Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN GAYA HIDUP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN ANEMIA

Juliana Putri Sari1, Misrawati2, Jumaini3

Email: Julianaputrisari@yahoo.com
081371899839

Abstract
The purpose of this research want to know the relationship between maternal lifestyle on the
incidence of anemia. The method used in this research correlated with the "Cross Sectional
Study". The research was conducted on 64 respondents in the health center Melur using
purposive sampling technique. The analysis used was Chi-Square test. The results showed that
there is a relationship between lifestyle with anemia (p value 0.040 <0.05). The result is
expected to be input for the clinic, officials should work closely with the cadres, cadres by
giving the responsibility to conduct outreach about anemia or things related to maternal
health problems. Pregnant women visited in turns to look at the condition of pregnant women
to maintain their health during pregnancy and pregnant women are expected to keep the diet,
consumes a balanced diet, do not consume cigarettes or alcohol, and take regular breaks
during pregnancy.

Keywords: anemia, lifestyle, pregnancy

PENDAHULUAN
Anemia merupakan masalah kesehatan
Kehamilan merupakan suatu hal dengan prevalensi tertinggi pada wanita
fisiologis yang menjadi dambaan setiap hamil. Secara global, sesuai laporan WHO
pasangan suami isteri. Kehamilan yang pada tahun 2009 prevalensi anemia pada ibu
fisiologis dapat menjadi patologis jika hamil di seluruh dunia antara lain Asia
terdapat kelainan-kelainan yang Selatan 48.98%, Timur Tengah 42.61%,
berhubungan dengan kehamilan sehingga Amerika latin 33.12%, Eropa 16.48%, dan
menyebabkan kematian. Salah satu faktor Amerika Utara 6.12%. Dari laporan
penyebab tidak langsung kematian ibu PWSKIA Dinas Kesehatan Provinsi Riau
hamil adalah anemia (Notobroto, 2003). tahun 2010, angka anemia gizi masih cukup
Anemia adalah penyakit kurang darah tinggi walaupun tiap tahun mengalami
yang ditandai dengan kadar hemoglobin penurunan, tahun 2003 ibu hamil yang
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih anemia 64% menjadi 55% pada tahun 2004
rendah dibandingkan normal (Soebroto, dan tahun 2005 menurun lagi menjadi
2010). Depkes RI (2009), menyebutkan 53.2% , tahun 2006 menurun menjadi
bahwa anemia dalam kehamilan adalah 47.8% dan tahun 2007 menurun lagi
kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di menjadi 32.9%, tahun 2008 menurun lagi
bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau menjadi 30.89%.
kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada Tingginya angka kejadian anemia
trimester II. memberikan dampak negatif seperti
gangguan dan hambatan pada pertumbuhan mengatakan kelelahan setelah melakukan
(baik sel tubuh maupun sel otak) dan aktivitas bahkan merasakan pusing. Dari
kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk
kurangnya oksigen yang dibawa atau meneliti lebih jauh mengenai hubungan
ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak serta gaya hidup ibu hamil terhadap kejadian
mengakibatkan efek buruk pada ibu anemia.
maupun pada bayi yang dilahirkan. Hal ini TUJUAN PENELITIAN
mengakibatkan morbiditas dan mortalitas 1. Mengidentifikasi gambaran gaya hidup
ibu dan kematian perinatal menjadi semakin pada ibu hamil
