MIKROKONTROLER
Abstrak
Telah dibuat sebuah alat pengukur kecepatan rambat gelombang pada kawat. Alat ini berbasis pada percobaan Melde. Gaya
tegang tali diberikan oleh tarikan motor dc, sedangkan besar gaya tarikannya dibaca oleh sensor strain gauge. Untuk
membangkitkan gelombang pada kawat, kawat akan dialiri sinyal listrik sinusoidal yang frekuensinya dapat diatur, dan
kawat diletakkan diantara dua buah kutub magnet permanen. Batang magnet permanen dipasang ditengah tengah panjang
kawat. Untuk mengetahui besarnya simpangan getaran yang timbul, digunakan detektor koil elektromagnetik yang akan
menghasilkan tegangan listrik sebanding dengan besarnya simpangan getaran pada kawat. Tegangan listrik yang dihasilkan
akan dibaca oleh mikrokontroler melalui ADC. Semua proses pengaturan dan pengambilan data dilakukan oleh
mikrokontroler, dan hasilnya ditampilkan ke komputer yang terhubung melalui komunikasi serial.
Kata kunci : Motor DC, Sensor Strain Gauge, Percobaan Melde, detektor koil elektromagnetik,magnet permanen,
Gelombang berdiri.
Abstract
Instrumentation system for measuring wave speed on awire has been built. This system is designed based on Meldes
experiment. Tension force on the wire is given by a DC motor, while the magnitude of the force is measured using strain-
gauge-based sensor. Frequency controllable sinusoidal signal is flown through the wire where is located between two pole
permanent magnet in order to generate the sinusoidal wave on the wire. The permanent magnet bar is set up in the middle of
the length of the wire. Electromagnetic coil detector will generate electrical voltage that is proportional to the dsiplacement
of wave vibration, and the voltage will be measured by microcontroller using its ADC unit. All of the control and data
aquisition is executed by microcontroller, and then the result is displayed on a computer which is connected using serial
communication.
Keywords: DC motors, Strain-Gauge-based Sensor, Meldes Experiment, Electromagnetic coil detector, Permanent magnet,
Stasionary wave.
PENDAHULUAN
=
kawat diberi beban, misalnya sebesar g gram. Garpu
Dengan : = tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus
menerus, hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh
Dimana : garpu tala konstan.
F = gaya tegangan tali (Newton) Pada pembuatan alat pengukur kecepatan gelombang
pada kawat, dibutuhkan beberapa pemahaman dasar, perancangan
= rapat massa linier tali (massa tali/panjang tali) (kg/m) sistem, pembuatan perangkat lunak dan juga mekanik yang akan
digunakan penulis dalam penyusunan alat Rancang Bangun Alat
Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat Pengukur Kecepatan Rambat Gelombang pada Kawat.
rambat gelombang dalam dawai. Seperti terlihat pada gambar,
Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk Gelombang berjalan, yaitu gelombang dengan
ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. amplitudo yang berubah di setiap titiknya. Gelombang
Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi gravitasi, cahaya, gelombang tali dll.
yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada
medium karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya Persamaan gelombang berjalan
memulihkan yang lentur di mana mereka dapat berjalan dan dapat
memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa
mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen yaitu
tidak ada perpindahan secara masal. Apalagi, setiap titik khusus
berosilasi di sekitar satu posisi tertentu.Suatu medium disebut:
Titik Perut
Titik perut adalah titik yang amplitudonya selalu
maksimum
Ap = 2 Asin (kx) = 2A ........................................(2.24)
Sin (kx) = 1.........................................................(2.25)
# $ % ) ( &'#)
(kx) = , , , = ..........................(2.26)
( &'#)
x= ..................................................(2.27)
Titik perut
&
( (
x = = (2n 1) , n = 1,2,3,.............................(2.28)
Titik Simpul
Gambar 5. Gelombang Diam (Stasioner) Titik simpul adalah titik yang amplitudonya selalu nol.
