Percobaan K-1
Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................................iv
Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu...........................................................................................1
1. Tujuan...................................................................................................................................1
2. Teori Dasar............................................................................................................................1
3. Data Pengamatan..................................................................................................................2
4. Pengolahan Data...................................................................................................................3
5. Pembahasan..........................................................................................................................9
6. Kesimpulan.........................................................................................................................12
7. DaftarPustaka......................................................................................................................12
8. Lampiran.............................................................................................................................13
1
DAFTAR GAMBAR
2
DAFTAR TABEL
3
DAFTAR LAMPIRAN
1. Tujuan
- Menentukan viskositas cairan dengan metode Oswald
- Menentukan pengaruh temperatur terhadap viskositas cairan
- Menentukan nilai E dan A untuk larutan metanol dan toluena
- Menentukan nilai tetapan van der waals untuk larutan metanol dan toluena
2. Teori Dasar
Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran
cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan, yang melalui tabung
berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat
digunakan baik untuk cairan maupun gas[1].
Cairan yang mempunyai gaya antarmolekul yang kuat memiliki viskositas yang
lebih besar dibandingkan cairan yang memiliki gaya antarmolekul yang lemah. Air
memiliki viskositas lebih besar dibandingkan kebanyakan cairan karena kemampuannya
untuk membentuk ikatan hidrogen[2].
Metode Oswald merupakan suatu metode variasi dari metode Poiseuille.
Prinsipnya adalah cairan dibiarkan mengalir secara bebas dan diukur waktu yang
diperlukan untuk mengalir dari garis batas tertinggi ke garis dibawahnya. Viskositas suatu
cairan dapat ditentukan dengan membandingkan dengan hasil pengukuran waktu dan
massa jenis terhadap waktu dan massa jenis dari cairan pembanding yang diketahui
viskositasnya pada suhu pengukuran.
Untuk dua cairan yang berbeda dengan pengukuran alat yang sama berlaku bila
dari cairan pembanding diketahui, maka dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk
4
mengalirkan kedua cairan melalui alat yang sama dapat ditentukan yang sudah
diketahui rapatannya[3].
Perbandingan cairan dinyatakan sebagai berikut:
/o =(t.)/(to o ) atau = o (t.)/(to o )
3. Data Pengamatan
Suhu ruang = 26,5oC
3.1 Metanol
Massa pikno kosong = 19,02 gram
Massa pikno + aqua DM = 45,13 gram
3.2 Toluena
Massa pikno kosong = 20,30 gram
Massa pikno + aqua DM = 46,11 gram
2
4. Pengolahan Data
air saat 260C = 0,9967870 g/mL
3
0,79941477
26 799,41478
5
0,78758007
30 787,58008
7
Metanol
0,78070831
35 780,70832
7
0,77879949
40 778,79949
4
0,84346486
26 843,46486
2
0,83767183
Toluena 30 837,67183
4
0,83419601
35 834,19602
7
0,83226500
40 832,26501
8
4
Tabel 4. nu zat pada berbagai suhu
Dialurkan nilai 1/T dengan ln untuk masing-masing zat diperoleh kurva untuk
menentukan nilai E dan A.
Untuk Metanol
5
6.55
6.5
6.45
f(x) = 1267.47x + 2.22
6.4 R = 0.88
ln 6.35
6.3
6.25
6.2
6.15
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1/T (K)
E 1
ln = . +ln A
R T . Sehingga:
ln A=c=2,2194 E
=m=1267,5
R
A= 9,2018
E=1267,5 x 8.314
E=10537,995
Untuk Toluena
6
6.45
6.4
f(x) = 1473.95x + 1.48
6.35 R = 0.96
6.3
ln 6.25
6.2
6.15
6.1
6.05
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1/T (K)
E 1
sama seperti y=mx +c , dimana ln = . +ln A . Sehingga:
R T
ln A=c=1,4805 E
=m=1473,9
R
A= 4,3951
E=1473,9 x 8.314
E=12254,0046
7
4.5 Penentuan tetapan van der Waals
Dialurkan nilai 1/ dengan 1/ pada setiap zatuntuk menentukan nilai tetapan van
der waals.
