Blog Pribadi Untuk Kalangan Sendiri :D (Tentang Produk Tenun Troso, Motivasi Hidup,
Arsip Tugas Kuliah, Dsb. :D
Beranda
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyalahgunaan Narkoba dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan yang
semakin meningkat, kasus-kasus yang terungkap oleh jajaran Kepolisian RI
hanyalah merupakan bagian kecil saja yang terungkap, sedangkan yang lebih besar
lagi belum dapat ditangkap. Kasus narkoba seakan-akan tidak pernah sepi dari
berita yang ditampilkan di media massa. Hal ini menunjukkan bahwa narkoba sudah
menjadi musuh besar bangsa.
Dari data yang dirilis Badan Narkotika Nasional (BNN) selama tahun 2009 telah
menangani sebanyak 28.382 kasus penyalahgunaan narkoba selama periode
Januari sampai November 2009. Dari jumlah itu, sebanyak 35.299 orang telah
ditangkap. Dari pelaku itu, sebagian besar adalah pelaku yang berusia di atas 30
tahun. Ada sebanyak 102 tersangka yang masih berusia di bawah 15 tahun, serta
1.596 tersangka berusia 16-19 tahun (http://www.bnn.go.id).
Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa pengguna narkoba bukan lagi milik
orang-orang dewasa, tetapi sudah menjangkau para remaja bahkan sebagian
diantaranya dikonsumsi oleh anak-anak. Ini merupakan pertanda buruk bagi
eksistensi bangsa di masa depan. Anak-anak yang diharapkan bisa menjadi
tumpuan bangsa, sejak dini sudah akrab dengan dunia NAPZA. Tak heran jika
berbagai analisis memperkirakan bahwa lost generation atau akan adanya generasi
yang hilang di Indonesia akibat Narkoba akan benar-benar terjadi di masa
mendatang (Abu Al-Ghifari : 2002, 9).
Melihat kondisi ini, maka pendekatan preventif perlu lebih dikedepankan dan
pendekatan keluarga merupakan salah satu opsi yang patut dipertimbangkan.
Upaya preventif kepada remaja yang belum tersentuh hendaknya menjadi prioritas
agar mereka tidak terjerumjus ke dunia NAPZA. Sebagai unit terkecil dalam struktur
masyarakat, peran keluarga memiliki posisi penting dalam pembentukan karakter,
etika dan penanaman nilai-nilai bagi setiap anggotanya untuk mengimbangi
pengaruh kuat teman sebaya terhadap perilaku remaja terutama dalam
pencegahan peredaran narkotika.
Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah
mereka dari bahaya narkoba atau mengurangi dampak dari bahaya pemakaian
narkoba dari orang lain. Disini peran keluarga sangat penting untuk meberikan
informasi, bimbingan dan pengawasan agar remaja dapat terhindar dari bahaya
narkoba. Untuk itu penulis akan membahas tentang PENDEKATAN KELUARGA
SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DIKALANGAN
REMAJA sebagai kontribusi pemikiran dalam upaya mencegah penyalahgunaan
narkoba di Negara Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
D. Manfaat Penulisan
Dari penulisan makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak, diantaranya:
1. Bagi remaja
Untuk memberikan informasi yang lengkap tentang narkoba dan bahayanya bagi
remaja serta menumbuhkan kesadaran untuk menjauhi narkoba.
3. Bagi masyarakat
4. Bagi pemerintah
E. Sistematika Penulisan
Sebagai bentuk karya tulis ilmiah, tentunya memerlukan sistematika yang dijadikan
landasan untuk pembahasan masalah dari awal penulisan sampai selesai. Secara
garis besar karya tulis ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian
inti, dan bagian akhir.
Pada bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, kata
pengantar dan daftar isi.
Bagian inti karya tulis ini terdiri dari Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Pembahasan
dan Penutup.
Bab I : Pendahuluan
Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat, dan sistematika penulisan.