Belitan stator merupakan elektromagnet, dengan penguat - Perancangan Piranti Elektronika Alat
magnet terpisah F1-F2. Belitan jangkar ditopang oleh poros Pengukur Kecepatan Rambat Gelombang
dengan ujung-ujungnya terhubung ke komutator dan sikat arang pada Kawat
A1-A2. Arus listrik DC pada penguat magnet mengalir dari F1
menuju F2 menghasilkan medan magnet yang memotong belitan Sistem pengukur kecepatan rambat
jangkar. Belitan jangkar diberikan listrik DC dari A2 menuju ke gelombang pada kawat dengan metode Melde adalah
A1. Sesuai kaidah tangan kiri jangkar akan berputar berlawanan untuk membuktikan bahwa cepat rambat gelombang
jarum jam. (v) berbanding lurus dengan tegangan tali (F) yang
Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada mana cepat rambat gelombang bertambah, begitu
arus yang mengalir pada penghantar yang berada dalam medan pula sebaliknya, apabila tegangan talinya berkurang
magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh megnet atau diperkecil maka cepat rambatnya akan kecil.
permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub Piranti elektronika ini terdiri dari sensor strain gauge
magnet dari kutub utara ke kutub selatan. Menurut hukum gaya dan Sensor koil elektromagnetik, rangkaian minimum
Lorentz, arus yang mengalir pada penghantar yang terletak dalam sistem mikrokontroler yang dilengkapi dengan
medan magnet akan menimbulkan gaya. Gaya F, timbul rangkaian ADC sebagai pengkondisi signal dan
tergantung pada arah arus I, dan arah medan magnet B. komunikasi serial untuk melakukan komunikasi antara
rangkaian elektronika dengan komputer. Secara garis
- Pulse Width Modulation besar cara kerja piranti elektronikanya digambarkan
pada blok diagram seperti gambar
PWM adalah suatu teknik yang digunakan untuk
mengontrol kerja dari suatu alat atau menghasilkan suatu tegangan
DC yang variabel. Rangkaian PWM adalah rangkaian yang lebar
pulsa tegangan keluarannya dapat diatur atau dimodulasi oleh
sebuah sinyal tegangan modulasi. Disamping itu kita dapat
menghasilkan suatu sinyal PWM dengan menentukan frekuensi
dan waktu dari variabel ON dan OFF. Pemodulasian sinyal yang
beragam dapat menghasilkan duty cycle yang diinginkan.
Dalam diagram diatas, diagram alur dari program Setelah inisialisasi maka program kendali
mikrokontroler yang digunakan program BASCOM AVR untuk dan monitoring alat ukur kecepatan gelombang pada
mikrokontroler, kristal dan baudrate yang digunakan. Pada saat kawat akan menunggu sampai tombol start di tekan.
start, sistem mikrokontroler berjalan dengan pendefinisian fungsi Setelah tombol start ditekan maka program kendali
portb.1 dan portb.2 sebagai pengaturan pwm, portd.7 dan portb.0 dan monitoring alat pengukur kecepatan rambat
sebagai output motor dc, portc.5 sebagai sensor strain gauge, gelombang pada kawat akan mengirimkan data gaya
portc.4 sebagai detektor koil elektromagnetik. Dimana ketika ke mikrokontroler dan jika sistem sudah ready, maka
program kendali dan monitoring alat ukur kecepatan gelombang mikrokontroler akan mengirim frekuensi, data
pada kawat berjalan, maka akan mengaktifkan motor dc, sensor frekuensi dan amplitudo akan terbaca di kendali dan
strain gauge, dan detektor koil elektromagnetik. Ketika gaya monitoring alat berbasis LabVIEW berupa grafik
sudah didapatkan maka motor dc akan berhenti dan function frekuensi dan amplitudo. Jika data yang diharapkan
generator akan aktif menghasilkan sinyal listrik yang tersambung sudah didapat maka dapat di save dan scan data akan
dengan kawat. Semua pembacaan data gaya dan frekuensi akan tetap berjalan, maka data tersebut akan di simpan
dikirim pada program kendali dan monitoring alat ukur kecepatan dalam excel. Berikut tampilan front panel LabVIEW :
gelombang pada kawat kemudian didisplaykan pada xy graph.
