Anda di halaman 1dari 16

MULIA TUNGGAL HOME

Blog Pribadi Untuk Kalangan Sendiri :D (Tentang Produk Tenun Troso, Motivasi Hidup,
Arsip Tugas Kuliah, Dsb. :D

Beranda

KARYA ILMIAH NARKOBA

Posted by ronie aprilio Labels: Artikel, Karya Ilmiah, Narkoba at 08.39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyalahgunaan Narkoba dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan yang
semakin meningkat, kasus-kasus yang terungkap oleh jajaran Kepolisian RI
hanyalah merupakan bagian kecil saja yang terungkap, sedangkan yang lebih besar
lagi belum dapat ditangkap. Kasus narkoba seakan-akan tidak pernah sepi dari
berita yang ditampilkan di media massa. Hal ini menunjukkan bahwa narkoba sudah
menjadi musuh besar bangsa.

Dari data yang dirilis Badan Narkotika Nasional (BNN) selama tahun 2009 telah
menangani sebanyak 28.382 kasus penyalahgunaan narkoba selama periode
Januari sampai November 2009. Dari jumlah itu, sebanyak 35.299 orang telah
ditangkap. Dari pelaku itu, sebagian besar adalah pelaku yang berusia di atas 30
tahun. Ada sebanyak 102 tersangka yang masih berusia di bawah 15 tahun, serta
1.596 tersangka berusia 16-19 tahun (http://www.bnn.go.id).

Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa pengguna narkoba bukan lagi milik
orang-orang dewasa, tetapi sudah menjangkau para remaja bahkan sebagian
diantaranya dikonsumsi oleh anak-anak. Ini merupakan pertanda buruk bagi
eksistensi bangsa di masa depan. Anak-anak yang diharapkan bisa menjadi
tumpuan bangsa, sejak dini sudah akrab dengan dunia NAPZA. Tak heran jika
berbagai analisis memperkirakan bahwa lost generation atau akan adanya generasi
yang hilang di Indonesia akibat Narkoba akan benar-benar terjadi di masa
mendatang (Abu Al-Ghifari : 2002, 9).

Upaya pencegahan sudah banyak dilakukan, tetapi satu masalah diselesaikan,


masalah lain muncul. Satu pengguna ditangkap, yang lain menjadi pengedar.
Pendekatan yang bersifat kuratif sudah banyak dilakukan, namun hasilnya belum
memuasakan banyak pihak.

Menyadari bahwa penyalahgunaan Narkoba ini sama halnya dengan penyakit


masyarakat lainnya seperti perjudian, pelacuran, pencurian dan pembunuhan yang
sulit diberantas atau bahkan dikatakan tidak bisa dihapuskan sama sekali dari muka
bumi, maka apa yang dapat kita lakukan secara realistik hanyalah bagaimana cara
menekan dan mengendalikan sampai seminimal mungkin angka penyalahgunaan
Narkoba serta bagaimana kita melakukan upaya untuk mengurangi dampak buruk
yang diakibatkan oleh penyalahgunaan Narkoba ini.

Melihat kondisi ini, maka pendekatan preventif perlu lebih dikedepankan dan
pendekatan keluarga merupakan salah satu opsi yang patut dipertimbangkan.
Upaya preventif kepada remaja yang belum tersentuh hendaknya menjadi prioritas
agar mereka tidak terjerumjus ke dunia NAPZA. Sebagai unit terkecil dalam struktur
masyarakat, peran keluarga memiliki posisi penting dalam pembentukan karakter,
etika dan penanaman nilai-nilai bagi setiap anggotanya untuk mengimbangi
pengaruh kuat teman sebaya terhadap perilaku remaja terutama dalam
pencegahan peredaran narkotika.
Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah
mereka dari bahaya narkoba atau mengurangi dampak dari bahaya pemakaian
narkoba dari orang lain. Disini peran keluarga sangat penting untuk meberikan
informasi, bimbingan dan pengawasan agar remaja dapat terhindar dari bahaya
narkoba. Untuk itu penulis akan membahas tentang PENDEKATAN KELUARGA
SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DIKALANGAN
REMAJA sebagai kontribusi pemikiran dalam upaya mencegah penyalahgunaan
narkoba di Negara Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud narkoba dan dampaknya terhadap remaja ?