Untuk Metanol
0
0 f(x) = 0.1x + 0
R = 1
0
1/ 0
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1/
Dari kurva di atas, diperoleh persamaan garis y = 0,1015x + 0,0011yang sama dengan
1 1
y=mx +c dimana =m +b
b=tetapan van der Waals
b=c=0,0011
Untuk Toluena
0
f(x) = 0.04x + 0
0
R = 0.94
0
1/ 0
0
0 0 0 0 0 0 0
1/
1 1
y=mx +c dimana =m +b
sama dengan
b=tetapan van der Waals
b=c=0,0011
5. Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan viskositas cairan dan pengaruh suhu
pada viskositas cairan. Selain itu dicari pula nilai E, A dan tetapan van der waals untuk
setiap cairan. Dalam penentuan untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pengukuran,
selain pengukuran viskositas dilakukan juga pengukuran dengan piknometer. Piknometer
merupakan alat yang digunakan untuk menentukan massa jenis larutan. Massa jenis
adalah pengukuran massa setiap volume atau total massa dibagi dengan total volumenya.
Benda dengan massa jenis yang besar akan memiliki volume yang lebih kecil
dibandingkan dengan benda yang massanya sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah.
Viskositas dapat didefinisikan sebagai tahanan yang dilakukan suatu lapisan
fluida terhadap lapisan lain. Secara umum viskositas diartikan sebagai resistensi atau
ketidakmauan bahan untuk mengalir karena gesekan suatu bahan terhadap perubahan
bentuk bilai dikenai gaya tertentu. Viskositas suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti contohnya pengaruh suhu, konsentrasi dan massa jenis. Viskositas berbanding
terbalik dengan suhu, semakin tinggi suhu makan viskositas akan semakin turun nilainya.
Suhu yang tinggi pada larutan akan membuat gerakan partikel yang ada didalam cairan
akan semakin cepat dan interaksi antar molekul dalam cairan akan semakin banyak,
sehingga larutan tersebut akan memiliki viskositas yang kecil. Sementara untuk
konsentrasi dan massa jenis larutan akan memiliki hubungan yang sebanding dengan
viskositas, karena semakin besar konsentrasi larutan atau semakin besar massa jenis
larutan maka akan semakin banyak partikel dalam larutan tersebut. Semakin banyak
partikel yang terlarut dalam larutan maka gesekan atau tahanan yang diberikan akan
semakin sering terjadi sehingga larutan akan memberikan tahanan yang besar yang
berarti memiliki nilai viskositas yang besar seiring meningkatnya nilai konsentrasi dan
meningkatnya nilai massa jenis larutan tersebut. Selain faktor diatas juga ada faktor berat
molekul solute dan tekanan. Kedua faktor ini berbanding lurus dengan viskositas. Dengan
adanya solute yang berat akan menghambat cairan untuk mengalir sehingga menaikkan
nilai viskositasnya. Semakin tinggi tekanan akan memperbesar nilai viskositas suatu
cairan, karena tekanan yang besar akan membuat partikel menjadi lebih sering
bergesekan satu sama lain dan menambah tahanan cairan tersebut[2], [4][6].
Pengukuran viskositas dalam percobaan ini dilakukan dengan metode Oswald.
Metode ini dilakukan dengan mengukur waktu yang diperlukan suatu cairan mengalir
dalam pipa kapiler dalam suatu tabung khusus dengan gaya dari gaya gravitasi dan gaya
berat cairan itu sendiri. Waktu yang diperlukan olah cairan ini dibandingkan dengan
cairan pembanding yang telah diketahui viskositasnya (biasanya air). Data yang diperoleh
kemudian diolah sedemikian rupa sampai diperoleh nilai viskositas. Cairan yang
digunakan sebagai pembanding adalah air atau aquades, hal ini dilakukan karena aquades
telah memiliki nilai viskositas yang diketahui pada berbagai macam suhu.
