Anda di halaman 1dari 50

USULAN TEKNIS

Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

BAB E
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

E.1. GAMBARAN UMUM


E.1.1. PROVINSI JAWA TENGAH
A. LETAK GEOGRAFIS
Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau
Jawa. Ibu kotanya adalah Semarang. Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi di Jawa,
letaknya diapit oleh dua provinsi besar, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur. Jarak terjauh
dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke Selatan 226 km.

Secara astronomis, Jawa Tengah terletak antara 5°40' dan 8°30' Lintang Selatan dan
antara 108°30' dan 111°30' Bujur Timur (termasuk Pulau Karimunjawa). Berdasarkan
posisi geografisnya, Jawa Tengah memiliki batas-batas:
 Sebelah Utara : Laut Jawa;
 Sebelah Selatan: Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Samudra Hindia;
 Sebelah Barat : Provinsi Jawa Barat;
 Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur.

Gambar E. 1 Letak Provinsi Jawa Tengah

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E-1
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Gambar E. 2 Peta Wilayah Provinsi Jawa Tengah

B. LUAS WILAYAH
Luas wilayah Jawa Tengah tercatat sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari
luas Pulau Jawa (1,70 persen dari luas Indonesia).
Tabel E. 1 Luas Wilayah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten/Kota Luas (km2)
Kabupaten
Cilacap 2.138,51
Banyumas 1.327,59
Purbalingga 777,65
Banjarnegara 1.069,74
Kebumen 1.282,74
Purworejo 1.034,82
Wonosobo 984,68
Magelang 1.085,73
Boyolali 1.015,07
Klaten 655,56
Sukoharjo 466,66
Wonogiri 1.822,37
Karanganyar 772,20
Sragen 946,49
Grobogan 1.975,85
Blora 1.794,40
Rembang 1.014,10
Pati 1.491,20
Kudus 425,17
Jepara 1.004,16

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E-2
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Kabupaten/Kota Luas (km2)


Demak 897,43
Semarang 946,86
Temanggung 870,23
Kendal 1.002,27
Batang 788,95
Pekalongan 836,13
Pemalang 1.011,90
Tegal 879,70
Brebes 1.657,73
Kota
Magelang 18,12
Surakarta 44,03
Salatiga 52,96
Semarang 373,67
Pekalongan 44,96
Tegal 34,49
Jawa Tengah 32.544,12
Sumber: Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2016

C. WILAYAH ADMINISTRASI
Jawa Tengah terdiri dari 35 Kabupaten/Kota yaitu 29 Kabupaten dan 6 Kota. Wilayah
tersebut terdiri dari 573 kecamatan dan 8.559 desa/kelurahan.
Tabel E. 2 Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten/Kota Kecamatan Desa Kelurahan
Kabupaten
Cilacap 24 269 15
Banyumas 27 301 30
Purbalingga 18 224 15
Banjarnegara 20 266 12
Kebumen 26 449 11
Purworejo 16 469 25
Wonosobo 15 234 29
Magelang 21 367 5
Boyolali 19 261 6
Klaten 26 391 10
Sukoharjo 12 150 17
Wonogiri 25 251 43
Karanganyar 17 162 15
Sragen 20 196 12
Grobogan 19 273 7
Blora 16 271 24
Rembang 14 287 7
Pati 21 401 5
Kudus 9 123 9
Jepara 16 184 11
Demak 14 243 6
Semarang 19 208 27
Temanggung 20 266 23
Kendal 20 266 20
Batang 15 239 9
Pekalongan 19 272 13

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E-3
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Kabupaten/Kota Kecamatan Desa Kelurahan


Pemalang 14 211 11
Tegal 18 281 6
Brebes 17 292 5
Kota
Magelang 3 0 17
Surakarta 5 0 51
Salatiga 4 0 23
Semarang 16 0 177
Pekalongan 4 0 27
Tegal 4 0 27
Jawa Tengah 573 1.809 750
Sumber: Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2016

Gambar E. 3 Peta Administrasi Provinsi Jawa Tengah

D. KONDISI KAWASAN
1) Topografi
Propinsi Jawa Tengah merupakan wilayah dengan beragam topografi berupa dataran
dan pegunungan, yang sebagian besar yaitu sekitar 53,30 % berada pada ketinggian
antara 0 - 100 meter di atas permukaan laut, sedangkan bentang daratan yang
mempunyai ketinggian 100 - 500 meter meliputi kurang lebih 27,40 %, 500 - 1000
meter meliputi kurang lebih 14,70 %, dan dengan ketinggian lebih dari 1.000 meter
meliputi kurang lebih 4,60 %.

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E-4
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

2) Iklim, Suhu dan Curah Hujan


Menurut Stasiun Klimatologi Klas I Semarang, suhu udara rata-rata di Jawa Tengah
tahun 2015 berkisar antara 23°C sampai dengan 28°C. Tempat - tempat yang letaknya
berdekatan dengan pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi. Untuk
kelembaban udara rata-rata bervariasi, dari 69 % sampai dengan 83 %. Curah hujan
tertinggi tercatat di stasiun meteorologi Banjarnegara yaitu sebesar 3.624 mm dan hari
hujan terbanyak tercatat di stasiun Banjarnegara 179 hari.

3) Demografi
Penduduk Provinsi Jawa Tengah berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015
sebanyak 33.774,14 ribu jiwa yang terdiri atas 16.750,90 ribu jiwa penduduk laki-laki
dan 17.023,24 ribu jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah
penduduk tahun 2014, penduduk Jawa Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 0,15
persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2015 penduduk laki-
laki terhadap penduduk perempuan sebesar 0,98. Kepadatan penduduk di Jawa
Tengah tahun 2015 mencapai 1.038 jiwa/km2. Kepadatan Penduduk di 35
kabupaten/kota cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kota
Surakarta dengan kepadatan sebesar 11.634 jiwa/km2 dan terendah di Kabupaten
Blora sebesar 475 jiwa/Km2.
Tabel E. 3 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Tengah
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan
Kabupaten/Kota
(ribu) Penduduk per Tahun (%)
Kabupaten
Cilacap 1.094,73 0,11
Banyumas 1.653,91 0,19
Purbalingga 898,38 0,21
Banjarnegara 901,83 0,13
Kebumen 1.184,88 0,07
Purworejo 710,39 0,07
Wonosobo 777,12 0,10
Magelang 1.245,50 0,19
Boyolali 963,09 0,12
Klaten 1.158,80 0,08
Sukoharjo 864,21 0,17
Wonogiri 949,02 0,07
Karanganyar 856,20 0,18
Sragen 879,03 0,08
Grobogan 1.351,43 0,11
Blora 852,11 0,09
Rembang 619,17 0,17
Pati 1.232,89 0,12
Kudus 831,30 0,25
Jepara 1.188,29 0,30
Demak 1.117,91 0,21
Semarang 1.000,89 0,27
Temanggung 745,83 0,19
Kendal 942,28 0,16
Batang 743,09 0,18
Pekalongan 873,99 0,14
Pemalang 1.288,58 0,07

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E-5
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan


Kabupaten/Kota
(ribu) Penduduk per Tahun (%)
Tegal 1.424,89 0,07
Brebes 1.781,38 0,09
Kota
Magelang 120,79 0,06
Surakarta 512,23 0,08
Salatiga 183,82 0,28
Semarang 1.701,11 0,33
Pekalongan 296,40 0,18
Tegal 246,12 0,09
Jawa Tengah 33.774,14 0,15
Sumber: Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2016

E.1.2. KOTA SEMARANG


A. LETAK GEOGRAFIS
Kota Semarang terletak antara garis 6°50’ - 7°10’ Lintang Selatan dan garis 109°35’ -
110°50’ Bujur Timur. Kota Semarang dibatasi oleh:
- Sebelah Barat : Kabupaten Kendal
- Sebelah Timur : Kabupaten Demak
- Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang
- Sebelah Utara : Laut Jawa

Gambar E. 4 Letak Kota Semarang pada Provinsi Jawa Tengah

B. LUAS WILAYAH
Luas wilayah Kota Semarang tercatat 373,70 km2. Luas yang ada terdiri dari 39,56 km2
(10,59%) tanah sawah dan 334,14 (89,41%) bukan lahan sawah. Menurut penggunaannya,
luas tanah sawah terbesar merupakan tanah sawah tadah hujan (53,12%) dan hanya
sekitar 19,97%-nya saja yang dapat ditanami 2 (dua) kali. Lahan kering sebagian besar
digunakan untuk tanah pekarangan/tanah untuk bangunan dan halaman sekitar, yaitu
sebesar 42,17% dari total lahan bukan sawah.
Tabel E. 4 Luas Wilayah Kota Semarang Menurut Kecamatan

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E-6
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Kecamatan Luas Wilayah (km2)


Mijen 57,55
Gunungpati 54,11
Banyumanik 25,69
Gajahmungkur 9,07
Semarang Selatan 5,93
Candisari 6,54
Tembalang 44,20
Pedurungan 20,72
Genuk 27,39
Gayamsari 6,18
Semarang Timur 7,70
Semarang Utara 10,97
Semarang Tengah 6,14
Semarang Barat 21,74
Tugu 31,78
Ngaliyan 37,99
Kota Semarang 373,70
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka 2016

C. WILAYAH ADMINISTRASI
Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan dan 177
Kelurahan.
Tabel E. 5 Wilayah Administrasi Kota Semarang Menurut Kecamatan
Kecamatan Kelurahan
Mijen 14
Gunungpati 16
Banyumanik 11
Gajahmungkur 8
Semarang Selatan 10
Candisari 7
Tembalang 12
Pedurungan 12
Genuk 13
Gayamsari 7
Semarang Timur 10
Semarang Utara 9
Semarang Tengah 15
Semarang Barat 16
Tugu 7
Ngaliyan 10
Kota Semarang 177
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka 2016

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E-7
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Gambar E. 5 Peta Administrasi Kota Semarang

D. KONDISI KAWASAN
1) Topografi
Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan
daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya
berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah dataran
dengan kemiringan 25% dan 37,78% merupakan daerah perbukitan dengan
kemiringan 15-40%. Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis
kelerengan yaitu
- Lereng I (0-2%) meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang
Timur, Semarang Utara dan Tugu, serta sebagian wilayah Kecamatan
Tembalang, Banyumanik dan Mijen.
- Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan,
Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan
- Lereng III (15-40%) meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo
(Kecamatan Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen (daerah
Wonoplumbon) dan sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik, serta Kecamatan
Candisari.
- Lereng IV (>50%) meliputi sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah
tenggara), dan sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kali
Garang dan Kali Kripik.