2. Apa faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dan upaya pencegahannya


dikalangan remaja?

3. Sejauh mana pengaruh pendekatan keluarga sebagai strategi pencegahan


penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian narkoba dan dampaknya terhadap remaja.

2. Untuk mengetahui faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dan upaya


pencegahannya dikalangan remaja.

3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pendekatan keluarga sebagai strategi


pencegahan penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja.

D. Manfaat Penulisan

Dari penulisan makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak, diantaranya:

1. Bagi remaja
Untuk memberikan informasi yang lengkap tentang narkoba dan bahayanya bagi
remaja serta menumbuhkan kesadaran untuk menjauhi narkoba.

2. Bagi keluarga dan guru

Memberikan informasi kepada keluarga dan guru untuk meningkatkan bimbingan


dan pengawasan terhadap putra-putrinya maupun anak didiknya agar tidak
terjerumus dalam penyalhagunaan narkoba.

3. Bagi masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahayanya narkoba dan


meningkatkan peran serta masyarakat untuk mencegah penyalahgunaan narkoba

4. Bagi pemerintah

Dapat memberikan kontribusi pemikiran terhadap pemerintah


dalam upaya mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan narkoba.

E. Sistematika Penulisan

Sebagai bentuk karya tulis ilmiah, tentunya memerlukan sistematika yang dijadikan
landasan untuk pembahasan masalah dari awal penulisan sampai selesai. Secara
garis besar karya tulis ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian
inti, dan bagian akhir.

Pada bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, kata
pengantar dan daftar isi.

Bagian inti karya tulis ini terdiri dari Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Pembahasan
dan Penutup.

Bab I : Pendahuluan

Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat, dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Pada bab ini membahas mengenai ide-ide atau gagasan mengenai pengertian
narkoba, jenis-jenis narkoba, dampak serta faktor penyebab penyalahgunaan
narkoba.

Bab III : Pembahasan


Pada bab ini berisi tentang penjabaran mengenai upaya pencegahan
penyalahgunaan narkoba dan strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba
melalui pendekatan keluarga.

Bab IV : Penutup

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.

Bagian akhir terdapat terdapat daftar pustaka.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Alkohol, dan Obat-obatan Berbahaya,


adalah bahan atau zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baik secara oral
atau diminum, dihirup, maupun disuntikkan, dapat mengubah pikiran, suasana hati
atau perasaan, dan perilaku seseorang. Selain itu ada kata-kata lain yang
mempunyai makna yang sama, yaitu: NAZA (Narkotika dan Zat Adiktif) dan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Istilah NAPZA lebih tepat karena didalam
singkatan tersebut terdapat psikotropika obat yang biasanya digunakan untuk
gangguan kesehatan jiwa namun obat ini termasuk obat yang sering
disalahgunakan dan dapat menimbulkan adiksi.

Dalam UU No. 22 Tahun 1997 yang telah diubah dengan UU No. 35 tahun 2009
tentang Narkotika menyebutkan bahwa Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (UU No.
35 Tahun 2009).

Psikotropika merupakan zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintetis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan
perilaku (UU No. 5 Tahun 1997).

Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika
yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika
dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan
psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk
kepentingan pengembangan pengetahuan.

B. Jenis-jenis Narkoba

1. Narkotika

Narkotika banyak sekali macamnya, ada yang berbentuk cair, padat, serbuk, daun-
daun, dan lain sebagainya. Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat
berat dan memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang
sangat tinggi. Dalam UU No. 35 Tahun 2009 Narkotika dibagi menjadi 3 (tiga)
golongan, yaitu :

a. Narkotika golongan I

Golongan ini merupakan kelompok yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat
tinggi, golongan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan apa pun, kecuali
untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contohnya adalah ganja, heroin,kokain,
morfin, opium, dan lain-lain.

b. Narkotika golongan II

Golongan ini memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Contohnya adalah petidin dan turunannya, benzetidin, betametadol, dan
lain-lain.

c. Narkotika golongan III

Golongan ini merupakan narkotika yang memiliki zat adiktif paling ringan jika
dibandingkan dengan dua golongan sebelumnya, bermanfaat juga untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein dan turunannya, metadon,
naltrexon dan sebagainya (UU No. 35 tahun 2009).

