Anda di halaman 1dari 15

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR KECEPATAN RAMBAT GELOMBANG PADA KAWAT BERBASIS

MIKROKONTROLER

Arie Fajrianto Nugroho, Dr Prawito, Drs. Arief Sudarmaji, M.T

DepartemenFisika, FMIPAUI, KampusUI Depok 16424


arie.fajrianto@ui.ac.id

Abstrak

Telah dibuat sebuah alat pengukur kecepatan rambat gelombang pada kawat. Alat ini berbasis pada percobaan Melde. Gaya
tegang tali diberikan oleh tarikan motor dc, sedangkan besar gaya tarikannya dibaca oleh sensor strain gauge. Untuk
membangkitkan gelombang pada kawat, kawat akan dialiri sinyal listrik sinusoidal yang frekuensinya dapat diatur, dan
kawat diletakkan diantara dua buah kutub magnet permanen. Batang magnet permanen dipasang ditengah tengah panjang
kawat. Untuk mengetahui besarnya simpangan getaran yang timbul, digunakan detektor koil elektromagnetik yang akan
menghasilkan tegangan listrik sebanding dengan besarnya simpangan getaran pada kawat. Tegangan listrik yang dihasilkan
akan dibaca oleh mikrokontroler melalui ADC. Semua proses pengaturan dan pengambilan data dilakukan oleh
mikrokontroler, dan hasilnya ditampilkan ke komputer yang terhubung melalui komunikasi serial.

Kata kunci : Motor DC, Sensor Strain Gauge, Percobaan Melde, detektor koil elektromagnetik,magnet permanen,
Gelombang berdiri.

Design of Microcontroller-based System for Measuring Wave Speed on String

Abstract

Instrumentation system for measuring wave speed on awire has been built. This system is designed based on Meldes
experiment. Tension force on the wire is given by a DC motor, while the magnitude of the force is measured using strain-
gauge-based sensor. Frequency controllable sinusoidal signal is flown through the wire where is located between two pole
permanent magnet in order to generate the sinusoidal wave on the wire. The permanent magnet bar is set up in the middle of
the length of the wire. Electromagnetic coil detector will generate electrical voltage that is proportional to the dsiplacement
of wave vibration, and the voltage will be measured by microcontroller using its ADC unit. All of the control and data
aquisition is executed by microcontroller, and then the result is displayed on a computer which is connected using serial
communication.

Keywords: DC motors, Strain-Gauge-based Sensor, Meldes Experiment, Electromagnetic coil detector, Permanent magnet,
Stasionary wave.

PENDAHULUAN

Eksperimen Melde mempelajari tentang besaran- Gambar 1. Percobaan Melde


besaran yang mempengaruhi cepat rambat gelombang pada tali.
Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada dawai
sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik Pada salah satu ujung tangkai garpu tala
dengan akar massa persatuan panjang dawai. diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi kuat. kawat
halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung

=
kawat diberi beban, misalnya sebesar g gram. Garpu
Dengan : = tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus
menerus, hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh
Dimana : garpu tala konstan.

= cepat rambat gelombang (m/s) METODE PENELITIAN

F = gaya tegangan tali (Newton) Pada pembuatan alat pengukur kecepatan gelombang
pada kawat, dibutuhkan beberapa pemahaman dasar, perancangan
= rapat massa linier tali (massa tali/panjang tali) (kg/m) sistem, pembuatan perangkat lunak dan juga mekanik yang akan
digunakan penulis dalam penyusunan alat Rancang Bangun Alat
Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat Pengukur Kecepatan Rambat Gelombang pada Kawat.
rambat gelombang dalam dawai. Seperti terlihat pada gambar,

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


- Gelombang - Gelombang Berjalan

Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk Gelombang berjalan, yaitu gelombang dengan
ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. amplitudo yang berubah di setiap titiknya. Gelombang
Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi gravitasi, cahaya, gelombang tali dll.
yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada
medium karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya Persamaan gelombang berjalan
memulihkan yang lentur di mana mereka dapat berjalan dan dapat
memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa
mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen yaitu
tidak ada perpindahan secara masal. Apalagi, setiap titik khusus
berosilasi di sekitar satu posisi tertentu.Suatu medium disebut:

1. linear jika gelombang yang berbeda di semua titik


tertentu di medium bisa dijumlahkan,
2. terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak terbatas
3. seragam jika ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang
berbeda Gambar 4. Gelombang Berjalan
4. isotropic jika ciri fisiknya "sama" pada arah yang
berbeda
Seutas tali OB . Titik O digetarkan terus menerus,
sehingga gelombang merambat menuju B dengan
Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan
Amplitudo A , frekuensi f , panjang gelombang dan
energi (energi getaran). Ada beberapa macam-macam
cepat rambat v. Titik P berjarak x dari asal getaran O,
gelombang.
maka waktu yang digunakan untuk merambat dari titik
Menurut arah getarnya: O ke titik P adalah jarak dibagi kecepatan atau (top =
). Bila O telah bergetar t sekon maka titik p akan
1. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah bergetar selama
getarnya tegak lurus terhadap arah rambatannya. Contoh:
gelombang pada tali, gelombang permukaan air, Tp = t top = ( t - )...............................................(2.1)
gelombang cahaya, dll.
Persamaan gelombangnya menjadi :
y = A sin tp = A sin (t - )...................................(2.2)

Dalam bentuk yang lain persamaan gelombang


tersebut menjadi:
Y = A sin (t kx).............................................(2.3)
= 2f = Frekuensi sudut (rad/s)

Gambar 2. Gelombang Transversal k= bilangan gelombang


2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah
getarnya sejajar atau berimpit dengan arah rambatannya. Tanda pada amplitudo A menunjukkan:
Contoh: gelombang bunyi dan gelombang pada pegas. -: gelombang merambat ke kiri
+: gelombang merambat ke kanan
Tanda pada konstanta x menunjukkan:
+ : titik asal getaran ke atas
- : titik asal getaran ke bawah
Kecepatan dan percepatan simpangan
Kecepatan v adalah turunan dari simpangan
= atau = cos ( )......................(2.4)
dengan nilai kecepatan maksimum adalah
vmax = A................................................................(2.5)
Percepatan a adalah
= atau v = sin( ) = y...(2.6)
Gambar 3. Gelombang Longitudinal
Menurut amplitudo dan fasenya :
dengan nilai percepatan maksimum
1. Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo amax = A2 .............................................................(2.7)
dan fasenya sama di setiap titik yang dilalui gelombang.
Sudut Fase, Fase dan beda fase
2. Gelombang diam (stasioner) adalah gelombang yang Persamaan dapat diubah menjadi :
amplitudo dan fasenya berubah (tidak sama) di setiap y = A sin (t kx)......................................(2.8)
titik yang dilalui gelombang. y = A sin 2 ( )..........................................(2.9)
y = A sin 2................................................(2.10)

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


Sudut fase adalah nilai sudut dari sin : Perpaduan antara gelombang datang dan
= 2........................................................(2.11)
........................................................(2.11) gelombang pantul adalah:
yp = Ap cos (t kl)............................................(2.21)
Fase
= ( )....................................................(2.12) Ap adalah amplitudo maksimum dengan
persamaan variabel sinus, sehingga ada nilai
maksimum dan nilai minimum nol. Dengan demikian
Beda fase
dapat ditentukan titik simpul dan titik perut, sbb:
= 2 1 = ( - )..........................................(2.13)
Titik Simpul dan Titik Perut
Dari persamaan didapat
- Gelombang Diam (Stasioner) yp = 2 Asin (kx) cos (t kl).............................(2.22)
yp = Ap cos (t kl)............................................(2.23)

Titik Perut
Titik perut adalah titik yang amplitudonya selalu
maksimum
Ap = 2 Asin (kx) = 2A ........................................(2.24)
Sin (kx) = 1.........................................................(2.25)
# $ % ) ( &'#)
(kx) = , , , = ..........................(2.26)
( &'#)
x= ..................................................(2.27)

Titik perut
&
( (
x = = (2n 1) , n = 1,2,3,.............................(2.28)

Titik Simpul
Gambar 5. Gelombang Diam (Stasioner) Titik simpul adalah titik yang amplitudonya selalu nol.