Pada bab ini membahas mengenai ide-ide atau gagasan mengenai pengertian
narkoba, jenis-jenis narkoba, dampak serta faktor penyebab penyalahgunaan
narkoba.
Bab IV : Penutup
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Narkoba
Dalam UU No. 22 Tahun 1997 yang telah diubah dengan UU No. 35 tahun 2009
tentang Narkotika menyebutkan bahwa Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (UU No.
35 Tahun 2009).
Psikotropika merupakan zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintetis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan
perilaku (UU No. 5 Tahun 1997).
Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika
yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika
dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan
psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk
kepentingan pengembangan pengetahuan.
B. Jenis-jenis Narkoba
1. Narkotika
Narkotika banyak sekali macamnya, ada yang berbentuk cair, padat, serbuk, daun-
daun, dan lain sebagainya. Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat
berat dan memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang
sangat tinggi. Dalam UU No. 35 Tahun 2009 Narkotika dibagi menjadi 3 (tiga)
golongan, yaitu :
a. Narkotika golongan I
Golongan ini merupakan kelompok yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat
tinggi, golongan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan apa pun, kecuali
untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contohnya adalah ganja, heroin,kokain,
morfin, opium, dan lain-lain.
b. Narkotika golongan II
Golongan ini memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Contohnya adalah petidin dan turunannya, benzetidin, betametadol, dan
lain-lain.
Golongan ini merupakan narkotika yang memiliki zat adiktif paling ringan jika
dibandingkan dengan dua golongan sebelumnya, bermanfaat juga untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein dan turunannya, metadon,
naltrexon dan sebagainya (UU No. 35 tahun 2009).
a. Narkotika Alami
Kelompok ini merupakan narkotika yang zat adiktifnya diambil dari tumbuh-
tumbuhan. Seperti Ganja, Hasis, Koka dan Opium.
b. Narkotika Semisintetis
Merupakan narkotika alami yang diolah dan diambil zat aktifnya (intisarinya) agar
memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
kedokteran. Contohnya Morfin, Kodein, Heroin dan Kokain.
c. Narkotika Sintetis
Narkotika sintetis adalah narkotika palsu yang dibuat dari bahan kimia. Narkotika ini
digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita
ketergantungan narkoba (substitusi). Contohnya Petidin, Methadon dan Naltrekon
(Subagyo Partodiharjo, 2007 : 12).
2. Psikotropika
Psikotropika adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan jiwa (psyche).
Berdasarkan UU No. 5 tahun 1997 , psikotropika dapat dikelompokkan ke dalam
empat golongan.
a. Golongan I
Psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat. Contohnya ekstasi, MDMA, LSD
(Lysergic Acid Diethyltamide), STP.
b. Golongan II
Psikotropika dengan daya adiktif kuat yang berguna untuk pengobatan dan
penelitian. Contohnya amfetamin, metamfetamin, metakualin.
c. Golongan III
Psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan
penelitian. Contohnya lumibal, buprenorsina, fleenitrazepan, dan sebagainya.
d. Golongan IV
Psikoterapi yang memiliki daya adiktif ringan Contohnya nitrazepam (BK, mogadon,
dumolid) diazepam, dan lain-lain (2007 :15).
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan
masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan
membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Pada masa remaja,
justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta
bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar
saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong
menyalahgunakan narkoba. Jika remaja sudah terjerumus dalam penggunaan
narkoba maka kita akan kehilangan generasi muda penerus bangsa.
Bagi pengguna narkoba maka akan terjadi gangguan fisik seperti ginjal, liver, otak
dan jantung. Penyalahgunaan narkoba juga akan menyebankan penyakit menular
seperti HIV/AIDS, Hepatitis C, penyakit kulit dan kelamin. Kepribadian dan
psikologis akan berubah menjadi pemurung, pemarah, pemalas dan menjadi masa
bodoh. Lebih berbahaya lagi dapat menyebabkan kematian yang disebabkan karena
over dosis.
