Disusun Oleh:
FAKULTAS SYARIAH
PRODI AKHWALUL SYAKSIAH
TAHUN 2016-2017
BAB I
1
IKHTISAR
Garam merupakan salah satu pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan usaha
elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia termasuk negara maritim, namun usaha
untuk meningkatkan produksi garam dapur itu sendiri belum diminati masyarakatnya,
termasuk dalam hal meningkatkan kualitasnya. Padahal Indonesia adalah negara kepulauan
terbesar di dunia dengan jumlah pulau 13.466, luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan
3.257.483 km2 (Indonesia Finance). Jumlah penduduk Indonesia saat ini tercatat 251.857.940
juta jiwa (KPU). Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, Dengan luas
laut lebih dari 70% permukaan bumi berupa air. Dari 70% tersebut, 97% nya mengandung
garam dan sisanya 3% adalah air tawar. Bisa kita lihat disini betapa kayanya indonesia akan
potensi lautnya.
Dalam sistem produksi garam dunia Indonesia tidak masuk sepuluh peringkat
tertinggi penghasil garam dunia, padahal jika dilihat dari panjang garis pantai Indonesia
menurut data PBB pada tahun 2008 tercatat 95.181 km. Ini adalah garis pantai yang
terpanjang kedua setelah Kanada, tapi produksi garam pertahunnya masih di bawah tiga juta
ton. Dari kebutuhan garam di indonesia yang mencapai 3 juta ton per tahun, Indonesia hanya
mampu memproduksi garam kurang dari setengah kebutuhan tersebut. Sedangkan sisanya
masih impor dari negara lain.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, garam impor banyak berasal dari negara-
negara yang berlokasi tidak jauh dari Indonesia. Pertama adalah Australia, yang merupakan
pemasok garam terbesar untuk Indonesia. Secara kumulatif (Januari-Juni 2013), impor garam
dari Australia tercatat 733 ribu ton atau 34,2 juta dollar AS (Rp 342 miliar). Kedua adalah
India. Jika diakumulasi pada semester I-2013, total impor garam dari India adalah 189 ribu
2
ton atau 7,89 juta dollar AS (Rp 78 miliar). Ketiga adalah Jerman dengan volume selama
enam bulan, impor garam dari Jerman mencapai mencapai 177 ton atau 445 ribu dollar AS
(Rp 4,4 miliar). Selanjutnya yang keempat adalah Selandia Baru. Pada periode Januari-Juni
2013, total impor garam dari Selandia Baru mencapai 816 ton atau 325 ribu dollar AS (Rp 3,2
miliar). Terakhir adalah Singapura. Selama Januari-Juni 2013, garam impor dari Singapura
yang masuk mencapai 7,2 ton atau 57 ribu dollar AS (Rp 570 juta).
Walaupun Indonesia terkenal dengan lautnya, tidak semua wilayah lautnya memiliki
kandungan saniditas yang cukup untuk memproduksi garam. Tidak semua daerah di
Indonesia memproduksi bahan mentah garam. Oleh karena itu, daerah penghasil garam besar
di Indonesia banyak yang mengirimnya ke daerah lain untuk diolah di daerah tersebut untuk
memenuhi kebutuhan daerah yang dikirimnya. Salah stau daerah tersebut adalah Bengkulu.
Daerah Bengkulu ini sendiri berada di sepanjang pesisir pantai. Namun, air lautnya tidak
memiliki kandungan saniditas yang cukup memproduksi garam, tingkat keasinan air lautnya
kurang dari standar. Oleh karena itu, Bengkulu mendapatkan bahan baku mentah garam dari
daerah Madura yang terkenal akan penghasil garamnya. Bengkulu ini sendiri menerima
pasokan 500 ton garam setiap kurang lebih 2-3 bulan. Ini belum termasuk pasokan garam dari
daerah lain.