Gelombang stasioner adalah gelombang hasil Ap = 2 Asin (kx) = 0 ..........................................(2.29)


perpaduan atau interferensi dua gelombang yang berlawanan arah,
yaitu gelombang datang dan gelombang pantul yang memiliki sin (kx) = 0 ...................................................(2.30)
amplitudo dan frekuensi sama. Pada gelombang stasioner ada
titik-titik yang selalu bersimpangan maksimum (titik perut) dan
,
(kx) = 0, 2,
, ..... = nn ...................................(2.31)
ada titik-titik yang simpangannya selalu nol (titik simpul). Yang
di bahas disini adalah gelombang pada tali .
....................................................(2.32)
x = n
1. Persamaan gelombang stasioner ujung terikat
Titik Simpul
Seutas tali panjangnya l dari OB , titik O digetarkan
terus menerus dan titik B diikat. Titik P berada X dari ujung &
(
terikat. Hasil perpaduan gelombang datang dan gelombang pantul x= = (2n) , n = 0, 1, 2, 3, ....... ...................(2.33)
adalah gelombang stasioner dan membentuk simpul dan perut.

Gambar 6. Gelombang stasioner ujung terikat

Akan kita tinjau perpaduan gelombang datang dan


gelombang pantul di titik P Gelombang merah adalah gelombang
datang merambat ke kanan.
y1 = Asin (t k(l - x))...........................................(2.14)

Gelombang hijau adalah gelombang pantul merambat


dari O - P - B - P dan berubah fase 180 derajat maka sudut Gambar 7. Titik simpul dan titik perut gelombang
ditambah phi : stasioner ujung terikat
y2 = Asin ((t k(l +x)) + )...........................................(2.15)
y2 = Asin (- (t k(l+x))))..............................................(2.16) 2. Persamaan Gelombang Stasioner ujung bebas
yp = y1 + y2 ..........................................................(2.17)
yp = Asin ((t k(l + x)) + Asin ( - (t k(l + x))................(2.18) Seutas tali panjangnya l dari OB , titik O
yp = Asin (t kl + kx) + Asin ( - t + kl + kx)....................(2.19) digetarkan terus menerus dan titik B diikat. Titik P
yp = 2 Asin (kx) cos (t kl)...........................................(2.20) berada X dari ujung terikat. Hasil perpaduan
gelombang datang dan gelombang pantul adalah
gelombang stasioner dan membentuk simpul dan
perut.

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


Gelombang stasioner biasa juga disebut
gelombang tegak, gelombang berdiri atau gelombang diam
adalah gelombang yang terbentuk dari perpaduan atau
interferensi dua buah gelombang yang mempunyai
amplitudo dan frekuensi yang sama, tapi arah
rambatnya berlawanan. Amplitudo pada gelombang
stasioner tidak konstan, besarnya amplitudo pada
setiap titik sepanjang gelombang tidak sama. Pada
Gambar 8. Gelombang stasioner ujung bebas
simpul amplitudonya nol, dan pada perut amplitudonya
maksimum. Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan
Akan kita tinjau perpaduan gelombang datang dan
oleh gelombang untuk menempuh satu panjang gelombang penuh.
gelombang pantul di titik P Gelombang merah adalah gelombang
Panjang gelombang ( () adalah jarak yang ditempuh
datang merambat ke kanan.
dalam waktu satu periode. Frekuensi gelombang adalah
y1 = Asin (t k (l x)) .......................................(2.34)
banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu.
Gelombang hijau adalah gelombang pantul merambat
dari O - P - B - P dan berubah fase 180 derajat maka sudut
ditambah.
- Gelombang Stasioner
y2 = Asin ((t k(l + x)).........................................(2.35)
Super posisinya menjadi
yp = 2 Acos (kx) sin (t kl)......................................(2.36)
yp = Ap sin (t kl)...............................................(2.37)

Ap adalah amplitudo dengan persamaan variabel


cosinus sehingga ada nilai maksimum dan nilai minimum nol.
Dengan demikian dapat ditentukan titik simpul dan titik perut,
sbb:
Gambar 10. Gelombang berjalan
Titik Perut dan Titik Simpul
Titik Perut adalah titik yang amplitudonya selalu maksimum: Bila seutas tali dengan tegangan tertentu
Ap = 2 Asin (kx) = 2A ...............................................(2.24) digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat suatu
Sin (kx) = 1............................................................(2.25)
# $ % ) ( &'#)
bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan
(kx) = , , , = ....................................(2.26) arah rambat gelombang. Gelombang ini dinamakan
( &'#)
x= ..................................................(2.27) gelombang transversal. Cepat rambat gelombang (v) adalah
Titik perut jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu. Secara
& umum, cepat rambat gelombang dapat dirumuskan sebagai
( (
x = = (2n 1) , n = 1,2,3,...... .................................(2.28)
berikut :
Titik Simpul
Titik simpul adalah titik yang amplitudonya selalu nol.
=xf
Dimana :
Ap = 2 Asin (kx) = 0 ............................................(2.29)
v = cepat rambat gelombang (m/s)
sin (kx) = 0 ...................................................(2.30)
= panjang gelombang (m)
(kx) = 0, , 2, ..... = n
.........................................(2.31)
f = frekuensi (Hz)
....................................................(2.32)
x = n
Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang
pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat
Titik Simpul
menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa
& simpul dan perut gelombang. Dari gambar di atas diketahui bahwa
(
x= = (2n) , n = 0, 1, 2, 3, ....... ..............................(2.33)
amplitudo adalah jarak antara perut gelombang dengan arah
cepat rambatnya. Sedangkan panjang gelombang
adalah jarak satu perut dan satu lembah yang terdiri
Silahkan lihat Gambar dimana titik perut dan titik simpulnya:
dari tiga simpul.

- Sensor Koil elektromagnetik

Sensor koil elektromagnetik adalah


perangkat yang berfungsi sebagai transduser yang
menangkap getaran mekanik dari dawai dan
mengubahnya menjadi sinyal elektrik yang kemudian
diteruskan ke penguat suara. Prinsip dasarnya adalah
dengan memanfaatkan induksi elektromagnet, yang
Gambar 9. Titik perut dan titik simpul gelombang stasioner mana getaran senar "mengganggu" garis-garis gaya
ujung bebas elektromagnetik.

