Konsep desain pemanfaatan Sumber air utama akan diperoleh dari Perusahan Daerah Air
Minum (PDAM) ataupun dari sumur artetis sebagai cadangan
a. Kualitas air mengikuti standar kualitas air bersih dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 1990 (SK MENKES No. 16 MENKES/PER/IX/1990)
b. Cadangan air bersih ditentukan sebesar pemakaian air satu hari rata-rata.
c. Standar kecepatan aliran air dalam pipa sebesar 0,9 m/detik sampai 1,2 m/detik dan batas
maksimal berkisar 1,5 m/detik sampai 2 m/detik (suber : Perancangan & Pemeliharaan Sistem
Plumbing th. 2005, hal. 51)
d. Sisa tekanan air pada alat plumbing sebesar 1 kg/cm2. (sumber : Perancangan &
Pemeliharaan Sistem Plumbing th. 2005, hal. 58)
e. Ukuran pipa air bersih ditentukan berdasarkan beban alat plumbing dengan fixture unit (FU)
sebagai berikut:
- Wc dengan tangki gelontor :5 FU
- Urinoir dengan katup gelontor : 5 FU
- Lavatory / bak cuci tangan : 2 FU
- Sink/Bak cuci dapur : 4 FU
- Keran air : 1 FU
*FU (Fixture Unit)
- Tangki air atas : disesuikan dengan kebutuhan dari Fiberglass Reinforced plastic (FRP)
- Pompa Transfer
Shaft : SS
Shaft : SS
- Valve
Pipa
2. BOD 250
3. COD 500
4. Oil/ Grease 50
Sk Menteri Negara Lingkungan hidup No. 112 th. 2003 tentang baku mutu Air Limbah Domestik
Air Kotor : Air Buangan yang berasal dari kloset, peturasan (urinal)
Air Bekas : Air buangan yang berasal dari bak Cuci Tangan (Lavatory), Bak Dapur (kitchen sink),
Janitor dan floor drain.
Beban Hidrolis air kotor/bekas diambil sebesar 80 % dari kebutuhan air bersih.
Kecepatan aliran di dalam pipa yang direncanankan kisaran 0,6 m/ detik sampai 1, 2 m/detik
(sumber : Perencangan & Pemeliharaan Sistem Plumbing th. 2005, hal 174)
Setiap buangan dari kitchen sink akan di alirkan ke sentral Grese Trap, setelah terlebih dahulu
melaui Grese Trap Individual.
Setiap buangan yang berasal dari ruang mesin/ yang mengandung minyak sebelum dialirkan ke
selokan kota terlebih dahulu melalui perangkap minyak dan resapan.
SISTEM ELEKTRIKAL
A. Sumber Distribusi Daya Kawasan
Sistem distribusi tenaga listrik didefinisikan sebagai bagian dari sistem tenaga listrik yang
menghubungkan gardu induk/pusat pembangkit listrik dengan konsumen. Sedangkan
jaringan distribusi adalah sarana dari sistem distribusi tenaga listrik di dalam menyalurkan
energi ke konsumen. Dalam menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban, suatu sistem
distribusi harus disesuaikan dengan kondisi setempat dengan memperhatikan faktor beban,
lokasi beban, perkembangan dimasa mendatang, keandalan serta nilai ekonomisnya.
Tipe jaringasn distribusi yang akan kita gunakan adalah system distribusi jaringan SUTM
(Sistem Udara Tegangan Menengah 20 KV) dengan pola Loop.
Jaringan pola loop adalah jaringan yang dimulai dari suatu titik pada rel daya yang
berkeliling di daerah beban kemudian kembali ke titik rel daya semula.
Pola ini ditandai pula dengan adanya dua sumber pengisian yaitu sumber utama dan
sebuah sumber cadangan. Jika salah satu sumber pengisian (saluran utama) mengalami
gangguan, akan dapat digantikan oleh sumber pengisian yang lain (saluran cadangan).
Jaringan dengan pola ini biasa dipakai pada sistem distribusi yang melayani beban dengan
kebutuhan kontinyuitas pelayanan yang baik (lebih baik dari pola radial).
