Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 5

I GEDE ADITYA PRATAMA PUTRA (1515351048/3)


I GST NGR AGUNG YUDIS (1515351054/7)
AA NGR MAHAPUTRA BISMANTARA (1515351062/12)
I GD ISWARA YUDHASENA (1515351063/13)
I GD YOGA TRISNA WIDYA (1515351067/17)
I MD YOGA WIDIANA (1515351068/18)
KM RURKIYASA ADI PUTRA (1515351071/21)

Akuntansi Operasi Kantor

5.1 Agen Penjualan dan Kantor Cabang


Masalah teknis antara agen dan kantor cabang seringkali digunakan untuk menjelaskan
perbedaan keduanya. Kegiatan agen adalah memamerkan barang dagangan dan menangani pesanan
pelanggan, mereka tidak mempunyai persediaan untuk memenuhi pesanan pelanggan ataupun untuk
menangani kredit pelanggan.
Agen bukan merupakan entitas dan juga bukan kesatuan usaha yang terpisah. Biasanya
pencatatan akuntansi yang diperlukan untuk kegiatan agen ini hanya penerimaan dan pengeluaran
kas, yang diperlakukan sama seperti sistem kas kecil (petty cash).Pencatatan atas penjualan yang
dilakukan oleh agen, biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan, dan biaya lain-lain dicatat
oleh sistem akuntansi kantor pusat.
Sebaliknya kantor cabang memiliki persediaan, melakukan penjualan kepada pelanggan,
menangani kredit pelanggan, menagih piutang, mencatat biaya yang terjadi, dan kegiatankegiatan
lain yang biasa dilakukan oleh suatu perusahaan. Kegiatan-kegiatan tersebut dicatat berdasarkan
sistem akuntansi kantor cabang.

5.2 Pembukuan Agen Penjualan


Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa agen penjualan tidak memerlukan sistem
akuntansi yang lengkap untuk mencatat aktivitasnya yang terbatas. Agen cukup menyelenggarakan
buku kas untuk mencatat penerimaan modal kerja dari kantor pusat dan pengeluaran-pengeluaran
kas untuk biaya-biaya operasinya yang didukung oleh bukti-bukti pengeluaran.
Karena digunakan inprest fund system (sistem dana tetap) maka pada saat modal kerja
hampir habis maka catatan pengeluaran kas beserta bukti-bukti pengeluarannya dikirimkan ke
kantor pusat untuk dimintakan pengisian kembali.
Apabila terjadi penjualan oleh agen maka harga pokok penjualannya harus ditentukan. Jika
digunakan sistem perpetual, pencatatannya dengan mendebit pada perkiraan harga pokok
penjualan agen A dan mengkredit pada persediaan barang dagangan. Sedangkan jika digunakan
sistem periodik, dengan mendebit perkiraan harga pokok penjualan agen A dan mengkredit

1
pengiriman pada agen. Ayat-ayat jurnal ini hanya dicatat pada akhir periode akuntansi oleh kantor
pusat, setelah menerima catatan (memorandum) dari agen-agen.
5.3 Sistem Akuntansi Kantor Cabang
Penerapan kegiatan akuntansi pada sebuah kantor cabang tergantung pada kebijaksanaan
perusahaan. Kebijaksanaan suatu perusahaan mungkin menggunakan sistem akuntansi :
1. Pencatatan untuk kantor cabang dilakukan pada kantor pusat (sentralisasi).
2. Pencatatan untuk kantor cabang dilakukan pada kantor cabang dan kantor pusat.
3. Pencatatan untuk kantor cabang hanya dilakukan pada kantor cabang.

Pencatatan untuk kantor cabang dilakukan pada kantor pusat (sentralisasi)


Pada prinsipnya sama dengan untuk agen penjualan dimana kantor cabang membuat dokumen-
dokumen dasar seperti faktur penjualan, catatan waktu kerja, dan bukti-bukti pendukung transaksi
lainnya yang tembusannya atau aslinya dikirimkan ke kantor pusat untuk dicatat di dalam buku
jurnal dan buku besar kantor pusat.
Pencatatan untuk kantor cabang dilakukan pada kantor cabang dan kantor pusat
Pada cara ini kantor cabang membuat jurnal awal secara lengkap yang salinannya dikirimkan
ke kantor pusat untuk dicatat dalam jurnal umum dan buku besar.
Pencatatan untuk kantor cabang hanya dilakukan pada kantor cabang (desentralisasi)
Pada cara ini, setiap cabang membuat pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi pada
kantor cabang secara lengkap yang meliputi jurnal, buku besar dan buku-buku pembantu.Laporan
keuangan disiapkan secara tahunan oleh kantor cabang dan dikirimkan ke kantor pusat. Prinsip-
prinsip akuntansi, sistem pengendalian internal, format dan isi laporan keuangan ditentukan oleh
kantor pusat. Laporan keuangan yang terpisah antara kantor cabang dan kantor pusat digabungkan
menjadi laporan keuangan tunggal untuk tujuan pelaporan eksternal.
5.4 Pengiriman Barang Dagangan di Atas Harga Pokok
Banyak perusahaan menggunakan harga transfer di atas harga pokok untuk pengiriman internal ke
cabang-cabang mereka. Beberapa perusahaan menetapkan harga transfer pada harga jual normal,
sementara yang lainnya menggunakan mark-up standar. Ada juga perusahaan yang menetapkan
harga transfernya melalui formula-formula kompleks. Alasan yang mendasari penetapan harga
standar di atas harga pokok, antara lain ialah agar alokasi pendapatan antarunit dalam perusahaan
dilakukan dengan wajar, agar harga persediaan ditetapkan dengan efisien dan agar margin laba dari
tiap-tiap cabang diungkapkan dengan sebenarnya.
1) Pengiriman ke Cabang dicatat pada Harga Pokok
Ketika kantor pusat mengirim barang dagangan kepada cabangnya dengan harga transfer di atas
harga pokok, pencatatan akuntansi pada buku kantor pusat harus disesuaikan dengan biaya aktual

