Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan Makalah Perkembangan Peserta Didik yang
berjudul Perkembangan Kognitif Peserta Didik ini dapat diselesaikan oleh penulis
tepat pada waktunya.
Secara umum, makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik oleh dosen pengampu Dra. Khutobah, M.Pd.
Makalah ini ditulis berdasarkan buku panduan yang berkaitan dengan
Perkembangan Peserta Didik, serta informasi dari media massa yang berhubungan
dengan Perkembangan Peserta Didik.
Disadari bahwa makalah ini kurang sempurna. Untuk itu diharapkan
berbagai masukan berupa kritik dan saran yang membangun bagi kami demi
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
mahasiswa di Universitas Jember.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................2
3.1 Kesimpulan...............................................................................................14
3.2 Saran.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................iii
2
BAB I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari perkembangan kognitif.
2. Untuk mengetahui proses perkembangan kognitif peserta didik.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
peserta didik.
4. Untuk mengetahui masalah yang berkaitan dengan perkembangan kognitif
peserta didik.
1
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis, makalah ini memberikan manfaat yang sangat besar, karena
dengan adanya penyusunan makalah mengenai perkembangan kognitif
peserta didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
perkembangan kognitif.
2. Bagi pembaca khususnya para peserta didik, makalah ini dapat memberikan
wawasan mengenai perkembangan kognitif dan tahapannya. Dengan adanya
makalah ini peserta didik dapat berpartisipasi dalam meningkatkan
kemampuan yang dimilikinya.
2
BAB II. PEMBAHASAN
3
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan dan
dapat dipahami bahwa kognitif atau pengetahuan adalah istilah
yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua
aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran,
ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan
seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah,
dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis
yang berkaitan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan,
menilai dan memikirkan lingkungannya.
4
Anak yang berupaya mengamati sesuatu yang ada di sekitarnya
menunjukkan perubahan dari perilaku reflektif ke proses akomodasi
(memfokuskan mata untuk melihat sesuatu yang ada disekitarnya). Pada
akhir periode ini bayi telah memulai merefleksikan proses asimilasi dan
akomodasi.
b. Periode 2 (Usia 1-4 Bulan)
Pada periode ini, perilaku reflektif telah mulai dimodifikasi : terjadi
beberapa perilaku baru yang ditunjukkan anak. Mengisap jempol menjadi
suatu kebiasaan dan reflek berkembang menjadi suatu yang terkoordinasi
antara tangan dan mulut. Bayi telah mengikuti bergeraknya suatu objek
dengan gerakan mata. Kepalanya mulai digerakkan dan diarahkan ke suara
yang didengarnya, dan ini menunjukkan telah terjadi koordinasi antara
mata dan telinga. Pada akhir periode 1 dan memasuki periode 2, bayi telah
memiliki kemampuan untuk membedakan objek. Pada periode 2 bayi telah
memiliki kesadaran tentang objek, dimana bayi telah menunjukkan
kemampuan koordinasi antara pendengaran dengan penglihatan yang
berlangsung secara bertahap dan berkelanjutan. Pada periode ini, bayi
belum menunjukkan kemampuannya untuk memusatkan perhatian secara
khusus, kecuali bayi diberi rangsangan khusus. Perilaku reflektif telah
berkurang dan secara bertahap muncul perilaku yang disengaja.
c. Periode 3 (Usia 4-8 Bulan)
Pada periode 3, bayi telah menunjukkan perilaku yang terarah pada objek
atau peristiwa tertentu. Pada periode ini, bayi telah aktif berinteraksi
dengan lingkungannya dan menunjukkan kemampuan untuk melakukan
peniruan terhadap apa yang menjadi perhatiannya. Salah satu karakteristik
dari periode ini adalah adanya kemajuan dari bentuk perilaku yang tidak
disengaja menjadi perilaku yang disengaja. Perilaku yang ditampakkan
lebih terseleksi dan tergantung pada stimulus yang diterimanya.