meningkat (Sulistyoningsih, 2011). 2. Mengidentifikasi kejadian anemia pada
Berdasarkan data yang didapatkan dari ibu hamil
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru pada 3. Mengetahui hubungan antara gaya
tahun 2011 dengan jumlah 20 puskesmas hidup ibu hamil terhadap kejadian
yanga ada di Pekanbaru, bahwa 3 anemia
puskesmas yang cakupan anemianya METODE
tertinggi adalah puskesmas Muara fajar Desain Penelitian: Penelitian ini
sebanyak 168 orang, puskesmas Melur merupakan penelitian kuantitatif dengan
berjumlah 136 orang, dan puskesmas Sail menggunakan desain penelitian deskriptif
dengan jumlah 116 orang. Dari hasil korelasi dan pendekatan cross sectional.
pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak Penelitian tersebut merupakan jenis
puskesmas kepada 10 orang ibu hamil yang penelitian yang menekankan pada waktu
sedang memeriksakan kehamilannya di pengukuran/observasi data variabel
puskesmas Melur, didapatkan 4 orang ibu independen dan dependen hanya satu kali
hamil yang anemia dengan kadar Hb rata- pada satu saat (Nursalam, 2003). Variabel
rata 9,6 gr/dl. Setelah dilakukan wawancara bebas pada pada penelitian ini adalah gaya
kepada 4 orang ibu hamil yang anemia hidup sedangkan variabel terikatnya adalah
didapatkan bahwa pola makan ibu tidak kejadian anemia pada ibu hamil.
teratur, 2 orang ibu hamil mengatakan Sampel: Sampel yang digunakan
mereka tidak sarapan pagi, tetapi 2 orang sebanyak 64 orang responden dengan
ibu hamil lainnya sarapan pagi, 3 orang ibu kriteria inklusi ibu hamil yang berada di
hamil mengkonsumsi sayuran hijau tetapi wilayah kerja Puskesmas Melur.
hanya kadang-kadang saja, cara memasak Instrumen: Instrumen yang digunakan
sayuran dengan direbus dan ditumis berupa kuesioner tentang gaya hidup yang
dicampur dengan garam dan penyedap rasa. dirancang sendiri oleh peneliti.
Kadang-kadang ibu juga memanaskan Prosedur: Tahapan awal peneliti
kembali sayuran tersebut hinggga 2-3 kali, mengajukan surat permohonan izin
dan ibu tidak pernah mencuci sayuran penelitian ke PSIK UR yang selanjutnya
sebelum disimpan di dalam lemari es. diteruskan ke Badan Kesatuan Bangsa dan
Sedangkan 1 orang ibu hamil tidak Perlindungan Masyarakat Provinsi Riau
mengkonsumsi sayuran hijau sama sekali dan selanjutnya mendatangi responden
karena tidak suka makan sayur. Ada 3 orang sesuai kriteria inklusi dan melakukan
ibu hamil yang jarang mengkonsumsi buah penelitian.
dan 1 orang selalu mengkonsumsi buah.
Semua ibu hamil suka mengkonsumsi teh
dan 1 orang suka mengkonsumsi kopi juga.
Dalam hal beraktivitas semua ibu
HASIL PENELITIAN Hasil penelitian pada tabel 1
Tabel 1. menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan
responden adalah pendidikan menengah
Distribusi karakteristik responden (n=64) sebanyak 37 orang (57.8%). Mayoritas
No Karakteristik Jumlah Persentase (%) agama responden adalah Islam sebanyak 51
1 Pendidikan orang (79.7%). Pekerjaan responden
Pendidikan rendah 13 36.0 sebagian besar adalah ibu rumah tangga
Pendidikan menengah 37 57.8 (IRT) sebanyak 49 orang (76.6%). Umur
Pendidikan tinggi 4 6.2
2 Agama
responden antara 20-35 tahun sebanyak 57
Islam 51 79.7 orang (89.1%). Suku responden mayoritas
Kristen 13 20.3 adalah Minang sebanyak 23 orang (35.9%).
3 Pekerjaaan Kehamilan responden adalah baru 1
PNS 2 3.1