Proses akan berulang sampai nilai frekuensi resonansi yang
didapatkan dari setiap gaya yang diukur didapat.
Rumus Percobaan :
=2xl
= 2 x 0,32 m
= 0,64 m
=xf
Gambar 27. Blok diagram monitoring LabVIEW
= 0,64 x 126 Hz
Pada blok diagram monitoring pada LabVIEW terdapat
7 blok bagian. Dimana pada blok pertama berada pada sisi kiri = 80,64 m/s
gambar 3.16 terdapat perintah untuk mengaktifkan tombol start
yang berada pada sebuah loop, yang artinya ketika tombol belum Rumus Melde :
>
ditekan maka sistem tidak akan bekerja ke-step selanjutnya
==
meskipun nilai gaya dan massa persatuan panjang dimasukkan.
Setelah proses blok kiri terpenuhi maka sistem akan berjalan ke-
step selanjutnya, dimana jika nilai cepat rambat dalam
0,5 B
perhitungan sudah didapat maka nilai tersebut diubah dari desimal
==
ke-string sehingga bisa terbaca oleh program kendali dan
monitoring alat ukur kecepatan rambat gelombang pada kawat. 0,0975 10 Kg/m
Lalu dikirim ke visa write untuk memberikan perintah pada
mikrokontroler. Perintah dari mikrokontroler dikirim ke visa read
untuk dibandingkan setelah tanda R terpenuhi maka bisa = 71,61 m/s
berjalan ke-step selanjutnya. Pada blok selanjutnya maka nilai
pwm akan aktif mulai dari angka 30 sampai 1020 yang iterasi 5 Hal ini dilakukan dengan 5 kali percobaan
angka, dalam setiap kenaikan 5 angka tersebut akan dibaca oleh dan berikut hasil percobaannya.
visa read hasilnya akan di plot ke xy graph. tanda save yang
berada pada loop artinya ketika tombol save ditekan maka sistem Tabel 1. Data percobaan gaya 0,5 Newton
akan berhenti dan data yang sudah didapat akan di save.
10
V v
HASIL DAN PEMBAHASAN Gaya f percobaan Melde
0,0975
(N) (Hz) (Kg/m) (meter) (m/s) (m/s)
0,0975
0,5 127 0,64 81,28 71,61
0,0975
Membahas penentuan nilai konstanta pegas yang 0,5 128 0,64 81,92 71,61
0,0975
digunakan, dan pengambilan data dari sistem yang dibuat. 0,5 126 0,64 80,64 71,61
0,0975
Pengujian pengujian tersebut meliputi: 0,5 134 0,64 85,76 71,61
0,5 128 0,64 81,92 71,61
v = v =
82,304 71,61
10
= 12,99 % V
Gaya f percobaan v Melde
0,0975
Ketepatan = 100% - 12,99 % (N) (Hz) (Kg/m) (meter) (m/s) (m/s)
0,0975
1 189 0,64 120,96 101,27
0,0975
= 87,01 % 1 186 0,64 119,04 101,27
0,0975
1 181 0,64 115,84 101,27
Dari perhitungan yang penulis dapatkan dalam 5 kali
0,0975
1 190 0,64 121,6 101,27
percobaan maka bisa kita lihat bahwa kesalahan relative 12,99% 1 180 0,64 115,2 101,27
dan ketepatan 87,01%. Kesalahan ini didapat karena kecilnya nilai v = v =
dari detektor koil elektromagnetik, ini dikarenakan detektor koil 118,53 101,27
elektromagnetik yang digunakan kurang sensitif. Nilai cepat
rambat percobaan dengan nilai cepat rambat perhitungan Melde
L M56N8OPP:' L Q5R95
Kesalahan relative = K K x 100 %
memiliki selisih 10,649 m/s. Jika dilihat dari nilai kumulatif yang
didapatkan. L M56N8OPP:
##S,%$'#T#, )
- Gaya 1 Newton dengan = 0,975 x 10-4 Kg/m =K K x 100%
##S,%$
20 = 85,44 %
10
Dari perhitungan yang penulis dapatkan dalam
0 5 kali percobaan maka bisa kita lihat bahwa kesalahan
0 100 200 300 400 relative 14,56% dan ketepatan 85,44%. Kesalahan ini
Frekuensi (Hz) didapat karena kecilnya nilai dari detektor koil
elektromagnetik, ini dikarenakan detektor koil
Gambar 29. Grafik antara Frekuensi (Hz) vs Nilai ADC Amplitudo elektromagnetik yang digunakan kurang sensitif. Nilai
dengan Gaya 1 N cepat rambat percobaan dengan nilai cepat rambat
dalam perhitungan Melde, memiliki selisih 17,26 m/s.