d. Periode 4 (Usia 8-12 Bulan)
Pada periode ini, perilaku anak telah ditandai oleh aktifitas intelektual anak
telah memiliki kemampuan untuk menggabungkan beberapa perilaku yang
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Anak mulai memiliki
kemampuan mengantisipasi peristiwa. Anak juga mulai mampu
mendemonstrasikan apa yang pernah dilihatnya. Selain itu beberapa
perilaku yang tampak telah menunjukkan sedikit ketidaktergantungan pada
5
stimulus lingkungan, dan berbeda dengan perilaku pada periode
sebelumnya. Tentang konsep objek, anak pada periode ini telah memiliki
konsep yang sudah mulai terbentuk, terutama tentang bentuk dan ukuran.
Suatu dimensi baru tentang objek telah tampak pada anak.
Dari aspek afeksi terdapat 3 dimensi penting yang tampak yaitu :
Perasaan telah mulai berperan dalam menentukan makna, yang
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan;
Anak mulai mengalami perasaan mengenai adanya kesadaran tentang
kegagalan dan keberhasilan;
Selanjutnya, pada periode 5 dan 6, anak akan memiliki kesadaran
tentang adanya jarak antara diri dan orang lain. Adanya perasaan suka
dan tidak suka pada benda atau orang lain, dan hal ini menunjukkan
bahwa kesadaran sosial anak telah berkembang.
e. Periode 5 (Usia 12-18 Bulan)
Pada periode ini, kemampuan anak dalam upaya memecahkan masalah
telah berkembang. Perilaku anak tidak hanya ditandai oleh perilaku karena
kebiasaan yang dilakukannya, melainkan anak telah berupaya membuat
percobaan-percobaan tertentu yang menandakan tumbuhnya kemampuan
kognitif anak. Anak telah mampu memahami objek dirinya dengan objek
lingkungannya, dan memahami adanya keterkaitan antara sebab dan
akibat.
f. Periode 6 (Usia 18-24 Bulan)
Pada periode ini, ditandai oleh perkembangan kemampuan anak dalam
mempresentasikan kemampuan intelektualnya. Anak telah memahami
makna hubungan sebab-akibat dan telah mampu mempresentasikan objek
atau peristiwa melalui imajinasinya. Selain itu, anak juga telah mampu
memecahkan masalah. Pada akhir periode ini, faktor afeksi telah
berkembang pada diri anak. Anak telah mampu melakukan penilaian dan
memutuskan : apa yang sepatutnya dilakukan dan apa yang sepatutnya
tidak dilakukan. Aspek kognitif telah berperan sehingga anak mampu
membedakan antara diri dengan orang lain secara objektif, dan faktor
inilah yang berperan dalam perkembangan interaksi sosial anak yang
sesungguhnya.
2. Tahap Praoperasional
6
Pada masa tahap perkembangan berpikir praoperasional pada usia 2-7 tahun,
anak mengalami masa peralihan perkembangan dari tahapan berfungsinya
tahapan sensori motorik dan berfungsinya aspek kognitif melalui aktivitas
tertentu. Perkembangan ditandai oleh kemampuan anak mempresentasikan
objek dan peristiwa dalam struktur kognitifnya, dan semakin tidak tergantung
pada aktivitas sensori motorik yang memberi warna terhadap perilaku anak.
Selain itu, ketrampilan bahasa anak akan berkembang pesat dan penguasaan
kosa kata yang meningkat memungkinkan mereka mengekspresikan dan
memikirkan berbagai objek dan peristiwa.
Bahasa juga menjadi dasar bagi bentuk interaksi sosial yang baru yakni
komunikasi verbal. Pada tahap ini, anak-anak dapat mengekspresikan
pemikiran-pemikiran mereka dan juga menerima informasi yang sebelumnya
tidak mungkin terjadi. Namun, penalaran mereka masih berdasarkan
prasangka dan intuisi belaka, alih-alih berdasarkan kesadaran mengenai
prinsip-prinsip logis yang mendasari suatu fenomena. Selain itu, mereka
belum mampu menjelaskan mengapa kesimpulan mereka benar.