kali melahirkan sebanyak 28 orang (43.3%).
IRT 49 76.6 Usia kehamilan responden sebagian besar
Wiraswasta 8 12.5
Karyawan 5 7.8
berada pada rentang 4-6 bulan sebanyak 29
4 Umur orang (45.3%). Riwayat kehamilan
20 tahun 2 3.1 responden ada yang mengalami keguguran
20 35 tahun 57 89.1 sebanyak 9 orang (14.1%) dan juga anemia
35 tahun 5 7.8
sebanyak 2 orang (3.1%). Ibu hamil yang
5 Suku
Melayu 12 18.8 mengalami penyakit kronis seperti
Jawa 11 17.2 hipertensi sebanyak 1 orang (1.6%), malaria
Minang 23 35.9 sebanyak 1 orang (1.6%) ataupun yang lain
Batak 17 26.6 sebanyak 5 orang (7.8%). Responden
Tiongha 1 1.6
6 Jumlah kelahiran
memeriksakan Hbnya pada umur kehamilan
Belum pernah 18 28.1 4-6 bulan sebanyak 31 orang (48.4%)
melahirkan
1 kali melahirkan 28 43.3 Tabel 2
Lebih dari 2 17 26.6
Distribusi kejadian anemia responden (n=64)
melahirkan
Lebih dari 5 1 1.6 No Kejadian anemia Jumlah Persentase
melahirkan (%)
7 Usia kehamilan 1 Tidak anemia 14 21.9
1 - 3 bulan 8 12.5 2 Anemia 50 78.1
4 - 6 bulan 29 45.3
Total 64 100
7 - 9 bulan 27 42.2
8 Riwayat kehamilan Hasil penelitian pada tabel 13
sebelumnya menunjukkan bahwa mayoritas nilai Hb
Keguguran 9 14.1
responden termasuk dalam kategori
Keguguran dan anemia 2 3.1
Tidak ada 53 82.8 anemia sebanyak 50 orang (78.1%).
9 Penyakit kronis
Hipertensi 1 1.6 Tabel 3
Malaria 1 1.6
Lain-lain 5 7.8
Distribusi gaya hidup responden (n=64)
Tidak ada 57 89.1 No Gaya hidup Jumlah Persentase
10 Periksa Hb
0 3 bulan 13 20.3 (%)
4 6 bulan 31 48.4 1 Sehat 36 56.2
7 9 bulan 20 31.2 2 Tidak sehat 28 43.8
Total 64 100
Total 64 100
Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan mayoritas masyarakat yang ada di daerah
bahwa gaya hidup ibu hamil sebagian besar Pekanbaru adalah beragama Islam. Hal ini
adalah sehat sebanyak 36 orang (56.2%). sejalan dengan hasil dari Badan Pusat
Statistik/BPS (2010), dari 5.538. 367 jiwa,
Tabel 4 agama Islam dengan jumlah penganutnya
Hubungan gaya hidup ibu hamilterhadap kejadian anemia (n=64) sebanyak 4.872.873 jiwa.
c. Pekerjaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Gaya Kejadian anemia pekerjan ibu hamil sebagian besar adalah
hidup Tidak anemia Anemia Total Pvalue Ibu rumah tangga (IRT). Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
n % n% n %
Susilawati (1994) dalam Darlina (2003),
Sehat 4 6.2% 32 50% 36 56.2% 0.040 bahwa hampir 70.1% ibu hamil yang
Tidak 10 15.6% 18 28.1% 28 43.8% anemia bekerja sebagai IRT, dan sisanya
sehat ibu hamil bekerja pada bidang pertanian,
Total 14 21.9% 50 78.1% 64 100% perdagangan atau bidang lainnya sebanyak
29.9%.
Hasil analisa hubungan gaya hidup
Menurut Wijianto (2002) bahwa berat
ibu hamil terhadap kejadian anemia di
ringannya pekerjaan ibu juga akan
Puskesmas Melur, menunjukkan 36 orang
mempengaruhi kondisi tubuh dan pada
(56.2%) memiliki gaya hidup yang sehat di
akhirnya akan berpengaruh pada status
mana ibu hamil yang anemia sebanyak 32
kesehatannya.
orang (50%). Selanjutnya hasil uji statistik
d. Umur
didapat p value sebesar 0.040 di mana p
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
value < 0.05 artinya ada hubungan gaya
sebagian besar ibu hamil memiliki umur
hidup ibu hamil terhadap kejadian anemia.
antara 20-35 tahun. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Darlina
PEMBAHASAN
(2003) tentang faktor- faktor yang
1.Karakteristik responden