BAB II
3
PROFIL PERUSAHAAN
Gambar 1.1
PROFIL PEMILIK
Nama : Lisa Maulina
Umur : 43 Tahun
Pendidikan Terakhir : S1 Manajemen, Universitas Bengkulu
SEJARAH PERUSAHAAN : Perusahaan ini bersifat manufaktur yang mana sudah ada sejak
10 tahun atau sudah berdiri sejak tahun 2006 yang pihak
pertama dari saudara si pemilik yang sekarang (Lisa Maulina),
akan tetapi karena ada hal yang sulit membuat si pemilik
pertama menjual ke pemilik kedua (sekarang atau Lisa
Maulina) dan hingga sekarang masih menjadi pemilik kedua
yang memegang atau yang memiliki usaha garam CV.
ABADIini. Hasil yang baik ataupun kualitas dari garam serta
faktor-faktor lain inilah yang membuat CV. ABADI ini dapat
bertahan dan semakin baik hingga pada tahun 2016 ini.
4
BAB III
ASPEK HUKUM
5
D. KESIMPULAN
N Evaluasi Ket
Aspek Penilaian 1 2 3 4 5
o
1 Kesesuaian bisnis dengan hukum Mendirikan suatu usaha harus
yang berlaku memenuhi ketentuan yang
berlaku baik itu yang ada di
Undang-Undang maupun
ketentuan yang ada didaerah
lingkungan bisnis tersebut.
2 Kemampuan memenuhi Saat mendirikan usaha,
persyaratan mendirikan badan terdapat aspek-aspek yang
usaha harus dipenuhi perizinannya
demi kelangsungan bisnis,
seperti perizinan tempat
terkait dengan lokasi usaha
3 Kemampuan untuk memenuhi Adanya kelengkapan data
persyaratan memperoleh perizinan dari pelaku usaha untuk
memperoleh perizinan pada
saat pendirian usaha
4 Kemampuan memenuhi ketentuan Kelengkapan data dan
jaminan yang diperlakukan jika informasi tentang usaha akan
bisnis dibiayai dengan pinjaman mampu mendukung untuk
meyakinkan pihak peminjam
untuk meminjamkan dana.
Ketentuan
1 = Sangat Buruk
2 = Buruk
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Jadi ide bisnis dinyatakan layak dalam segi hukum karena memiliki nilai rata-rata evaluasi
yaitu 3,75 dengan katalain angka ini berada diatas 3 dengan criteria baik
BAB IV
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
6
Dalam kehidupan sehari-hari manusia mengkonsumsi berbagai makanan dengan
berbagai bahan dan bumbu. Salah satu bumbu dapur yang paling utama selalu ada adalah
garam. Setiap jenis masakan yang dikonsumsi menggunakan garam. Oleh karena itu, garam
selalu dibutuhkan masyarakat. Produk garam ini ditujukan bagi semua kalangan, baik rumah
tangga konsumsi, rumah tangga produksi sampai ke perusahaan.
Semakin beragam kreativitas dan usaha masyarakat dalam kuliner akan berjalan
seiring dengan kebutuhan garam. Walau sebenarnya garam tidak hanya digunakan untuk
kebutuhan pangan saja. Tapi juga digunakan bagi sektor lain, seperti tambak ikan. Bagi
tambak ikan, garam ini sendiri berfungsi sebagai pembersih kuman. Jadi, pasar garam
sebenarnya lebih luas seiring dengan beragam aktivitas manusia. Garam dapat ditemukan di
segala jenis pasar, dari pasar tradisional hingga pasar modern.
A. BENTUK PASAR
Untuk memasarkan produk garam tersebut, maka telah ditentukan tujuan pasar mana
yang akan dimasuki, dalam hal ini pasar yang akan dimasuki yaitu pasar konsumen dan pasar
reseller, karena produk mereka selain dibeli untuk digunakan pribadi, juga dibeli untuk dijual
kembali.
B. PERMINTAAN
1. Perkembangan permintaan saat ini,
Kalau kita cermati, permintaan akan garam yang berodium standar semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
mengkonsumsi garam. Terlebih minimnya usaha yang memproduksi garam yang
berodium standar di Kota Bengkulu.
2. Prospek permintaan di masa yang akan datang
Dengan membanjirnya berbagai macam produk makanan yang serba instan
dimasyarakat akan menyebabkan kondisi persaingan produk - produk yang berbahan
kimia tersebut akan mengalami kejenuhan seiring dengan tingginya persaingan
pada industri tersebut. Kondisi tersebut akan memunculkan titik balik dimana
akan ditandai dengan berkurngnya permintaan akan produk tersebut, dan
konsumen beralih ke produk lain yang sejenis yang nonkimia.
