Anda di halaman 1dari 17

Pendekatan & Metodologi ME

Konsep mekanikal elektrikal (ME) disertai spesifikasinya dan perhitungannya


Merencanakan konsep & perhitungan mekanikal elektrikal
INSTALASI AIR BERSIH

Konsep desain pemanfaatan Sumber air utama akan diperoleh dari Perusahan Daerah Air
Minum (PDAM) ataupun dari sumur artetis sebagai cadangan
a. Kualitas air mengikuti standar kualitas air bersih dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 1990 (SK MENKES No. 16 MENKES/PER/IX/1990)
b. Cadangan air bersih ditentukan sebesar pemakaian air satu hari rata-rata.
c. Standar kecepatan aliran air dalam pipa sebesar 0,9 m/detik sampai 1,2 m/detik dan batas
maksimal berkisar 1,5 m/detik sampai 2 m/detik (suber : Perancangan & Pemeliharaan Sistem
Plumbing th. 2005, hal. 51)
d. Sisa tekanan air pada alat plumbing sebesar 1 kg/cm2. (sumber : Perancangan &
Pemeliharaan Sistem Plumbing th. 2005, hal. 58)
e. Ukuran pipa air bersih ditentukan berdasarkan beban alat plumbing dengan fixture unit (FU)
sebagai berikut:
- Wc dengan tangki gelontor :5 FU
- Urinoir dengan katup gelontor : 5 FU
- Lavatory / bak cuci tangan : 2 FU
- Sink/Bak cuci dapur : 4 FU
- Keran air : 1 FU
*FU (Fixture Unit)

(sumber : International Plumbing Code 1995, hal. 111)

f. Bahan dan peralatan untuk sistem air bersih


- Tangki air bawah (Ground water tank)

Kapasitas : disesuikan dengan kebutuhan + untuk cadangan kondisi darurat


(kebakaran)

- Tangki air atas : disesuikan dengan kebutuhan dari Fiberglass Reinforced plastic (FRP)
- Pompa Transfer

Kapasitas : disesuikan dengan kebutuhan

Tipe : vertical Multistage

Casing : cast Iron/SS

Impeler : cast Iron/Bronze/SS

Shaft : SS

Shaft Seal : Mechanical Seal

Putaran : 2900 rpm

Operasi : 1 duty/ 1 syanby

- Pompa Distribusi (Bila mana diperlukan


Kapasitas : disesuaikan dengan kebutuhan

Tipe : Paket Pompa Booster (Vertical multi Stage)

Casing : cast Iron/SS

Impeler : cast Iron/Bronze/SS

Shaft : SS

Shaft Seal : Mechanical Seal

Putaran : 2900 rpm

Operasi : paralel alternate

- Saringan Air (Water Filter) jika diperlukan


Sand filter : 10 m3/jam

Tipe : manual Back Wash

Media : Silica sand

Casing : Mild Steel

Carbon Filter : 10 m3/jam

Tipe : manual Back Wash

Media : Carbon Active

Casing : Mild Steel

- Valve

Tekanan Kerja : 10 kg/cm2

Material : dia. 15 mm sampai 40 mm menggunakan Bronze

dia. 50 mm ke atas menggunakan Cast Iron

Sambungan : dia. 15 mm sampai 40 mm menggunakan Srew End

Dia. 50 mm keatas menggunakan Flanged

Pipa

Tekanan kerja : 10 kg/cm2

Material : polypropylene random (PP-R)

System konsep desain perencanaan


1. Ketersediaan Sumber Air Bersih sebagai berikut :
a. Supply Air dari PDAM atau dari pengolahan air tanah yang dikelola secara mandiri
Kota sebagai sumber Utama
b. Air dari PDAM terlebih dahulu ditampung di Groundtank induk sebagai cadangan Air
Bersih dan Hydrant
c. Dari Groundtank Induk akan di Distribusikan ke Roof Tank dan kemudian akan
disidtribusikan secara Gravitasi guna optimalisasi penggunaan Energy Listrik pada
Pompa.
2. Tekanan pada peralatan Plumbing 1 2 bar
3. Sistem Kelistrikan untuk peralatan mekanikal memiliki Panel tersendiri yang diambilkan dari
Main Panel Pompa yang dibagi lagi ke Sub Panel Distribusi untuk memudahkan dalam
pemeliharaan dan penanganan kerusakan akibat kegagalan catu daya listrik
4. Seluruh system pemompaan, distribusi air bersih maupun kelistrikan dilengkapi pengaman-
pengaman dan metering guna mempermudah teknisi dalam operasional maupun
maintenance