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


prinsipnya, komunikasi serial adalah komunikasi
dimana transmisi data dilakukan per bit. Interface
serial hanya membutuhkan jalur yang sedikit
(umumnya hanya 2 jalur), sehingga lebih menghemat
pin jika dibandingkan dengan interface parallel.
Komunikasi serial ada 2 macam, asynchronous serial
dan synchronous serial :
Synchronous serial adalah komunikasi
dimana hanya ada satu pihak (pengirim dan
penerima) yang menghasilkan clock dan
mengirimkan clock tersebut bersama-sama
dengan data. Contoh penggunaan
synchronous serial terdapat pada transmisi
Gambar 11. Spul Gitar data keyboard.
Asynchronous serial adalah komunikasi
Spul Gitar magnetik terdiri atas sebuah magnet dimana kedua pihak (pengirim dan
permanen, seperti AlNiCo, yang dibalut dengan ratusan lilitan penerima) masing-masing menghasilkan
kawat berlapis tembaga. Pickup magnetik paling sering ditemukan clock namun hanya data yang
di bagian badan gitar, walaupun terkadang juga dipasang di ditransmisikan, tanpa clock. Agar data yang
bagian bridge maupun leher gitar, seperti pada kebanyakan gitar dikirim sama dengan data yang diterima,
jazz elektro-akustik. Getaran senar yang kemagnetannya rendah maka kedua frekuensi clock harus sama dan
memodulasi fluks magnetik pada kumparan pickup, sehingga harus terdapat sinkronisasi. Setelah ada
menginduksi arus bolak-balik yang melalui kawat kumparan. sinkronisasi, pengirim akan mengirimkan
Sinyal ini kemudian diteruskan melalui kabel untuk diperkuat datanya sesuai dengan frekuensi clock
maupun direkam. Secara umum, cara kerja pickup dapat penerima. Contoh penggunaan
digambarkan menggunakan konsep sirkuit magnetik, dimana asynchronous serial adalah pada Universal
getaran senar akan mempengaruhi reluktans magnetik di dalam Asynchronous Receiver Transmitter
sirkuit yang dihasilkan oleh magnet permanen. (UART) yang digunakan pada serial port
(COM) computer. Sistem komunikasi serial
- Magnet Neodymium bisa dengan menggunakan berbagai macam
protocol. protocol-protocol yang bisa
digunakan untuk komunikasi serial adalah
sebagai berikut :
Komunikasi serial RS232 adalah suatu
protocol komunikasi serial yang mode
pengoperasiannya single ended artinya
Signal RS232 di representasikan dengan
level tegangan +3V sampai +12V sebagai
ON atau stat 0 atau disebut sebagai kondisi
SPACE, sedangkan tegangan -3V sampai -
12V direprensentasikan sebagai OFF atau
stat 1 atau disebut sebagai kondisi MARK.
Komunikasi data pada RS232 dilakukan
dengan satu transmitter dan satu reciever,
Jadi sistem komunikasinya yaitu antara 2
Gambar 12. Magnet Neodymium device saja.RS232 dirancang untuk data rate
maximum 20 kb/s dan dengan jarak
maksimum sekitar 20 Ft. Signal RS232 di
Neodymium adalah kombinasi dari beberapa logam yang representasikan dengan level tegangan +3V
memiliki sifat magnet yang sangat kuat. Dikenal dengan beberapa sampai +12V sebagai ON atau stat 0 atau
nama, seperti NIB magnet, neos, Neodymium-Iron-Boron atau disebut sebagai kondisi SPACE, sedangkan
Nd-Fe-B magnet. Magnet ini mampu mengangkat logam yang tegangan -3V sampai -12V
berpuluh kali lipat lebih berat dibanding massanya sendiri. direprensentasikan sebagai OFF atau stat 1
Dengan adanya kekuatan kemagnetan yang sangat besar ini, kita atau disebut sebagai kondisi MARK.
bisa mengaplikasikannya di banyak bidang, atau meningkatkan Komunikasi serial dengan RS232 ini
kualitas sesuatu yang melibatakan magnet di dalamnya. Sangat dipasaran sudah tersedia IC yang dapat
banyak hal yang menyenangkan yang bisa kita lakukan dengan digunakan dan sudah compatible
magnet yang kuat, mulai dari permainan, fungsi keseharian, mikrokontroller yaitu IC 232 seperti
hingga percobaan serius. MAX232, dll. IC ini banyak di gunakan
dalam aplikasi-aplikasi komunikasi data
- Komunikasi Serial dengan RS232.

Komunikasi serial adalah komunikasi dimana - Motor DC


pengiriman data dilakukan per bit, sehingga lebih lambat
dibandingkan komunikasi parallel seperti pada port printer yang Motor DC memerlukan suplai tegangan yang
mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali detak. Beberapa searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi
contoh komunikasi serial adalah mouse, scanner dan sistem energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc
akuisisi data yang terhubung ke port COM1 / COM2. Pada disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika
terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet,
maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada
setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-
balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasa
tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan
menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik
arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam medan
magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu
lilitan yang bisa berputar bebas di antara kutub-kutub magnet
permanen. Gambar 14. Sinyal PWM
Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus
yang mengalir pada penghantar yang berada dalam medan
dari signal PWM. *+, adalah waktu keluaran bernilai
Pada gambar 2.13 adalah salah satu bentuk gelombang
magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh megnet
permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub tinggi high dan *+-- waktu keluaran bernilai
rendah low . Sedangkan *./01+2/ adalah waktu
magnet dari kutub utara ke kutub selatan. Menurut hukum gaya
Lourentz, arus yang mengalir pada penghantar yang terletak
T4567895 = T8: +
keseluruhan dari gelombang PWM tersebut. Dimana
dalam medan magnet akan menimbulkan gaya. Gaya F, timbul
T8<< ..............................................(2.34)
tergantung pada arah arus I, dan arah medan magnet B.

Gambar 15. Bentuk signal PWM dengan variasi duty


cycle 12.5 % dan 75 %
Gambar 13. Konstruksi Motor DC

Belitan stator merupakan elektromagnet, dengan penguat - Perancangan Piranti Elektronika Alat
magnet terpisah F1-F2. Belitan jangkar ditopang oleh poros Pengukur Kecepatan Rambat Gelombang
dengan ujung-ujungnya terhubung ke komutator dan sikat arang pada Kawat
A1-A2. Arus listrik DC pada penguat magnet mengalir dari F1
menuju F2 menghasilkan medan magnet yang memotong belitan Sistem pengukur kecepatan rambat
jangkar. Belitan jangkar diberikan listrik DC dari A2 menuju ke gelombang pada kawat dengan metode Melde adalah
A1. Sesuai kaidah tangan kiri jangkar akan berputar berlawanan untuk membuktikan bahwa cepat rambat gelombang
jarum jam. (v) berbanding lurus dengan tegangan tali (F) yang
Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada mana cepat rambat gelombang bertambah, begitu
arus yang mengalir pada penghantar yang berada dalam medan pula sebaliknya, apabila tegangan talinya berkurang
magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh megnet atau diperkecil maka cepat rambatnya akan kecil.
permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub Piranti elektronika ini terdiri dari sensor strain gauge
magnet dari kutub utara ke kutub selatan. Menurut hukum gaya dan Sensor koil elektromagnetik, rangkaian minimum
Lorentz, arus yang mengalir pada penghantar yang terletak dalam sistem mikrokontroler yang dilengkapi dengan
medan magnet akan menimbulkan gaya. Gaya F, timbul rangkaian ADC sebagai pengkondisi signal dan
tergantung pada arah arus I, dan arah medan magnet B. komunikasi serial untuk melakukan komunikasi antara
rangkaian elektronika dengan komputer. Secara garis
- Pulse Width Modulation besar cara kerja piranti elektronikanya digambarkan
pada blok diagram seperti gambar
PWM adalah suatu teknik yang digunakan untuk
mengontrol kerja dari suatu alat atau menghasilkan suatu tegangan
DC yang variabel. Rangkaian PWM adalah rangkaian yang lebar
pulsa tegangan keluarannya dapat diatur atau dimodulasi oleh
sebuah sinyal tegangan modulasi. Disamping itu kita dapat
menghasilkan suatu sinyal PWM dengan menentukan frekuensi
dan waktu dari variabel ON dan OFF. Pemodulasian sinyal yang
beragam dapat menghasilkan duty cycle yang diinginkan.