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E-8
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Kota Bawah yang sebagian besar tanahnya terdiri dari pasir dan lempung.
Pemanfaatan lahan lebih banyak digunakan untuk jalan, permukiman atau
perumahan, bangunan, halaman, kawasan industri, tambak, empang dan
persawahan. Kota Bawah sebagai pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan,
perindustrian, pendidikan dan kebudayaan, angkutan atau transportasi dan perikanan.
Berbeda dengan daerah perbukitan atau Kota Atas yang struktur geologinya sebagian
besar terdiri dari batuan beku. Wilayah Kota Semarang berada pada ketinggian antara
0-348,00 meter dpl (di atas permukaan air laut). Secara topografi terdiri atas daerah
pantai, dataran rendah dan perbukitan, sehingga memiliki wilayah yang disebut
sebagai kota bawah dan kota atas. Pada daerah perbukitan mempunyai ketinggian
90,56-348 mdpl yang diwakili oleh titik tinggi yang berlokasi di Jatingaleh dan Gombel,
Semarang Selatan, Tugu, Mijen, dan Gunungpati, dan di dataran rendah mempunyai
ketinggian 0,75 mdpl.

Kota bawah merupakan pantai dan dataran rendah yang memiliki kemiringan antara
0-5%, sedangkan dibagian Selatan merupakan daerah dataran tinggi dengan
kemiringan bervariasi antara 5-40%. Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan
alamnya yang membentuk suatu kota yang mempunyai ciri khas yaitu terdiri dari
daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai. Dengan demikian topografi
Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai kemiringan tanah berkisar antara 0-
40% (curam) dan ketinggian antara 0,75-348,00 mdpl.

2) Iklim, Suhu dan Curah Hujan


Secara Klimatologi, Kota Semarang seperti kondisi umum di Indonesia, mempunyai
iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun timur. Dari
bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut (NW)
menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Sifat periode
ini adalah curah hujan sering dan berat, kelembaban relatif tinggi dan mendung. Lebih
dari 80% dari curah hujan tahunan turun di periode ini. Dari Juni hingga Oktober angin
bertiup dari Selatan Tenggara (SE) menciptakan musim kemarau, karena membawa
sedikit uap air. Sifat periode ini adalah sedikit jumlah curah hujan, kelembaban lebih
rendah, dan jarang mendung.

Berdasarkan data yang ada, curah hujan di Kota Semarang mempunyai sebaran yang
tidak merata sepanjang tahun, dengan total curah hujan rata-rata 9.891 mm per tahun.
Ini menunjukkan curah hujan khas pola di Indonesia, khususnya di Jawa, yang
mengikuti pola angin monsun SENW yang umum. Suhu minimum rata-rata yang diukur
di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 21,1°C pada September ke
24,6°C pada bulan Mei, dan suhu maksimum rata-rata berubah-ubah dari 29,9°C ke
32,9°C. Kelembaban relatif bulanan rata-rata berubah-ubah dari minimum 61% pada
bulan September ke maksimum 83% pada bulan Januari. Kecepatan angin bulanan
rata-rata di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 215 km/hari pada bulan
Agustus sampai 286 km/hari pada bulan Januari. Lamanya sinar matahari, yang
menunjukkan rasio sebenarnya sampai lamanya sinar matahari maksimum hari,
bervariasi dari 46% pada bulan Desember sampai 98% pada bulan Agustus.

3) Demografi
Jumlah penduduk Kota Semarang tercatat sebesar 1.595.267 jiwa dengan
pertumbuhan penduduk selama tahun 2015 sebesar 0,65%.

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E-9
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Tabel E. 6 Jumlah Penduduk Kota Semarang Menurut Kecamatan


Kecamatan Jumlah Penduduk
Mijen 61.405
Gunungpati 78.641
Banyumanik 132.402
Gajahmungkur 63.641
Semarang Selatan 79.605
Candisari 79.242
Tembalang 154.692
Pedurungan 180.176
Genuk 97.534
Gayamsari 74.177
Semarang Timur 77.297
Semarang Utara 127.717
Semarang Tengah 69.849
Semarang Barat 158.097
Tugu 31.592
Ngaliyan 125.763
Kota Semarang 1.591.860
Sumber: Kota Semarang Dalam Angka 2016

4) Pertanian
Produktivitas Padi Sawah pada tahun 2015 mengalami kenaikan yang cukup
signifikan. Pada tahun sebelumnya produksi padi sebesar 25,483 ton sedangkan pada
tahun 2015 naik menjadi 42.955 ton. Sedangkan untuk produksi jagung pada tahun
2014 sebesar 1.566 tob meningkat menjadi 1.763 ton pada tahun 2015.

Penurunan produksi terjadi pada komoditas kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu dan
ubi jalar. Produkvitas tanaman pangan selain padi sawah di Kota Semarang masih
dibawah rata-rata produktivitas di Jawa Tengah. Namun demikian dari tahun ke tahun
produktivitasnya berangsur naik, sebagai contoh produktivitas jagung pada tahun 2014
sebesar 25,02 ton/ha pada tahun 2015 naik menjadi 40,82 ton/ha.

5) Seni Budaya
- Dugderan

Gambar E.6 Dugderan

Kata Dugderan berasal dari kata ‘dug’ sebuah bunyi dari bedug, dan ‘der’ dari
bunyi petasan (kecil) atau bunyi meriam (besar) dan ‘an’ penanda kata benda
dalam tata bahasa Jawa. Dugderan adalah sebuah upacara yang menandai
awal bulan ramadhan, masyarakat Semarang memiliki tradisi unik dugderan.
Tradisi pasar malam ini semula adalah arak-arakan bedug yang dikawal prajurit
Kadipaten Semarang tempo dulu dan menjelang diumumkannya keputusan

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 10
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

tentang awal bulan puasa. Tradisi ini telah dimulai sejak tahun 1881 pada masa
pemerintahan Bupati Semarang, Purbaningkrat. Ritual tahunan berlangsung
turun temurun di Masjid Besar Kauman, kawasan Pasar Johar, Semarang ini
diawali dengan arak-arakan tetabuhan bedug dikawal prajurit Kadipaten
Semarang tempo dulu. Sekarang pun tetap dipertahankan keberadaannya
dengan kondisi yang berbeda.

- Warak Ngendhog

Gambar E. 7 Warag Ngendhog

Kata "warak" berasal dari bahasa arab, "wara’I” yang berarti suci. Dan ngendok
dari bahasa Jawa yang berarti bertelur. Disimbolkan sebagai hasil pahala yang
didapat seseorang setelah sebelumnya menjalani proses suci. Secara filosofis,
warak ngendog dapat diartikan barangsiapa yang menjaga kesucian di bulan
Ramadhan, akan menerima pahala di hari lebaran. Warak Ngendhog adalah
mainan khas Kota Semarang yang muncul sekali dan hanya hadir di perayaan
tradisi dugderan. Mainan ini berwujud makhluk rekaan yang merupakan
gabungan beberapa binatang yang merupakan simbol persatuan dari berbagai
golongan etnis di Semarang: Cina, Arab dan Jawa. Kepalanya menyerupai
kepala naga (Cina), tubuhnya layaknya buraq (Arab), dan empat kakinya
menyerupai kaki kambing (Jawa). Tidak jelas asal-usul Warak Ngendog.
Binatang rekaan ini hanyalah mainan dalam bentuk patung atau boneka
celengan yang terbuat dari gerabah. Siapa yang menginspirasi pembuatannya
pun tak ada yang tahu. Yang pasti sejak dugderan digelar, sejumlah pedagang
menggelar mainan ini. Dalam setiap penjualan, penjual menaruh telur ayam
matang di bawahnya. Telur itu turut serta dijual bersama waraknya.