SISTEM PENGOLAHAN AIR BEKAS & AIR KOTOR

Sistem Air bekas dan Air Kotor (Air Limbah)

Karakter air buangan/ kotor

no parameter Kadar (PPM)

1. Suspended, Total 220

2. BOD 250

3. COD 500

4. Oil/ Grease 50

Standar yang digunakan mengacu pada:

Sk Menteri Negara Lingkungan hidup No. 112 th. 2003 tentang baku mutu Air Limbah Domestik

Sumber Asal Air Limbah

Air Kotor : Air Buangan yang berasal dari kloset, peturasan (urinal)

Air Bekas : Air buangan yang berasal dari bak Cuci Tangan (Lavatory), Bak Dapur (kitchen sink),
Janitor dan floor drain.

Beban Hidrolis air kotor/bekas diambil sebesar 80 % dari kebutuhan air bersih.

Kecepatan aliran di dalam pipa yang direncanankan kisaran 0,6 m/ detik sampai 1, 2 m/detik

Kemiringan Pipa Pembuangan Horizontal


Dia. 80 mm atau kurang, kemiringan minimum 0,5 %

Dia. 100 mm atau kurang, kemiringan mininmum 1 %

(sumber : Perencangan & Pemeliharaan Sistem Plumbing th. 2005, hal 174)

Dia. 150 mm atau lebih, kemiringan minimum 1%

Setiap buangan dari kitchen sink akan di alirkan ke sentral Grese Trap, setelah terlebih dahulu
melaui Grese Trap Individual.

Setiap buangan yang berasal dari ruang mesin/ yang mengandung minyak sebelum dialirkan ke
selokan kota terlebih dahulu melalui perangkap minyak dan resapan.

Batas maksimal tekanan yang diperoleh adalah 10 bar.

Kerugian /kehilangan tekanan yang diijinkan sebesar mm/m

Bahan & peralatan untuk sistem Air Kotor

Bak penampung Air Kotor (Sewage Pit)

Dimensi : 22000 mm x 5000 mm x 5500 mm

Konstruksi : Beton bertulang

Pompa Air kotor (Sewage Pump)

Kapasitas disesuikan dengan kebutuhan

SISTEM ELEKTRIKAL
A. Sumber Distribusi Daya Kawasan
Sistem distribusi tenaga listrik didefinisikan sebagai bagian dari sistem tenaga listrik yang
menghubungkan gardu induk/pusat pembangkit listrik dengan konsumen. Sedangkan
jaringan distribusi adalah sarana dari sistem distribusi tenaga listrik di dalam menyalurkan
energi ke konsumen. Dalam menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban, suatu sistem
distribusi harus disesuaikan dengan kondisi setempat dengan memperhatikan faktor beban,
lokasi beban, perkembangan dimasa mendatang, keandalan serta nilai ekonomisnya.
Tipe jaringasn distribusi yang akan kita gunakan adalah system distribusi jaringan SUTM
(Sistem Udara Tegangan Menengah 20 KV) dengan pola Loop.