Terlebih ketika sekarang sedang ada trend dari masyarakat yang lebih
menyukai produk - produk makanan instan yang menggunakan garam yang tidak
memenuhi standar, maka kondisi tersebut jelas akan memunculkan peluang bagi
kegiatan bisnis disektor industri garam, tentunya bagi sektor pertanian seperti garam
juga akan meningkat seiring dengan tingginya kesadaran masyarakat akan kesehatan
mereka.
7
C. PENAWARAN
1. Perkembangan penawaran saat ini
Perkembangan penawaran disektor usaha garam pada saat ini memang
relative masih biasa-biasa saja. Hal tersebut disebabkan karena sektor usaha ini
belum dibidik dan dikelola secara serius. Oleh karena itu, agar usaha garam menjadi
lebih baik maka perlu peningkatan penawaran yang memberikan nilai lebih bagi
konsumen.
2. Prospek penawaran di masa yang akan datang
Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha garam pada masa yang
akan datang, maka perlu adanya penawaran produk yang memberikan nilai lebih dan
manfaat bagi konsumen. Penawaran tersebut akan semakin variatif maupun lebih
kompetitif karena sudah ditunjang dengan perangkat teknologi informasi yang
memberikan kemudahan bagi penjual maupun pembeli dalam melakukan transaksi
atau sebatas bertukar informasi. Oleh karena itu, bagi pelaku usaha di sektor ini harus
mampu melakukan penawaran yang inovatif untuk menarik pasar.
.
D. SEGMENTASI, TARGET DAN POSISI DI PASAR
1. Segmen Pasar
Berdasarkan wilayah pemasaran, sikap dan kemampuan konsumen, yang akan
menjadi segmen pemasaran produk ini adalah masyarakat yang ada di Sumatera
Barat.
2. Target Pasar
Setelah menentukan segmentasi pasar, maka yang akan dijadikan target
pemasaran produk ini adalah Target dalam penjualan garam ini adalah rumah
makan,warung-warung grosiran, agen-agen, dan rumah tangga. Produk ini banyak
diminati oleh masyarakat baik yang tinggal di kota maupun di daerah-daerah, karena
produk ini memberikan kegunaan dan juga kepuasan karena keunikannya, kualitas,
kuantitas dari produk tersebut.
3. Positioning
Dalam penempatan diantara pesaing usaha yang ada usaha ini selalu menjaga
kualitas akan produk garam ini dan pelaku usaha juga menjalin kerjasama dengan
agen-agen yang ada.
E. ANALISIS PESAING
Analisis pesaing ini dapat dilakukan dengan menggunakan SWOT analisis, yaitu
1. Strength
Lokasi berada pada tempat yang strategis
Pelayanan yang memuaskan
8
2. Weak
Produk garam beryodium tidak dapat bertahan lama karena
semakin lama menyimpan garam maka kwalitasnya semakin
menurun dan harganya pun akan ikut turun.
3. Oportunity
Potensi cukup besar karena tersedianya produk garam ini sangat jarang ada di
Bengkulu yang mampu memiliki kadar iodium di garam tidak boleh kurang dari 30
PPM ataupun lebih dari 80 PPM.
4. Threat
Tersedianya bahan baku sulit diperoleh
Karena produk ini adalah garam, hal ini dapat membuat mesin-mesin untuk
kegiatan produksi jadi mudah karatan.
F. BAURAN PEMASARAN
1. Faktor Harga
Dalam usaha garam ini harga produk yang ditawarkan sebesar Rp 2.200 per
bungkusnya dengan kualitas yang baik pada masing-masing produk yang diproduksi.
2. Faktor Produk
Target yang dituju dalam usaha ini adalah ibu-ibu rumah tangga, maka produk
ini didesain dengan berat yang bervariasi sehingga pembeli mampu memilih produk
yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
3. Faktor Promosi
Public Relation adalah cara promosi ini cenderung untuk membuat image
perusahaan baik dimata konsumen bukan mempromosikan produk secara langsung.