Viskositas dipengaruhi oleh gaya van der waals, E dan A. E adalah energi ambang
permol untuk proses aliran dan A adalah tetapan yang bergantung pada volume molar dan
massa molekul cairan. Energi ambang adalah sejumlah energi minimum yang diperlukan
oleh suatu zat untuk bertumbukan antar molekulnya untuk melawan gaya gravitasi ketika
zat tersebut mengalir. Waktu yang diperlukan untuk suatu zat mengalir berbeda-beda
yang menunjukan bahwa energi ambang untuk setiap zat pun berbeda. Nilai A yang
dipengaruhi massa jenis akan memiliki nilai yang kecil ketika massa jenis besar. Saat E
bernilai besar dan A bernilai kecil maka viskositas seharusnya bernilai besar.
Tetapan van der waals tetapan yang menunjukan besarnya interaksi oleh gaya van
der waals yang terjadi dalam suatu zat. Jika tetapan bernilai kecil maka interaksi yang
berpengaruh akibat gaya van der waals pun kecil dan membuat viskositas memiliki nilai
yang besar.
Berdasarkan percobaan dan perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai massa
jenis zat pada berbagai suhu,viskositas zat pada berbagai suhu, energi ambang atau E dan
A. Dari hasil perhitungan untuk metanol dan toluena memiliki trend nilai massa jenis dan
nilai viskositas yang turun seiring meningkatnya suhu larutan. Hal ini sesuai dengan
logika dari literatur yang telah dibahas diatas yakni semakin tinggi suhu maka viskositas
akan semakin rendah. Setelah diperoleh nilai viskositas dan massa jenis metanol dan
toluena untuk beberapa suhu dicari nilai E dan A dan tetapan van der waals. Dari hasil
yang diperoleh nilai E dan A untuk metanol adalah 10537,995 dan 9,2018 sementara
untuk toluena adalah 12254,0046 dan 4,3951. Jika dilihat dari nilai E dan A dari kedua
zat, seharusnya berdasarkan literatur nilai viskositas toluena lebih besar dari metanol,
karena nilai E yang lebih besar dan nilai A yang lebih kecil. Hal ini tidak terbukti karena
nilai viskositas toluen lebih kecil daripada metanol berdasarkan percobaan yang
dilakukan. Hal ini mungkin terjadi karena viskometer yang digunakan berbeda untuk
metanol dan toluena, sehingga terdapat variabel pada pengukuran yang berbeda pula,
selain itu mungkin terdapat ketidaktepatan saat melakukan pengukuran waktu alir cairan
dari batas atas sampai ke batas bawah. Nilai tetapan van der waals untuk metanol dan
toluena memiliki nilai yang sama yaitu 0,0011. Seharusnya nilai tetapan van der
waals untuk metanol dan toluena tidak memiliki nilai yang sama. Menurut teori,
seharusnya nilai tetapan van der waals metanol lebih kecil dari tetapan van der
waals toluena karena viskositas yang diperoleh dari percobaan untuk metanol lebih
besar dari viskositas toluena.
6. Kesimpulan
7. Daftar Pustaka
[1] R. Sawangkeaw, K. Bunyakiat, and S. Ngamprasertsith, The Journal of Supercritical
Fluids A review of laboratory-scale research on lipid conversion to biodiesel with
supercritical methanol ( 2001 2009 ), J. Supercrit. Fluids, vol. 55, no. 1, pp. 113,
2010.
[2] M. M. H. Bhuiyan and M. H. Uddin, Excess molar volumes and excess viscosities for
mixtures of N , N -dimethylformamide with methanol , ethanol and 2-propanol at different
temperatures, vol. 138, pp. 139146, 2008.
[3] P. Atkins and J. de Paula, Physical chemistry, 8th ed. W. H. Freeman and Company New
York, 2006.
[4] T. Alfrey, A. Bartovics, and A. Mark, The Effect of Temperature and Solvent Type on the
Intrinsic Viscosity of High Polymer Solutions, vol. 32, no. 7, 1982.
[5] D. A. K. Ghosh, Physical Chemistry Surface Chemistry and Colloids. Patna University
Patna800 005.
[6] C. Yang, Z. Liu, H. Lai, and P. Ma, Excess Molar Volumes and Viscosities of Binary
Mixtures of p- Cresol with Ethylene Glycol and Methanol at Different Temperature and
Atmospheric Pressure, pp. 457461, 2006.
8. Lampiran