Dalam grafik bisa dilihat bahwa nilai ADC amplitudo tertinggi Jika dilihat dari nilai kumulatif dari nilai cepat rambat
berada pada frekuensi 186 Hz. Dimana pada frekuensi tersebut percobaan dengan nilai cepat rambat perhitungan
terjadinya resonansi pertama yang penulis dapatkan dalam percobaan. Melde.
Maka frekuensi tersebut dianggap sebagai frekuensi resonansi pada ordo
pertama. - Gaya 1,5 Newton dengan = 0,975 x 10-4
Kg/m
Rumus Percobaan :
30
= 0,64 m 20
10
=xf 0
0 100 200 300 400
= 0,64 m x 186 Hz
Frekuensi (Hz)
= 119,04 m/s
>
==
Dalam grafik bisa dilihat bahwa nilai ADC
amplitudo tertinggi berada pada frekuensi 231 Hz.
Dimana pada frekuensi tersebut terjadinya resonansi
1B
pertama yang penulis dapatkan dalam percobaan.
==
0,0975 10 Kg/m
Maka frekuensi tersebut dianggap sebagai frekuensi
resonansi pada ordo pertama.
= 101,27 m/s
40
=xf
20
= 0,64 m x 231 Hz
0
= 147,84 m/s 0 100 200 300 400
Frekuensi (Hz)
Rumus Melde:
Gambar 31. Grafik antara Frekuensi (Hz) vs Nilai
>
==
ADC Amplitudo dengan Gaya 2 N
10
V
Gaya f percobaan v Melde = 0,64 m
0,0975
(N) (Hz) (Kg/m) (meter) (m/s) (m/s)
=xf
0,0975
1,5 231 0,64 147,84 124,03
0,0975
1,5 236 0,64 151,04 124,03
= 0,64 m x 235 Hz
0,0975
1,5 227 0,64 145,28 124,03
0,0975
1,5 229 0,64 146,56 124,03
1,5 226 0,64 144,64 124,03 = 150,4m/s
v = v =
147,07 124,03 Rumus Melde :
>
Kesalahan relative = K
L M56N8OPP:' L Q5R95
K x 100 % ==
L M56N8OPP:
#(),T)'# (,T$
=K K x 100% 2B
#(),T)
==
0,0975 10 Kg/m
= 15,66 %
10
dari detektor koil elektromagnetik, ini dikarenakan detektor koil V
elektromagnetik yang digunakan kurang sensitif. Hal ini bisa Gaya percobaan v Melde
0,0975
dikarenakan rancangan mekanik yang kurang baik. Nilai cepat (N) f ( Hz) (Kg/m) (meter) (m/s) (m/s)
0,0975
rambat percobaan dengan nilai cepat rambat dalam perhitungan 2 250 0,64 160 143,22
0,0975
Melde, memiliki selisih 23,03 m/s. Jika dilihat dari nilai kumulatif 2 252 0,64 161,28 143,22
0,0975
dari nilai cepat rambat percobaan dengan nilai cepat rambat 2 248 0,64 158,72 143,22
0,0975
perhitungan Melde. 2 244 0,64 156,16 143,22
2 255 0,64 163,2 143,22
v = v =
159,87 143,22
10
Dari perhitungan yang penulis dapatkan dalam 5 kali V