Jaringan pola loop adalah jaringan yang dimulai dari suatu titik pada rel daya yang
berkeliling di daerah beban kemudian kembali ke titik rel daya semula.
Pola ini ditandai pula dengan adanya dua sumber pengisian yaitu sumber utama dan
sebuah sumber cadangan. Jika salah satu sumber pengisian (saluran utama) mengalami
gangguan, akan dapat digantikan oleh sumber pengisian yang lain (saluran cadangan).
Jaringan dengan pola ini biasa dipakai pada sistem distribusi yang melayani beban dengan
kebutuhan kontinyuitas pelayanan yang baik (lebih baik dari pola radial).
B. Sumber Distribusi Tegangan Unit Bangunan
a. Sumber Daya Listrik diambil PLN setempat di kaawasan UII, dengan menerapkan
standart yang berlaku
b. Sumber Daya Listrik dari PLN untuk seluruh Kawasan diambil dari PLN Tegangan
Menengah 20KV, 3ph, 50 Hz
c. Penyambungan/Langganan PLN dapat dilaksanakan secara bertahap mengikuti Tahap
Pembangunan Gedung, dimana Kapasitas Peralatan Listrik Induk juga menyesuaikan
Kapasitas Terpasang
d. Sumber Listrik dari PLN Tegangan Menengah 20 KV, diterima oleh Panel
HVMDP/Cubicle TM, kemudian disambungkan ke Transformator (bisa menggunakan
jenis trafo type oil ataupun sistem Dry)
e. Kemudian dari unit keluaran Trafo disambungkan menuju LVMDP dan selanjutkan
didistribusikan ke Panel-Panel Beban ( DP, SDP, PP, LP dan lain sebagainya )
f. Power Factor minimum adalah 0,9, sehingga akan dipasang Capasitor Bank yang akan
dipasang di MDP/LVMDP Induk
g. Backup energi cadangan di perlukan untuk kondisi saat pasokan dari PLN mengalali
gangguan atau pemadaman dimana Kapasitas genset terpasang juga menyesuaikan
Kapasitas langgana listrik yang akan terpasang

C. Rencana Sentralisasi Sistem Distribusi Listrik


Guna memudahkan sistem Operasional dan Maintenance, di rencanakan menggabungkan
sistem-sistem per masing-masing Lantai/Zona Pelayanan menjadi Satu Sentral.

Rencana penempatan Sentral Listrik adalah Ground Floor dengan pertimbangan merupakan
Lantai Service

D. Bahan Dan Peralatan Utama


1. Kabel Tegangan Menengah
- Tegangan Kerja : 20 Kva
- Isolasi : XLPE
- Konduktor : Tembaga
- Temperature maksimum : 90C
- Standart : IEC, SII, SPLN

2. Panel TM
- Tegangan Kerja : 20 KV, 50 Hz
- Kapasitas : 630 A-1024 A, TP busbar
- IP : 51
- Standart : IEC, SII

3. Transformator
- Kapasitas : sesuai kebutuhan
- Tegangan Kerja : 20 KV/ 0,4 KV 50 Hz
- Jenis Pendingin : Oil Immersed/ dry
- Kumparan : Alumunium
- Impedansi : 6% & 5 %
- Vektor Group : disesuikan type masing-masing daerah
4. Generator Set
1. Rate rotation : 1500 rpm
- Frequency : 50 Hz
- Cylinder : Configiration Type
- Speed regulation : Automatic governor max. 2 %
- Combustion System : Turbo Changed direct Injection
- Starting system : Programable Logic Control
- Cooling system : radiator Mounted
- Silincer : residential Type , 65 dB
- Protection device : High temperature water, low pressure oil, over speed
2. Alternator
- Rated speed : 1500 rpm
- Rate Voltage : 220 -240/ 380 400 Volt
- Capacity : diseuikan dengan kebutuhan
- Pole :4
- Insulation class :F
- Index of Protection : IPP 23
- Voltage regulation : Automatic 1,5 %

5. Panel TR
- Tegangan Kerja : 380/ 220 V, 3 Phase + netral , frek.50 HZ
- Kapasitas : sesuia kebutuhan unit bangunan
- IP : 51
- Standart : IEC, SII

6. Kabel TR
- Tagangan kerja : 600 1000 V
- Isolasi : XPLE (AL), PVC (Cu)
- Konduktor : Alluminium untuk dia. > 50 mm2
Tembaga untuk Dia.< 35 mm2
- Temperature Maksimum : 90C
- Standart : IEC, SII, SPLN

SISTEM PROTEKSI
1. Sistem Proteksi digunakan untuk mengurangi/menghilangkan bahaya dari suatu gangguan
yang terjadi pada Peralatan dan Sistem Distribusi Daya Listrik, untuk menjamin adanya
keamanan dan Keselamatan terhadap Manusia dan Peralatan, meliputi :
a. Proteksi Arus Hubung Singkat ( Short Circuit Protection )
b. Proteksi Beban Lebih ( Overload Protection )
c. Proteksi Arus Tanah ( Ground Fault )
d. Proteksi Daya Balik
e. Proteksi Tegangan Sentuh
f. Proteksi Petir
2. Grounding menggunakan sisten PEN
3. Jenis penangkal petir yang akan digunakan dalam sistem ini adalah sistem sangkar
Faraday.