Sedangkan berdasarkan cara pembuatannya, narkotika juga dibedakan ke dalam


tiga kelompok yaitu :

a. Narkotika Alami

Kelompok ini merupakan narkotika yang zat adiktifnya diambil dari tumbuh-
tumbuhan. Seperti Ganja, Hasis, Koka dan Opium.

b. Narkotika Semisintetis

Merupakan narkotika alami yang diolah dan diambil zat aktifnya (intisarinya) agar
memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
kedokteran. Contohnya Morfin, Kodein, Heroin dan Kokain.
c. Narkotika Sintetis

Narkotika sintetis adalah narkotika palsu yang dibuat dari bahan kimia. Narkotika ini
digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita
ketergantungan narkoba (substitusi). Contohnya Petidin, Methadon dan Naltrekon
(Subagyo Partodiharjo, 2007 : 12).

2. Psikotropika

Psikotropika adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan jiwa (psyche).
Berdasarkan UU No. 5 tahun 1997 , psikotropika dapat dikelompokkan ke dalam
empat golongan.

a. Golongan I

Psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat. Contohnya ekstasi, MDMA, LSD
(Lysergic Acid Diethyltamide), STP.

b. Golongan II

Psikotropika dengan daya adiktif kuat yang berguna untuk pengobatan dan
penelitian. Contohnya amfetamin, metamfetamin, metakualin.

c. Golongan III

Psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan
penelitian. Contohnya lumibal, buprenorsina, fleenitrazepan, dan sebagainya.

d. Golongan IV

Psikoterapi yang memiliki daya adiktif ringan Contohnya nitrazepam (BK, mogadon,
dumolid) diazepam, dan lain-lain (2007 :15).

Berdasarkan ilmu farmakologi, psikotropika dibagi menjadi tiga golongan:

a. Kelompok depresan (penekan saraf pusat atau penenang), contohnya valium,


BK, rohipnol, mogadon, dan lain-lain. Jika diminum, obat ini memberikan rasa
tenang, mengantuk, tentram, damai.

b. Kelompok stimulant (perangsang saraf pusat) contohnya amfetamin ekstasi,


shabu. Bila diminum, obat ini mendatangkan rasa gembira, menghilangkan rasa
permusuhan, hilangnya rasa marah, ingin selalu aktif, badan terasa fit, dan tidak
terasa lapar.

c. Kelompok halusinogen, merupakan obat, zat, tanaman, atau makanan yang


dapat menimbulkan hayalan. Contohnya LSD, getah tanaman kaktus, kecubung,
jamur tertentu (misceline) dan ganja.

3. Bahan Adiktif lainnya


Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan. Contohnya rokok, alkohol dan jenis minuman lain
yang memabukkan, dan lain-lain.

C. Dampak Penyalahgunaan Narkoba dikalangan remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan
masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan
membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Pada masa remaja,
justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta
bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar
saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong
menyalahgunakan narkoba. Jika remaja sudah terjerumus dalam penggunaan
narkoba maka kita akan kehilangan generasi muda penerus bangsa.

Dampak penyalahgunaan narkoba dapat mencakup aspek sosial, ekonomi,


pendidikan dan bangsa. Ada beberapa dampak yang akan menimpa pecandu
narkoba secara khusus, dan menimpa masyarakat secara umum utamanya remaja.
Antara lain:

1. Dampak pribadi atau individu pemakai.

Bagi pengguna narkoba maka akan terjadi gangguan fisik seperti ginjal, liver, otak
dan jantung. Penyalahgunaan narkoba juga akan menyebankan penyakit menular
seperti HIV/AIDS, Hepatitis C, penyakit kulit dan kelamin. Kepribadian dan
psikologis akan berubah menjadi pemurung, pemarah, pemalas dan menjadi masa
bodoh. Lebih berbahaya lagi dapat menyebabkan kematian yang disebabkan karena
over dosis.

