Anda di halaman 1dari 13

A-DEP= Automatic Depth of Field

Pada mode ini, pengaturan fokus foreground dan background diatur secara otomatis oleh kamera
sehingga lebih memungkinkan untuk menghasilkan foto yang tajam baik pada foreground
maupun background.

M= Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.

Av= Aperture Value Priority


Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan
mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.

Tv= Time Value Priority


Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan
mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.

P= Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan
kehendak.

Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan
pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal jepret saja.

Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan
portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.

Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan
foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.

Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan
foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih
disesuaikan.

Moving Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan
pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan
dengan pergerakan objek.

Night Scene
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan
foto pada malam hari.
No Flash
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun apabila pada mode auto lainnya built
in flash akan otomatis pop up apabila cahaya dirasa kurang, pada mode ini built in flash tidak
akan menyala sama sekali, sehingga shutter speed dan aperture akan lebih berperan untuk
mengimbangi kebutuhan cahaya.

Pengaturan Cahaya
Setiap kamera memiliki light meter yang berfungsi mendeteksi intensitas cahaya. Sebelum
menekan tombol shutter, apabila menggunakan kamera pada mode manual ada baiknya
memperhatikan exposure meter terlebih dahulu. Berikut gambar exposure indicator:

Tampak pada gambar di atas bar yang mengindikasikan exposure. Apabila ingin menghasilkan
foto dengan cahaya yang baik, letakan bar pada posisi tengah ( normal exposure ), namun apabila
menghasilkan foto yang lebih terang, geser bar ke arah tanda + ( menjadi over exposure ), dan
sebaliknya, untuk hasil foto yang lebih gelap geser bar ke arah ( menjadi under exposure ).

Teknik Fotografi

1. Dept Of Field
Depth of field atau sering disingkat menjadi DOF merupakan salah satu teknik fotgrafi yang
paling dasar. Setiap foto memiliki kedalaman ( depth ) yang terbagi atas foreground ( depan ) dan
background ( belakang ). Fokus pada lensa kamera dapat dikendalikan atau diarahkan pada objek
tertentu. Pengendalian Depth of Field berguna untuk membatasi fokus pada foto dan lebih
memberi kesan hidup pada foto.
Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada foreground:

Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada background:

Contoh berikut menunjukan foto DOF panjang / dalam, dengan fokus pada foreground dan
background.
Berikut contoh perbandingan hasil foto pada panjang fokal lensa dan diafragma yang berbeda:
2. Freeze
Setelah memahami DOF yang berkaitan dengan aperture, kali ini akan dijelaskan tentang freeze,
dimana sangat berkaitan erat dengan shutter speed. Foto freeze bertujuan untuk mengabadikan
suatu moment dengan gerakan cepat sehingga dapat tertangkap oleh kamera sebagai gambar
diam, seperti foto tetesan air, ledakan, atau foto ketika orang sedang melompat dan lain
sebagainya. Yang paling utama dalam mendapatkan foto freeze adalah mengatur shutter speed
secepat mungkin ( misal 1/500 detik, 1/1000 detik, hingga 1/8000 detik ). Karena tuntutan
shutter speed yang cepat, maka tentunya cahaya yang dibutuhkan sangat banyak, maka dari itu
biasanya foto freeze amatir lebih banyak dilakukan di ruang terbuka pada siang hari dimana
cahaya matahari bersinar terang. Bukan tidak mungkin untuk memperoleh foto freeze pada
malam hari atau cahaya yang minim, namun peralatan pendukung mutlak diperlukan seperti
flash atau bahkan lampu studio dengan kecepatan singkronisasi yang tinggi pula.
Berikut contoh foto freeze:
foto 1 ( dengan flash ):

foto 2 ( outdoor dengan matahari ):