berhubungan dengan kejadian anemia pada
a. Pendidikan
ibu hamil di kota Bogor, menunjukkan
Penelitian yang telah dilakukan kepada
bahwa umur ibu hamil yang < 20 tahun
64 orang ibu hamil, menunjukkan hasil
sebanyak 8.6%, umur 20-35 tahun sebanyak
sebagian besar pendidikan responden
79.3% dan umur > 35 tahun sebanyak
adalah pendidikan menengah. Hal ini
12.1%. Menurut Depkes RI (2003), bahwa
sejalan dengan Undang-Undang Sisdiknas
usia reproduksi optimal bagi seseorang ibu
(2003), pendidikan dibagi atas pendidikan
adalah antara umur 20-35 tahun, di bawah
dasar, pendidikan menengah, dan
atau di atas usia tersebut akan
pendidikan tinggi. Hasil ini sejalan dengan
meningkatkan risiko kehamilan dan
penelitian yang dilakukan oleh Mulyana
persalinannya.
(1994) dalam Darlina (2003), bahwa ibu
e. Suku
hamil dengan tingkat pendidikan rendah
Berdasarkan hasil penelitian bahwa
sebanyak 41.29%, dengan kategori
sebagian besar berasal dari suku Minang
pendidikan sedang yaitu 43.04% dan
sebanyak 23 orang (35.9%). Hal ini sejalan
pendidikan tinggi sebeesar 16.67%.
dengan data pada Badan Pusat Statistik
b. Agama
Provinsi Riau (2010) yang menyatakan
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian
bahwa suku Minang adalah salah satu suku
besar agama responden adalah Islam karena
yang banyak di Provinsi Riau karena selama kehamilan akan mempunyai risiko
sebagian besar penduduk yang tinggal di yang lebih tinggi untuk mengalami abortus
daerah tersebut merupakan pendatang dan dibandingkan dengan ibu yang tidak
sudah lama berdomisili di Pekanbaru. menderita anemia. Hal ini sejalan dengan
f. Jumlah kelahiran penelitian Maconochie, dkk (2007) juga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa kehamilan pertama
sebagian besar ibu hamil baru 1 kali mempunyai risiko abortus yang lebih tinggi
melahirkan. Banyaknya anak yang daripada kehamilan kedua dan ketiga.
dilahirkan seorang ibu mempengaruhi i. Penyakit kronis yang pernah dialami
kesehatan dan merupakan faktor resiko Berdasarkan hasil penelitian yang
terjadinya BBLR. Hasil ini sejalan dengan dilakukan didapatkan ada ibu hamil yang
penelitian yang dilakukan oleh Sembiring mengalami penyakit kronis seperti malaria,
(2002) di RSU Ibu dan Anak Sri Ratu hipertensi, asma, dan thypus .
Medan dapat disimpulkan bahwa tingkat Hal ini sesuai dengan pendapat Rochjati
kejadian BBLR pada paritas pertama lebih (2003), bahwa penyakit yang diderita ibu
tinggi. Jumlah itu menurun pada paritas berpengaruh terhadap kehamilan dan
kedua, ketiga, dan keempat, kemudian naik persalinan, penyakit tersebut antara lain
lagi pada paritas kelima. hipertensi, jantung, asma, TB paru, malaria.
g. Usia kehamilan Seseorang dapat terkena anemia karena
Hasil penelitian didapatkan bahwa meningkatnya kebutuhan tubuh akibat
sebagian besar usia kehamilan ibu hamil kondidi fisiologis (hamil, kehilangan darah
berada pada usia 4-6 bulan atau trimester II. karena kecelakaan, pasca bedah atau
Hal ini sesuai dengan penelitian Darlina menstruasi), adanya penyakit kronis atau
(2003), di mana penelitian tersebut infeksi (infeksi cacing tambang, malaria,
dilakukan kepada 421 ibu hamil didapatkan TBC).
bahwa umur kehamilan ibu terbanyak yaitu 2. Gambaran gaya hidup responden
pada usia kehmilan trimester II sebanyak Berdasarkan hasil penelitian