INSTALASI PENERANGAN
Lampu Penerangan yang dipasang menggunakan beberapa type yaitu :
a. Lampu General Lighting dipasang pada area Service Umum, Office dan ruang-ruang
standart
b. Lampu Arsitektur/Artistik dipasang pada area-area khusus yang mendukung Design
Arsitektur antara lain, Tampak Depan, Ruang Serbaguna, dlsb.
c. Untuk outdoor lighting, seperti pada Jalan Utama dipasang lampu PJU (Penerangan Jalan
Umum) yang bentuk dan type disesuaikan design Arsitektur
d. Khusus untuk Lighting maupun peralatan lainnya, akan selalu mempertimbangkan Saving
Energy
Tingkat penerangan (illumination level)
- Lobby utama : 150 250 lux
- Lobby Lift : 150 250 Lux
- Koridor : 120 150 lux
- Parkir : 50 100 lux
- Ruang ME : 150 200 Lux
- Ruang pengelola : 300 - 400 lux
- Lampu Emergency
Lampu emergency lengkap dengan battery yang dapat mengisi secara otomatis akan
dipergunakan sebagai lampu emergency exit dan beberapa lampu coridor dan akses tangga
darurat.
Type lampu yang akan dipasang adalah jenis lampu hemat energy (LED). Sedangkan untuk
menanggulangi adanya sinyal harmonic (sinyal DC arus searah) yang mengganggu system
sinusoidal maka akan dipasang unit perbaikan sinyal yang terpasang juga di sisi LVMP.

INSTALASI FIRE ALARM


Referensi Dan Kriteria Perencanaan

Peraturan dan Standar


UU no. 20 /2003, tentang Bangunan Gedung : Building LAW. PP no.38/2005;
GOVERMENT REGULATION RELATED TO UU No. 20/2003
KEPMEN PU No. 441/1998, Tentang Persyaratan Teknis Bangunan gedung; BUILDING
CODE
KEPMENEG PU no. 10/KPTS/2000; Tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap
bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
KEPMENEG PU. No.11/KPTS/2000, tentang Teknis magement Penanggulangan
Kebakaran di Perkotaan.
SNI 03-7015-2004, Tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan Gedung; LIGHTNING
PROTECTION
SNI 04-7018-2004, Tentang Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat dan Siaga
(SPDD);EMERGENCY POWER SUPPLY
SNI 04-7019-2004, Tentang Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat menggunakan Energi
Tersimpan (SPDDT).
SNI 03-3985-2000, Tata Cara perencanaan Pemasangan dan Pengujian Sistem
Deteksi dan Alarm Kebakaran Pada Bangunan Gedung
Sistem fire Alarm yang digunakan untuk unit bangunan adalah Sistem Addressable dimana lokasi
sumber kebakaran ditujukan berdasarkan zone area (letak zone detector)

Sentral Fire Alarm panel (MCPFA) ditempatkan di ruang kontrol Annunciator ada di ruang
pengelola/ security.

Tinggi Ruangan HEAT Photo Electri

Tinggi max (m) Smoke detector

0 7,5 Cocok Sangat cocok

7,5 -10 Tidak cocok Sangat cocok

10-20 Tidak cocok Cocok

Luasan cakupan penginderaan

Detector Luasan cakupan (m2) pada ketinggisan 3 meter

Heat 25 46

ROR 25 46

Photo Electric Smoke 50 95

Gas 50 - 90

Pemilihan Jenis Detector

Ruang/Area Jenis Detector

Office Photoelectric Smoke Detector

Kamar Hotel Photoelectric Smoke Detector

Unit Apartement Photoelectric Smoke Detector

Ruang Kantor Pengelola Photoelectric Smoke Detector

Ruang M& E Photoelectric Smoke Detector

Area Parkir Rate of Rise Heat Detector

Pantry/Kitchen Fixed Temp. Heat Detector dan gas


Detector
Ruang kontrol
Photoelectric Smoke Detector
Ruang Genset
Fixed Temp. Heat Detector
Secara singkat hal- hal yang akan dipakai sebagai bahan perencanaan instalasi adalah sebagai
berikut:

a. Detector Asap Photoelectric (Photoelectric Smoke Detector)

