NPM : 1643050141
Pada masa orde baru, pemerintah berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang
menyimpang dari pancasila melalui program P4 (Pedoman Pengahayatan dan
Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia Pancakarsa. Pancasila justru dijadikan sebagai
indoktrinasi. Presiden Soeharto menggunakan Pancasia sebagai alat untuk
melanggengkan kekuasaannya.
Tidak sampai menempuh waktu yang lama, sejak pertengahan tahun 1997, ketika
krisis moneter melanda dunia, bulan Mei 1998, Orde Baru akhirnya runtuh. Krisis
moneter membuka jalan bagi kita menuju terwujudnya kehidupan berdemokrasi yang
sehat, yang selama ini terkukung oleh sistem kekuasaan Orde Baru yang serba menguasai
semua sisi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Proses menuju reformasi telah
dimulai ketika wacana penentangan politik secara terbuka kepada Orde Baru mulai
muncul.
Nama : Shania Astanti 3
NPM : 1643050141
Agenda utama gerakan reformasi adalah turunnya Soeharto dari jabatan presiden.
Dengan adanya krisis ekonomi, politik dan hukum mengakibatkan adanya krisis
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Masyarakat menjadi hilang kepercayaan
kepada pemerintah. Dengan adanya berbagai penderitaan ekonomi dan politik yang
dialami masyarakat mendorong terjadinya perilaku negative dan anarkis. Beban yang
semakin berat serta tidak adanya kepastian kapan berakhirnya penederitaan yang mereka
alami mengakibatkan masyarakat frustasi dan semakin membuat masyarakat tidak
percaya kepada pemerintah.
Sikap kritis mahasiswa dianggap sebagai ancaman bagi Soeharto dan jajarannya.
Bukan hanya itu, aktifis-aktifis sosial lainnya yang bersebrangan dengan Soeharto juga
Nama : Shania Astanti 4
NPM : 1643050141
disingkirkan agar pemerintahannya tetap berjaya. Soeharto hanya ingin semua rakyat
mematuhinya, dengan demikian ia akan leluasa untuk melakukan hal-hal yang kini
berdampak negatif bagi pemerintahan kita. Seperti yang kita ketahui bahwa sebelumnya
pada era 70-an mahasiwa juga pernah melakukan suatu gerakan sosial besar namun gagal
karena dapat dikalahkan oleh pemerintah. Sejak saat itu, mahasiswa semakin dilarang
untuk terlibat dalam kegiatan politik apalagi melakukan aksi-aksi demo. Dewan
mahasiswa tidak lagi ada sebagai penyalur aspirasi mahasiswa. Lalu dibentukknya NKK
(Normalisasi Kehidupan Kampus) dan diadakannya SKS (Sistem Kredit Semester)
dengan tujuan agar menyita seluruh waktu mahasiswa.[9] Namun sepertinya peraturan
tersebut tidak menghalangi niat mahasiswa dalam membebaskan bangsa ini dari belenggu
otoritanianisme. Keberanian yang mereka miliki muncul dari rasa kecewa yang meluas di
dalam masyarakat. Mereka menyalurkan kekecewaan itu dengan melakukan berbagai aksi
dan gerakan.
Surakarta. Ribuan tempat tinggal, pertokoan, kantor, dan kendaraan milik masyarakat
Tionghoa dibakar. Ribuan orang mati terbakar di pusat-pusat pertokoan. Seluruh
masyarakatan terutama di perkotaan dicekam perasaan tidak aman. Hal ini kemudian
mendorong masyarakat keturunan Tionghoa pergi ke luar negeri secara besar-besaran
demi keamanan.
Presiden Soeharto yang sedang menghadiri KTT G-15 di Kairo Mesir segera
pulang ke Tanah Air pada tanggal 15 Mei 1998. Tuntutan agar Presiden Soeharto segera
mengundurkan diri semakin gencar disuarakan masyarakat. Rencanma mahasiswa untuk
berdialog dengan pimpinan DPR, berubah menjadi aksi mimbar bebas. Para mahasiswa
kemudian memutuskan untuk tetap tinggal di gedung DPR/MPR, sampai tuntutan
reformasi total mereka dipenuhi. Kehadiran para mahasiswa di gedung DPR/MPR,
mengundang kedatang lebih banyak mahasiswa serta pendukung reformasi lainnya
terutama sejak tanggal 18 Mei 1998.