2. Dampak terhadap keluarga

Bagi keluarga pengguna narkoba akan mempengaruhi keharmonisan keluarga.


Pengguna narkoba dapat melakukan tindakan didalam keluarga seperti mencuri
uang atau menjual barang-barang di rumah guna membeli Narkoba. Nama baik
keluarga akan tercemar serta keluarga menjadi tertekan karena salah satu anggota
keluarganya menjadi target polisi dan menjadi musuh masyarakat.

3. Dampak terhadap masyarakat atau lingkungan sosial

Terhadap masyarakat dan lingkungan sosial tentunya akan menjadi penyakit


masyarakat dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat karena
penyalahgunaan narkoba cenderung menimbulkan tindakan kriminal.

4. Dampak terhadap bangsa dan negara


Penyalahgunaan narkoba akan mengakibatkan rusaknya generasi muda sebagai
pewaris bangsa, tidak ada lagi rasa patriotisme dan rasa cinta terhadap bangsa dan
Negara Republik Indonesia sehingga tidak memiliki kesadaran bela negara.

D. Faktor penyebab remaja menyalahgunakan narkoba

Mencari akar sebuah persoalan bukan pekerjaan mudah. Alasan keterlibatan remaja
dalam narkotika harus dilihat secara komprehensif. Tidak secara sepihak, artinya
tidak boleh mempermasalahkan lingkungan masyarakat semata, melainkan juga
melihat keadaan keluarga sekaligus mempertimbangkan hukum kodrat remaja yang
bisa dikatakan sebagai elemen tertentu turut menjadikan remaja terlibat dalam
narkotika.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi remaja dalam melakukan


penyalahgunaan narkoba sebaga berikut :

1. Faktor keluarga

Beberapa remaja mengalami tekanan psikologi ketika di rumah diakibatkan adanya


perceraian atau pertengkaran orang tua yang menyebabkan si anak tidak betah di
rumah dan menyebabkan dia mencari pelampiasan dan salah satunya narkoba.

2. Kurangnya Perhatian dan Pendidikan Agama oleh Keluarga

Orang tua adalah tokoh percontohan oleh anak-anak termasuk didalam


aspek kehidupan sehari-hari tetapi didalam soal keagamaan hal itu seakan-akan
terabaikan. Sehingga akan lahir generasi baru yang bertindak tidak
sesuai ajaran agama dan bersikap materialistik.

3. Pengaruh lingkungan yang tidak baik

Kebanyakan remaja yang tinggal di kota besar menjalankan kehidupan


yang individualistik dan materialistik. Sehingga kadang kala didalam mengejar
kemewahan tersebut mereka sanggup berbuat apa saja tanpa menghiraukan
hal itu bertentangan dengan agama atau tidak, baik atau buruk.

5. Gagal dalam studi atau pendidikan

Remaja yang gagal dalam pendidikan atau tidak mendapat pendidikan, mempunyai
waktu senggang yang banyak, jika waktu itu tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya,
bisa menjadi hal yang buruk ketika dia berkenalan dengan hal-hal yang tidak baik
untuk mengisi kekosongan waktunya.

6. Peranan Media Massa


Remaja adalah kelompok atau golongan yang mudah dipengaruhi, karena remaja
sedang mencari identitas diri sehingga mereka dengan mudah untuk meniru atau
mencontoh apa yang dia lihat, seperti pada film atau berita yang sifatnya
kekerasan, dan sebagainya.

7. Perkembangan teknologi modern

Dengan perkembangan teknologi modern saat ini seperti mengakses informasi


dengan cepat, mudah dan tanpa batas juga memudahkan remaja untuk
mendapatkan hiburan yang tidak sesuai dengan mereka.

