Anda di halaman 1dari 8

LECTURE 15

PENGOLAHAN AIR LIMBAH (BAGIAN I)


Pengolahan air limbah tidak terlepas dari beberapa komponen dalam proses
pengolahannya. Adapun komponen-komponen dalam proses pengolahan air
limbah yaitu:
1. Mixing, proses pencampuran dua zat atau lebih yang terkandung pada
air limbah sehingga membentuk campuran yang homogen.
2. Flocculation, proses pengumpulan partikel-partikel berukuran halus yang
dapat diendapkan menjadi partikel yang lebih besar. Proses
pengendapan pada tahapan flokulasi tidak menggunakan pengaruh
gravitasi tetapi menggunakan bahan koagulasi. Salah satu bahan
koagulan yang sering digunakan adalah tawas (AL 2(SO4)3).
3. Sedimentation, , proses pengumpulan partikel-partikel berukuran halus
yang dapat diendapkan menjadi partikel yang lebih besar. Proses
pengendapan pada tahapan sedimentasi menggunakan pengaruh
gravitasi dalam proses pengendapannya tanpa menggunakan bantuan
bahan kimia dan campuran lainnya.
4. Flotation, proses penyingkiran polutan baik itu kandungan minyak
maupun lemak dengan menambahkan/memasukkan gelombang udara
kedalam air yang bertujuan untuk mengapungkan lemak dan minyak
yang terdapat pada air limbah sehingga lebih mudah dalam tahapan
pemisahan.
5. Filtration, tahapan penyaringan partikel-partikel yang berukuran kecil
yang tidak dapat dipisahkan pada tahapan flotasi dengan menggunakan
screen.
6. Micro Screening, tahapan ini merupakan tahapan penyaringan partikel
kecil dimana pada tahapan ini alga ataupun bakteri yang terdapat dalam
air dapat tersaring.
7. Gas Transfer, tahapan ini yakni tahapan perpindahan gas dari fase gas
ke fase cair. Transfer gas melibatkan terjadinya kontak kontak antar
udara atau gas dengan air yang menyebabkan berpindahnya dari fase
gas ke fase cair. Gas-gas yang menjadi perhatian pada proses
pengolahan air limaba yakni metana, oksigen, karbondioksidan klor, dan
lain-lain. Tujuan dari transfer gas yakni untuk menghilangkan bau, untuk
megoksidasi besi dan mangan, untuk melarutkan gas dalam air, dan
lain-lain.
8. Gas Stripping, fase perpindahan diman fase cair menjadi fase gas.
Fungsi utama dari stripping dalam pengolahan air limbah yaitu untuk
menyisihkankan kandungan gas terlarut yang tidak diinginkan seperti
ammonia, hidrogen sulfida dan lainnya.
9. Volatilitation, tahapan penguapan setelah proses transfer gas dan gas
stripping yang mana gas yang dihasilkan pada tahapan gas striping
dilakukan proses pengupan sehingga menghasilkan uap yang digunakan
untuk mengetahui zat-zat yang tersisa dari proses sebelumnya.

Ada tiga metode yang terdapat dalam proses pengoalahan air limbah yaitu
1. Metode Primer
Metode ini disebut penyaringan (screening). Kedua, limbah yang telah
disaring kemudian disalurkan ke suatu tangki (grit chamber) yang
berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat yang berukuran
besar. Cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah
sehingga partikel-partikel pasir jatuh ke dasar tangki, sementara air
limbah terus dialirkan, setelah melalui pengolahan tahap awal, limbah
cair dialirkan ke tangki pengendapan. Metode pengendapan adalah
metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada
proses pengolahan primer limbah cair. Di dalam tangki, limbah cair
didiamkan agar partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat
mengendap ke dasar tangki. Endapan partikel tersebut akan membentuk
lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain
untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga
metode pengapungan (flotation). Metode ini efektif digunakan untuk
menyingkirkan polutan berupa minyak dan lemak. Proses pengapungan
dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan
gelembung udara berukuran kecil. Gelembung udara tersebut akan
membawa partikel-partikel minyak dan lemak ke permukaan limbah
sehingga kemudian disingkirkan. Jika limbah cair sudah bisa dinetralkan
dengan pengolahan primer, maka limbah cair bisa di buang ke
lingkungan. Namun bila masih tercemar, limbah cair perlu dilakukan
pengolahan kembali.

2. Metode Sekunder
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara
biologi, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/
mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan
umumnya adalah bakteri aerob. Terdapat tiga metode pengolahan
secara biologis yang umumnya digunakan, yaitu metode penyaringan
dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (aktivited sludge),
dengan metode kolam perlakuan (treatmant ponds/lagoons).

a. Metode trickling filter


Metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan
organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar,
biasanya berupa serpihan batu atau plastik dengan ketebalan 1-3
m. Limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan
dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses
perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan
didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai dasar
lapisan media, limbah kan menetes ke suatu wadah dan disalurkan
ke tangki pengendapan.
b. Metode activated sludge
Metode ini, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya
limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob,
proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama
beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara untuk
aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri
dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke
tangki pengendapan untuk pengendapan, sementara lumpur yang
mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi untuk
mengalami proses degradasi kembali.
c. Metode treatment ponds/lagoons
Metode ini merupakan metode yang murah namum prosesnya
berlangsung relatif lamban. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan
dalam kolam-kolam tebuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam
akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut
kemudian digunakan oleh bakteri aerob untuk proses penguraian/
degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang
kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga
mengelami proses pengendapan.