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


- Perancangan Perangkat Elektronik

Sistem elektronika pada sistem


instrumentasi ini terdiri atas skematik Mikrokontroler,
Strain gauge amplifier (AD620), precision, driver
motor, power supply 5 volt dan power supply 12
volt.

- Rangkaian Strain gauge amplifier


(AD620)

Gambar 16. Blok diagram sistem alat pengukur kecepatan


rambat gelombang pada kawat

Pada gambar 16, gaya tegang tali diberikan oleh tarikan


motor dc, sedangkan besar gaya tarikannya dibaca oleh sensor
strain gauge. Untuk membangkitkan gelombang pada kawat,
kawat akan dialiri sinyal listrik sinusoidal yang frekuensinya
dapat diatur, dan kawat diletakkan diantara dua buah kutub
magnet permanen. Batang magnet permanen dipasang ditengah
tengah panjang kawat. Untuk mengetahui besarnya simpangan Gambar 19. Rangkaian Strain gauge amplifier (AD620)
getaran yang timbul, digunakan sensor koil elektromagnetik yang
akan menghasilkan tegangan listrik sebanding dengan besarnya Rangkaian Strain gauge amplifier ini
simpangan getaran pada kawat. Tegangan listrik yang dihasilkan berfungsi sebagai penguat tegangan yang dihasilkan
akan dibaca oleh mikrokontroler melalui ADC. Semua proses oleh sensor Strain gauge amplifier yang hanya
pengaturan dan pengambilan data dilakukan oleh mikrokontroler, menghasilkan tegangan yang sangat kecil sehingga
dan hasilnya ditampilkan ke komputer yang terhubung melalui membutuhkan suatu rangkaian penguat agar tegangan
komunikasi serial. yang dihasilkan dapat terbaca oleh ADC. Pada JP1
sebagai tegangan untuk rangkaian strain gauge
amplifier dimana terdapat 3 kaki masukan yaitu kaki 1
- Perancangan Mekanik Alat Pengukur Kecepatan +12V, kaki 2 ground dan pada kaki 3 -12V. Pada JP2
Gelombang Pada Kawat terdapat 4 kaki masukan, dimana 2 kaki sebagai
supply strain gauge yaitu sebesar 3,12V dan 2 kaki
Sistem mekanik alat pengukur kecepatan rambat sebagai input sensor strain gauge yang hasil
gelombang pada kawat adalah sebagai sumber getaran yang akan tegangannya akan diperkuat sesuai dengan keperluan.
diukur frekuensinya. Gelombang yang terjadi karena kawat yang Pada 2 kaki tegangan sensor langsung terhubung pada
teraliri arus listrik melewati medan magnet yang cukup besar diode zener 4v6, dimana keluaran dari diode zener
sehingga terjadi gelombang. Untuk mendapatkan data hasil akan menghasilkan tegangan 3,12V yang dialirkan
pengukuran yang baik maka perancangan sistem mekanik harus dari tegangan strain gauge amplifier yang sebesar
mempertimbangkan beberapa hal diantaranya kawat yang 12V sedangkan 2 kaki input sensor merupakan hasil
digunakan, detektor (sensor) koil elektromagnetik yang keluaran tegangan dari sensor strain gauge. VR2
digunakan, motor DC sebagai penarik kawat, magnet yang sebagai pengatur batas bawah tegangan sensor untuk
digunakan, sensor strain gauge dengan model ditarik. dijadikan 0V karena sensor strain gauge sudah
menghasilkan tegangan sebelum diberi beban
sedangkan fungsi VR1 sebagai pengatur batas atas
tegangan dan RG yang dapat diatur berapa besar
penguatan yang diinginkan oleh peneliti atau sama
dengan tegangan keluaran maximum sensor sebesar
4,89 Volt, Fungsi dari R2 dan C1 sebagai filter yang
berguna agar nilai tegangan yang dihasilkan oleh
AD620 tidak fluktuatif, dan hasil dari penguatan
AD620 dikeluarkan pada J3 yang akan dihubungkan
Gambar 17. Sistem mekanik Alat Pengukur Kecepatan Rambat dikaki ADC pada mikrokontroler.
Gelombang pada kawat dengan kondisi tampak dari atas

Gambar 18. Sistem mekanik Alat Pengukur Kecepatan Rambat


Gelombang pada kawat dengan kondisi nampak dari bawah

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


- Rangkaian Precision memiliki daya hingga 150 watt dan arus yang
dikeluarkan sampai 10A dengan cara ini arus yang
masuk ke regulator hanya sedikit. Output
membutuhkan arus besar maka disuplai oleh transistor
apabila transistor mampu bertahan pada arus yang
besar maka sistem ini akan menjadi stabil karena tidak
dibebani arus yang besar. Arus besar akan melewati
transistor dengan demikian fungsi transistor ini
adalah untuk menyuplai arus yang besar dan regulator
untuk penstabil tegangan. Dan J2 akan masuk ke
perangkat mikrokontroler sebagai supply tegangan.

Power supply 12V yang berfungsi sebagai


supply untuk motor DC, rangkaian precision, dan
Gambar 20. Rangkaian Precision strain gauge amplifier.
Rangkaian Precision digunakan untuk menghubungkan
dengan detektor koil elektromagnetik dimana berfungsi sebagai
perubahan sinyal arus bolak balik menjadi sinyal arus searah
sehingga dapat dihubungkan dan dibaca dengan mikrokontroler.
Dalam hal ini dilakukan 2 kali penguatan dengan rangkaian non-
inverter. Sehingga ketika masuk kedalam rectifier maka tegangan
yang berawal masih dalam kondisi arus bolak balik maka diubah
menjadi arus searah.

- Rangkaian Driver Motor


Sebuah motor DC dapat dibuatkan sistem elektronik
yang dapat bergerak maju dan mundur karena berfungsi sebagai Gambar 23. Rangkaian regulator 12V
menarik dan mengendurkan regangan pada kawat dengan
tegangan yang di berikan 24 volt dan kecepatan motor tersebut Seperti halnya power supply 5V sebelumnya, cara
konstan. kerja power supply ini hampir sama dengan power supply
12V yang berbeda pada rangkaian ini peneliti membutuhkan
tegangan 12V, sehingga pada rangkaian ini membutuhkan
IC regulator LM7912 yang dapat membuat teganagan
supply menghasilkan keluaran 12V. Sehingga pada kaki 1
J4 akan menghasilkan +12V, kaki 2 ground sedangkan kaki
3 menghasilkan -12V.