percobaan maka bisa kita lihat bahwa kesalahan relative 10,41% Gaya f percobaan v Melde
(N) (Hz) (Kg/m) (meter) (m/s) (m/s)
0,0975
dan ketepatan 89,59%. Kesalahan ini didapat karena kecilnya nilai
dari detektor koil elektromagnetik, ini dikarenakan detektor koil
0,0975
2,5 277 0,64 177,28 160,12
elektromagnetik yang digunakan kurang sensitif. Hal ini bisa
0,0975
2,5 285 0,64 182,4 160,12
dikarenakan rancangan mekanik yang kurang baik. Nilai cepat
0,0975
2,5 270 0,64 172,80 160,12
rambat percobaan dengan nilai cepat rambat dalam perhitungan
0,0975
2,5 279 0,64 178,56 160,12
Melde, memiliki selisih 16,65 m/s. Jika dilihat dari nilai kumulatif 2,5 280 0,64 179,2 160,12
dari nilai cepat rambat percobaan dengan nilai cepat rambat v = v =
perhitungan Melde. 178,05 160,12
50
40 = 10,07 %
30
20 Ketepatan = 100% - 10,07 %
10
= 89,93 %
0
0 100 200 300 400 500 Dari perhitungan yang penulis dapatkan dalam
Frekuensi (Hz)
5 kali percobaan maka bisa kita lihat bahwa kesalahan
relative 10,07% dan ketepatan 89,93%. Nilai yang
didapat cukup baik dilihat dari kesalahan relative yang
Gambar 32. Grafik antara Frekuensi (Hz) vs Nilai ADC
cukup kecil, namun kesalahan ini bisa didapat karena
Amplitudo dengan Gaya 2,5 N
detektor koil elektromagnetik yang digunakan kurang
sensitif. Nilai cepat rambat percobaan dengan nilai
Dalam grafik bisa dilihat bahwa nilai ADC amplitudo
tertinggi berada pada frekuensi 270 Hz. Dimana pada frekuensi cepat rambat dalam perhitungan Melde, memiliki
selisih 16,65 m/s. Jika dilihat dari nilai kumulatif dari
tersebut terjadinya resonansi pertama yang penulis dapatkan
nilai cepat rambat percobaan dengan nilai cepat
dalam percobaan. Maka frekuensi tersebut dianggap sebagai
rambat perhitungan Melde.
frekuensi resonansi pada ordo pertama.
60
= 0,64 m
40
=xf 20
0
= 0,64 m x 270 Hz 0 200 400 600
Frekuensi (Hz)
= 172,8 m/s
Gambar 33. Grafik antara Frekuensi (Hz) vs Nilai
Rumus Melde : ADC Amplitudo dengan Gaya 3 N
>
==
Dalam grafik bisa dilihat bahwa nilai
amplitudo tertinggi berada pada frekuensi 340 Hz.
Dimana pada frekuensi tersebut terjadinya resonansi
pertama yang penulis dapatkan dalam percobaan.