3. Metode Tersier
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan
sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat
berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat
khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang
tersisa dalam limbah cair. Umumnya zat yang tidak dapat dihilangkan
sepenuhnya melalui proses pengolahan primer dapat dihilangkan
sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah
zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat dan garam-garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced
treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan
fisika. Contoh metode yang pengolahan tersier yang sering digunakan
adalah metode saringan pasir (sand filter), saringan multimedia, precoal
filter, microstaining, vakum filter, penyerapan (adsorption) dengan
karbon aktif.

LECTURE 16
PENGOLAHAN AIR LIMBAH (BAGIAN II)

Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena
pengaruh manusia. Air limbah perkotaan biasanya dialirkan di saluran air
kombinasi atau saluran sanitasi, dan diolah di fasilitas pengolahan air limbah
atau septic tank. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan beberapa metode. Berikut


adalah 3 metode dalam mengolah air limbah:
1. Tricking Filter
2. Rotating Biological Contactor
3. Oxidation Pond Treatment

1.1Prinsip Kerja Tricking Filter


Pengolahan air limbah dengan proses Tricking Filter adalah proses
pengolahan dengan cara menyebarkan air limbah ke dalam suatu tumpukan
atau unggun media yang terdiri dari bahan batu pecah (kerikil), bahan
keramik, sisa tanur (slag), medium dari bahan plastik atau lainnya. Dengan
cara demikian maka pada permukaan medium akan tumbuh lapisan biologis
(biofilm) seperti lendir, dan lapisan biologis tersebut akan kontak dengan air
limbah dan akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air
limbah.

1.2Diagram Proses Pengolahan Air Limbah dengan Metode Tricking Filter

1.3Masalah yang sering timbul pada Metode Tricking Filter


Seringnya timbul lalat dan bau yang berasal dari reactor. Sering terjadi
pengelupasan lapisan biofilm dalam jumlah yang besar. Pengelupasan lapisan
biofilm ini disebabkan karena perubahan beban hidrolik atau beban organic
secara mendadak sehingga lapisan biofilm bagian dalam kurang oksigen dan
suasana berubah menjadi asam karena menerima beban asam organic
sehingga daya adhesive dari biofilm berkurang sehingga terjadi
pengelupasan.

2.1 Prinsip Kerja Rotating Biological Contactor


Reaktor kontak biologis putar atau rotating biological contactor disingkat RBC
merupakan adaptasi dari proses pengolahan air limbah dengan biakan
melekat (attached growth). Media yang dipakai berupa piring (disk) tipis
berbentuk bulat yang dipasang berjajar-jajar dalam suatu poros yang terbuat
dari baja, selanjutnya diputar di dalam raktor khusus dimana di dalamnya
dialirkan air limbah secara kontinyu.

2.2 Diagram Proses Pengolahan Air Limbah dengan Sistem RBC

2.3 Keunggulan dan Kelemahan Proses Pengolahan Air Limbah dengan Sistem
RBC
a. Keunggulan
Pengoperasian alat serta perawatannya mudah.
Untuk kapasitas kecil atau paket, dibandingkan dengan proses
lumpur aktif konsumsi energi lebih rendah.
Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga tahan
terhadap fluktuasi beban pengolahan.
Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisensi
penghilangan ammonium lebih besar.
Tidak terjadi bulking ataupun buih (foam) seperti pada proses
lumpur aktif.
b. Kelemahan
Pengontrolan jumlah mikro-organisme sulit dilakukan.
Sensitif terhadap perubahan temperature.
Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi.
Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut, serta kadang-
kadang timbul bau busuk.

3.1 Prinsip Kerja Oxidation Pond Treatment


Oxidation Pond Treatment merupakan suatu metode yang membuat suatu
kolam dengan dimensi tertentu, dan tempat tertentu untuk proses oksidasi .
Proses oksidasi ini bertujuan untuk menetralkan pH air, dalam hal ini air
limbah. Kolam ini umumnya dibuat pada daerah dengan lapisan yang
impermeable. Hal ini disebabkan agar air tidak mudah terserap ke bawah.

3.2 Sketsa proses Oxidation Pond Treatment

3.3 Oxidation Pond Treatment

MATA KULIAH : REKAYASA LINGKUNGAN TAMBANG


NAMA DOSEN : Dr. Eng. Muhammad Ramli ST.,MT
DIKUMPUL TANGGAL : 17 April 2017
RANGKUMAN LECTURE 15-16

PENGOLAHAN AIR LIMBAH

SUNARYO SADLI

D621 14 302

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA

2017

Anda mungkin juga menyukai