A. Penjelasan Umum
Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan pesat di kota-kota besar
di Indonesia adalah kegiatan commuting atau "nglaju". Kegiatan commuting tidak terlepas dari peran
serta komuter atau "penglaju". Keberadaan komuter memberikan dampak pada pembangunan
daerah asal maupun daerah tujuan komuter, misalnya dalam hal penyediaan transportasi yang
memadai dan penanggulangan masalah kemacetan.
Atas dasar itu, perlu dikembangkan suatu perangkat data dan sistem pemantauan yang mampu
berperan sebagai masukan bagi penyusunan kebijakan yang terkait komuter. Salah satu usaha
untuk mengakomodasi tujuan tersebut adalah dengan menyediakan data melalui survei komuter.
Untuk itu, pada tahun 2014 Badan Pusat Statistik melaksanakan survei komuter pertama yang
terlengkap yaitu Survei Komuter di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(Jabodetabek) 2014.
Jumlah komuter Kota Bekasi yang berkegiatan di luar Kota Bekasi sebanyak 460 ribu orang.
Sementara, komuter yang berasal dari luar Kota Bekasi yang berkegiatan di Kota Bekasi adalah
sebesar 132 ribu orang.
Hasil Survei Komuter Jabodetabek 2014 menunjukkan bahwa, dari 2,3 juta penduduk Kota Bekasi
berumur 5 tahun ke atas, sebanyak 460.069 jiwa atau 19,82 persennya merupakan penduduk
komuter. Sementara sebanyak 1860828 jiwa atau 80,18 persenya bukan Komuter
Komposisi komuter menurut jenis kelamin di Kota Bekasi adalah 67 persen laki-laki berbanding 33
persen perempuan.
Sebagian besar komuter (82 persen) memiliki kegiatan utama bekerja, 18 persen berkegiatan utama
sekolah.
Hasil Survei Komuter Jabodetabek 2014 menunjukkan bahwa, dari 2,3 juta penduduk Kota Bekasi
berumur 5 tahun ke atas, sebanyak 460.069 jiwa atau 19,82 persennya merupakan penduduk
komuter. Sementara sebanyak 1860828 jiwa atau 80,18 persenya bukan Komuter
Komposisi komuter menurut jenis kelamin di Kota Bekasi adalah 67 persen laki-laki berbanding 33
persen perempuan. Sebagian besar komuter (82 persen) memiliki kegiatan utama bekerja, 18 persen
berkegiatan utama sekolah.
Sekitar enam puluh sembilan persen komuter di Kota Bekasi berada di kelompok umur yang sangat
produktif (15-44 tahun), 19 persen berumur antara 45-54 tahun, dan hanya 5 persen yang berumur 55
tahun ke atas. Pelaku komuter di Kota Tangerang, Kota Bekasi, dan di 5 wilayah kota DKI Jakarta,
paling banyak berada di kelompok umur 25-34 tahun. Sedangkan untuk Kabupaten Bogor, Kabupaten
Tangerang dan Kota Tangerang Selatan terbanyak di
usia lebih muda yaitu 15-24 tahun.
Lebih dari separuh komuter (77 persen) berstatus migran seumur hidup, mereka lahir bukan di Kota
Bekasi tempat tinggal yang sekarang. Sebanyak 72 persen komuter merupakan penduduk yang berasal
dari luar Kota Bekasi tempat tinggalnya atau berstatus migran total. Sementara Migran Risen
sebanyak 10 persen.
Alasan terbanyak mereka pindah ke tempat tinggal sekarang adalah karena ikut suami/istri/orang
tua/anak (41 persen), Alasan kedua karena perumahan (28 persen) alasan kedua karena Perubahan
Status Kawin yakni mencapai 11 persen, dan alasan keempat karena pekerjaan/mencari pekerjaan (13
persen) dan sisanya dibawah 4 persen.
Enam puluh delapan persen komuter menempuh jarak perjalanan kurang dari 30 km untuk sampai ke
tempat kegiatannya, sedangkan 32 persen sisanya menempuh jarak 30 km atau lebih.
Sebanyak 32 persen komuter menempuh perjalanan selama kurang dari satu jam untuk mencapai
tempat kegiatannya. Sedangkan 55 persen komuter selama antara 60 sampai 119 menit, serta 13
persen sisanya selama minimal 2 jam.
Tujuh puluh delapan persen komuter menggunakan 1 kali moda transportasi untuk pergi ke tempat
kegiatannya, dan 21 persen komuter menggunakan minimal 2 kali moda transportasi.
Moda transportasi utama yang paling banyak digunakan untuk pergi dan pulang ke/dari tempat
kegiatan adalah sepeda motor, mobil, dan kendaraan umum, Komuter yang menggunakan sepeda
motor untuk pergi sebesar 52 persen, sedangkan untuk pulang 51 persen. Komuter yang saat pergi
menggunakan mobil ada sebesar 20 persen dan saat pulang 19 persen. sebanyak sebelas persen
komuter menggunakan kendaraan umum untuk pergi dan untuk pulang sebesar 13 persen.
Untuk perjalanan pergi dan pulang (PP) dalam sehari sebanyak 34 persen komuter mengeluarkan
biaya transportasi kurang dari Rp. 10.000,-. Sementara, 43 persen komuter mengeluarkan biaya
sebesar Rp. 10.000,- sampai kurang dari Rp. 25.000,- dan 23 persen komuter mengeluarkan biaya
transportasi paling sedikit Rp. 25.000,-.
Hampir tiga perempat dari komuter yang bekerja (64 persen) bergelut pada lapangan pekerjaan utama
di sektor jasa-jasa.
Status pekerjaan utama sebagian besar komuter yang bekerja adalah buruh/karyawan/pegawai (94
persen).
Banyaknya Komuter Dari Kota Bekasi yang kegiatan Utama di Luar Kota Bekasi
Banyaknya Komuter Dari Luar Kota Bekasi yang kegiatan Utama di Kota Bekasi menurut
asal Tempat Tinggalnya.