181 orang (43.0%), sedangkan trimester I menunjukkan bahwa gaya hidup responden
sebesar 87 orang (20.7%), dan trimester III sebagian besar adalah sehat. Responden
sebesar 153 orang (36.3%). Meningkatnya memiliki gaya hidup sehat pada
kejadian anemia dengan bertambahnya kenyataannya sebanyak 36 orang masih
umur kehamilan disebabkan terjadinya ditemukan responden yang memiliki gaya
perubahan fisiologis pada kehamilan yang hidup tidak sehat sebanyak 28 orang,
dimulai pada minggu ke-6, yaitu sehingga angka anemia yang terjadi masih
bertambahnya volume plasma dan mencapai cukup tinggi. Meskipun gaya hidup
puncaknya pada minggu ke-26 sehingga responden sehat dalam hal pola makan,
terjadi penurunan kadar Hb. mengkonsumsi makanan dengan menu
responden yang tinggi serta berkaitan seimbang, tidak mengkonsumsi rokok,
dengan pengetahuan responden terhadap aktivitas/istirahat yang teratur, tetapi dalam
perilaku seks bebas. hal mengkonsumsi minuman yang
h. Riwayat kehamilan sebelumnya mengandung kafein seperti teh, responden
Hasil penelitian yang didapatkan ada memiliki kebiasaan yang tidak sehat dalam
beberapa ibu hamil yang mengalami abortus hal tersebut.
dan juga anemia pada kehamilan 3. Gambaran kejadian anemia
sebelumnya. Hari (2010) juga berpendapat Berdasarkan hasil penelitian yang
bahwa ibu hamil yang menderita anemia dilakukan di dapatkan bahwa sebagian besar
ibu hamil mengalami anemia. Hasil perilaku sehat (healthy behavior) adalah
penelitian ini sejalan dengan pernyataan perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
Depkes (2009), kadar Hb < 11 gr/dl sangat yang berkaitan dengan upaya
mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. mempertahankan dan meningkatkan
Seorang ibu hamil dikatakan menderita kesehatan.
anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah Penelitian mengenai pengaruh minum teh
11 gr/dl. Hal ini jelas menimbulkan terhadap kejadian anemia pada usila di kota
gangguan pertumbuhan hasil konsepsi, Bandung oleh Meilianingsih, dkk (2010).
sering terjadi immaturitas, prematuritas, Penelitian ini dilakukan pada 132 usila di
cacat bawaan, atau janin lahir dengan berat kecamatan Cicendo. Pada kondisi yang
badan yang rendah. sama kebiasan minum teh dan kecukupan
4. Hubungan gaya hidup ibu hamil pauknya, usila yang kurang asupan lauknya
terhadap kejadian anemia mempunyai risiko 96 kali untuk menderita
Hasil analisis hubungan gaya hidup ibu anemia dibandingkan usila yang asupan
hamil terhadap kejadian anemia adalah 36 lauknya cukup. Hasil penelitian
orang (56.2%) memiliki gaya hidup yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna
sehat dengan kejadian anemia sebanyak 32 antara minum konsumsi teh terhadap
orang (50%), 28 orang (43.8%) memiliki kejadian anemia pada usila dengan dengan
gaya hidup yang tidak sehat dengan p value 0.000 (p value < 0.05).
kejadian anemia sebanyan 18 orang Penelitian yang dilakukan oleh Singh
(28.1%). Distribusi responden berdasarkan (2012) di India, prevalensi anemia pada
gaya hidup ibu hamil terhadap kejadian wanita kelompok usia 15 sampai 49 tahun
anemia pada ibu hamil menunjukkan p jauh lebih tinggi. Kebiasaan makan yang
value 0.040 (p value < 0.05). Berdasarkan buruk dan defisiensi besi ditetapkan sebagai
hasil penelitian diperoleh bahwa ada penyebab utama anemia. Penelitian ini