Cara inilah yang dipakai oleh pelaku usaha dalam mengembangkan/ mempromosikan
bisnisnya.
4. Faktor Distribusi
9
Untuk pendistribusian produk ini, dilakukan melalui transportasi darat, karena
daerah pemasarannya tidak begitu jauh.
G. KESIMPULAN
N Evaluasi Ket.
Aspek Penilaian
o 1 2 3 4 5
Kemampuan Dalam memproduksi
mencapai volume
1 produk, perusahaan tidak
penjualan yg
menguntungkan menemui kendala dalam
mencapai titik produksi
tertentu sehingga dapat
dicapai volume yang
dapat mencapai
keutungan.
Kemampuan Produk garam ini sangat
menghasilkan produk jarang ada di Bengkulu
2
yag lebih baik yang mampu memiliki
dibanding pesaing kadar iodium di garam
tidak boleh kurang dari
30 PPM ataupun
lebih dari 80 PPM.
10
Kemampuan Dalam usaha garam ini
menentukan harga yg
3 harga produk yang
lebih baik dibanding
pesaing ditawarkan sebesar Rp
2.200 per bungkusnya
dengan kualitas yang
baik pada masing-masing
produk yang diproduksi
Kemampuan Letak lokasi sangat
mendistribusikan
4 mendukung dalam
produk yg lebih
efisien dibanding pendistribusian produk
pesaing
karena berdekatan
dengan salah satu pasar
terbesar di Kota
Bengkulu yaitu Pasar
Panorama
Kemampuan Tidak ada Promosi lebih
mempromosikan
5 yang dilakukan oleh
produk yg lebih
efektif dibandingkan perusahaan, salah satu
pesaing
cara promosi dilakukan
dengan Public Relation
Ketentuan
1 = Sangat Buruk
2 = Buruk
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Jadi ide bisnis dinyatakan layak dalam segi pasar dan pemasaran karena memiliki nilai
rata-rata evaluasi yaitu 4 dengan katalain angka ini berada diatas 3 dengan kriteria baik
11
BAB V
ASPEK TEKNIS/ OPERASI
Dalam usaha ini, jumlah bahan mentah/ bahan baku yang berupa garam tersebut
dibutuhkan dalam 1 periode sebesar 200 Ton dengan harga mencapai Rp 280.000.000, biaya
ini sudah termasuk biaya pengangkutan dari Madura ke Bengkulu dan dari pelabuhan
Bengkulu ke tempat pabrik. Dengan 200 Ton garam ini, bisnis CV. ABADImampu
memproduksi hingga 210.200 bungkus, baik itu garam kasar maupun garam halus. Dengan
harga jual yang dicantumkan sebesar Rp 2.200 per bungkus ukuran 1 Kg.
Jika dilihat dari kapasitasnya sendiri, pabrik garam ini mampu menampung hingga
300-400 Ton per kuartalan. Kualitas dari bahannya berasal dari daerah Madura yang terkenal
akan penghasil garamnya.
Letak dari lokasi bisnis ini berada di daerah Jl.Hibrida No.51 Kota Bengkulu yang
dimana lokasi ini sangat dekat dengan salah satu pasar utama di Kota Bengkulu, yaitu Pasar
Panorama dengan memliki jarak sekitar 2-3 Km dan dalam pengangkutan barang jadi ke
12
lokasi pasar tidak membutuhkan banyak biaya dan banyak juga para konsumen yang
langsung membeli dengan kapasitas banyak langsung ke pabrik Garam CV.Abadi. Jadi, ini
membuat ongkos kirim menjadi lebih murah.
a. Fasilitas Energi
Fasilitas energi yang tersedia di CV. ABADI ini sudah tercukupi sebab baik dari
energi listrik yang sudah ada, maupun energi dari tata surya yang berguna untuk
mengerikan garam sudah sangat terpenuhi, yang membuat faktor ketersediaan fasilitas
energi ini tidaklah menghambat dalam pembuatan garam di CV.Abadi.
b. Fasilitas Air
Fasilitas air sudah tercukupi sebab daerah tempat pabrik CV. ABADI memiliki sumur
bor yang mana fasilitas air yang dimiliki sangat banyak yang membuat untuk ketersediaan air
tidak menghambat proses pembuatan garam CV. ABADI itu sendiri.
c. Fasilitas Komunikasi
Fasilitas komunikasi sudah ada baik itu telphone genggam maupun telphone rumah
(0736-38229). Ini membuat proses komunikasi dengan para konsumen sangatlah lancar dan
cepat sebab fasilitas komunikasi sudah terpenuhi dengan baik.