6) Pariwisata
- Masjid Agung Jawa Tengah

Gambar E. 8 Masjid Agung Jawa Tengah

Masjid Agung Jawa Tengah bangunannya meneladani prinsip gugus model


kluster dari Masjid Nabawi di Madinah. Bentuk penampilan arsitekturnya
merupakan gubahan baru yang mengambil model dari tradisi para wali dengan

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 11
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

menumbuhkan corak universal arsitektur Islam pada bangunan pusatnya


dengan menonjolkan kubah utama yang dilengkapi dengan minaret runcing
menjulang di keempat sisinya. Masjid beserta fasilitas pendukung terletak di
Jalan Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari menempati
tanah bandha Masjid Agung Semarang seluas 10 ha dan mampu menampung
jamaah lebih kurang 13.000 orang. Selain bangunan utama berupa masjid, juga
dilengkapi fasilitas-fasilitas lain seperti: ruang kantor, ruang kursus dan
pelatihan, ruang perpustakaan, ruang akad nikah, dan auditorium. Dalam upaya
penggalian dana, di dalam kompleks juga dibangun galeri pertokoan, ruang
kantor yang disewakan, hotel, dan toko cindera mata.

- Gereja Blenduk

Gambar E. 9 Gereja Blenduk

Gereja Blenduk terletak di Jalan Letjen Soeprapto No. 32, Kota Lama,
Semarang. Gereja ini merupakan bangunan dibuat dengan gaya arsitektur
Phantheon yang didirikan pada tahun 1753 dan dipugar tahun 1894 oleh arsitek
Belanda bernama H.P.A. de Wilde dan Westmaas. Gereja Blenduk merupakan
gereja pertama di Semarang. Disebut Gereja Blenduk karena bentuk kubahnya
yang seperti irisan bola, sehingga orang mengatakan "mblenduk". Bangunannya
berbentuk segi delapan beraturan (hexagonal) dengan keunikan interiornya.
Sebagai salah satu bangunan kuno di lingkungan Kota Lama yang banyak
dikunjungi wisatawan dan sampai sekarang merupakan tempat ibadah.

- Goa Kreo

Gambar E. 10 Goa Kreo

Goa Kreo adalah sebuah goa yang dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga
saat mencari kayu Jati untuk membangun Masjid Agung Demak. Menurut cerita
legenda, Sunan Kalijaga bertemu sekawanan kera yang kemudian disuruh
menjaga kayu jati. Kata "Kreo" berasal dari Mangreho yang berarti peliharalah
atau jagalah. Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo
dan sejak saat itu kawanan kera yang menghuni kawasan ini menjadi penunggu.
Selain menikmati pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk serta

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 12
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

bercanda dengan kera penunggu kawasan ini, pengunjung juga bisa menikmati
pemandangan waduk Jatibarang, bermain ski air, atau memancing. Objek
wisata ini kurang lebih 8 km dari Tugumuda dan setiap 3 Syawal diadakan Sesaji
Rewanda.

- Puri Maerokoco

Gambar E. 11 Puri Maerokoco

Sebuah obyek wisata yang berada di Jalan Yos Sudarso kurang lebih 5 km dari
Tugumuda, merupakan satu komplek dengan PRPP. Sebagai taman mini Jawa
Tengah yang merangkum semua rumah adat – biasa disebut anjungan - dari 35
kabupaten dan kota yang ada di Jawa Tengah. Di dalam rumah-rumah tersebut
digelar hasil-hasil industri dan kerajinan yang diproduksi oleh masing-masing
daerah. Selain menampilkan rumah-rumah adat, obyek wisata ini dilengkapi
dengan fasilitas rekreasi air seperti, sepeda air, perahu, juga kereta bagi
pengunjung. Lokasinya mudah dijangkau dengan kendaraan umum maupun
kendaraan pribadi.

E.1.3. KECAMATAN BANYUMANIK


A. LETAK GEOGRAFIS
Secara geografis, Kecamatan Banyumanik adalah pintu masuk Kota Semarang dari arah
selatan, sehingga keberadaannya merupakan pintu gerbang bagi Kota Semarang.
Kecamatan Banyumanik berjarak sekitar 10 km dari ibukota Kota Semarang.

Gambar E. 12 Letak Kecamatan Banyumanik pada Kota Semarang

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 13
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

B. LUAS WILAYAH
Luas wilayah Kecamatan Banyumanik sebesar 2.816,94 ha.
Tabel E. 7 Luas Wilayah Kecamatan Banyumanik menurut Kelurahan
Kelurahan Luas Wilayah (ha)
Pudakpayung 392,93
Gedawang 270,20
Jabungan 226,48
Padangsari 185,00
Banyumanik 364,25
Srondol Wetan 226,48
Pedalangan 240,00
Sumurboto 185,00
Srondol Kulon 288,24
Tinjomoyo 202,48
Ngesrep 235,88
Kecamatan Banyumanik 2.816,94
Sumber: Kecamatan Banyumanik Dalam Angka 2016

C. WILAYAH ADMINISTRASI
Wilayah administrasi Kecamatan Banyumanik terbagi atas 11 Kelurahan, 802 Rumah
Tangga (RT) dan 124 Rumah Warga (RW).
Tabel E. 8 Wilayah Administrasi Kecamatan Banyumanik Menurut Kelurahan
Kelurahan RT RW
Pudakpayung 128 16
Gedawang 55 10
Jabungan 27 6
Padangsari 97 17
Banyumanik 51 9
Srondol Wetan 130 18
Pedalangan 68 12
Sumurboto 56 6
Srondol Kulon 63 11
Tinjomoyo 45 8
Ngesrep 82 11
Kecamatan Banyumanik 802 124
Sumber: Kecamatan Banyumanik Dalam Angka 2016

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 14
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Gambar E. 13 Peta Administrasi Kecamatan Banyumanik

D. DEMOGRAFI
Kecamatan Banyumanik merupakan kecamatan yang berkembang pesat seiring dengan
pembangunan Kota Semarang ke arah selatan. Jumlah penduduk di Kecamatan
Banyumanik sebanyak 132.508 jiwa, dengan kepadatan penduduk sekitar 5.158 jiwa per
kilometer persegi, kepadatan ini naik sekitar 0,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya
dan pertumbuhan penduduk 0,84% per tahun.
Tabel E. 9 Jumlah Penduduk Kecamatan Banyumanik Menurut Kelurahan
Kelurahan Jumlah Penduduk
Pudakpayung 21.961
Gedawang 6.452
Jabungan 4.806
Padangsari 12.621
Banyumanik 10.115
Srondol Wetan 19.929
Pedalangan 10.314
Sumurboto 10.539
Srondol Kulon 11.913
Tinjomoyo 9.304
Ngesrep 14.554
Kecamatan Banyumanik 132.508
Sumber: Kecamatan Banyumanik Dalam Angka 2016

E. KONDISI KAWASAN
1) Suhu dan Curah Hujan
Suhu maksimum kecamatan Banyumanik pada tahun 2015 adalah 32°C. Jumlah hari
dengan curah hujan terbanyak adalah 7 hari; ketinggian DPL rata-rata 300 meter.

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 15
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

2) Pertanian
Produktivitas tertinggi di Kecamatan Banyumanik ada pada sektor tanaman rambutan
yang memiliki produktivitas 1,16 kuintal per pohon. Sedangkan pada sektor tanaman
biofarmaka, Kecamatan Banyumanik memiliki produktivitas tertinggi pada tanaman
jahe yaitu 3,94kg/m2 dan tanaman kunyit 1,8kg/m2.
Tabel E. 10 Produktivitas Bidang Pertanian Kecamatan Banyumanik
Uraian Jumlah
Tanaman Sayuran
Jumlah Produksi Tanaman Jamur 111.000 kg
Luas Panen Tanaman Jamur 450 m2
Produktivitas Tanaman Jamur 246,67 kg/m2
Tanaman Buah-Buahan
Jumlah Produksi Tanaman Buah Durian 5.000 kw
Jumlah Tanaman Durian Yang Menghasilkan 4.000 pohon
Jumlah Produksi Tanaman Jambu Biji 90 kw
Jumlah Tanaman Jambu Biji Yang Menghasilkan 600 pohon
Jumlah Produksi Tanaman Mangga 4.800 kw
Jumlah Tanaman Mangga Yang Menghasilkan 8.000 pohon
Jumlah Produksi Tanaman Petai 80 kw
Jumlah Tanaman Petai Yang Menghasilkan 400 pohon
Sumber: Kecamatan Banyumanik Dalam Angka 2016

E.2. PENDEKATAN
E.2.1. ARSITEKTUR MODERN
Arsitektur modern memiliki ornamen yang sangat minim. Pada arsitektur modern fungsi lebih
diutamakan dalam menentukan bentuk, ukuran dan bahan.

Arsitektur modern selalu menerapkan penyesuain terhadap bahan bangunan dengan teknologi
terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup penghuninya.

Eksterior gaya arsitektur modern didominasi dengan jendela yang berukuran lebar dan atau
tinggi, list plang beton memanjang dan kanopi yang menjeorok ke depan. Dengan kolom yang
simple atau bahkan tanpa kolom. Bentuk masa di dekorasi dengan ornament garis vertical,
horizontal, dan diagonal yang sederhana pada dinding eksterior yang luas

Interior ditata dengan ornament yang sederhana, plafond bertingkat dan void di ruang-ruang
public yang meberikan kesan luas.

Ruang umumnya transparan, menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan ruang-ruang


perantara dibatasi oleh dekorasi interior yang tidak masiv.

Bahan bangunan berupa stainless steel finishing polished, aluminum anodized, kaca
berwarna/tinted glass, marupakan bahan dengan jenis finishing mencirikan arsitektur modern
dimasa-masa awal berkembangnya di Indonesia. Disaat sekarang ini banyak bahan bangunan
dengan teknologi modern yang menjadi komponen penting seperti galvanized metal, granitile,
grc, perforated metal dll.