hubungan gaya hidup ibu hamil terhadap didasarkan pada Survei Kesehatan Keluarga
kejadian anemia. Nasional India. Penelitian ini menjelaskan
Penelitian lain yang mendukung bahwa sebagian besar wanita yang anemia
pernyataan di atas yaitu penelitian yang mengalami perubahan gaya hidup terlepas
dilakukan oleh Palestri, dkk (2012) tentang dari karakteristik dan latar belakang
pengaruh karakteristik ibu dan konsumsi lainnya.
pangan terhadap status anemia pada ibu Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
hamil di Puskesmas di Noyo kota Malang yang dilakukan oleh Amaliah (2002)
yang dilakukan pada 45 ibu hamil. Hasil menyatakan bahwa ada hubungan yang
penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pola konsumsi sumber
bermakna antara konsumsi pangan terhadap penghambat penyerapan Fe dengan status
anemia pada ibu hamil, dengan kata lain anemia remaja putri. Kejadian anemia lebih
bahwa ada hubungan gaya konsumsi pangan 55 tinggi pada remaja putri yang sering
terhadap kejadian anemia pada ibu hamil mengkonsumsi makanan/minuman sumber
dengan p value 0.045 (p value < 0.05). penghambat penyerapan Fe (54.2%)
Gaya hidup meliputi kebiasaan tidur, dibanding dengan yang jarang
makan, tidak merokok atau minum- mengkonsumsi sumber penghambat
minuman beralkohol, berolahraga secara (26.9%). Dan penelitian Leginem (2002)
teratur dan terampil dalam mengelola stres juga menyatakan ada hubungan antara
yang dialami (Lisnawati, 2001). kebiasaan minum teh dengan status anemia.
Notoatmodjo (2005) menyebutkan bahwa
Penelitian yang dilakukan oleh Darlina. (2003). Faktor- faktor yang
Tandirerung, dkk (2013) tentang hubungan berhubungan dengan kejadian anemia
kebiasaan makan pagi dengan kejadian gizi pada ibu hamil di kota Bogor
anemia pada murid SD Negeri 3 Manado. Provinsi Jawa Barat. Skripsi sarjana
Penelitian ini merupakan suatu penelitian jurusan Gizi dan Masyarakat dan
Cross-sectional yang bersifat analitik. Hasil sumber keluarga Fakultas IPB, Bogor.
penelitian menunjukkan bahwa dari 83 Diperoleh tanggal 28 Juni 2013 dari
murid, 58 murid (69.9%) memiliki http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_t
kebiasaan makan pagi dan 74 murid hesis/unud-391-62850896-tesis.pdf
(89.2%) yang tidak anemia. Hasil analisis
diperoleh nilai p value 0.019 (p value < Depkes RI. (2009). Kebijakan dan strategi
0,050) sehingga terdapat hubungan nasional kesehatan reproduksi di
bermakna antara kebiasaan makan pagi Indonesia. Jakarta : Depkes RI
dengan kejadian anemia pada murid SD
Negeri 3 Manado. Dinas Kesehatan. (2010). Profil kesehatan
provinsi Riau 2010. Pekanbaru : Dinas
1. Juliana Putri Sari, S.Kep. Mahasiswa Kesehatan Provinsi Riau
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau Hari, B. (2010). Anemia selama kehamilan.
2. Ns. Misrawati, M.Kep., Sp.Mat Dosen Diperoleh tanggal 19 Juni 2013 dari
Departemen Keperawatan Maternitas http://www.adln.lib.unair.ac.id
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau Leginem. (2002). Faktor-faktor yang
3. Ns. Jumaini, M.Kep., Sp.Kep. J Dosen berhubungan dengan status
Departemen Keperawatan Jiwa dan anemia pada mahasiswa akademi
Komunitas Program Studi Ilmu kebidanan kota Banda Aceh tahun
Keperawatan Universitas Riau 2002. Tesis. Program Pasca
Sarjana Fakultas Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Masyarakat Universitas Indonesia