Pertanyaan yang sering dilontarkan:
1. Mengapa foto yang dihasilkan gelap?
Jawab: Karena cahaya yang ada kurang memadai, sehingga foto menjadi under exposure. Coba
untuk naikan ISO agar shutter speed dapat menjadi lebih cepat.
2. Mengapa masih tampak pergerakan / gambar yang dihasilkan buram?
Jawab: Bisa jadi karena shutter speed kurang cepat mengimbangi kecepatan objek, namun
apabila buram bisa jadi juga karena fokus lensa tidak tepat jatuh pada objek

3. Movement
Bertentangan dengan foto freeze, foto movement bertujuan memperlihatkan pergerakan objek
dengan shutter speed yang rendah, sehingga pergerakan objek dapat tampak pada hasil foto.
Shutter speed yang digunakan cenderung rendah agar pergerakan objek dapat terekam ( misal 1/5
detik, 1 detik, dst ), namun yang patut diperhatikan adalah kamera harus tetap dalam posisi statis
agar background daripada objek tetap fokus walaupun shutter speed lambat.
Berikut contoh foto movement:

image002
image012

image013
Pertanyaan yang sering dilontarkan:
1. Mengapa foto menjadi putih dan gambar tidak jelas?
Jawab: Cahaya pada saat pengambilan foto surplus, sehingga menjadi over exposure. Untuk
mensiasatinya, perkecil bukaan lensa dengan menaikan aperture.
2. Mengapa foto menjadi buram semua?
Jawab: Karena kamera mengalami pergerakan pada saat shutter terbuka, sehingga gambar yang
dihasilkan menjadi blur. Untuk menghindari hasil yang blur, gunakan tripod atau letakan kamera
pada tempat yang statis dan stabil.

4. Panning
Mirip dengan metode foto movement, namun dalam foto panning gerakan objek lebih
ditampilkan melalui background yang bergerak. Prinsip dasar foto panning sama dengan foto
movement, hanya saja pada saat pemotretan, kamera ikut bergerak mengimbangi gerakan objek,
sehingga objek tetap fokus namun background yang dihasilkan bergerak.
Contoh foto panning:

Cara foto panning:


Bidik sasaran bergerak ( pada umumnya mobil ), tekan tombol shutter 1/2 agar fokus mengunci
objek, gerakan kamera mengikuti objek seketat mungkin agar objek tetap fokus, sekiranya dirasa
gerakan kamera sudah mengimbangi gerakan objek, tekan tombol shutter penuh dengan kamera
yang tetap bergerak mengikuti objek.
Pertanyaan yang sering dilontarkan:
1. Mengapa foto buram semua?
Jawab: Bisa jadi karena gerakan kamera tidak sesuai dengan gerakan objek. Cobalah percepat
shutter speed dan coba untuk mengikuti gerakan objek seketat mungkin.
2. Mengapa foto fokus semua?
Jawab: Bisa jadi karena shutter speed terlalu cepat dan atau kamera kurang digerakan pada saat
pemotretan.

5. Bulb
Foto bulb dapat diperoleh melalui mode manual dengan mengatur shutter speed pada setting
paling lambat ( BULB ), dimana shutter akan terus terbuka selama tombol ditekan dan akan
menutup kembali pada saat tombol dilepas. Yang patut diperhatikan pada foto bulb adalah posisi
kamera yang mutlak harus statis, maka gunakanlah tripod untuk menghasilkan foto bulb.
Contoh foto bulb pada lalu lintas kota malam hari:
teknik fotografi dasar dan penerapannya
RENCANA GAMBAR DALAM PRAKTEK FOTOGRAFI