E. Keluarga dan pembentukan karakater Remaja

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang
berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Usia tersebut merupakan
perkembangan untuk menjadi dewasa. Untuk itu peran orang tua disini betul betul
dibutuhkan, karena kalau tidak diarahkan sesuai dengan kaidah agama dan nilai
etika yang baik pasti cenderung terjerumus ke hal-hal yang
negatif. (http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja).

Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya
perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek
kognitif, emosi, sosial dan pencapaian. Sebagian remaja mampu mengatasi transisi
ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada
kondisi psikis, fisiologis, dan sosial.

Untuk itu orang tua mempunyai tugas dalam pendidikan dan pembimbingan
terhadap anaknya dengan penuh kasih sayang. Tujuan orang tua membimbing
anaknya tentunya agar anaknya menjadi manusia yang shaleh dan mampu
mengatasi masalah dengan baik, bukan melampiaskan dengan kegiatan yang
negatif. Anak yang shaleh dan berprestasi dalam belajar dapat mengangkat nama
baik orang tuanya yang telah membimbing anaknya dengan penuh kasih sayang.

BAB III

PEMBAHASAN
A. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Dikalangan Remaja

Karakteristik psikogis yang khas pada remaja merupakan faktor yang memudahkan
terjadinya tindakan penyalahgunaan zat. Di dalam upaya pencegahan, tindakan
yang dijalankan dapat diarahkan pada dua sasaran proses, yaitu untuk
menghindarkan remaja dari lingkungan yang tidak baik dan diarahkan ke suatu
lingkungan yang lebih membantu proses perkembangan jiwa remaja. Upaya kedua
adalah membantu remaja dalam mengembangkan dirinya dengan baik dan
mencapai tujuan yang diharapkan.

Untuk itu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan


narkoba terhadap remaja adalah sebagai berikut :

1. Upaya pre-emtif

Merupakan pencegahan tidak langsung, yaitu menghilangkan atau mengurangi


faktor-faktor yang mendorong timbulnya kesempatan atau peluang untuk
melakukan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, dengan menciptakan
kesadaran, kepedulian, kewaspadaan, dan daya tangkal terhadap narkoba melalui
kegiatan bimbingan dan penyuluhan akan bahaya narkoba.

2. Upaya preventif

Merupakan bentuk kegiatan pencegahan melalui pendekatan terhadap remaja agar


tidak terjebak dalam penyalahgunaan narkoba. Bentuk kegiatannya dapat berupa
melaksanakan pengawasan secara berjenjang oleh orang tua maupun tenaga
pendidik terhadap putra-putri dan keluarga baik di lingkungan rumah sampai
lingkungan yang lebih luas.

3. Tindakan Hukum

Dukungan semua pihak dalam pemberlakuan Undang-Undang dan peraturan


disertai tindakan nyata demi keselamatan generasi muda penerus dan pewaris
bangsa sangat dibutuhkan.

B. Peranan Keluarga Terhadap Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Dalam lingkungan keluarga, orang tua berkewajiban memberikan kasih sayang yang
cukup terhadap para remajanya. Mereka tidak boleh cepat marah dan main pukul
tatkala sang remaja melakukan kesalahan baik dalam tutur kata, sikap, maupun
perbuatannya, tanpa diberi kesempatan untuk membela diri. Anak harus diposisikan
sebagai insan yang juga membutuhkan penghargaan dan perhatian. Tidak cukup
hanya diperhatikan kebutuhan fisiknya, tetapi juga kebutuhan psikisnya. Sehingga
komunikasi yang hangat antara orang tua dan anak-anaknya menjadi langkah
utama yang jitu untuk menjalin hubungan yang harmonis agar remaja menjadi
tenteram dan nyaman tinggal di rumah. Jadi mereka tidak membutuhkan
pelampiasan atau pelarian di luar rumah tatkala menghadapi persoalan yang rumit.

C. Kendala dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba

Dalam perkembangannya pencegahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia


sampai saat ini belum sesuai yang kita harapkan, padahal visi
Badan Narkotika Nasional (BNN) mewujudkan masyarakat Indonesia Bebas Narkoba
pada tahun 2015.