- Perancangan Piranti Lunak

Perancangan perangkat lunak dari sistem


alat pengukur kecepatan rambat gelombang pada
kawat ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
Gambar 21. Rangkaian Driver motor perencanaan program mikrokontroler dan program
LabVIEW.
- Rangkaian Power Supply
Power supply adalah rangkaian elektronika yang
berfungsi untuk memasok daya ke komponen lain pada perangkat - Pemrograman Mikrokontroler
elektronika. Semua komponen elektronika yang ada dalam suatu
perangkat elektronika akan memperoleh pasokan daya dari power Mikrokontroler pada sistem ini digunakan
supply tersebut. untuk membaca data dari sensor strain gauge dan
detektor koil elektromagnetik. Data perubahan cepat
rambat yang merupakan besaran analog dikonversi
menjadi besaran digital oleh ADC pada
mikrokontroler. Tegangan anolog ini diumpankan
melalui port ADC yang terintegrasi pada IC
ATmega8. Bahasa yang akan digunakan sebagai
compiler pada mikrokontroler ini adalah bahasa
BASIC pada BASCOM AVR. Karena akan
menggunakan beberapa device pada satu com port,
maka metode pemrogramannya adalah master slave.
Gambar 22. Rangkaian regulator 5V Komputer akan sebagai master sedangkan
mikrokontroler sebagai slave, dimana pada tiap-tiap
Pada pin J1 pin kaki 1 dihubungkan ke ground dan kaki slave akan diberikan alamat yang berbeda agar data
2 dihubungkan ke 12V. Diode (D1) pada rangkaian ini digunakan yang dikirimkan hanya sampai ke slave yang dituju.
sebagai penyearah arus yang masuk melalui PLN, diode ini akan Sebelum master mengirimkan data semua peralatan
mengubah tegangan ac menjadi dc sesuai yang dibutuhkan power elektronik atau slave berada pada posisi penerima
supply. Regulator IC 7805 berguna untuk menjaga tegangan stabil hingga salah satu memerlukan untuk mengirimkan
sedangkan arus akan di-supply oleh transistor TIP2955 karena data, maka peralatan tersebut akan berpindah ke-mode

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


pengirim, mengirimkan data dan kembali ke-mode penerima.
Setiap kali peralatan elektronik tersebut hendak mengirimkan
data, maka terlebih dahulu harus diperiksa, apakah jalur yang
akan digunakan sebagai media pengiriman data tersebut tidak
sibuk. Apabila jalur masih sibuk, maka peralatan tersebut harus
menunggu hingga jalur sepi.
Peralatan elektronik - elektronik yang lain akan
menerima data tersebut, maka data selanjutnya akan diambil
untuk diproses lebih lanjut.

Gambar 25. Diagram alur penerimaan data pada


kendali dan monitoring alat pengukur kecepatan
Gambar 24. Diagram alur program mikrokontroler rambat gelombang pada kawat berbasis LabVIEW

Dalam diagram diatas, diagram alur dari program Setelah inisialisasi maka program kendali
mikrokontroler yang digunakan program BASCOM AVR untuk dan monitoring alat ukur kecepatan gelombang pada
mikrokontroler, kristal dan baudrate yang digunakan. Pada saat kawat akan menunggu sampai tombol start di tekan.
start, sistem mikrokontroler berjalan dengan pendefinisian fungsi Setelah tombol start ditekan maka program kendali
portb.1 dan portb.2 sebagai pengaturan pwm, portd.7 dan portb.0 dan monitoring alat pengukur kecepatan rambat
sebagai output motor dc, portc.5 sebagai sensor strain gauge, gelombang pada kawat akan mengirimkan data gaya
portc.4 sebagai detektor koil elektromagnetik. Dimana ketika ke mikrokontroler dan jika sistem sudah ready, maka
program kendali dan monitoring alat ukur kecepatan gelombang mikrokontroler akan mengirim frekuensi, data
pada kawat berjalan, maka akan mengaktifkan motor dc, sensor frekuensi dan amplitudo akan terbaca di kendali dan
strain gauge, dan detektor koil elektromagnetik. Ketika gaya monitoring alat berbasis LabVIEW berupa grafik
sudah didapatkan maka motor dc akan berhenti dan function frekuensi dan amplitudo. Jika data yang diharapkan
generator akan aktif menghasilkan sinyal listrik yang tersambung sudah didapat maka dapat di save dan scan data akan
dengan kawat. Semua pembacaan data gaya dan frekuensi akan tetap berjalan, maka data tersebut akan di simpan
dikirim pada program kendali dan monitoring alat ukur kecepatan dalam excel. Berikut tampilan front panel LabVIEW :
gelombang pada kawat kemudian didisplaykan pada xy graph.
Proses akan berulang sampai nilai frekuensi resonansi yang
didapatkan dari setiap gaya yang diukur didapat.

- Pemrograman Kendali dan Monitoring Alat


Pengukur Kecepatan Rambat Gelombang pada
Kawat di LabVIEW

Berikut ini merupakan diagram alur dari program


kendali dan monitoring alat pengukur kecepatan gelombang pada
kawat.

Gambar 26. Front panel monitoring LabVIEW

Pada gambar 26 flowchart program kendali


dan monitoring alat pengukur kecepatan rambat
gelombang pada kawat digunakan untuk pengendalian
pwm function generator dan menampilkan data yang
telah terukur melalui mikrokontroler. Ketika program
LabVIEW diaktifkan maka sistem akan menunggu
nilai masukan gaya yang akan diukur. Dan berapa
massa persatuan panjang yang sudah dihitung. Ketika

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


tombol start ditekan sistem akan mengirimkan perintah power - Gaya 0,5 Newton dengan = 0,975 x 10-4
motor (pwm) pada mikrokontroler dan motor akan berputar Kg/m
kemudian mikrokontroler akan membaca data adc dari sensor
gaya, ketika nilai adc sudah sesuai maka motor berhenti sesuai
dengan gaya yang diharapkan. Data yang telah dibaca oleh Frekuensi (Hz) Vs Nilai ADC Amplitudo
25
mikrokontroler akan dikirimkan lagi pada program kendali dan

Nilai ADC Amplitudo


monitoring alat ukur kecepatan rambat gelombang pada kawat dan 20
akan pada panel LabVIEW. Dalam display LabVIEW akan tampil 15
grafik gelombang yang didapatkan dari input detektor koil 10
elektromagnetik berupa tegangan adc. ketika data gelombang
5
sudah didapatkan maka tombol save ditekan dan sistem akan
berhenti lalu sistem akan menyimpan data yang telah diambil 0
ketika program kendali dan monitoring alat pengukur kecepatan 0 50 100 150 200 250
rambat gelombang pada kawat dijalankan dan disimpan di excel. Frekuensi (Hz)
Lihat gambar 27.
Gambar 28. Grafik antara Frekuensi (Hz) vs Nilai
ADC Amplitudo dengan Gaya 0,5 N

Dalam grafik bisa dilihat bahwa nilai ADC


amplitudo tertinggi berada pada frekuensi 126 Hz.
Dimana pada frekuensi tersebut terjadinya resonansi
pertama yang penulis dapatkan dalam percobaan.
Maka frekuensi tersebut dianggap sebagai frekuensi
resonansi pada ordo pertama.