A. RENCANA GAMBAR YANG AKAN DIPEROLEH


Sebuah gambar atau hasil jepretan kamera yang bernilai tinggi dan berkualitas adalah gambar
yang berisi pesan. Pesan bisa berupa pernyataan maupun ekspresi yang diperoleh dari hasil
jepretan kamera. Pesan yang bagus adalah pesan yang jelas, tegas dan efektif. Tentunya pesan
yang disampaikan harus mengena ke hati penikmat foto, seperti sebuah kritik sosial atau pesan
kemanusiaan.
Untuk mendapatkan hasil gambar yang baik ada berbagai faktor yang mempengaruhi hasil dan
kualitas gambar yang kita ambil dari suatu obyek. Faktor tersebut antara lain kualitas kamera,
cahaya, lingkungan dan lokasi pengambilan foto.
Pada pemotretan gambar yang saya ambil ini, memiliki kondisi sebagai berikut :
1. Pencahayaan : ketika foto diambil kondisi cahaya di sekitar objek yang saya ambil cukup.
2. Cuaca : ketika foto diambil keadaan cuaca agak mendung, namun sedikit cerah.
3. Lingkungan : lingkungan sekitar objek foto sangat mendukung, tidak terlalu banyak objek
objek lain, sehingga pengambilan foto dapat terfokus pada objek yang di inginkan.
4. Lokasi : lokasi objek berada di halaman kantor Tata Usaha Fakutas Teknologi Pertanian
Universitas Slamet Riyadi, dengan objek bunga yang mekar.
Keinginan saya dalam memotret objek bunga, adalah untuk mendapatkan suatu hasil gambar
yang berkualitas, dengan titik focusing pada bunga dengan background blur.
B. SPESIFIKASI DAN TEHNIK PENGAMBILAN GAMBAR
Kamera yang digunakan dalam pengambilan gambar adalah Canon EOS 1100D dengan lensa 34
mm. pada saat pengambilan gambar setting kamera terletak pada mode manual dengan
diafragma F.5.6, ISO 200, Speed 1/125 second.
Untuk mendapat hasil foto yang baik dibutuhkan kombinasi yang benar dari Diagfragma, Speed
dan ISO. Dengan hitungan yang tepat maka jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera dapat
dihitung dan akan merekam gambar secara baik. Dalam suatu situasi, kita diharuskan untuk
berpikir, dengan benar mengenai penggunaan ke 3 komponen tersebut. Berapa Diagfragma yang
dipakai, Speed berapa dan ISO berapa. Untuk memudahkan pola pikir, kita logikakan kombinasi
tiga komponen tersebut untuk mendapatkan hasil foto yang baik.
C. PEMBAHASAN HASIL PENGAMBILAN GAMBAR
a) Penjelasan Dasar Dasar Fotografi
1. Focusing adalah bukaan, atau ketajaman camera kepada objek gambar. Focusing di pengaruhi
oleh lebar dan sempitnya diafragma. Besarnya diameter terbukanya diafragma akan membuat
cahaya yang masuk menjadi lebih banyak, sehingga pajanan cahaya bertambah dan akibatnya
tingkat keterangan foto bertambah, demikian pula sebaliknya. Pengaruh lain dari bukaan adalah
terjadinya perbedaan ruang ketajaman. Angka bukaan yang kecil menyebabkan ruang ketajaman
berkurang. Sebaliknya angka bukaan yang kecil akan menyebabkan ruang ketajaman bertambah.
2. Speed
Speed atau kecepatan rana adalah lamanya shutter terbuka. Shutter adalah alat di kamera yang
bekerja dengan membuka dan menutup dimana fungsinya mengatur lamanya cahaya yang masuk
ke dalam kamera agar ditangkap oleh sensor.
Dengan mengatur kecepatan shutter, kita bisa mengatur apakah objek bergerak yang kita foto
bisa menjadi diam atau ada alur pergerakannya. Satuan Speed/kecepatan, ditampilkan sebagai
berikut Jarak pada tiap tiap ukuran kecepatan ini disebut 1 stop. Sedangkan satuan
Speed/kecepatan, pada kamera ditampilkan sebagai berikut : *cara membacanya : 1000 berarti
1/1000 detik, sedangkan 1 detik tertulis 1
Secara Logika, semakin cepat shutter terbuka maka semakin sedikit cahaya yang terekam,
sehingga cahaya yang diterima sensor lebih sedikit dimana akan menghasilkan gambar beku.
Sedangkan semakin lambat shutter terbuka, maka cahaya yang terekam akan semakin banyak,
sehingga gambar yang terekam akan menjadi berbayang atau berkesan bergerak/blur.