Beberapa ciri arsitektur modern sebagai berikut:


1. Suatu gaya Internasional atau tanpa gaya.
2. berupa khayalan
3. bentuk tertentu, fungsional
4. Zeitgeit

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 16
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

5. Seniman sebagai nabi


6. Elitis untuk setiap manusia
7. Bersifat menyeluruh, luas meliputi banyak hal

STYLISTIC :
1. Bersifat lurus kearah depan
2. Sederhana
3. Ruang isotropic typical(Chicago Frame, Domino)
4. Bentuk Abstrak
5. mempertahankan kemurnian
6. Bentuk kotak yang tidak jelas
7. Estetika mesin, logika, sirkulasi, mekanikal, teknologi, struktur
8. Anti ornamen
9. Anti penggambaran
10. Anti histories
11. Anti humor

DESIGN IDEAS :
1. Kota ditaman
2. Pemisahan fungsi
3. “Kulit dan Tulang”
4. Volume bukan massa
5. Papan ujung balok
6. Transparan
7. Penggabungan yang harmonis

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 17
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Gambar 5. 14 Arsitektur Modern

E.2.2. PERSYARATAN TATA BANGUNAN


Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
Persyaratan Bangunan Gedung, persyaratan tata bangunan dan lingkungan meliputi:
1. Peruntukan Lokasi dan Intensitas Bangunan Gedung
1) Peruntukan Lokasi
a. Bangunan gedung harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang
diatur dalam ketentuan tata ruang dan tata bangunan dari lokasi yang bersangkutan.
b. Ketentuan tata ruang dan tata bangunan ditetapkan melalui:
i. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Daerah;
ii. Rencana Rinci Tata Ruang (RRTR); dan
iii. Peraturan bangunan setempat dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL).
c. Peruntukan lokasi merupakan peruntukan utama sedangkan peruntukan
penunjangnya sebagaimana ditetapkan di dalam ketentuan tata bangunan yang ada
di daerah setempat atau berdasarkan pertimbangan teknis dinas yang menangani
bangunan gedung.

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 18
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

d. Setiap pihak yang memerlukan keterangan atau ketentuan tata ruang dan tata
bangunan dapat memperolehnya secara terbuka melalui dinas yang terkait.
e. Keterangan atau ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir d meliputi keterangan
tentang peruntukan lokasi dan intensitas bangunan, seperti kepadatan bangunan,
ketinggian bangunan, dan garis sempadan bangunan.
f. Dalam hal rencana-rencana tata ruang dan tata bangunan belum ada, Kepala Daerah
dapat memberikan pertimbangan atas ketentuan yang diperlukan, dengan tetap
mengadakan peninjauan seperlunya terhadap rencana tata ruang dan tata bangunan
yang ada di daerah.
g. Bagi daerah yang belum memiliki RTRW, RRTR, ataupun peraturan bangunan
setempat dan RTBL, maka Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan
membangun bangunan gedung dengan pertimbangan:
i. Persetujuan membangun tersebut bersifat sementara sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan tata ruang yang lebih makro, kaidah
perencanaan kota dan penataan bangunan;
ii. Kepala Daerah segera menyusun dan menetapkan RRTR, peraturan bangunan
setempat dan RTBL berdasarkan rencana tata ruang yang lebih makro;
iii. Apabila persetujuan yang telah diberikan terdapat ketidaksesuaian dengan
rencana tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan kemudian, maka perlu
diadakan penyesuaian dengan resiko ditanggung oleh pemohon/pemilik
bangunan;
iv. Bagi daerah yang belum memiliki RTRW Daerah, Kepala Daerah dapat
memberikan persetujuan membangun bangunan pada daerah tersebut untuk
jangka waktu sementara;
v. Apabila di kemudian hari terdapat penetapan RTRW daerah yang bersangkutan,
maka bangunan tersebut harus disesuaikan dengan rencana tata ruang yang
ditetapkan.
h. Pembangunan bangunan gedung diatas jalan umum, saluran, atau sarana lain perlu
mendapatkan persetujuan Kepala Daerah dengan pertimbangan sebagai berikut:
i. Tidak bertentangan dengan rencana tata ruang dan tata bangunan daerah;
ii. Tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas kendaraan, orang, maupun
barang;
iii. Tidak mengganggu fungsi sarana dan prasarana yang berada dibawah dan/atau
diatas tanah; dan
iv. Tetap memperhatikan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
i. Pembangunan bangunan gedung dibawah tanah yang melintasi sarana dan
prasarana jaringan kota perlu mendapatkan persetujuan Kepala Daerah dengan
pertimbangan sebagai berikut:
i. Tidak bertentangan dengan rencana tata ruang dan tata bangunan Daerah;
ii. Tidak untuk fungsi hunian atau tempat tinggal;
iii. Tidak mengganggu fungsi sarana dan prasarana yang
iv. berada dibawah tanah;
v. Penghawaan dan pencahayaan bangunan telah memenuhi persyaratan
kesehatan sesuai fungsi bangunan; dan
vi. Memiliki sarana khusus untuk kepentingan keamanan dan keselamatan bagi
pengguna bangunan.
j. Pembangunan bangunan gedung dibawah atau diatas air perlu mendapatkan
persetujuan Kepala Daerah dengan pertimbangan sebagai berikut:

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 19
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

i.Tidak bertentangan dengan rencana tata ruang dan tata bangunan daerah;
ii.
Tidak mengganggu keseimbangan lingkungan, dan fungsi lindung kawasan;
iii.
Tidak menimbulkan perubahan arus air yang dapat merusak lingkungan;
iv.
Tidak menimbulkan pencemaran; dan
v.Telah mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan, kesehatan, dan
aksesibilitas bagi pengguna bangunan.
k. Pembangunan bangunan gedung pada daerah hantaran udara (transmisi) tegangan
tinggi perlu mendapatkan persetujuan Kepala Daerah dengan pertimbangan sebagai
berikut:
i. Tidak bertentangan dengan rencana tata ruang dan tata bangunan daerah;
ii. Letak bangunan minimal 10 (sepuluh) meter diukur dari as (proyeksi) jalur
tegangan tinggi terluar;
iii. Letak bangunan tidak boleh melebihi atau melampaui garis sudut 45 o (empat
puluh lima derajat) diukur dari as (proyeksi) jalur tegangan tinggi terluar;
iv. Setelah mendapat pertimbangan teknis dari para ahli terkait.

2) Intensitas Bangunan Gedung


Meliputi:
a. Kepadatan dan Ketinggian Bangunan Gedung
b. Penetapan KDB dan Jumlah Lantai/KLB
c. Perhitungan KDB dan KLB
d. Garis Sempadan (Muka) Bangunan Gedung
e. Garis Sempadan (Samping Dan Belakang) Bangunan Gedung
f. Jarak Bebas Bangunan Gedung
g. Pemisah di Sepanjang Halaman Depan/Samping/ Belakang Gedung

2. Arsitektur Bangunan Gedung


1) Persyaratan Penampilan Bangunan Gedung
Meliputi:
a. Ketentuan Umum
b. Tapak Bangunan
c. Bentuk Bangunan

2) Tata Ruang-dalam
Meliputi:
a. Ketentuan Umum
b. Perancangan Ruang dalam

3) Keseimbangan, Keserasian Dan Keselarasan Dengan Lingkungan Bangunan


Gedung
Meliputi:
a. Ketentuan Umum
b. Persyaratan Ruang Terbuka Hijau Pekarangan (RTHP)
c. Persyaratan Ruang Sempadan Bangunan Gedung
d. Persyaratan Tapak Besmen Terhadap Lingkungan
e. Hijau Pada Bangunan
f. Tata Tanaman
g. Sirkulasi dan Fasilitas Parkir

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 20
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

h. Pertandaan (Signage)
i. Pencahayaan Ruang Luar Bangunan Gedung

3. Pengendalian Dampak Lingkungan


1) Dampak penting
a. Setiap kegiatan dalam bangunan dan/atau lingkungannya yang mengganggu dan
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan harus dilengkapi dengan AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Setiap kegiatan dalam bangunan dan/atau lingkungannya yang menimbulkan dampak
tidak penting terhadap lingkungan, atau secara teknologi sudah dapat dikelola dampak
pentingnya, tidak perlu dilengkapi dengan AMDAL, tetapi diharuskan melakukan Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai
ketentuan yang berlaku.
c. Kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan adalah
bila rencana kegiatan tersebut akan:
i. menyebabkan perubahan pada sifat-sifat fisik dan/atau hayati lingkungan, yang
melampaui baku mutu lingkungan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
ii. menyebabkan perubahan mendasar pada komponen lingkungan yang melampaui
kriteria yang diakui, berdasarkan pertimbangan ilmiah;
iii. mengakibatkan spesies-spesies yang langka dan/atau endemik, dan/atau dilindungi
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku terancam punah; atau
habitat alaminya mengalami kerusakan;
iv. menimbulkan kerusakan atau gangguan terhadap kawasan lindung (hutan lindung,
cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa, dan sebagainya) yang telah
ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan;
v. merusak atau memusnahkan benda-benda dan bangunan peninggalan sejarah
yang bernilai tinggi;
vi. mengubah atau memodifikasi areal yang mempunyai nilai keindahan alami yang
tinggi;
vii. mengakibatkan/menimbulkan konflik atau kontroversi dengan masyarakat, dan/atau
pemerintah.
d. Kegiatan yang dimaksud pada butir c merupakan kegiatan yang berdasarkan
pengalaman dan tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai
potensi menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup.