B. Sumber Distribusi Tegangan Unit Bangunan
a. Sumber Daya Listrik diambil PLN setempat di kaawasan UII, dengan menerapkan
standart yang berlaku
b. Sumber Daya Listrik dari PLN untuk seluruh Kawasan diambil dari PLN Tegangan
Menengah 20KV, 3ph, 50 Hz
c. Penyambungan/Langganan PLN dapat dilaksanakan secara bertahap mengikuti Tahap
Pembangunan Gedung, dimana Kapasitas Peralatan Listrik Induk juga menyesuaikan
Kapasitas Terpasang
d. Sumber Listrik dari PLN Tegangan Menengah 20 KV, diterima oleh Panel
HVMDP/Cubicle TM, kemudian disambungkan ke Transformator (bisa menggunakan
jenis trafo type oil ataupun sistem Dry)
e. Kemudian dari unit keluaran Trafo disambungkan menuju LVMDP dan selanjutkan
didistribusikan ke Panel-Panel Beban ( DP, SDP, PP, LP dan lain sebagainya )
f. Power Factor minimum adalah 0,9, sehingga akan dipasang Capasitor Bank yang akan
dipasang di MDP/LVMDP Induk
g. Backup energi cadangan di perlukan untuk kondisi saat pasokan dari PLN mengalali
gangguan atau pemadaman dimana Kapasitas genset terpasang juga menyesuaikan
Kapasitas langgana listrik yang akan terpasang
Rencana penempatan Sentral Listrik adalah Ground Floor dengan pertimbangan merupakan
Lantai Service
2. Panel TM
- Tegangan Kerja : 20 KV, 50 Hz
- Kapasitas : 630 A-1024 A, TP busbar
- IP : 51
- Standart : IEC, SII
3. Transformator
- Kapasitas : sesuai kebutuhan
- Tegangan Kerja : 20 KV/ 0,4 KV 50 Hz
- Jenis Pendingin : Oil Immersed/ dry
- Kumparan : Alumunium
- Impedansi : 6% & 5 %
- Vektor Group : disesuikan type masing-masing daerah
4. Generator Set
1. Rate rotation : 1500 rpm
- Frequency : 50 Hz
- Cylinder : Configiration Type
- Speed regulation : Automatic governor max. 2 %
- Combustion System : Turbo Changed direct Injection
- Starting system : Programable Logic Control
- Cooling system : radiator Mounted
- Silincer : residential Type , 65 dB
- Protection device : High temperature water, low pressure oil, over speed
2. Alternator
- Rated speed : 1500 rpm
- Rate Voltage : 220 -240/ 380 400 Volt
- Capacity : diseuikan dengan kebutuhan
- Pole :4
- Insulation class :F
- Index of Protection : IPP 23
- Voltage regulation : Automatic 1,5 %
5. Panel TR
- Tegangan Kerja : 380/ 220 V, 3 Phase + netral , frek.50 HZ
- Kapasitas : sesuia kebutuhan unit bangunan
- IP : 51
- Standart : IEC, SII
6. Kabel TR
- Tagangan kerja : 600 1000 V
- Isolasi : XPLE (AL), PVC (Cu)
- Konduktor : Alluminium untuk dia. > 50 mm2
Tembaga untuk Dia.< 35 mm2
- Temperature Maksimum : 90C
- Standart : IEC, SII, SPLN
SISTEM PROTEKSI
1. Sistem Proteksi digunakan untuk mengurangi/menghilangkan bahaya dari suatu gangguan
yang terjadi pada Peralatan dan Sistem Distribusi Daya Listrik, untuk menjamin adanya
keamanan dan Keselamatan terhadap Manusia dan Peralatan, meliputi :
a. Proteksi Arus Hubung Singkat ( Short Circuit Protection )
b. Proteksi Beban Lebih ( Overload Protection )
c. Proteksi Arus Tanah ( Ground Fault )
d. Proteksi Daya Balik
e. Proteksi Tegangan Sentuh
f. Proteksi Petir
2. Grounding menggunakan sisten PEN
3. Jenis penangkal petir yang akan digunakan dalam sistem ini adalah sistem sangkar
Faraday.
INSTALASI PENERANGAN
Lampu Penerangan yang dipasang menggunakan beberapa type yaitu :
a. Lampu General Lighting dipasang pada area Service Umum, Office dan ruang-ruang
standart
b. Lampu Arsitektur/Artistik dipasang pada area-area khusus yang mendukung Design
Arsitektur antara lain, Tampak Depan, Ruang Serbaguna, dlsb.
c. Untuk outdoor lighting, seperti pada Jalan Utama dipasang lampu PJU (Penerangan Jalan
Umum) yang bentuk dan type disesuaikan design Arsitektur
d. Khusus untuk Lighting maupun peralatan lainnya, akan selalu mempertimbangkan Saving
Energy
Tingkat penerangan (illumination level)
- Lobby utama : 150 250 lux
- Lobby Lift : 150 250 Lux
- Koridor : 120 150 lux
- Parkir : 50 100 lux
- Ruang ME : 150 200 Lux
- Ruang pengelola : 300 - 400 lux
- Lampu Emergency
Lampu emergency lengkap dengan battery yang dapat mengisi secara otomatis akan
dipergunakan sebagai lampu emergency exit dan beberapa lampu coridor dan akses tangga
darurat.
Type lampu yang akan dipasang adalah jenis lampu hemat energy (LED). Sedangkan untuk
menanggulangi adanya sinyal harmonic (sinyal DC arus searah) yang mengganggu system
sinusoidal maka akan dipasang unit perbaikan sinyal yang terpasang juga di sisi LVMP.