Sementara itu pada tanggal 19 Mei 1998 nilai mata uang rupiah semakin
melemah menembus Rp. 15,000.00 per dollar US. Pada hari itu juga Presiden Soeharto
melakukan pertemuan dengan beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat di Jakarta.
Presiden Soeharto kemudian mengumumkan tentang rencana pembentukan Komite
Reformasi, melakukan perubahan kabinet, dan segera melakukan pemilihan umum serta
tidak bersedia dicalonkan kembali sebagai presiden.
Presiden Soeharto akhirnya mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998, dan
BJ Habibie yang menjabat wakil presiden disumpah oleh Mahkaman Agung sebagai
presiden Republik Indonesia yang baru di Istana negara. Pengangkatan Presiden BJ
Nama : Shania Astanti 6
NPM : 1643050141
Habibie menggantikan Soeharto di luar Sidang MPR itu didasarkan pada Pasal 8
Undang-Undang Dasar 1945.
KESIMPULAN :
Di Indonesia pernah terjadi social movement besar-besaran yang dilakukan
oleh mahasiswa dalam menuntut turunnya Soeharto pada Mei 1998. Gerakan ini disebut
gerakan reformasi karena menginginkan suatu perubahan. Saat itu kondisi Indonesia
sangat kacau, terjadi pengekangan dalam berpendapat, pelanggaran HAM, dan krisis
ekonomi yang cukup parah.Saat itu mahasiswa yang kritis dan dianggap berbahaya bagi
pemerintah ditangkap, diculik, bahkan dipenjara. Banyak hal yang dilakukan oleh
pemerintahan Soeharto untuk menghambat pola pikir mereka yang kritis, seperti
membuat NKK (Normalisasi Kehidupan Kampus) dan diadakannya SKS (Sistem Kredit
Semester) dengan tujuan agar menyita seluruh waktu mahasiswa.
Yang memicu terjadinya gerakan mahasiswa tersebut adalah krisis moneter yang
sudah semakin parah di negara ini dan dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat.
Perjuangan mahasiswa menorehkan sejarah yang kini kita kenal dengan Tragedi Trisakti,
Tragedi Semanggi I dan Tragedi Semanggi II, Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan,
dan Tragedi Lampung. Perjuangan untuk menumbangkan rezim Soeharto bukan hanya
dilakukan oleh mahasiswa yang ada di Jakarta, namun juga mahasiswa di kota-kota besar
lainnya. Dalam sejarah Mei 1998 ini mahasiswa mengambil bagian besar. Secara
intelektual mereka berhasil membawa Indonesia menuju perubahan. Banyak dampaknya
yang kita rasakan sekarang.
Yang paling signifikan adalah penghapusan dwifungsi ABRI dan ruang gerak
politik yang dibuka seluas-luasnya membuat masyarakat Indonesia tidak takut lagi
mengkritisi kebijakan pemerintah. Namun, lagi-lagi jika kita melihat awal dan tujuan
terjadinya gerakan mahasiswa pada Mei 1998 ini merupakan wujud dari kekecewaan
masyarakat luas kepeda pemerintahan dan mahasiswa menjadi aktor utama dalam
membentuk opini publik.
REKOMENDASI :
Kini mahasiswa telah bebas ruang geraknya dan dapat melakukan aksi yang dulu
dilarang oleh pemerintahan orde baru. Sebagai kaum intelek yang memiliki kesadaran
Nama : Shania Astanti 7
NPM : 1643050141
berbangsa dan bernegara yang tinggi, mahasiswa harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan yang membela rakyat kecil, karena mahasiswa merupakan agen perubahan.
Kedepannya, gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa harus lebih terorganisir dan terarah,
untuk meminimalisir jatuhnya korban. Mungkin banyak cara yang lebih efektif untuk
dilakukan pada era yang sudah demokratis ini. Dengan demikian diharapkan mahasiswa
dapat terus berada di barisan depan untuk membela kepentingan rakyat kecil.
DAFTAR PUSTAKA :
Baha Uddin,dkk.2015. Sejarah Indonesia. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
http://hafiedzmizan.blogspot.co.id/2013/06/penyimpanga-pada-orde-lama-orde-baru.html
http://harefatika.blogspot.co.id/2012/10/analisis-gerakan-mahasiswa-mei-1998-dan.html