2) Ketentuan pengelolaan dampak lingkungan


Jenis-jenis kegiatan pada pembangunan bangunan gedung dan/atau lingkungannya yang
wajib AMDAL, adalah sesuai ketentuan pengelolaan dampak lingkungan yang berlaku.

3) Ketentuan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan


Lingkungan (UPL)
Jenis-jenis kegiatan pada pembangunan bangunan gedung dan/atau lingkungannya yang
harus melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) adalah sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (Rtbl)


1) Tindak Lanjut RTRW dan/atau Rencana Teknik Ruang Kabupaten/Kota

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 21
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

a. RTBL menindaklanjuti rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana teknik ruang
kabupaten/kota, dan sebagai panduan rancangan kawasan, dalam rangka perwujudan
kesatuan karakter, kualitas bangunan gedung dan lingkungan yang berkelanjutan.
Selain itu, RTBL merupakan instrumen guna meningkatkan:
i. Perwujudan Kesatuan karakter;
ii. Kualitas Bangunan Gedung; dan
iii. Lingkungan yang Berkelanjutan
b. RTBL digunakan sebagai panduan dalam pengendalian pemanfaatan ruang suatu
lingkungan/kawasan.
2) Muatan Materi RTBL
Meliputi:
a. Program Bangunan dan Lingkungan
b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan
c. Rencana Investasi
d. Ketentuan Pengendalian Rencana dan Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
3) Penyusunan RTBL
a. RTBL dapat disusun berdasarkan kemitraan pemerintah daerah, swasta, dan/atau
masyarakat sesuai dengan tingkat permasalahan pada lingkungan/kawasan yang
bersangkutan.
b. Penyusunan RTBL dilakukan dengan mempertimbangkan pendapat tim ahli dan
pendapat publik.
c. Penyusunan RTBL didasarkan pada pola penanganan penataan bangunan gedung dan
lingkungan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
d. Pola penanganan penataan bangunan dan lingkungan meliputi: perbaikan,
pengembangan kembali, pembangunan baru, dan/atau pelestarian, yang diterapkan
pada:
i. kawasan yang sudah terbangun;
ii. kawasan yang dilestarikan dan dilindungi;
iii. kawasan baru yang potensial berkembang; dan/atau
iv. kawasan yang bersifat campuran.

5. Pembangunan Bangunan Gedung Di Atas Dan/Atau Di Bawah Tanah, Air Dan/Atau


Prasarana Dan Sarana Umum
1) Pembangunan bangunan gedung di atas prasarana dan/atau sarana umum harus:
a. sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana teknik ruang
kabupaten/kota, dan/atau RTBL;
b. tidak mengganggu fungsi sarana dan prasarana yang berada di bawahnya dan/atau
di sekitarnya; dan
c. tetap memperhatikan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
2) Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan/atau
sarana umum harus:
a. sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana teknik ruang
kabupaten/kota, dan/atau RTBL;
b. tidak untuk fungsi hunian atau tempat tinggal;
c. tidak mengganggu fungsi sarana dan prasarana yang berada di bawah tanah;
d. memenuhi persyaratan kesehatan sesuai fungsi bangunan; dan
e. memiliki sarana khusus untuk kepentingan keamanan dan keselamatan bagi
pengguna bangunan.

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 22
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

3) Pembangunan bangunan gedung di bawah dan/atau di atas air harus:


a. sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana teknik ruang
kabupaten/kota, dan/atau RTBL;
b. tidak mengganggu keseimbangan lingkungan, dan fungsi lindung kawasan;
c. tidak menimbulkan perubahan arus air yang dapat merusak lingkungan;
d. tidak menimbulkan pencemaran; dan
e. telah mempertimbangkan faktor keselamatan, kenyamanan, kesehatan, dan
kemudahan bagi pengguna bangunan.
4) Pembangunan bangunan gedung pada daerah hantaran udara (transmisi) tegangan
tinggi, dan/atau menara telekomunikasi, dan/atau menara air, harus:
a. sesuai rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana teknik ruang kabupaten/kota,
dan/atau RTBL;
b. telah mempertimbangkan faktor keselamatan, kenyamanan, kesehatan, dan
kemudahan bagi pengguna bangunan; dan
c. khusus untuk daerah hantaran udara (transmisi) tegangan tinggi, harus mengikuti
pedoman dan/atau standar teknis yang berlaku tentang ruang bebas saluran udara
tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi.
5) Pembangunan bangunan gedung pada butir 1, 2, 3, dan 4 harus mendapat persetujuan
dari Bupati/Walikota setelah mempertimbangkan pendapat dari tim ahli bangunan
gedung dan pendapat publik.
E.2.3. PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
Persyaratan Bangunan Gedung, persyaratan keandalan bangunan gedung meliputi:

1. Persyaratan Keselamatan Bangunan Gedung


Meliputi:
1) Umum
2) Persyaratan Struktur Bangunan Gedung
a. Struktur Bangunan Gedung
b. Pembebanan Pada Bangunan Gedung
c. Struktur Atas Bangunan Gedung
d. Struktur Bawah Bangunan Gedung
e. Keandalan Bangunan Gedung
3) Persyaratan Kemampuan Bangunan Gedung Terhadap Bahaya Kebakaran
a. Persyaratan Pasif
b. Persyaratan Aktif
c. Persyaratan Jalan Keluar Dan Aksesibilitas Untuk Pemadaman Kebakaran
d. Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Ke Luar/Eksit, Dan Sistem Peringatan
Bahaya
e. Persyaratan Komunikasi Dalam Bangunan Gedung
f. Persyaratan Instalasi Bahan Bakar Gas
g. Manajemen Penanggulangan Kebakaran
4) Persyaratan Kemampuan Bangunan Gedung Terhadap Bahaya Petir Dan Bahaya
Kelistrikan
a. Persyaratan Instalasi Proteksi Petir
b. Persyaratan Instalasi Kelistrikan

2. Persyaratan Kesehatan Bangunan Gedung


Meliputi:
1) Umum
2) Persyaratan Sistem Penghawaan

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 23
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

3) Persyaratan Sistem Pencahayaan


4) Persyaratan Sanitasi
a. Persyaratan Plambing
b. Persyaratan Instalasi Gas Medik
c. Persyaratan Penyaluran Air Hujan
d. Persyaratan Fasilitas Sanitasi Dalam Bangunan Gedung (Saluran
Pembuangan Air Kotor, Tempat Sampah, Penampungan Sampah,
Dan/Atau Pengelolaan Sampah)
5) Persyaratan Penggunaan Bahan Bangunan Gedung

3. Persyaratan Kenyamanan Bangunan Gedung


Meliputi:
1) Umum
2) Persyaratan Kenyamanan Ruang Gerak dan Hubungan Antarruang
3) Persyaratan Kenyamanan Kondisi Udara Dalam Ruang
4) Persyaratan Kenyamanan Pandangan
5) Persyaratan Kenyamanan Tingkat Getaran dan Tingkat Kebisingan
a. Persyaratan Getaran
b. Persyaratan Kebisingan

4. Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung


Meliputi:
1) Umum
2) Persyaratan Hubungan Ke, Dari, dan di Dalam Bangunan Gedung
a. Persyaratan Kemudahan Hubungan Horisontal Dalam Bangunan Gedung
b. Persyaratan Kemudahan Hubungan Vertikal Dalam Bangunan Gedung
c. Persyaratan Sarana Evakuasi
d. Persyaratan Aksesibilitas Penyandang Cacat dan Manula
3) Persyaratan Kelengkapan Prasarana dan Sarana Dalam Pemanfaatan Bangunan
Gedung
a. Persyaratan Kelengkapan Prasarana dan Sarana

E.2.4. PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara:

Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara meliputi:


a. Persyaratan Bangunan Gedung Negara yang terdiri dari:
1) Klasifikasi Bangunan Gedung Negara;
2) Tipe Bangunan Rumah Negara;
3) Standar Luas;
4) Persyaratan Teknis; dan
5) Persyaratan Administrasi.
b. Tahapan Pembangunan Bangunan Gedung Negara terdiri dari:
1) Tahap Persiapan;
2) Tahap Perencanaan Teknis; dan
3) Tahap Pelaksanaan Konstruksi.
c. Pembiayaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara terdiri dari:
1) Umum;
2) Standar Harga Satuan Tertinggi;
3) Komponen Biaya Pembangunan;

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 24
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

4) Pembiayaan Bangunan/Komponen Bangunan Tertentu;


5) Pembiayaan Pekerjaan Non Standar; dan
6) Prosentase Komponen Pekerjaan.
d. Tata cara pelaksanaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara meliputi:
1) Penyelenggara Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
2) Organisasi dan Tata Laksana;
3) Penyelenggaraan Pembangunan Tertentu; dan
4) Pemeliharaan/Perawatan Bangunan Gedung Negara.
e. Pendaftaran Bangunan Gedung Negara meliputi:
1) Tujuan Pendaftaran Bangunan Gedung Negara;
2) Sasaran dan Metode Pendaftaran;
3) Pelaksanaan Pendaftaran Bangunan gedung Negara; dan
4) Produk Pendaftaran Bangunan Gedung Negara.
f. Pembinaan dan Pengawasan Teknis.