13
a. Transportasi untuk keperluan bahan mentah ke pabrik
Transportasi yang digunakan untuk mengangkut 200 Ton bahan baku yang langsung
dikirim dari daerah Madura dengan menggunakan kapal yaitu kendaraan berupa truck ini
tidaklah ada, sebab semua pembelian 200 Ton garam ini sudah termasuk semua biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp 280.000.000 yang mana CV. ABADI hanya terima bersih barang
sampai ke lokasi pabrik sebanyak 200 Ton garam, tanpa mengeluarkan biaya tambahan lagi.
Biaya ongkos kirim ke setiap pasaran ini sebesar Rp 150.000 untuk setiap lokasi
pemasaran garam CV. ABADI ini dari proses pemasukan garam ke truck hingga sampai ke
biaya transportasi pemasaran dan penurunan garam lagi di lokasi konsumen itu mengeluarkan
biaya sebesar Rp 150.000.
B. PENENTUAN LUAS PRODUKSI
Penentuan luas produksi berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang dihasilkan
dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki
serta biaya yang paling efisien. Luas produksi dapat dilihat dari segi ekonomis dan segi
teknis:
Segi ekonomis, (Berapa jumlah produk yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan
biaya yang paling efisien).
Dalam satu hari atau proses pembuatan garam yakni selama 8 jam itu dapat
menghasilkan setiap 2 jam sekali 5 Ton garam atau selama 8 jam menghasilkan 20
Ton garam yang siap dikonsumsi.
Segi teknis, (Jumlah produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin dan
peralatan serta persyaratan teknis).
Dari segi teknis, 200 Ton garam itu dapat di proses dengan menggunakan mesin yang
ada dapat mencapai 10 hari untuk 200 Ton garam yang sudah siap dikonsumsikan
oleh para konsumen.
14
Harga perolehan Sekitar Rp 20.000.000
Kualitas mesin peralatan Masih cukup baik, disamping itu sudah ada
yang berkarat karena diakibatkan oleh garam
itu sendiri.
2. Pemilihan Teknologi
Perihal Keterangan
Kesesuaian teknologi dengan bahan baku Masih belum sesuai, karena usaha ini
yang digunakan masih menggunakan tenaga manual.
15
Laboratorium
1. Layout Pabrik
Tempat
Penyimpanan
Tempat Barang Jadi
Penampungan
Garam yang
telah
Proses
dicampurkan
Pengemasan
oleh Yodium
Proses
Bahan Baku
Produksi
Mesin
Pencampur
Yodium
16
2 Layout Bangunan
Laboratorium Gudang
Persediaan
Gudang
Mess
Persediaan
Pengemasan
Mess
Tempat
Penyimpanan
Bahan Baku
Mess
Gerbang
17
BAB VI
ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI
A. PERENCANAAN (PLANNING)
B. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Agar usaha ini dapat berjalan lancar dan dapat mencapai target-target yang telah
ditetapkan sesuai dengan misi dan visi usaha ini maka perlu dibentuk sebuah organisasi di
mana dalam organisasi ini terdiri dari 4 departemen, yaitu departemen keuangan, departemen
produksi, departemen pembelian dan departemen pemasaran.
18
d. Spesialisasi kerja masih relatif rendah
Agar pembagian aktivitas kerja, hubungan fungsi dan aktivitas, serta tingkat
spesialisasi aktivitas antar departemen terlihat jelas maka perlu disusun atau dibuat struktur
organisasinya, yaitu sebagai berikut:
Man
ajer
Departe Depart Departe Departe
men emen men men
Keuanga Produk Pembeli Pemasa
n si an ran
Karya Karyaw Karyaw Karya
wan an an wan
Keterangan
1. Manager
Tugasnya mengontrol aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan melakukukan kerja
sama dengan pihak-pihak berkepentingan.