Rumus Percobaan :

=2xl

= 2 x 0,32 m

= 0,64 m

=xf
Gambar 27. Blok diagram monitoring LabVIEW
= 0,64 x 126 Hz
Pada blok diagram monitoring pada LabVIEW terdapat
7 blok bagian. Dimana pada blok pertama berada pada sisi kiri = 80,64 m/s
gambar 3.16 terdapat perintah untuk mengaktifkan tombol start
yang berada pada sebuah loop, yang artinya ketika tombol belum Rumus Melde :

>
ditekan maka sistem tidak akan bekerja ke-step selanjutnya
==
meskipun nilai gaya dan massa persatuan panjang dimasukkan.
Setelah proses blok kiri terpenuhi maka sistem akan berjalan ke-
step selanjutnya, dimana jika nilai cepat rambat dalam

0,5 B
perhitungan sudah didapat maka nilai tersebut diubah dari desimal

==
ke-string sehingga bisa terbaca oleh program kendali dan
monitoring alat ukur kecepatan rambat gelombang pada kawat. 0,0975 10 Kg/m
Lalu dikirim ke visa write untuk memberikan perintah pada
mikrokontroler. Perintah dari mikrokontroler dikirim ke visa read
untuk dibandingkan setelah tanda R terpenuhi maka bisa = 71,61 m/s
berjalan ke-step selanjutnya. Pada blok selanjutnya maka nilai
pwm akan aktif mulai dari angka 30 sampai 1020 yang iterasi 5 Hal ini dilakukan dengan 5 kali percobaan
angka, dalam setiap kenaikan 5 angka tersebut akan dibaca oleh dan berikut hasil percobaannya.
visa read hasilnya akan di plot ke xy graph. tanda save yang
berada pada loop artinya ketika tombol save ditekan maka sistem Tabel 1. Data percobaan gaya 0,5 Newton
akan berhenti dan data yang sudah didapat akan di save.
10
V v
HASIL DAN PEMBAHASAN Gaya f percobaan Melde

0,0975
(N) (Hz) (Kg/m) (meter) (m/s) (m/s)

0,0975
0,5 127 0,64 81,28 71,61

0,0975
Membahas penentuan nilai konstanta pegas yang 0,5 128 0,64 81,92 71,61

0,0975
digunakan, dan pengambilan data dari sistem yang dibuat. 0,5 126 0,64 80,64 71,61

0,0975
Pengujian pengujian tersebut meliputi: 0,5 134 0,64 85,76 71,61
0,5 128 0,64 81,92 71,61
v = v =
82,304 71,61

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


L M56N8OPP:' L Q5R95
Kesalahan relative = K K x 100 % Hal ini dilakukan dengan 5 kali percobaan
L M56N8OPP: dan berikut hasil percobaannya.
S ,$T(')#,U#
=K K x 100%
S ,$T(
Tabel 2. Data percobaan gaya 1 Newton

10
= 12,99 % V
Gaya f percobaan v Melde

0,0975
Ketepatan = 100% - 12,99 % (N) (Hz) (Kg/m) (meter) (m/s) (m/s)

0,0975
1 189 0,64 120,96 101,27

0,0975
= 87,01 % 1 186 0,64 119,04 101,27

0,0975
1 181 0,64 115,84 101,27
Dari perhitungan yang penulis dapatkan dalam 5 kali
0,0975
1 190 0,64 121,6 101,27
percobaan maka bisa kita lihat bahwa kesalahan relative 12,99% 1 180 0,64 115,2 101,27
dan ketepatan 87,01%. Kesalahan ini didapat karena kecilnya nilai v = v =
dari detektor koil elektromagnetik, ini dikarenakan detektor koil 118,53 101,27
elektromagnetik yang digunakan kurang sensitif. Nilai cepat
rambat percobaan dengan nilai cepat rambat perhitungan Melde
L M56N8OPP:' L Q5R95
Kesalahan relative = K K x 100 %
memiliki selisih 10,649 m/s. Jika dilihat dari nilai kumulatif yang
didapatkan. L M56N8OPP:

##S,%$'#T#, )
- Gaya 1 Newton dengan = 0,975 x 10-4 Kg/m =K K x 100%
##S,%$

Frekuensi (Hz) Vs Nilai ADC Amplitudo = 14,56 %


40
Nilai ADC Amplitudo

30 Ketepatan = 100% - 14,56 %

20 = 85,44 %
10
Dari perhitungan yang penulis dapatkan dalam
0 5 kali percobaan maka bisa kita lihat bahwa kesalahan
0 100 200 300 400 relative 14,56% dan ketepatan 85,44%. Kesalahan ini
Frekuensi (Hz) didapat karena kecilnya nilai dari detektor koil
elektromagnetik, ini dikarenakan detektor koil
Gambar 29. Grafik antara Frekuensi (Hz) vs Nilai ADC Amplitudo elektromagnetik yang digunakan kurang sensitif. Nilai
dengan Gaya 1 N cepat rambat percobaan dengan nilai cepat rambat
dalam perhitungan Melde, memiliki selisih 17,26 m/s.
Dalam grafik bisa dilihat bahwa nilai ADC amplitudo tertinggi Jika dilihat dari nilai kumulatif dari nilai cepat rambat
berada pada frekuensi 186 Hz. Dimana pada frekuensi tersebut percobaan dengan nilai cepat rambat perhitungan
terjadinya resonansi pertama yang penulis dapatkan dalam percobaan. Melde.
Maka frekuensi tersebut dianggap sebagai frekuensi resonansi pada ordo
pertama. - Gaya 1,5 Newton dengan = 0,975 x 10-4
Kg/m
Rumus Percobaan :

=2xl Frekuensi (Hz) Vs Nilai ADC Amplitudo


40
= 2 x 0,32 m
Nilai ADC Amplitudo

30
= 0,64 m 20
10
=xf 0
0 100 200 300 400
= 0,64 m x 186 Hz
Frekuensi (Hz)
= 119,04 m/s

Rumus Melde: Gambar 30. Grafik antara Frekuensi (Hz) vs Nilai


ADC Amplitudo dengan Gaya 1,5 N

>
==
Dalam grafik bisa dilihat bahwa nilai ADC
amplitudo tertinggi berada pada frekuensi 231 Hz.
Dimana pada frekuensi tersebut terjadinya resonansi

1B
pertama yang penulis dapatkan dalam percobaan.
==
0,0975 10 Kg/m
Maka frekuensi tersebut dianggap sebagai frekuensi
resonansi pada ordo pertama.