Klasifikasi Bangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang berdasarkan tingkat kompleksitas
termasuk dalam Bangunan Tidak Sederhana.

Klasifikasi bangunan tidak sederhana adalah bangunan gedung negara dengan karakter tidak
sederhana serta memiliki kompleksitas dan/atau teknologi tidak sederhana.

Masa penjaminan kegagalan bangunannya adalah selama paling singkat 10 (sepuluh) tahun.
Yang termasuk klasifikasi Bangunan Tidak Sederhana, antara lain:
 gedung kantor yang belum ada disain prototipenya, atau
 gedung kantor dengan luas di atas dari 500 m atau gedung kantor bertingkat lebih dari 2
lantai;
 bangunan rumah dinas tipe A dan B; atau rumah dinas C, D, dan E yang bertingkat lebih
dari 2 lantai, rumah negara yang berbentuk rumah susun;
 gedung Rumah Sakit Klas A, B, C, dan D;
 gedung pendidikan tinggi universitas/akademi; atau
 gedung pendidikan dasar/lanjutan bertingkat lebih dari 2 lantai.

Berdasarkan Standar Luas Bangunan Gedung Negara:


 Standar luas ruang gedung kantor pemerintah yang termasuk klasifikasi tidak sederhana
rata-rata sebesar 10m2 per-personil;
 Untuk bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang-ruang khusus atau ruang
pelayanan masyarakat, kebutuhannya dihitung secara tersendiri (studi kebutuhan ruang)
diluar luas ruangan untuk seluruh personil yang akan ditampung.
 Kebutuhan total luas gedung kantor dihitung berdasarkan jumlah personil yang akan
ditampung dikalikan standar luas sesuai dengan klasifikasi bangunannya. Standar Luas
Ruang Kerja Kantor Pemerintah tercantum pada Tabel C.

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 25
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

E.2.5. BANGUNAN GEDUNG HIJAU


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau, Bangunan Gedung Hijau adalah
bangunan gedung yang memenuhi persyaratan bangunan gedung dan memiliki kinerja terukur
secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan
prinsip bangunan gedung hijau sesuai dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan
penyelenggaraannya.

Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau, prinsip bangunan gedung hijau meliputi:
a. perumusan kesamaan tujuan, pemahaman serta rencana tindak;
b. pengurangan penggunaan sumber daya, baik berupa lahan, material, air, sumber daya
alam maupun sumber daya manusia (reduce);
c. pengurangan timbulan limbah, baik fisik maupun non-fisik;
d. penggunaan kembali sumber daya yang telah digunakan sebelumnya (reuse);
e. penggunaan sumber daya hasil siklus ulang (recycle);
f. perlindungan dan pengelolaan terhadap lingkungan hidup melalui upaya pelestarian;
g. mitigasi risiko keselamatan, kesehatan, perubahan iklim, dan bencana;
h. orientasi kepada siklus hidup;
i. orientasi kepada pencapaian mutu yang diinginkan;
j. inovasi teknologi untuk perbaikan yang berlanjut; dan
k. peningkatan dukungan kelembagaan, kepemimpinan dan manajemen dalam
implementasi.

Bangunan hijau merupakan bangunan yang berkinerja tinggi (high-performance building) yang
dirancang agar responsive terhadap lingkungan, secara ekonomi cukup profit, dan sebagai
tempat yang sehat untuk ditempati dan untuk bekerja (environmentaly responsible, economically
profitable, and healthy places to live and work).

Konsep ‘hijau’ tidak sekedar sebagai trend masa kini, namun harus diperlakukan sebagai prinsip
dasar ketika kita mulai merancang bangunan (Saraswati 2011:5-6)

Bangunan hijau harus memenuhi persyaratan keandalan teknis dan mengutamakan aspek
bangunan hijau, di antaranya adalah:

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 26
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

1) Efisiensi dalam penggunaan energi,


2) Efisiensi dalam penggunaan air,
3) Mutu udara dalam bangunan gedung,
4) Pengelolaan limbah; dan,
5) Manajemen penyelenggaraan bangunan gedung

Aspek green building dari segi desain bangunan antara lain:


Langkah :
1) mengenali lokasi bangunan. To Know Where You Are.
2) mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas ukuran bangunan. Size Does Matter.
3) Kesadaran membangun bangunan yang ramah lingkungan.
4) bersifat teknis, alternatif metode membangun (alternatives to conventional construction
methods) dan menggunakan material yang tepat guna (encourage wise uses of
materials).

Prinsip perancangan berkesinambungan (sustainable design) yang ramah lingkungan:


1) Penghematan sumber daya alam (Economy of Resources)
Penghematan energi, konservasi air dan penggunaan material bangunan. Dengan
mengurangi penggunaan sumber daya alam yang tidak terbarukan (Non Renewable
Resources) pada masa pembangunan maupun selama bangunan beroperasi.
2) Daur hidup (Life Cycle Design), yaitu metodologi untuk design– construction – operation
– demolition.-- Dengan menganalisa proses membangun dan memperhatikan dampaknya
terhadap lingkungan.
3) Rancangan yang manusiawi (Humane Design)
adaptasi rancangan terhadap kondisi alam, urban design dan perencanaan tapak, serta
tingkat kenyamanan bangunan yang akan dicapai.

Keuntungan Bangunan Hijau:


A. Manfaat lingkungan
 Meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistem
 Memperbaiki kualitas udara
 Memperbaiki kualitas air dan penghematan penggunaan air
 Mereduksi limbah
 Konservasi sumber daya alam
B. Manfaat ekonomi
 Mereduksi biaya operasional
 Menciptakan dan memperluas pasar bagi produk jasa dan hijau
 Meningkatkan produktivitas penghuni
 Mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi
C. Manfaat social
 Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni
 Meningkatkan kualitas estetika
 Mereduksi masalah dengan infrastruktur lokal

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 27
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 28
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 29
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 30
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 31
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 32
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 33
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

E.2.6. ELEMEN FUNGSI ARSITEKTUR


Fungsionalisme merupakan salah satu alternatif dari Arsitektur Modern, sehingga ciri-ciri
fungsionalisme tidak jauh berbeda dengan ciri Arsitektur Modern pada umumnya. Menurut
Rayner Banham dalam bukunya “Age of The Master : A Personal View of Modern Architecture”,
1978, perkembanagan arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan suatu desain. Para
arsitek pada masa itu menginginkan bangunan rancangannya bersih dari ornamen dan sesuai
dengan fungsinya dengan menghilangkan paham eclecticism pada tiap rancangannya.
Arsitektur modern merupakan Internasional Style yang menganut Form Follows Function (bentuk
mengikuti fungsi).

Paradigma “Form follow Function” atau bentuk mengikuti fungsi, pertama kali diperkenalkan oleh
Louis Sullivan. Bentuk adalah akibat dari perwadahan fungsi, suatu konsekuensi terstruktur dari
hadirnya fungsi yang merupakan gambar dari kegiatan dimana kegiatan tersebut membutuhkan
ruang untuk keberlangsungannya. Bentuk mengikuti fungsi adalah salah satu persepsi / teori
arsitektur yang paling modern di era arsitektur modern.

Bangunan harus dapat mewadahi fungsi-fungsi yang tercakup di dalamnya. Berdasarkan


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, ruang-ruang yang harus dipenuhi dalam gedung
kantor adalah:
A. Ruang Kerja (standar luasan berbeda-beda tergantung Jabatan)
1. Ruang kerja
2. Ruang tamu
3. Ruang rapat
4. Ruang rapat utama
5. Ruang Sekretaris
6. Ruang Tunggu
7. Ruang Simpan
8. Ruang Istirahat
9. Ruang Toilet
B. Ruang Penunjang
1. Ruang Rapat
2. Ruang Studio
3. Ruang Arsip
4. WC
5. Mushola

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 34
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

E.2.7. ELEMEN INTERIOR


Interior modern adalah gaya desain interior yang simple, bersih, fungsional,stylish dan selalu
mengikuti perkembangan jaman yang berkaitan dengan gaya hidup modern yang sedang
berkembang pesat. Gaya hidup modern ditopang oleh kemajuan teknologi, dimana banyak hal
yang sebelumnya tidak bisa dibuat dan didapatkan menjadi tersedia bagi banyak orang.

Dalam mendesain konsep dan gaya modern selalu melihat nilai benda-benda (furniture)
berdasarkan besar fungsi dan banyaknya fungsi benda tersebut,serta berdasarkan
kesesuaiannya dengan gaya hidup yang menuntut serba cepat, mudah dan fungsional. Dalam
arsitektur, gaya hidup modern berimbas kepada keinginan untuk memiliki bangunan yang
simple, bersih dan fungsional, sebagai symbol dari semangat modern.

Gambar E. 15 Contoh penggunaan furniture yang effisien. selain sebagai penyalur air pipa tersebut dapat
difungsikan sebagai tempat handuk.

Arsitektur modern memiliki ornament yang sangat minim. Pada arsitektur modern fungsi lebih
diutamakan dalam menentukan bentuk, ukuran dan bahan dengan penyesuain terhadap bahan
bangunan dengan teknologi terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup
penghuninya.

Interior modern ditata dengan ornament yang sederhana, plafond bertingkatdan void di ruang-
ruang public yang meberikan kesan luas.