Luas daerah yang dapat dilindungi sebesar 5 -95 m2 pada ketinggian plafond 4 20 m

Sesuai dipakai pada ruangan yang berisi material yang akan mengekluarkan asap jika
terbakar.

Jarak pemasangan antara detector tidak melebihi 10 meter

Jarak antar detector dan dan dinding tidak melebihi 6 meter

Kepekaan 0,8 1,5 % per Ft. Smoke obscuration

Detector asap Photoelectric dilengkapi dengan time delay dan sensivitity adjustable.

b. Detector Panas Tipe Temperatur Konstan (FT)

Sesuai Untuk ruangan dengan ketinggian ruang tidak melebihi 6 meter.

Sesuai dipakai pada tempat yang sering berasap dan berdebu serta temperature kelilingnya
sering berubah.

Luasan daerah yang dapat didetecdi sebesar 25-46 m2.

Jarak antara detector tidak melebihi 6 meter.

Jarak antara detector dan dinding tidak melebihi 3 meter.

Kepekaan : pada aliran udara 2 m/sec dan diatas temperature max. 57 - 60C, bereaksi
dalam 25- 60 detik.

c. Detector panas Tipe Kombinasi (ROR/FT)

Sesuai untuk ruangan dengan ketinggian ruang tidak melebihi 6 meter.

Sesuai dipakai pada ruang dengan temperatur sekelingnya relative konstan

Dilengkapi dengan sensor suhu keliling pada 57

Luas daerah yang dapat dideteksi sebesar 25- 46 m

Jarak pasangan antara detector tidak melebihi 6 meter.

Jarak antara detector dan dinding tidak melebihi 3 meter.

Kepekaan : pada aliran udara 0.85 m/sec dan 30 diatas temperatur sekeliling bereaksi dalam
30 detik.

d. Gas Detector

Cocok digunakan pada ruangan dengan ketinggian tidak melebihi 6 meter


Luas daerah yang diliondungi sebesar 50-90 m pada ketinggian plafond 3 meter .

Sesuai dipakai pada ruangan yang mudah terbakar akibat gas.

Jarak antara detector gas maksimal 12 m

Jarak antara detector dan didnding tidak melebihi 4 meter.

Detector gas tidak boleh dipasang pada ruanganyang mempunyai temperatur ruang lebih
besar dari 38C atau dibawah 0C

e. Detctor Beam

Cocok digunakan pada ruangan denga ketinggian di atas 9 meter.

Luas daerah yang dapat dilindungi sebesar 1500 m pada ketinggian plafon 15 meter

Seuai dipakai pada ruangan yang berisi material materi yang akan mengeluarkan asap jika
terbakar.

Jarak pemasangan antara detector tidak melebihi 14 meter.

Jarak detector dengan dinding tidak melebihi 7 meter.

Jarak detector dengan dinding dan receiver 5 s/d 100 meter.

f. Titik panggil Manual

Manual push batton sebagai titik pangggil titik manual ditempatkan di tiap koridor dan tiap
hidrant box di daerah umum. Jarak masimum antara titik panggil manual 60 m.

g. Alarm Bell

Alarm Bell sebagai tanda bahaya ditempatkan di tiap koridor dan tiap hidrant daerah umum
tersebar secara merata di setiap lantai, sehingga dapat menimbulkan kuat suara tidak kurang
dari 70 dB di setiap lantai bersangkutan.

h. Flasher Lamp

Flasher lamp adalah sebagai indikasi visual ditempatkan ditiap koridor dan tiap hidrant
didaerah umum.