Sentral Fire Alarm panel (MCPFA) ditempatkan di ruang kontrol Annunciator ada di ruang
pengelola/ security.
Heat 25 46
ROR 25 46
Gas 50 - 90
Luas daerah yang dapat dilindungi sebesar 5 -95 m2 pada ketinggian plafond 4 20 m
Sesuai dipakai pada ruangan yang berisi material yang akan mengekluarkan asap jika
terbakar.
Detector asap Photoelectric dilengkapi dengan time delay dan sensivitity adjustable.
Sesuai dipakai pada tempat yang sering berasap dan berdebu serta temperature kelilingnya
sering berubah.
Kepekaan : pada aliran udara 2 m/sec dan diatas temperature max. 57 - 60C, bereaksi
dalam 25- 60 detik.
Kepekaan : pada aliran udara 0.85 m/sec dan 30 diatas temperatur sekeliling bereaksi dalam
30 detik.
d. Gas Detector
Detector gas tidak boleh dipasang pada ruanganyang mempunyai temperatur ruang lebih
besar dari 38C atau dibawah 0C
e. Detctor Beam
Luas daerah yang dapat dilindungi sebesar 1500 m pada ketinggian plafon 15 meter
Seuai dipakai pada ruangan yang berisi material materi yang akan mengeluarkan asap jika
terbakar.
Manual push batton sebagai titik pangggil titik manual ditempatkan di tiap koridor dan tiap
hidrant box di daerah umum. Jarak masimum antara titik panggil manual 60 m.
g. Alarm Bell
Alarm Bell sebagai tanda bahaya ditempatkan di tiap koridor dan tiap hidrant daerah umum
tersebar secara merata di setiap lantai, sehingga dapat menimbulkan kuat suara tidak kurang
dari 70 dB di setiap lantai bersangkutan.
h. Flasher Lamp
Flasher lamp adalah sebagai indikasi visual ditempatkan ditiap koridor dan tiap hidrant
didaerah umum.
Sistem pengkondisian udara di dalam gedung ini meliputi usaha-usaha sebagai berikut :
- Menurunkan sekaligus menjaga temperatur dan kelembaban udara didalam ruangan
sehingga tercapai suatu temperatur ruang yang secara standart ataupun memenuhi
permintaan.
- Memberikan sirkulasi udara yang didalam ruangan sehingga sesuai dengan standar yang
berlaku.
- Menambahkan udara segar kedalam ruangan dalam jumlah yang memenuhi standar
sesuai kebutuhan dan fungsi ruang.
- Membuat aliran udara didalam ruang pada kecepatan dan distribusi yang baik sehingga
tercapai kenyamanan yang diinginkan.
- Memperhatikan noise (kebisingan) yang ditimbulkan oelh sistem tata udara terhadap
ruang / lingkungannya pada batas-batas standar yang berlaku.
- Mengadakan sistem ventilasi untuk ruang-ruang yang memerlukan pertukaran udara
(seperti toilet, ruang parkir, gudang) ataupun untuk ruang-ruang yang memerlukan
penurunan akumulasi panas dari peralatan yang terpasang (ruang utility), agar tidak
melampaui batas temperatur yang ditentukan.
Dalam konsep desain instalasi tata udara ini, data-data yang diperlukan dalam perhitungan
beban pendingin adalah bersumber dari semua pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek
ini (Arsitek, Owner, Struktur), disamping data yang berlaku umum dibidang instalasi tata udara
sendiri.
Sebagai dasar konsep desain untuk beban pendingin dipakai kriteria-kriteria seperti yang
diuraikan dibawah ini.
Situasi
- Lokasi : UII Bogor
Kondisi Udara Ruang yang di AC, secara umum yaitu bangunan pendidikan
- Temperatur : 24C 2C WB
- Kelembaban : 55 10%
Kriteria Kebisingan NC
- Lobby 35 40
- Ruang Pertemuan 35 40
- Shop / Toko 40 45
- Kantor 35 40
- Restaurant 40 45
- Koridor 35 45
Kepadatan Penghuni m/orang
- Lobby 4
- Ruang Pertemuan 2
- Shop / Toko 4
- Kantor 10
- Restaurant 2
- Koridor 15
Aktivitas Manusia
- Lobby Duduk, Jalan
- Ruang Pertemuan Duduk
- Kantor Duduk
- Koridor Jalan
Sistem Tata Suara pada bangunan ini berfungsi sebagai sistem emergency Call dan Pagging
untuk penyampaian informasi dari pengguni apartement dan informasi penyampaian di jalur
evakuasi pada tangga darurat saat terjadi kebakaran. Dari perangkat utama Sistem Tata Suara
terintegrasi juga ke sistem MCFA fire alarm, jadi ketika terjadi bahaya kebakaran, sound sistem
di tiap-tiap titik juga akan menginformasikan adanya kebakaran