Belum berhasilnya untuk mengurangi angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia


lebih disebabkan partisipasi masyarakat masih kurang. Mereka masih menganggap
persoalan ini menjadi tanggung jawab pemerintah.

Kendala yang terjadi dilapangan dalam upaya pencegahan penyalahgunaan


narkoba dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Pendekatan penanggulangan penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini


belum benar-benar terpadu dan terlihat setiap instansi atau kelompok masyarakat
bekerja sendiri-sendiri sehingga hasil yang diperoleh belum optimal.

2. Belum ada upaya pembinaan khusus terhadap pengguna sebagai korban,


karena masih beranggapan bahwa para pengguna itu adalah penjahat dan tanpa
mendalami lebih jauh mengapa mereka sampai mengkonsumsi atau
menyalahgunakan Narkoba.

3. Peran serta masyarakat masih rendah karena mereka masih berpandangan


bahwa pemberantasan penyalahgunaan Narkoba adalah tugas dan tanggung jawab
polisi. Dengan demikian mereka kurang peduli dan kurang berpartisipasi aktif dalam
upaya penanggulangan penyalahgunaan Narkoba.

4. Ada beberapa LSM yang peduli dalam penyalahgunan Narkoba seperti GRANAT,
GERAM, GANAS dan lain-lain. Namun sayangnya kegiatan mereka masih belum
konsisten dan berkesinambungan.

D. Pendekatan keluarga sebagai strategi pencegahan penyalahgunaan


narkoba dikalangan remaja

Remaja adalah generasi penerus bangsa yang akan menentukan masa depan
keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai generasi penerus, remaja harus memiliki
motivasi kuat untuk belajar dan terus belajar agar kelak akan mampu menjadi
generasi yang tidak saja sehat, cerdas dan terampil, tetapi juga bertaqwa. Kita
harus mengambil langkah, agar keterbelakangan dan keterpurukan bangsa ini tidak
semakin dalam ke depannya karena remaja yang nantinya menjadi pilar tak lagi
punya harapan.

Disini perlu langkah konkrit dan nyata dalam memberikan pengetahuan dan
pengawasan terhadap putra-putrinya. Langkah pendekatan orang tua dalam
keluarga terhadap putra-putrinya dalam mencegah penyalahgunaan narkoba dapat
meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Memberikan Informasi Yang Benar Tentang Narkoba

Orang tua memiliki peran memberikan informasi tentang bahaya narkoba. Dengan
penjelasan yang memadai, diharapkan akan menimbulkan sikap kritis dari dalam
diri anak, ketika suatu waktu ada yang menawarkan narkoba, si anak berani
menolak ajakan orang untuk menggunakan narkoba.

2. Memberikan pengawasan

Untuk menghidari anak dari bahaya narkoba, orangtua juga harus meningkatkan
peranannya sebagai pengawas. Keluarga perlu menyusun peraturan yang jelas,
sehingga anak akan tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh
dilakukan. Jika peraturan tersebut dilanggar maka ada sangsi sesuai dengan
kesepakatan dalam keluarga tersebut.

3. Melakukan pembimbingan

Orang tua harus dapat membimbing anaknya secara bijaksana dan jangan sampai
menekan harga diri anak. Anak harus dapat mengembangkan kesadaran, bahwa ia
adalah seorang pribadi yang berharga, yang dapat mandiri, dan mampu dengan
cara sendiri menghadapi persoalan-persoalannya.

4. Mengenal teman bergaul dari putra atau putrinya

Orangtua perlu tahu siapa saja teman anaknya, kemana mereka pergi, dan apa saja
kegiatan mereka. Pembiasaan-pembiasaan ini akan membuat anak maupun teman-
temannya menjadi akrab dengan orangtua dan menganggap orangtua sebagai
bagian dari kelompok mereka.

5. Bekerjasama dengan guru di sekolah

Orangtua juga perlu berkonsultasi dan bekerjasama dengan guru, khususnya guru
bimbingan konseling (BK). Sebab ketika berada di sekolah, gurulah yang menjadi
pendidik, dan pengawas anak. Guru akan mengetahui anak yang terlibat masalah
dan membantu mereka untuk menyelesaikannya.