2. Departemen Keuangan
Tugasnya adalah mengkoordinasi kegiatan keuangan perusahaan dan pengawasan
serta pencatatan atas kegiatan keuangan. Selain itu departemen keuangan juga
merangkap tugas dari departemen lainnya.
3. Departemen Produksi
Tugasnya adalah mengkoordinasikan, memeberi pengarahan dan pengawasan atas
pelaksanan kegiatan produksi, kualitas dan pemeliharaan mesin serta peralatan
produksi.
4. Departemen Pembelian
Tugasnya adalah melakukan pembelian bahan baku untuk diproduksi dan juga
persediaan untuk dijual.
5. Departemen Pemasaran
19
Tugasnya adalah merencanakan pemasaran produk, menetapkan strategi pemasaran,
mencari pembeli, kondisi pesaing dan berbagai masalah eksternal.
C. PENGARAHAN
Usaha garam ini mengkaji pengarahan dari sisi seperti : fungsi pengarahan yang harus
terpenuhi serta sikap dan perilaku pemimpin yang hendaknya memenuhi criteria agar dapat
mengarahkan bawahannya. Oleh karena itu, pemilik CV. ABADI(Lisa Maulina) berusaha
menggunkan kekuasaan secara positif terutama dalam mengambil keputusan, sehingga dapat
memberikan arahan dan motivasi kepada para karyawan untuk selalu memberikan kinerja
yang baik.
D. PENGENDALIAN
Pengendalian yang dilakukan oleh garam CV. ABADIuntuk memastikan apakah
aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncakan. Oleh karena itu, CV.
ABADImenerapkan pelaporan pengawasan sehingga dapat mencegah terjadinya
penyimpangan dan menjamin diberlakukannya tindakan korektif atau perbaikan atas
kesalahan yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi. Metode pengawasan yang berlaku di CV.
ABADIbersifat fleksibel, sehingga bisa dilakukan kapan saja dengan mengutamakan
implementasi solusi dan evaluasi.
20
E. KESIMPULAN
Evaluasi Ket.
No Aspek Penilaian
1 2 3 4 5
1 Kemampuan menyelesaikan Ketersediaan bahan
pembangunan bisnis sesuai baku dan minimnya
faktor pendukung
dengan waktu yang
seperti tersedianya
direncanakan. mesin-mesin canggih
merupakan hal-hal
yang menghambat
proses pembangunan
bisnis
2 Ketersediaan tenaga kerja Tenaga kerja yang
untuk menjalankan bisnis. diperoleh masih
minim terutama
dalam kegiatan
produksi,
3 Kemampuan merekrut Pelaku usaha dapat
tenaga kerja sesuai dengan menilai mana tenaga
kerja yang
spesifikasi jabatan.
berkompeten dan
mampu mengetahui
keahlian disetiap
tenaga kerja yang
direkrutnya
21
BAB VII
ASPEK KEUANGAN
22
C. BIAYA PENYUSUTAN
Biaya ini menyusun semua penyusutan yang ada di dalam organisasi tersebut.