Ruang pada rumah dengan gaya Arsitektur modern umunya transparan, menerus, ruang-ruang
saling terhubung dengan ruang-ruang perantara dibatasi oleh dekorasi interior yang tidak masiv.
Bahan bangunan berupa stainless steel finishing polished, aluminum anodized, kaca berwarna /
tinted glass, merupakan bahan dengan jenis finishing mencirikan arsitektur modern.

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 35
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Gambar E. 16 tintted glass


sumber : http://www.sanfranciscomirror.com/ (13.03 pm, 14 mei 2014)

sumber : http://www.vectronstudios.com/ (21.24 pm, 14 mei 2014)

Penerapan bahan stainless stell juga terlihat pada penggunaan dinding pada gambar diatas.
ornamen yang digunakan juga sederhana hanya menggunakan perpaduan garis vertikal. jendela
yang di trim dengan bahan alumunium juga merupakan ciri dari arsitektur modern.

E.2.8. ELEMEN LANSEKAP

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 36
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Roof Garden atau Taman Atap dapat diartikan sebagai taman yang dibuat di atap sebuah
bangunan (bisa berupa rumah atau gedung). Perkembangan kawasan perkotaan yang padat
dengan lahan terbatas dan makin munculnya kesadaran akan lingkungan sehat dan hijau, roof
garden menjadi salah satu pilihan.

Ketentuan tanaman yang dapat ditanam di roof garden ini adalah pohon / tanaman yang memiliki
akar serabut / akar yang tidak menusuk terlalu dalam.

Gambar E. 17 Struktur Roof Garden

E.2.9. FUNGSI INFORMATION TECHNOLOGY (IT)


Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information
technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam
membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI
menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video.

TI adalah bidang pengelolaan teknologi dan mencakup berbagai bidang yang termasuk tetapi
tidak terbatas pada hal-hal seperti proses, perangkat lunak komputer, sistem
informasi, perangkat keras komputer, bahasa program , dan data konstruksi. Singkatnya, apa
yang membuat data, informasi atau pengetahuan yang dirasakan dalam format visual apapun,
melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian dari TI. TI menyediakan bisnis
dengan empat set layanan inti untuk membantu menjalankan strategi: proses otomatisasi,
memberikan informasi, menghubungkan antar pengguna, dan alat-alat produktivitas.

E.2.10. PENDEKATAN TAPAK


a) Penyelidikan Tanah
Untuk menentukan daya dukung pondasi dapat dilakukan 3 pendekatan, yaitu:
 Menggunakan soil properties (data dari uji Laboratorium)
Biasanya pondasi tidak diletakan pada permukaan tanah, dalam praktek diasumsikan
kenaikan geser tanah antara permukaan dan kedalaman Df diabaikan, tanah tersebut

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 37
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

hanya diperhitungkan sebagai beban yang menambah tekan merata q pada elevasi
pondasi, hal ini disebabkan tanah diatas elevasi pondasi biasanya lebih lemah,
khususnya jika diurug, daripada tanah pada tempat yang lebih dalam. Kapasitas dukung
ultimit di bawah pondasi menerus dapat dinyatakan dengan persamaan Terzaghi (1943),

qult = c Nc + q Nq + ½ b  Ng
, c,  nilainya diambil di bawah pondasi. dengan,
q =  .Df
g nilanya diambil di atas elevasi pondasi.

Dihasilkan ;
qult = c [ tan (kc + 1)] + q (tan ) kq + ½ b [ tan (k tan - 1) ]
= c Nc + q Nq + ½ b N

Pengaruh Air Terhadap Kapasitas Dukung Tanah.


Air dapat mengurangi kapasitas dukung tanah hingga ½-nya (Terzaghi), untuk pasir
pengaruh ini terlalu kecil dan untuk lempung pengaruh ini terlalu besar. Berdasar elevasi
MAT terhadap pondasi nilai qult menjadi,

0 ≤ D1 ≤ Df
q = D1 b + D2 ’
qult = c Nc + q Nq + ½ b ’ N
’ = sat - w

D1 > Df, 0 ≤ d ≤ b
q = Df.
qult = c Nc + q Nq + ½ b N
= 1/b [ .d + ’ (b-d) ]
’ = sat - w

 Menggunakan hasil sondir dan N-SPT (boring) dengan formula empirik


 Menggunakan rumus pondasi dalam

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 38
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Pondasi tiang berfungsi meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah yang


memberikan daya dukung memadai. Pondasi tiang pancang pada tanah lunak yang
tidak sampai tanah keras akan mengalami penurunan akibat pemampatan tanah dasar,
karena pada umumnya tanah lunak memiliki sifat pemampatan yang tinggi. Analisa
daya dukung bertujuan untuk memprediksi besar penurunan dengan akurat
berdasarkan data pembanding konkret.

Cara Mayerhof (1956)

P ult. = qc . Ab + fs . As

dengan :

Ab = luas dasar pondasi


As = panjang keliling pondasi
qc = qc rata-rata,
fs = qc / 200 < 1 kg/cm’ ® tiang beton
fs = qc / 400 < 1 kg/cm’ ® tiang baja

Cara Beggeman

qc.Ab JHP.As
Pall  
3 5
E.2.11. PENDEKATAN STRUKTUR
 Analisis pembebanan
Jenis-jenis Beban (Beban Eksternal pada Struktur)
Dalam melakukan pemodelan, analisis dan desain suatu struktur, perlu ada gambaran
mengenai perilaku dan besar beban yang bekerja pada struktur tersebut. Gaya statis
adalah gaya yang bekerja secara terus-menerus pada struktur dan mempunyai karakter
steady-states. Gaya dinamis adalah gaya yang bekerja secara tiba-tiba pada struktur, pada
umumnya tidak bersifat steady-states dan mempunyai karakteristik besar dan lokasinya
berubah dengan cepat. Pemodelan beban pada struktur digunakan untuk
menyederhanakan di dalam perhitungan analisis dan desain struktur.

Beban-beban yang bekerja pada suatu struktur dapat diklasifikasikan kedalam beberapa
kategori, yaitu :

 Beban Mati (Dead Loads)


Beban mati adalah segala sesuatu bagian struktur yang bersifat tetap, termasuk dalam
hal ini berat sendiri struktur. Sebagai contoh adalah berat sendiri balok, kolom, pelat
lantai dan dinding. Contoh lain adalah atap, dinding, jendela, plumbing, peralatan
elektrikal, dan lain sebagainya.
 Beban Hidup (Live Loads)
Beban hidup adalah semua beban yang bersifat dapat berpindah-pindah (beban
berjalan), atau beban yang bersifat sementara yang ditempatkan pada suatu tempat
tertentu. Sebagai contoh adalah beban kendaraan pada area parkir, kelengkapan
meja/kursi pada kantor, dinding partisi, manusia, beban air pada kolam renang, beban
air pada tangki air, dan lain sebagainya.
 Beban Angin (Wind Loads)

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 39
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Beban angin adalah beban yang bekerja pada suatu struktur, akibat pengaruh struktur
yang mem-blok aliran angin, sehingga energi kinetik angin akan dikonversi menjadi
tekanan energi potensial, yang menyebabkan terjadinya beban angin. Efek beban
angin pada suatu struktur bergantung pada berat jenis dan kecepatan udara, sudut luas
angin, bentuk dan kekakuan struktur, dan faktor-faktor yang lain.

 Lain-lain
Terdapat pula beban air hujan. Pada umumnya beban air hujan juga diperhitungkan
dalam desain atap struktur bangunan. Pada perencanaan bangunan dinding penahan
tanah (retaining wall) seperti terlihat pada ilustrasi gambar diatas, terdapat beban
berupa tekanan tanah.
Selain beban-beban yang telah didefinisikan, terdapat beberapa jenis beban yang lain,
yaitu beban kejut (impact), beban api, beban akibat perubahan temperatur dan lain
sebagainya.
 Membuat konsep & perhitungan kekuatan struktur (ditandatangani TA yg
mempunyai sertifikasi keahlian).
Pada tahap ini, konsep perhitungan kekuatan struktur meliputi :
a) analisa dan permodelan struktur
dalam analisa struktur, model struktur dapat dianalisa secara 2 dimensi maupun 3
dimensi. Analisa secara 3 dimensi mempunyai kelebihan karena model struktur
dapat dibuat lebih realistis. Dalam melakukan permodelan, sudah harus ditentukan
zonasi dan besarnya beban yang bekerja pada struktur tiap lantainya. Sesuai
dengan fungsi layanannya besar kemungkinan terjadi perbedaan beban nominal
dalam 1 lantai bangunan.
b) analisa perilaku struktur
perilaku struktur dapat dilihat setelah struktur mengalami deformasi akibat beban –
beban yang bekerja, dari perilaku ini dapat dirumuskan antisipasi awal keruntuhan
bangunan.
c) perhitungan detail struktur
perhitungan detail struktur, mencakup semua element – element struktural
bangunan seperti balok, kolom, pelat lantai, element konstruksi helipad, pelat
dinding basement termasuk tangga dan kantilever. Perhitungan ini harus mengacu

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 40
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

pada ketentuan teknis perencanaan dan pelaksanaan struktur beton untuk


bangunan gedung.

