke depan ketika bekerja.
3) Jika memungkinkan, pertimbangkan rotasi pekerjaan dan
memberikan istirahat yang teratur dari pekerjaan intensif. Hal ini dapat
mengurangi risiko kram berulang dan tingkat kecelakaan dan kesalahan.
e. Psikis
Bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis
ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti :
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian,
motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga
kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta
hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi
kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
1) Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap
setiap tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan,
maka hal ini dinamakan stress.
2) Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan
kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.
3) Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah
tinggi, gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma
bronkial, penyakit kulit seperti eksim,dll.
D. Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan
resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja.Bila ketiga
komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang
optimal dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian
dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan
akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.
Di dalam peraturan perundang-undangan ditetapkan bahwa syarat-syarat
keselamatan kerja yakni:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan Mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran
2. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
3. Memberi kesempatan, atau jalan menyelematkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
4. Memberi pertolongan pada kecelakaan
5. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
6. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar,
radiasi, suara dan getaran
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan
8. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
9. Menyelenggarakan udara yang cukup
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
11. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
12. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya
13. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman, atau barang
14. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
15. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang
16. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
E. Data Industri
Nama Perusahaan : PT. SK Gloves Indonesia
F. Denah Perusahaan
Tolong copiin denahnya disini yaaa, minta tolong. Makasihhhh...