= 0,64 m x 340 Hz
= 217,6 m/s
Rumus Melde :
>
==
3B
==
0,0975 10 Kg/m
Gambar 34. Percobaan 1 Grafik LabView Frekuensi
(Hz) vs Nilai ADC Amplitudo dengan
Gaya 2 N
= 175,41 m/s
10
V v
Gaya f percobaan Melde
0,0975
(N) (Hz) (Kg/m) (meter) (m/s) (m/s)
0,0975
3 340 0,64 217,6 175,41
0,0975
3 323 0,64 206,72 175,41
0,0975
3 330 0,64 211,2 175,41 Gambar 35. Percobaan 2 Grafik LabView Frekuensi
(Hz) vs Nilai ADC Amplitudo dengan
0,0975
3 327 0,64 209,28 175,41
3 332 0,64 212,48 175,41 Gaya 2 N
v = v =
211,45 175,41 - Nilai Frekuensi Resonansi (Hz) dengan Gaya
(Newton)
L M56N8OPP:' L Q5R95
Kesalahan relative = K K x 100 %
Dalam tabel dibawah ini menunjukkan perbandingan
L M56N8OPP: gaya yang diatur sehingga mendapatkan frekuensi resonansi yang
terjadi di setiap gaya. Dalam setiap perubahan gaya yang dilakukan,
##,(% '#)%,(#
=K K x 100%
##,(%
adanya perubahan frekuensi resonansi yang didapatkan, dari data
yang didapat menunjukkan bahwa semakin besar gaya yang diatur
maka frekuensi resonansi yang didapat semakin besar pula. Berikut
= 17,04 %
tabel dan grafik yang dapat kita lihat.
Ketepatan = 100% - 17,04 %
Tabel 7. Data Frekuensi Resonansi dengan Gaya yang
= 82,96 % diatur
Dari perhitungan yang penulis dapatkan dalam 5 kali No. Gaya (Newton) Frekuensi Resonansi (Hz)
percobaan maka bisa kita lihat bahwa kesalahan relative 17,04%
1 0,5 126
dan ketepatan 82,96%. Nilai yang didapat tidak cukup baik dilihat
dari kesalahan relative yang cukup besar, namun kesalahan ini 2 1 186
bisa didapat karena detektor koil elektromagnetik yang digunakan 3 1,5 231
kurang sensitif dan nilai frekuensi resonansi yang didapat cukup 4 2 235
jauh jika dilihat dari nilai frekuensi resonansi yang didapat dari 5 2,5 270
gaya 2,5 Newton. Nilai cepat rambat percobaan dengan nilai cepat
6 3 340
rambat dalam perhitungan Melde, memiliki selisih 36,04 m/s. Jika
dilihat dari nilai kumulatif dari nilai cepat rambat percobaan
dengan nilai cepat rambat perhitungan Melde.
300 resonansi.
200
100
0 DAFTAR REFERENSI
0 1 2 3 4
Gaya (Newton) 1. Raymond, A.S dan John, W.J (2010) Physics
for Scientists and Engineers with Modern
Gambar 36. Grafik Frekuensi resonansi (Hz) Vs Gaya (newton) physics, Brooks/Cole 20 Davis Drive Belmont,
CA 94002-3098 USA
Dalam grafik ini bisa dilihat tingkatan nilai frekuensi resonansi 2. http://www.docstoc.com/docs/68169790/prakt
terhadap gaya yang dilakukan dalam pengambilan data. Dimana semakin gaya ikum-fisika
dinaikkan maka frekuensi resonansi yang didapat juga semakin besar. Jika dilihat 3. http://www.scribd.com/doc/55682189/Percoba
dari rumus : an-Melde
4. http://fisika12.blogspot.com/2010/08/blog-
v = .f post.html
5. http://marfuatunnurendah.blog.uns.ac.id/2009/
Dengan adalah panjang kawat baja yang digunakan pada 09/11/gelombang/
percobaan, dimana nilai didapat 2 kali panjang kawat baja sedangkan nilai 6. http://www.crayonpedia.org/mw/E._Gelomba
frekuensi resonansi diberikan melalui mikrokontroler dengan memvariasikan ng_Transversal_dan_Gelombang_Longitudina
nilai PWM. Jika semakin besar nilai PWM yang diberikan maka nilai frekuensi l_12.1
resonansi juga akan semakin besar. Maka jika panjang kawat diketahui dan 7. http://www.meriwardana.com/2011/11/prinsip
frekuensi resonansi diketahui maka jika memakai rumus diatas, akan didapat -kerja-motor-arus-searah-dc.html
nilai cepat rambat yang akan semakin besar jika gaya yang diberikan semakin
besar pula.
KESIMPULAN
v= .f