No Peralatan Harga Perolehan Umur Ekonomis Penyusutan
1 Bangunan 300.000.000 30 10.000.000
2 Mesin 30.000.000 15 2.000.000
3 Peralatan 350.000 5 70.000
4 Motor 36.000.000 15 2.400.000
5 Mobil 75.000.000 20 3.750.000
6 Peralatan Laboratoriun 3.000.000 5 600.000
Jumlah 18.820.000
D. BIAYA OPERASIONAL
Dana yang termasuk biaya operasional dalam usaha ini yaitu :
No Jenis Biaya Jumlah
1 Biaya tenaga kerja 30.000.000
2 Biaya Listrik 700.000
3 Biaya Telepon 500.000
4 Biaya PDAM 100.000
5 Biaya Asuransi 200.000
6 Biaya distribusi 150.000
7 Biaya Penyusutan 18.820.000
8 Plastik Kemasan 500.000
9 Bahan Bakar 500.000
Total 50.470.000
23
16 Bangunan 1 300.000.000 300.000.000
17 Mesin 1 30.000.000 30.000.000
18 Peralatan (Lilin) 7 50.000 350.000
19 Inventaris kantor 1 450.000 450.000
20 Biaya tenaga kerja 3 12.000.000 36.000.000
21 Mobil 1 75.000.000 75.000.000
Total Biaya 800.670.000
BAB VIII
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
24
Dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah adalah apakah usaha tersebut
memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak jika dijalankannya
usaha tersebut. Adapun dampak yang timbul dalam bidang ekonomi dari usaha atau bisnis
garam CV. Abadi adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan ekonomi rumah tangga, sebab dari awalnya hanya kepala keluarga
yang menghasilkan perekonomian akan tetapi dengan adanya usaha garam CV. Abadi
ini membuat satu keluarga tersebut memiliki 2-3 sumber perekonomian (pola nafkah
ganda), sebab adanya keterbukaan lapangan kerja di CV. Abadi sekaligus mengurangi
pengangguran.
b. Menggali, mengatur, dan menggunakan ekonomi dari sumber daya alam yang ada,
karena menfanfaatkan air laut menjadi garam dan di CV. Abadi inilah dibuat atau
adanya pemprosesan garam yang layak di konsumsi para konsumen.
c. Meningkatkan perekonomian pemerintah, sebab dengan adanya usaha garam ini
membantu perekonoian di pemerintah yang membuat CV. Abadi ini sangatlah banyak
manfaatnya dalam bidang perekonomian. Salah satunya memberikan nilai tambah
proses manufaktur dan menambah peluang kesempatan kerja untuk masyarakat yang
ada di sekitar CV.Abadi.
25
perekonomian masyarakat sekitar sebab adanya lowongan pekerjaan untuk semua masyarakat
sekitar, dari sosialnya sendiri membangun kekrabatan antar masyarakat sebab disinlah
mereka saling bekerja sama sebagai karyawan CV. Abadi yang juga membuat efek untuk
pemerintahan yang mengurang faktor pengangguran dan menambah keahlian bekerja untuk
masyarakat itu sendiri.
BAB IX
ASPEK ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)
26
A. LINGKUNGAN OPERASIONAL
Ditinjau dari aspek lingkungan operasional yang terdiri dari pesaing, pemasok,
pelanggan, serta pegawai. Kemunculan industri ini dapat memberikan dampak bagi pesaing
seperti industri yang menyediakan produk bumbu instan, contohnya masako, garam yang
sudah dalam bentuk kristal itu di pasok dari Madura melalui kapal, yang kemudian setelah
berubah bentuk produk jadi dapat di pasarkan langsung melalui agen, dan untuk pegawai
yang memiliki jarak antara pabrik dengantempat tinggalnya, mereka dapat tinggal di mess
yang telah disediakan sebagai tempat tinggal mereka untuk sementara.
B. LINGKUNGAN INDUSTRI
Ditinjau dari aspek lingkungan Industri ini, untuk persaingan antar perusahaan tidak
terlalu ketat, karena industri garam di Kota Bengkulu masih jarang. Dari segi kekuatan
pemasok, bahan baku terbilang lancar karena daerah Madura sendiri mendukung proses
produksi bahan mentah secara rutin. Ketergantungan konsumen akan mengkonsumsi garam
masih sangat tinggi. Untuk barang substitusi sendiri, garam masih belum bisa diganti dengan
produk sejenis lain karena masyarakat masih memprioritaskan garam sebagai bumbu dalam
masakan. Hambatan masuk yang dialami dari segi pemasokan barang dari daerah Madura ke
Bengkulu seperti kendala cuaca.
N evaluasi ket.
Aspek Penilaian
o 1 2 3 4 5
Kondisi persaingan antar
1 perusahaan
Ketentuan
1 = Sangat Buruk
27
2 = Buruk
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Jadi ide bisnis dinyatakan layak dalam segi Analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL) karena memiliki nilai rata-rata evaluasi yaitu 3,71 dengan katalain angka ini
berada diatas 3 dengan kriteria baik.
28