E.2.12. PENDEKATAN BUILDING CONSTRUCTION


a) Desain Dinding
Dry Wall Composite Panel

b) Tangga
Agar dapat menimbulkan kesan adanya kesatuan antara tampilan interior dan eksterior,
maka tangga didesain menggunakan bahan kaca

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 41
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

c) Sistem Plumbing dan Pemanas Ruangan

E.2.13. PENDEKATAN ME
Konsep mekanikal elektrikal (ME) disertai spesifikasinya dan perhitungannya
 Merencanakan konsep & perhitungan mekanikal elektrikal
INSTALASI AIR CONDITIONING
Konsep Umum :
Pada Umumnya Gedung-gedung di Berlin tidak memerlukan Air Conditioning, dikarenakan
suhu setempat sudah cukup dingin. Dan apabila diperlukan suatu sistem Air Conditioning,
akan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Mempertimbangkan biaya Operasional, Maintenance dan Saving Energy
2. Fungsi Bangunan sebagai Kantor Kedutaan Besar
3. Luas dan tingginya bangunan dari segi Arsitektural
4. Sudah tidak mempergunakan CFC’S Freon R.11 dan R.12
5. Hanya sedikit memerlukan penambahan / pengisian Air ( Make Up Water ) ke dalam
system
 Menghitung kebutuhan air bersih, listrik, Telepon, pendingin & pemanas ruangan
INSTALASI AIR BERSIH
1. Ketersediaan Sumber Air Bersih sebagai berikut :
a. Supply Air dari PDAM Kota sebagai sumber Utama
b. Air dari PDAM terlebih dahulu ditampung di Groundtank induk sebagai cadangan
Air Bersih dan Hydrant
c. Dari Groundtank Induk akan di Distribusikan ke Roof Tank dan kemudian akan
disidtribusikan secara Gravitasi guna optimalisasi penggunaan Energy Listrik
pada Pompa.

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 42
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

2. Tekanan pada peralatan Plumbing 1 – 2 bar


3. Sistem Kelistrikan untuk peralatan mekanikal memiliki Panel tersendiri yang
diambilkan dari Main Panel Pompa yang dibagi lagi ke Sub Panel Distribusi untuk
memudahkan dalam pemeliharaan dan penanganan kerusakan akibat kegagalan
catu daya listrik
4. Seluruh system pemompaan, distribusi air bersih maupun kelistrikan dilengkapi
pengaman-pengaman dan metering guna mempermudah teknisi dalam operasional
maupun maintenance

SISTEM ELEKTRIKAL
A. Sumber Daya Listrik dan Sistem Distribusi
a. Sumber Daya Listrik diambil PLN setempat di Berlin, dengan menerapkan standart
yang berlaku
b. Sumber Daya Listrik dari PLN untuk seluruh Kawasan diperkirakan sebesar 500
KVA adalah diambil dari PLN Tegangan Menengah 20KV, 3ph, 50 Hz
c. Penyambungan/Langganan PLN dapat dilaksanakan secara bertahap mengikuti
Tahap Pembangunan Gedung, dimana Kapasitas Peralatan Listrik Induk juga
menyesuaikan Kapasitas Terpasang
d. Sumber Listrik dari PLN Tegangan Menengah 20 KV, diterima oleh Panel
HVMDP/Cubicle TM, kemudian disambungkan ke Transformator
e. Dari Trafo 630 KVA menuju LVMDP dan selanjutkan didistribusikan ke Panel-Panel
Beban ( DP, SDP, PP, LP dan lain sebagainya )
f. Power Factor minimum adalah 0,9, sehingga akan dipasang Capasitor Bank 300
KVAR (6 step x 50 KVAR ), di MDP/LVMDP Induk
g. Backup Genset tidak diperlukan, karena Suply Energy Listrik setempat cukup
bagus.

B. Rencana Sentralisasi Sistem Distribusi Listrik


Guna memudahkan sistem Operasional dan Maintenance, di rencanakan
menggabungkan sistem-sistem per masing-masing Lantai/Zona Pelayanan menjadi
Satu Sentral.

Rencana penempatan Sentral Listrik adalah Ground Floor dengan pertimbangan


merupakan Lantai Service

SISTEM PROTEKSI
1. Sistem Proteksi digunakan untuk mengurangi/menghilangkan bahaya dari suatu
gangguan yang terjadi pada Peralatan dan Sistem Distribusi Daya Listrik, untuk
menjamin adanya keamanan dan Keselamatan terhadap Manusia dan Peralatan,
meliputi :
a. Proteksi Arus Hubung Singkat ( Short Circuit Protection )
b. Proteksi Beban Lebih ( Overload Protection )
c. Proteksi Arus Tanah ( Ground Fault )
d. Proteksi Daya Balik
e. Proteksi Tegangan Sentuh
f. Proteksi Petir
2. Grounding menggunakan sisten PEN

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 43
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

3. Penangkal Petir sebanyak 1 Unit, menggunakan sistem Electric Field/ Ionisasi Non
Radioaktif (dengan Radius Proteksi 200 meter)

INSTALASI PENERANGAN
Lampu Penerangan yang dipasang menggunakan beberapa type yaitu :
a. Lampu “General Lighting” dipasang pada area Service Umum, Office dan ruang-ruang
standart
b. Lampu “Arsitektur/Artistik” dipasang pada area-area khusus yang mendukung Design
Arsitektur antara lain, Tampak Depan, Ruang Serbaguna, dlsb.
c. Untuk outdoor lighting, seperti pada Jalan Utama dipasang lampu PJU (Penerangan
Jalan Umum) yang bentuk dan type disesuaikan design Arsitektur
d. Khusus untuk Lighting maupun peralatan lainnya, akan selalu mempertimbangkan
“Saving Energy”

INSTALASI FIRE ALARM


A. Central Fire Alam ( MCFA ) menggunakan :
a. Sistem Addressable
 Master Control Fire Alarm 2 Loops
 Power Supply
 Lead Acid Battery & Charger
b. MDF-FA
B. Detector yang dipasang menggunakan :
a. Smoke Detector
b. Heat Detector ( Fixed )
c. Manual Push Button
d. Indikator Lamp
e. Alarm Bell

INSTALASI TELEPON DAN DATA


Akan direncanakan dipasang Central Telepon/IP-PABX, kemudian dari central tersebut
akan di Distribusikan Nomer Extension ke Seluruh User di semua ruangan. IP-PABX
adalah suatu sistem Komunikasi yang sudah ter-Integrasi dengan system Data.

A. Central Telepon menggunakan :


a. IP-PABX
 CO Telkom minimal 6 Line
 Ext 200, expandable to 500 extension
 Operator Console
 Billing System
 Automatic Attendance
 Battery Charger
B. Handset System
a. Digital Telephone Set
b. Analog Telepon Set

INSTALASI AIR CONDITIONING


Konsep Umum:

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 44
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Apabila diperlukan suatu sistem Air Conditioning, akan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Mempertimbangkan biaya Operasional, Maintenance dan Saving Energy
2. Fungsi Bangunan sebagai Kantor Kedutaan Besar
3. Luas dan tingginya bangunan dari segi Arsitektural
4. Sudah tidak mempergunakan CFC’S Freon R.11 dan R.12
5. Hanya sedikit memerlukan penambahan / pengisian Air (Make Up Water) ke dalam
system

 Fisika Bangunan

 Penerangan

Penerangan untuk exterior bangunan diperlukan untuk meningkatkan penampilan/citra


bangunan di malam hari. Penerangan juga dapat dihasilkan dari interior bangunan
menembus jendela kaca. Interior lighting dibedakan untuk beberapa jenis ruang; publik,
privat dan ruang yang membutuhkan kesan khusus

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 45
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

E.3. METODOLOGI

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 46
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

E.4. PROGRAM KERJA


JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEKERJAAN PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANA PEMBANGUNAN GEDUNG
KANTOR BBPJN VII SEMARANG

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 47
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Semarang, 22 Juni 2017


PT. WISWAKHARMAN

Joko Sutrisno, ST.


Direktur

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 48
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

E.5. STRUKTUR ORGANISASI DAN PERSONIL


Konsultan merupakan suatu kegiatan yang melibatkan semua pihak yang berkepentingan, baik
Pemerintah Pusat, instansi-instansi terkait, pihak swasta serta masyarakat setempat. Agar seluruh
komponen masyarakat merasa memiliki terhadap produk ini, maka partisipasi masyarakat perlu untuk
difasilitasi, yaitu antara lain dengan mengadakan pembahasan yang intensif dengan para stakeholders,
regulator, atau penyelenggara jasa.

Pemilihan tim tenaga ahli yang tepat menjamin tercapainya tujuan dari penugasan ini. Komposisi tim
tenaga ahli sepreti tersebut di atas sangat sesuai dengan spesifikasi pekerjaan, dimana masing-masing
tenaga ahli dapat berkonsentrasi terhadap tugasnya masing-masing serta bekerja sama dengan tenaga
ahli lain untuk mewujudkan hasil terbaik.

Dalam pelaksanaan pekerjaan, tim konsultan memiliki organisasi yang terstruktur di bawah pimpinan
Team Leader. Team Leader membawahi tenaga-tenaga ahli, dan bertanggung jawab penuh atas seluruh
hasil pekerjaan tim konsultan.
Lihat bagan struktur organisasi kerja

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 49
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Kantor BBPJN VII Semarang

Diagram E. 1 Struktur Organisasi

PT. WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 – Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
E - 50

Anda mungkin juga menyukai