INSTALASI JARINGAN TELEPON & DATA


Akan direncanakan dipasang Central Telepon/IP-PABX, kemudian dari central tersebut akan di
Distribusikan Nomer Extension ke Seluruh User di semua ruangan. IP-PABX adalah suatu sistem
Komunikasi yang sudah ter-Integrasi dengan system Data.

A. Central Telepon menggunakan :


a. IP-PABX
Kapasitas akan disesuaikan kebutuhan bangunan.
Operator Console
Billing System
Automatic Attendance
Battery Charger
B. Handset System
a. Digital Telephone Set
b. Analog Telepon Set
Infrastruktur Jaringan kabel data :
- Backbone Vertical menggunakan Fiber Optic Single Mode ( untuk
kedepannya, performance kecepatan dapat ditingkatkan tanpa
mengganti kabel )
- Backbone Riser Horizontal sebagai jalur redundant, menggunakan
UTP Cable Cat 6A. Jalur ini dipergunakan bila terjadi masalah pada
kabel FOnya.
- Horizontal cable for user menggunakan UTP Cable Cat-6

INSTALASI AIR CONDITIONING


Konsep desain untuk instalasi udara u uit bangunan di kawasan UII bertujuan untuk
mengkondisikan udara didalam ruangan sesuai dengan tingkat kenyamanan yang diinginkan
penghuni dan bila disyaratkan untuk pengkondisian peralatan yang terpasang pada masing-
masing ruangan.

Sistem pengkondisian udara di dalam gedung ini meliputi usaha-usaha sebagai berikut :
- Menurunkan sekaligus menjaga temperatur dan kelembaban udara didalam ruangan
sehingga tercapai suatu temperatur ruang yang secara standart ataupun memenuhi
permintaan.
- Memberikan sirkulasi udara yang didalam ruangan sehingga sesuai dengan standar yang
berlaku.
- Menambahkan udara segar kedalam ruangan dalam jumlah yang memenuhi standar
sesuai kebutuhan dan fungsi ruang.
- Membuat aliran udara didalam ruang pada kecepatan dan distribusi yang baik sehingga
tercapai kenyamanan yang diinginkan.
- Memperhatikan noise (kebisingan) yang ditimbulkan oelh sistem tata udara terhadap
ruang / lingkungannya pada batas-batas standar yang berlaku.
- Mengadakan sistem ventilasi untuk ruang-ruang yang memerlukan pertukaran udara
(seperti toilet, ruang parkir, gudang) ataupun untuk ruang-ruang yang memerlukan
penurunan akumulasi panas dari peralatan yang terpasang (ruang utility), agar tidak
melampaui batas temperatur yang ditentukan.

Dalam konsep desain instalasi tata udara ini, data-data yang diperlukan dalam perhitungan
beban pendingin adalah bersumber dari semua pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek
ini (Arsitek, Owner, Struktur), disamping data yang berlaku umum dibidang instalasi tata udara
sendiri.
Sebagai dasar konsep desain untuk beban pendingin dipakai kriteria-kriteria seperti yang
diuraikan dibawah ini.

Ketentuan & Standarisasi


a. Kerangka Acuan Kerja dari Pemberi Tugas (Owner).
b. Peraturan DEPNAKER RI.
c. Standar yang digunakan :
- SMACNA HVAC Duct Construction Standar First Edition 1985
- ASHRAE 62-2001 Indoor Air Quality
- Pasal 6.1.3 Ventilation Requirements
- SNI-03-6571-2001 Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada
Bangunan Gedung
- Pasal 5 Sistem Pengendalian Asap dan
Penerapannya
- Pasal 5.3 Sistem Pressurisasi Tangga Kebakaran
- SNI-03-6390-2000 Konvervasi Energi Sistem Tata Udara
- Pasal 8.1 Sistem dan Peralatan Tata Udara yang
Sederhana
- UL555 Standard for Safty Fire Damper 1999
- AMCA-210-74 Fan Performance Testing Standard
- NFPA 90A Standard for Installalation Air Conditioning &
Ventialting System
- PUIL 2011

Pemilihan sistem didasarkan pada :


a. Pertimbangan biaya operasi.
b. Segi kepemilikan gedung.
c. Peraturan daerah setempat.