2
dari barang yang dikirim. Ini dilakukan melalui akun tambahan laba cabang atau laba yang belum
direalisasi. Sebagai contoh, kantor pusat PT Fabiola mengirirm barang dagangan sejumlah
Rp100.000.000 ke cabangnya di Tegal dengan mark-up sebesar 20% di atas harga pokok. Ayat
jurnal yang harus dibuat :
Buku Kantor Pusat
Cabang Tegal Rp 120.000.000
Pengiriman ke Cabang Tegal Rp 100.000.000
Laba belum direalisasi Cabang Tegal Rp 20.000.000
(Untuk mencatat pengiriman ke Cabang Tegal 120% dari harga pokok)
Buku Kantor Cabang Tegal
Pengiriman dari kantor pusat Rp 120.000.000
Kantor pusat Rp 120.000.000
(Untuk mencatat penerimaan persediaan dari kantor pusat)
Ayat jurnal untuk mencatat transfer barang dagangan dengan harga diatas harga pokok tidak
mengubah hubungan resipokal akun kantor pusat maupun cabang, tetapi mempengaruhi hubungan
akun pengiriman kantor pusat dan cabang, karena pada saat pencatatan akun Pengiriman ke
Cabang dikredit sebesar biaya sedangkan akun Pengiriman dari Kantor Pusat didebit sebesar
harga transfer. Perbedaan pada akun ini disebabkan adanya mark-up yang ditunjukkan pada akun
laba belum direalisasi cabang.
2) Pengiriman ke Cabang Dicatat pada Harga Penagihan (Billing Prices)
Beberapa perusahaan mencatat pengiriman barang ke cabang berdasarkan harga penagihan dan
menyesuaikan akun laba belum direalisasinya hanya pada akhir periode akuntansi. Pada saat
pendekatan ini digunakan, saldo akun laba belum direalisasi selama periode akuntansi
mencerminkan laba yang belum direalisasi pada persediaan awal cabang, dan akun pengiriman ke
cabang mencakup laba belum direalisasi untuk periode berjalan.

Untuk lebih jelas, anggaplah PT Fabiola mengirim barang ke Cabang Tegal dengan harga penagihan
:
Buku Kantor Pusat
Cabang Tegal Rp 120.000.000
Pengiriman ke Cabang Tegal Rp 120.000.000

Dengan jurnal ini akun pengiriman kantor pusat dan cabang akan memiliki saldo yang sama, tetapi
diperlukan dua ayat jurnal penyesuaian akhir tahun :
Buku Kantor Pusat :

3
Pengiriman ke Cabang Tegal Rp 20.000.000
Laba belum direalisasi Cabang Tegal Rp 20.000.000
(Untuk menyesuaikan pengiriman dengan basis biaya)
Laba belum direalisasi Cabang Tegal Rp 18.000.000
Laba Cabang Tegal Rp 18.000.000
(Untuk menyesuaikan laba cabang atas realisasi mark-up pada pengiriman ke cabang)

Jurnal pertama menyesuaikan akun pengiriman ke cabang dan akun laba belum direalisasi dengan
memunculkan saldo masing masing Rp 100.000.000 dan Rp 20.000.000. Jurnal kedua sama
seperti yang dijelaskan di depan yaitu untuk menyesuaikan laba cabang dari laba belum direalisasi.

4
Daftar Pustaka

Floyd A. Beams Amir Abadi Jusuf,Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia 2004,Buku 1 dan 2,
Salemba Empat
http://ekonomikomiko.blogspot.ch/2014/05/akuntansi-operasi-kantor-cabang.html

Pengakuan :
Semua anggota kelompok ikut serta dalam pembuatan RMK ini.
Kami mengerjakan RMK ini dengan jujur.

Pertanyaan :
1. Mengapa agen penjualan tidak memerlukan system akuntansi yang lengkap ?
5
2. Bagaiman langkah dalam menyusun laporan keuangan gabungan kantor pusat dan kantor
cabang?
3. Apa keuntungan perusahaan menetapkan harga transfer pada harga jual normal ?
4. Apa maksud dari imprest fund system dan hubungan respirokal ?
5. Apa yang dimaksud jurnal awal pada kantor pusat dan kantor cabang?

Anda mungkin juga menyukai