3. Tahap Operasional Konkret
Menurut piaget, saat anak-anak memasuki tahap operasional konkret, proses-
proses berpikir mereka menjadi menjadi terorganisasi ke sistem proses-
proses mental yang lebih besar/operasi/yang memudahkan mereka berpikir
lebih logis daripada sebelumnya. Usia 7-11 tahun adalah periode dimana
beroperasinya seluruh aspek kognitif anak dan mulai terbatasnya aktivitas
intelektual yang dilalui anak. Yang menonjol pada tahapan perkembangan
operasi konkret adalah munculnya kemampuan berpikir transfomasi. Pada
tahap ini anak belum mencapai kemampuan berpikir tahap tertingga, tetapi
merupakaan awal munculnya kemampuan berpikir yang mengarajh pada
logika yang masih berdasrkan relitas faktual. Dapat dikatakan bahwa tahap
perkembangan ini adalah transisi antara berpikir pralogis ke tahap berpikir
logis secara optimal.
4. Tahap Operasional Formal
Tahapan perkembangan operasi formal berkisar pada usia 11-15 tahun atau
lebih. Kemampuan bernalar dan berpikir logis yang diarahkan untuk
memecahkan masalah pada usia ini telah berkembang. Kemampuan berpikir
telah terarah pada masalah tertentu. Struktur kognitif anak telah mencapai
kematangan dan kualitas potensi dalam bernalar telah mencapai kesetaraan
7
dengan penalaran orang dewasa, dan semua itu akan tercapai seacara optimal
jika perkembangan operasi formal telah berkembang secara optimal. Setelah
perkembangan pada fase operasi formal, peningkatana kualitas penalaran
akan berkembang secara terus menerus yang kemudian akan setara dengan
kemampuan bernalar orang dewasa.
8
satu generasi ke generasi selanjutnya melalui proses enkulturasi dan
sosialisasi. Dalam konteks inilah norma, nilai, dan kepercayaan merupakan
produk kognitif.
9
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perkembangan kognitif atau pengetahuan adalah istilah yang
digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua
aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran,
ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan
seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah,
dan merencanakan masa depan, atau semua proses
psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
2. Proses perkembangan kognitif peserta didik meliputi empat
tahap, yaitu :
a. Tahap Sensori Motor, yaitu suatu proses yang berkelanjutan, dan
dimulai pada masa bayi dilahirkan.
b. Tahap Praoperasional, yaitu suatu proses perkembangan yang
ditandai oleh kemampuan anak mempresentasikan objek dan peristiwa
dalam struktur kognitifnya, dan semakin tidak tergantung pada aktivitas
sensori motorik yang memberi warna terhadap perilaku anak.
c. Tahap Operasional Konkret, yaitu suatu proses perkembangan
yang ditandai dengan kemajuan proses berpikir yang lebih terorganisasi
dan lebih logis daripada sebelumnya.
d. Tahap Operasional Formal, yaitu suatu proses
perkembangan kemampuan bernalar dan berpikir logis yang diarahkan
untuk memecahkan suatu masalah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif peserta didik,
diantaranya yaitu interaksi sosial, bahasa, dan budaya.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan kepada para peserta didik,
pengajar, maupun orang tua untuk dapat berpartisipasi dalam memahami
perkembangan kognitif. Serta dari pihak pemerintah, masyarakat, pengajar,
maupun orang tua perlu melakukan pengawasan terhadap perkembangan
10
kognitif setiap anak dan peserta didik agar disesuaikan dengan karakteristik
perkembangan kognitifnya.
11
4. DAFTAR PUSTAKA
5.
6. Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa
Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga.
7. Surna, I Nyoman. (2014). Psikologi Pendidikan 1. Jakarta: Erlangga.
8.
9.