3. Diafragma :
Diagfragma adalah besarnya bukaan pada lensa.Semakin kecil angka, semakin besar bukaannya.
Jumlah cahaya yang melewati lensa dikendalikan oleh lubang bukaan.
Nilai aperture menunjukkan seberapa banyak cahaya dapat melewati.
Karena itu dinyatakan sebagai f/2.8, f/16, dll, aperture juga disebut F angka. F / 1 mewakili
nilai bukaan maksimum. Ketika bukaan menjadi setengahnya, hal itu disebutF/2, Ketika
seperempat dari ukuran bukaan penuh, itu adalah F / 4. Semakin besar penyebut atau f-nomor,
semakin kecil ukuran bukaan dan cahaya kurang dapat melewati. Intinya, dengan bukaan besar,
maka cahaya yang masuk akan semakin banyak, sedangkan bukaan kecil cahaya yang masuk
lebih sedikit. Hal ini akan berpengaruh pada ruang tajam (dept of field) pada foto yang kita
ambil.
Kita lihat sebagai contoh foto yang diambil dengan bukaan besar (F Angka kecil), Pada
diagfragma bukaan besar (F angka kecil) gambar yang ditangkap akan tajam pada bagian depan,
belakang akan kabur. Selanjutnya contoh foto yang diambil dengan bukaan kecil (F Angka
besar), Pada diagfragma bukaan kecil (F angka besarl) gambar yang ditangkap akan tajam pada
keseluruhan gambar.
4. ISO
ISO adalah ukuran kepekaan Sensor terhadap Cahaya.
Pada masa kamera Film dulu, ISO dikenal juga sebagai ASA.
Pada masa kamera film, media perekam cahaya adalah berada di Film. Sedangkan pada saat
sekarang, di era kamera digital, perekam cahaya adalah berada di Sensor. Angka pada ISO yang
semakin besar mempunyai arti kepekaan terhadap cahaya semakin besar, dalam arti kata lain,
dengan ISO tinggi maka akan dapat menangkap cahaya lebih banyak dalam cahaya minim
dibandingkan dengan ISO rendah. Dengan ISO tinggi, warna warna yang dihasilkan akan lebih
kaya, karena kepekaan terhadap cahaya dari sensor tersebut dinaikkan sehingga akan lebih kaya
akan warna.
Kelemahan dari ISO tinggi adalah timbulnya Noise. Noise bisa diartikan pecahnya gambar.
Semakin tinggi ISO maka akan semakin banyak Noise yang dihasilkan pada foto. Tiap kamera
mempunyai kadar noise yang berbeda, hal ini dipengaruhi dari type sensornya, umumnya kamera
yang menggunakan Sensor CMOS mempunyai noise yang lebih sedikit dari kamera yang
menggunakan Sensor CCD. Kedua jenis sensor ini adalah jenis sensor yang umum digunakan
pada kamera digital sekarang ini. Merek kamera sejenis yang menggunakan sensor sama namun
berbeda type juga mempunyai kadar noise yang berbeda. Sekali lagi, walaupun menggunakan
sensor yang sama, kadar noisenya bisa berbeda. Untuk itu kenali kamera anda dan cari tau pada
ketinggian ISO berapa kadar noisenya bisa dimaklumi.

Antisipasi pada pengambilan gambar


Dalam pengambilan gambar tersebut saya menggunakan camera Canon EOS 1100D, dengan
jarak kamera dan objek gambar sekitar + 50 cm. dengan cuaca sedikit mendung namun kontras
cahaya cukup.
Dampak pada pengambilan gambar
Dampak yang ada dalam pengambilan gambar dengan difragma F5.6, ISO200, dan Speed 1/125,
didapati suatu gambar yang terfokus pada satu objek gambar yaitu bunga, dan terjadi efek blur di
selain objek bunga. Hal ini menjadikan pada pengambilan gambar sesuai dengan harapan.

Anda mungkin juga menyukai