= 101,27 m/s

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


Rumus Percobaan : - Gaya 2 Newton dengan = 0,975 x 10-4
Kg/m
=2xl

= 2 x 0,32 m Frekuensi (Hz) Vs Nilai ADC Amplitudo


80

Nilai ADC Amplitudo


= 0,64 m 60

40
=xf
20
= 0,64 m x 231 Hz
0
= 147,84 m/s 0 100 200 300 400
Frekuensi (Hz)
Rumus Melde:
Gambar 31. Grafik antara Frekuensi (Hz) vs Nilai
>
==
ADC Amplitudo dengan Gaya 2 N

Dalam grafik bisa dilihat bahwa nilai ADC


amplitudo tertinggi berada pada frekuensi 235 Hz.
1,5 B
Dimana pada frekuensi tersebut terjadinya resonansi
==
0,0975 10 Kg/m
pertama yang penulis dapatkan dalam percobaan.
Maka frekuensi tersebut dianggap sebagai frekuensi
resonansi pada ordo pertama.
= 124,03 m/s
Rumus Percobaan :
Hal ini dilakukan dengan 5 kali percobaan dan berikut
hasil percobaannya. =2xl
Tabel 3. Data percobaan gaya 1,5 Newton
= 2 x 0,32 m

10
V
Gaya f percobaan v Melde = 0,64 m

0,0975
(N) (Hz) (Kg/m) (meter) (m/s) (m/s)
=xf
0,0975
1,5 231 0,64 147,84 124,03

0,0975
1,5 236 0,64 151,04 124,03
= 0,64 m x 235 Hz
0,0975
1,5 227 0,64 145,28 124,03

0,0975
1,5 229 0,64 146,56 124,03
1,5 226 0,64 144,64 124,03 = 150,4m/s
v = v =
147,07 124,03 Rumus Melde :

>
Kesalahan relative = K
L M56N8OPP:' L Q5R95
K x 100 % ==
L M56N8OPP:

#(),T)'# (,T$
=K K x 100% 2B
#(),T)
==
0,0975 10 Kg/m
= 15,66 %

Ketepatan = 100% - 15,66 % = 143,22 m/s

= 84,34% Hal ini dilakukan dengan 5 kali percobaan


dan berikut hasil percobaannya.
Dari perhitungan yang penulis dapatkan dalam 5 kali
percobaan maka bisa kita lihat bahwa kesalahan relative 15,66% Tabel 4. Data percobaan gaya 2 Newton
dan ketepatan 84,34%. Kesalahan ini didapat karena kecilnya nilai

10
dari detektor koil elektromagnetik, ini dikarenakan detektor koil V

elektromagnetik yang digunakan kurang sensitif. Hal ini bisa Gaya percobaan v Melde

0,0975
dikarenakan rancangan mekanik yang kurang baik. Nilai cepat (N) f ( Hz) (Kg/m) (meter) (m/s) (m/s)

0,0975
rambat percobaan dengan nilai cepat rambat dalam perhitungan 2 250 0,64 160 143,22

0,0975
Melde, memiliki selisih 23,03 m/s. Jika dilihat dari nilai kumulatif 2 252 0,64 161,28 143,22

0,0975
dari nilai cepat rambat percobaan dengan nilai cepat rambat 2 248 0,64 158,72 143,22

0,0975
perhitungan Melde. 2 244 0,64 156,16 143,22
2 255 0,64 163,2 143,22
v = v =
159,87 143,22

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


WL M56N8OPP:' WL Q5R95
Kesalahan relative = K K x 100 % 2,5 B
WL M56N8OPP:
==
0,0975 10 Kg/m
#%X,S) '#($,
=K K x 100%
#%X,S)
= 160,12 m/s
= 10,41 %
Hal ini dilakukan dengan 5 kali percobaan
Ketepatan = 100% - 10,41 % dan berikut hasil percobaannya.

= 89,59 % Tabel 5. Data percobaan gaya 2,5 Newton

10
Dari perhitungan yang penulis dapatkan dalam 5 kali V
percobaan maka bisa kita lihat bahwa kesalahan relative 10,41% Gaya f percobaan v Melde
(N) (Hz) (Kg/m) (meter) (m/s) (m/s)
0,0975
dan ketepatan 89,59%. Kesalahan ini didapat karena kecilnya nilai
dari detektor koil elektromagnetik, ini dikarenakan detektor koil
0,0975
2,5 277 0,64 177,28 160,12
elektromagnetik yang digunakan kurang sensitif. Hal ini bisa
0,0975
2,5 285 0,64 182,4 160,12
dikarenakan rancangan mekanik yang kurang baik. Nilai cepat
0,0975
2,5 270 0,64 172,80 160,12
rambat percobaan dengan nilai cepat rambat dalam perhitungan
0,0975
2,5 279 0,64 178,56 160,12
Melde, memiliki selisih 16,65 m/s. Jika dilihat dari nilai kumulatif 2,5 280 0,64 179,2 160,12
dari nilai cepat rambat percobaan dengan nilai cepat rambat v = v =
perhitungan Melde. 178,05 160,12

- Gaya 2,5 Newton dengan = 0,975 x 10-4 Kg/m


WL M56N8OPP:' WL Q5R95
Kesalahan relative = K K x 100 %
WL M56N8OPP:
Frekuensi (Hz) Vs Nilai ADC Amplitudo
#)S,T% '#UT,#
=K K x 100%
60
#)S,T%
Nilai ADC Amplitudo

50
40 = 10,07 %
30
20 Ketepatan = 100% - 10,07 %
10
= 89,93 %
0
0 100 200 300 400 500 Dari perhitungan yang penulis dapatkan dalam
Frekuensi (Hz)
5 kali percobaan maka bisa kita lihat bahwa kesalahan
relative 10,07% dan ketepatan 89,93%. Nilai yang
didapat cukup baik dilihat dari kesalahan relative yang
Gambar 32. Grafik antara Frekuensi (Hz) vs Nilai ADC
cukup kecil, namun kesalahan ini bisa didapat karena
Amplitudo dengan Gaya 2,5 N
detektor koil elektromagnetik yang digunakan kurang
sensitif. Nilai cepat rambat percobaan dengan nilai
Dalam grafik bisa dilihat bahwa nilai ADC amplitudo
tertinggi berada pada frekuensi 270 Hz. Dimana pada frekuensi cepat rambat dalam perhitungan Melde, memiliki
selisih 16,65 m/s. Jika dilihat dari nilai kumulatif dari
tersebut terjadinya resonansi pertama yang penulis dapatkan
nilai cepat rambat percobaan dengan nilai cepat
dalam percobaan. Maka frekuensi tersebut dianggap sebagai
rambat perhitungan Melde.
frekuensi resonansi pada ordo pertama.

Rumus Percobaan : - Gaya 3 Newton dengan = 0,975 x 10-4


Kg/m
=2xl
Frekuensi (Hz) Vs Nilai ADC Amplitudo
= 2 x 0,32 m 80
Amplitudo
Nilai ADC

60
= 0,64 m
40
=xf 20
0
= 0,64 m x 270 Hz 0 200 400 600
Frekuensi (Hz)
= 172,8 m/s
Gambar 33. Grafik antara Frekuensi (Hz) vs Nilai
Rumus Melde : ADC Amplitudo dengan Gaya 3 N

>
==
Dalam grafik bisa dilihat bahwa nilai
amplitudo tertinggi berada pada frekuensi 340 Hz.
Dimana pada frekuensi tersebut terjadinya resonansi
pertama yang penulis dapatkan dalam percobaan.