Dengan langkah-langkah tersebut, anak akan merasa bahwa orang tuanya


memperhatikan dan mengetahui semua kegiatan anak dan teman-temannya. Ini
akan membuat anak akan berfikir untuk melakukan kesalahan-kesalahan kepada
orang tuanya.

Untuk itu dalam melaksanakan visi BNN yang mewujudkan masyarakat Indonesia
Bebas Narkoba pada tahun 2015 dibutuhkan peran serta orang tua secara aktif. Kita
tidak bisa hanya mengandalkan instansi pemerintah saja, namun juga kepedulian
dari berbagai pihak utamanya keluarga dan masyarakat.

Mengingat dampak serta bahaya penyalahgunaan Narkoba tersebut memiliki


korelasi terhadap kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara khususnya para
generasi muda, maka sudah seyogyanya ini menajdi tanggung jawab kita
bersama untuk melawannya.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, dan Obat-


obatan berbahaya. Istilah lainnya adalah NAZA yaitu Narkotika dan Zat Adiktif dan
NAPZA yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif.
NAPZA merupakan zat yang dapat menimbulkan ketergantungan seseorang
terhadap zat tersebut. Penyalahgunaan narkoba dapat berdampak terhadap
perilaku individu, keluarga, masyarakat serta bangsa dan negara.

2. Faktor penyebab peyalahgunaan narkoba dapat berasal dari kurangnya


perhatian keluarga, pendidikan agama yang kurang, lingkungan yang
kurang baik, gagal dalam studi atau pendidikan, pengaruh media masa
dan perkembangan teknologi yang semaikin modern. Upaya pencegahan
terhadap penyalahgunaaan narkoba tidak hanya bergantung pada
penegak hukum saja tetapi keluarga dan masyarakat sangat berperan
dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.

3. Pendekatan keluarga merupakan upaya efektif dan mampu memberikan


pencerahan dan informasi kepada remaja akan bahaya penyalahgunaan narkoba.
Disini peran orang tua dapat sebagai sentral dan bagian dari pendidikan,
pembimbing dan pengawas dalam kesejahteraan keluarga sehingga
dapat menciptakan keharmonisan dan keutuhan keluarga.

B. Saran

Upaya penanggulangan bahaya Narkoba tidak semata-mata tugas Pemerintah


(Kepolisian atau BNN), tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab kita
bersama. Penulis mengajak kepada semua elemen masyarakat terutama remaja
untuk terus meningkatkan pengetahuan akan bahaya narkoba sehingga kita berani
berkata tidak pada narkoba. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam
menumbuhkan sikap pada remaja untuk terhindar dari bahaya narkoba, sering
menjalin komunikasi, membimbing dan mengawasi putra-putrinya dalam pergaulan
setiap hari.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Al-Ghifari, 2002. Generasi Narkoba. Bandung: Mujahid Press

Didi Junaedi HZ, 2008 Memerangi Narkoba Menyelamatkan Bangsa

http://kolumnis.com/2008/03/06/ memerangi-narkoba-menyelamatkan-bangsa

Hamzah, Drs. Andi dan R. M. Surachman, 1994. Kejahatan Narkotika dan


Psikotropika. Jakarta: Sinar Grafik

Noegroho Djajooesman, Drs. 1999. Mari bersatu memberantas bahaya


penyalahgunaan narkoba (NAZA), Jakarta: BP Dharma Bhakti

Partodiharjo, dr. Subagyo. 2007. Kenali Narkoba dan Musuhi


Penyalahgunaannya. Jakarta: Esensi

TINJAUAN VIRTUAL
Anonimous, 2007. Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba BNN

http://www.bnn.go.id/

Anonimous, 2008. Strategi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

http://www.bnpjabar.or.id/

Anonimous, 2008. Pencegahan Dampak Buruk Narkoba pada Anak Sekolah

http://www.kesrepro.info/

Anonimous, 2008 Pencegahan, Penyuluhan Dan


Penanggulangan Penyalahgunaan Bahaya Narkoba

http://www.robeeon.net/...

Anda mungkin juga menyukai