Situasi
- Lokasi : UII Bogor

Kondisi Udara Luar


- Temperatur : 30,4C DB / 26,C WB
- Berdasarkan : data BMKG.

Kondisi Udara Ruang yang di AC, secara umum yaitu bangunan pendidikan
- Temperatur : 24C 2C WB
- Kelembaban : 55 10%

Kriteria Kebisingan NC
- Lobby 35 40
- Ruang Pertemuan 35 40
- Shop / Toko 40 45
- Kantor 35 40
- Restaurant 40 45
- Koridor 35 45
Kepadatan Penghuni m/orang
- Lobby 4
- Ruang Pertemuan 2
- Shop / Toko 4
- Kantor 10
- Restaurant 2
- Koridor 15

Kepadatan Minimum Udara Segar (Fresh Air)


- Lobby 20 cfm / orang
- Ruang Pertemuan 20 cfm / orang
- Kantor 20 cfm / orang
- Koridor 0,05 cfm / orang

Aktivitas Manusia
- Lobby Duduk, Jalan
- Ruang Pertemuan Duduk
- Kantor Duduk
- Koridor Jalan

Pertukaran Udara Rata-Rata Per Jam


- Toilet umum : Min. 15 kali atau 2 cfm / sqft
- Gudang : Min. 6 kali
- Parkir tertutup : Min. 6 kali
- Pertukaran udara pada ruang M&E didasarkan pada jumlah panas yang
dikeluarkan peralatan ke udara sekelilingnya, sehingga temperatur dalam
ruangan tidak lebih dari 40C.
- Gudang sampah : Min. 15 kali, atau dikondisikan pada temperatur
rendah
- Dapur : Min. 30 kali atau tergantung pada ukuran hood

Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan beban AC yang harus diketahui


adalah :
a. Overall transmission coefficient (u)
- Untuk dinding : U-value 0,5 BTU / (hr.sqft.F)
- Untuk kaca : SC (shading coefficient) value 0,75
U-value 1,04 BTU / (hr.sqft.F)
- Untuk lantai atap / roof
(roof di isolasi) : U-value 0,12 BTU / (hr.sqft.F)
Koefisien transmisi partisi U = 0,35 BTU / (hr.sqft.F)
b. Beban untuk lampu 3,4 BTU/h (1 watt) dengan 75% menjadi beban ruang dan
25% dilepas ke atas ceiling (bila lampu type recess). Bila ceiling-space
sebagai return plenum maka 25% akan kembali menjadi beban AC.
Uraian Singkat Sistem
a. Sistem Tata Udara
Sistem yang dipakai dalam unit gedung kawasan UII yaitu sistem AC system
VRF ( system outdoor tersentral untuk mensupply beberapa unit indoor)
sedangkan unit indoor bisan berupa Split wall & ceilling cassette.
b. Perhitungan Beban Pendingin
Dari hasil perhitungan beban pendingin yang perhitungannya dilakukan secara
detail terhadap kondisi sekitar.
c. Kontrol Temperratur
Thermostat ruang akan mengatur temperatur ruang berdasarkan setting
temperatur ruang. Thermostat tersebut dihubungkan dengan unit Indoor AC
untuk menghidupkan dan mematikan kompresor bila temperatur ruangan
sudah tercapau sesuai set-point.
d. Udara Luar (Fresh Air)
Fresh Air diambil untuk Kamar Hotel dan Unit Apartemen diambil langsung dari
sirkulasi udara Fresh Air dari area koridor.
.
e. Sistem Ventilasi
- Ruang Toilet
Ventilasi ruangtoilet umum tiap-tiap lantai dilakukan secara individual di tiap
toilet.
- Ruang M&E
Untuk ruang M&E diperlukan pertukaran udara secara mekanis, agar
menurunkan akumulasi panas yang berasal dari peralatan-peralatan yang ada
didalam ruang tersebut, sehingga temperatur didalam ruang M&E dapat
dibatasi pada tingkat yang masih bisa ditolerir untuk ditempat kurang dari .
40C.
- Ruang Parkir Tertutup
Untuk ruang parkir tertutup, diperlukan sistem ventilasi baik supply maupun
exhaust. Untuk mengatasi kontaminasi dengan CO2 tidak melampaui batas-
batas yang tidak diinginkan, perlu suatu pertukaran dengan udara luar
minimum 6 kali dalam 1 jam. Sistem pengambilan udara exhaust minimal 50%
volume udara ruang harus diambil pada ketinggian maksimal 0,60 meter diatas
lantai dam tidak boleh menggangu udara bersih pada lantai lainnya. Exhaust
kitchen menggunakan fan centrigfugal dengan ducting dan dibuang ke area
samping bangunan, diatas kompor dipasang hood yang dilengkapi dengan
grease filter.
- Presurisasi Tangga Kebakaran
Presurisasi tangga kebakaran dengan supply fan dari lantai atap. Tekanan
dalam tangga dijaga agar tidak melebihi 0,20 WG melalui suatu pengukuran
perbedaan tekanan dalam tangga dimana suatu Differential Pressure
Controller akan memperbesar / memperkecil putaran fan. Pressure fan
mendapat sumber daya listrik emergency. Kabel listrik menggunakan kabel
tahan api.
Kontrol dihubungkan ke MCPFA (Main Control Panel Fire Alarm) akan secara
otomatis menghidupkan fan saat terjadi kebakaran.
- Sistem Pengendalian Asap
Gedung ini juga dilengkapi dengan sistem pengendalian asap yaitu dengan
memasang Fan Exhaust dengan spesifikasi khusus di atap yang dihubungkan
tiap lantai melalui riser khusus. Tiap-tiap lantai dilengkapi Motorized Smoke
Damper dengan kondisi Normally Open pada saat normal. Motorized smoke
damper tersebut dikendalikan oleh sistem Fire Alarm. Sistem operasinya
adalah pada saat kebakaran yang mana asap timbul maka Fire Alarm atau
Sistem Deteksi Asap memerintahkan untuk hanya membuka smoke
dampernya pada lantai yang terbakar. Demikian juga untuk smoke exhaust fan
akan hidup secara otomatis. Smoke exhaust fan mendapat sumber daya listrik
emergency. Kabel listrik menggunakan kabel tahan api.