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


Maka frekuensi tersebut dianggap sebagai frekuensi resonansi - Hasil dari Grafik Labview
pada ordo pertama.
Dari hasil dari grafik program labview yang
Rumus Percobaan : penulis ambil dengan cara pengambilan satu persatu
pergantian gaya dan terus diambil dengan 5 sampel
=2xl pengambilan data dari tiap gaya yang penulis ambil
sehingga kita bisa ambil dari sampel tersebut bahwa
= 2 x 0,32 m data yang penulis ambil untuk mendapatkan frekuensi
resonansinya memiliki perbedaan namun tidak terlalu
= 0,64 m jauh perbedaan yang terjadi. Berikut beberapa sampel
yang penulis tampilkan :
=xf

= 0,64 m x 340 Hz

= 217,6 m/s

Rumus Melde :

>
==

3B
==
0,0975 10 Kg/m
Gambar 34. Percobaan 1 Grafik LabView Frekuensi
(Hz) vs Nilai ADC Amplitudo dengan
Gaya 2 N
= 175,41 m/s

Hal ini dilakukan dengan 5 kali percobaan dan berikut


hasil percobaannya.

Tabel 6. Data percobaan gaya 3 Newton

10
V v
Gaya f percobaan Melde

0,0975
(N) (Hz) (Kg/m) (meter) (m/s) (m/s)

0,0975
3 340 0,64 217,6 175,41

0,0975
3 323 0,64 206,72 175,41

0,0975
3 330 0,64 211,2 175,41 Gambar 35. Percobaan 2 Grafik LabView Frekuensi
(Hz) vs Nilai ADC Amplitudo dengan
0,0975
3 327 0,64 209,28 175,41
3 332 0,64 212,48 175,41 Gaya 2 N
v = v =
211,45 175,41 - Nilai Frekuensi Resonansi (Hz) dengan Gaya
(Newton)

L M56N8OPP:' L Q5R95
Kesalahan relative = K K x 100 %
Dalam tabel dibawah ini menunjukkan perbandingan
L M56N8OPP: gaya yang diatur sehingga mendapatkan frekuensi resonansi yang
terjadi di setiap gaya. Dalam setiap perubahan gaya yang dilakukan,
##,(% '#)%,(#
=K K x 100%
##,(%
adanya perubahan frekuensi resonansi yang didapatkan, dari data
yang didapat menunjukkan bahwa semakin besar gaya yang diatur
maka frekuensi resonansi yang didapat semakin besar pula. Berikut
= 17,04 %
tabel dan grafik yang dapat kita lihat.
Ketepatan = 100% - 17,04 %
Tabel 7. Data Frekuensi Resonansi dengan Gaya yang
= 82,96 % diatur

Dari perhitungan yang penulis dapatkan dalam 5 kali No. Gaya (Newton) Frekuensi Resonansi (Hz)
percobaan maka bisa kita lihat bahwa kesalahan relative 17,04%
1 0,5 126
dan ketepatan 82,96%. Nilai yang didapat tidak cukup baik dilihat
dari kesalahan relative yang cukup besar, namun kesalahan ini 2 1 186
bisa didapat karena detektor koil elektromagnetik yang digunakan 3 1,5 231
kurang sensitif dan nilai frekuensi resonansi yang didapat cukup 4 2 235
jauh jika dilihat dari nilai frekuensi resonansi yang didapat dari 5 2,5 270
gaya 2,5 Newton. Nilai cepat rambat percobaan dengan nilai cepat
6 3 340
rambat dalam perhitungan Melde, memiliki selisih 36,04 m/s. Jika
dilihat dari nilai kumulatif dari nilai cepat rambat percobaan
dengan nilai cepat rambat perhitungan Melde.

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012


berfungsi mengambil data frekuensi
Frekuensi Resonansi (Hz) Vs Gaya (Newton) resonansi. Sehingga sering terjadi kesalahan
400
menentukan puncak terjadinya frekuensi
Frekuensi Resonansi (Hz)

300 resonansi.

200

100

0 DAFTAR REFERENSI
0 1 2 3 4
Gaya (Newton) 1. Raymond, A.S dan John, W.J (2010) Physics
for Scientists and Engineers with Modern
Gambar 36. Grafik Frekuensi resonansi (Hz) Vs Gaya (newton) physics, Brooks/Cole 20 Davis Drive Belmont,
CA 94002-3098 USA
Dalam grafik ini bisa dilihat tingkatan nilai frekuensi resonansi 2. http://www.docstoc.com/docs/68169790/prakt
terhadap gaya yang dilakukan dalam pengambilan data. Dimana semakin gaya ikum-fisika
dinaikkan maka frekuensi resonansi yang didapat juga semakin besar. Jika dilihat 3. http://www.scribd.com/doc/55682189/Percoba
dari rumus : an-Melde
4. http://fisika12.blogspot.com/2010/08/blog-
v = .f post.html
5. http://marfuatunnurendah.blog.uns.ac.id/2009/
Dengan adalah panjang kawat baja yang digunakan pada 09/11/gelombang/
percobaan, dimana nilai didapat 2 kali panjang kawat baja sedangkan nilai 6. http://www.crayonpedia.org/mw/E._Gelomba
frekuensi resonansi diberikan melalui mikrokontroler dengan memvariasikan ng_Transversal_dan_Gelombang_Longitudina
nilai PWM. Jika semakin besar nilai PWM yang diberikan maka nilai frekuensi l_12.1
resonansi juga akan semakin besar. Maka jika panjang kawat diketahui dan 7. http://www.meriwardana.com/2011/11/prinsip
frekuensi resonansi diketahui maka jika memakai rumus diatas, akan didapat -kerja-motor-arus-searah-dc.html
nilai cepat rambat yang akan semakin besar jika gaya yang diberikan semakin
besar pula.

KESIMPULAN

Berikut merupakan kesimpulan dari hasil eksperimen yang


dilakukan secara langsung bahwa :

1. Rancang bangun alat pengukur kecepatan rambat


gelombang pada kawat telah selesai dibuat dan dapat
digunakan sebagai pengukur kecepatan rambat
gelombang pada kawat

2. Piranti elektronika yang digunakan untuk pengukuran


kecepatan rambat gelombang pada kawat digunakan
detektor koil elektromagnetik, dan piranti yang
digunakan untuk menghasilkan sinyal listrik yang dapat
bervariasi pada kawat, digunakan function generator.
Piranti elektronika yang digunakan untuk mengirimkan
data percobaan ke komputer digunakan komunikasi
serial RS232 sebagai penghubung antara alat pengukur
kecepatan rambat gelombang pada kawat dengan
komputer.

3. Dari hasil yang didapatkan adanya perubahan nilai


frekuensi resonansi disetiap perubahan gaya yang
dilakukan pengukuran. Semakin besar gaya yang
diberikan pada kawat maka semakin besar frekuensi
resonansi yang didapatkan. Jika frekuensi resonansi
diketahui dan juga yang telah diketahui maka akan
didapatkan cepat rambat. Dilihat dari rumus :

v= .f

hal ini dapat dibuktikan grafik frekuensi resonansi (Hz)


vs gaya (Newton), faktor lain yang mempengaruhi data
yang didapat kurang baik karena komponen mekanik
berbahan yang dapat mengaliri listrik sangat
mempengaruhi detektor koil elektromagnetik yang

Rancang bangun ..., Arie Fajrianto Nugroho, FMIPA UI, 2012

Anda mungkin juga menyukai