Amaliah, L. (2002). Faktor-faktor yang Lisnawati. (2001). Kepribadian, nilai dan


berhubungan dengan kejadian gaya hidup. Diperoleh tanggal 25 juni
anemia pada remaja putri 2013 dari
mahasiswa akademi keperawatan http://sosiologibudaya.wordpress.com/
pemerintah kabupaten Serang tahun 2011/05/18/gaya-hidup
2002. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia Meilianingsih , dkk. (2010 ). Pengaruh
minum teh terhadap kejadian anemia
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau pada usila di kota Bandung. Diperoleh
(2010). Penduduk menurut wilayah tanggal 19 Juni 2013 dari
dan agama yang dianut diIndonesia. http://journal.ui.ac.id/index.php/health
Diperoleh tanggal 25 Juni 2013 dari /article/.../233/229.pdf
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site
/tabel?tid=321 Maconochie, C., dkk. (2007). Risk factors
for first trimester miscarriage-results
from a UK-population-based case-
control study. Diperoleh tanggal 25 dari
Juni 2013 dari http://whqlibdoc.who.int/publications/
http://eprints.undip.ac.id/37476/1/Zan 2008/9789241596657eng.pdf
uar.pdf
Wijianto. (2002). Dampak suplementasi
Notoadmojo, S (2005). Metodologi tablet tambah darah (ttd) dan faktor-
penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka faktor yang berpengaruh terhadap
Cipta anemia gizi ibu hamil di Kabupaten
Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah
Palestri, A.Y., dkk. (2012). Pengaruh [skipsi]. Bogor : Departemen Gizi
karakteristik ibu dan konsumsi pangan Masyarakat dan Sumberdaya
terhadap status anemia pada ibu Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut
hamil di puskesmas di Noyo kota Pertanian Bogor
Malang. Diperoleh tanggal 19 Juni
2013 dari Undang-Undang Sisdiknas. (2003). Jalur
http://fk.ub.ac.id/artikel/id/.../ASRI%2 dan jenjang pendidikan. Diperoleh
0YEKTI%20P.pdf tanggal 25 Juni 2013 dari
www.unpad.ac.id/wp.../UU20-2003-
Rochjati, P. (2003). Skrining antenatal Sisdiknas.pdf
pada ibu hamil. Pusat Safe Mother
Hood Lab/SMF Obgyn RSU Dr.
Sutomo. Fakultas Kedokteran UNAIR
Surabaya

Sembiring. (2002). Faktor-faktor yang


mempengaruhi kejadian BBLR.
Diperoleh tanggal 25 Juni 2013 dari
http://repository.usu.ac.id.pdf

Singh, R.K. (2012). Life style behavior


affecting prevalence of anemia among
women in EAG states, India.
Diperoleh tanggal 19 Juni 2013 dari
http://paa2012.princeton.edu/papers/1
21761.pdf

Soebroto, I. (2010). Cara mudah


mengatasi problem anemia.
Yogyakarta: Bangkit

WHO. (2008). Worldwide Prevalence of


Anemia. Diperoleh tanggal 4 Juli 2013

Anda mungkin juga menyukai