SISTEM TRANPORTASI VERTIKAL

Kriteria konsep desain


a. Sistem Lift Penumpang
- Handling capacity / HC 5 menit, untuk bangunan ini :
- Sarana bangunan pendidikan : 10 15%
Sumber : SNI 03-6573-2001 hal. 9 tabel 5.2.2
- Waktu Tunggu (waiting time) maksimum yang dipilih :
- Sarana bangunan pendidikan : 25 40 detik
Sumber : SNI 03-6573-2001 hal. 9 tabel 5.2.2
- Dibagi 1 zone untuk memenuhi standar waiting time dan handling capacity.
b. Sistem Lift Kebakaran
- Waktu tempuh maksimum dari lantai dasar / lobby utama sampai lantai teratas
tidak lebih dari 60 detik.
- Jumlah lantai yang dilayani disesuikan dengan ketinggian bnagunan
- Kapasitas lift kebakaran = Lift sevis adalah 1000 kg, ukuran kereta minimal 2 m,
lebar bukaan pintu minimal 1 m.

Standar dan Peraturan yang dipergunakan :


a. SNI 03-6573-2001 : Tata cara perancangan sistem
transportasi vertical dalam gedung.
b. SNI 05-2189-1999 : Istilah untuk lift dan escalator.
c. ASME A 17.1-1996 : Safety Code for Elevators and
Escalators.
d. GR. Strakosch : Vertical Transportation
e. Elevator World Inc. USA : The guide to elevatoring

SISTEM TATA SUARA

Sistem Tata Suara pada bangunan ini berfungsi sebagai sistem emergency Call dan Pagging
untuk penyampaian informasi dari pengguni apartement dan informasi penyampaian di jalur
evakuasi pada tangga darurat saat terjadi kebakaran. Dari perangkat utama Sistem Tata Suara
terintegrasi juga ke sistem MCFA fire alarm, jadi ketika terjadi bahaya kebakaran, sound sistem
di tiap-tiap titik juga akan menginformasikan adanya kebakaran

Anda mungkin juga menyukai