Mencari akar sebuah persoalan bukan pekerjaan mudah. Alasan keterlibatan remaja
dalam narkotika harus dilihat secara komprehensif. Tidak secara sepihak, artinya
tidak boleh mempermasalahkan lingkungan masyarakat semata, melainkan juga
melihat keadaan keluarga sekaligus mempertimbangkan hukum kodrat remaja yang
bisa dikatakan sebagai elemen tertentu turut menjadikan remaja terlibat dalam
narkotika.
1. Faktor keluarga
Remaja yang gagal dalam pendidikan atau tidak mendapat pendidikan, mempunyai
waktu senggang yang banyak, jika waktu itu tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya,
bisa menjadi hal yang buruk ketika dia berkenalan dengan hal-hal yang tidak baik
untuk mengisi kekosongan waktunya.
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang
berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Usia tersebut merupakan
perkembangan untuk menjadi dewasa. Untuk itu peran orang tua disini betul betul
dibutuhkan, karena kalau tidak diarahkan sesuai dengan kaidah agama dan nilai
etika yang baik pasti cenderung terjerumus ke hal-hal yang
negatif. (http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja).
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya
perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek
kognitif, emosi, sosial dan pencapaian. Sebagian remaja mampu mengatasi transisi
ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada
kondisi psikis, fisiologis, dan sosial.
Untuk itu orang tua mempunyai tugas dalam pendidikan dan pembimbingan
terhadap anaknya dengan penuh kasih sayang. Tujuan orang tua membimbing
anaknya tentunya agar anaknya menjadi manusia yang shaleh dan mampu
mengatasi masalah dengan baik, bukan melampiaskan dengan kegiatan yang
negatif. Anak yang shaleh dan berprestasi dalam belajar dapat mengangkat nama
baik orang tuanya yang telah membimbing anaknya dengan penuh kasih sayang.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Dikalangan Remaja
Karakteristik psikogis yang khas pada remaja merupakan faktor yang memudahkan
terjadinya tindakan penyalahgunaan zat. Di dalam upaya pencegahan, tindakan
yang dijalankan dapat diarahkan pada dua sasaran proses, yaitu untuk
menghindarkan remaja dari lingkungan yang tidak baik dan diarahkan ke suatu
lingkungan yang lebih membantu proses perkembangan jiwa remaja. Upaya kedua
adalah membantu remaja dalam mengembangkan dirinya dengan baik dan
mencapai tujuan yang diharapkan.
1. Upaya pre-emtif
2. Upaya preventif
3. Tindakan Hukum
Dalam lingkungan keluarga, orang tua berkewajiban memberikan kasih sayang yang
cukup terhadap para remajanya. Mereka tidak boleh cepat marah dan main pukul
tatkala sang remaja melakukan kesalahan baik dalam tutur kata, sikap, maupun
perbuatannya, tanpa diberi kesempatan untuk membela diri. Anak harus diposisikan
sebagai insan yang juga membutuhkan penghargaan dan perhatian. Tidak cukup
hanya diperhatikan kebutuhan fisiknya, tetapi juga kebutuhan psikisnya. Sehingga
komunikasi yang hangat antara orang tua dan anak-anaknya menjadi langkah
utama yang jitu untuk menjalin hubungan yang harmonis agar remaja menjadi
tenteram dan nyaman tinggal di rumah. Jadi mereka tidak membutuhkan
pelampiasan atau pelarian di luar rumah tatkala menghadapi persoalan yang rumit.
4. Ada beberapa LSM yang peduli dalam penyalahgunan Narkoba seperti GRANAT,
GERAM, GANAS dan lain-lain. Namun sayangnya kegiatan mereka masih belum
konsisten dan berkesinambungan.
Remaja adalah generasi penerus bangsa yang akan menentukan masa depan
keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai generasi penerus, remaja harus memiliki
motivasi kuat untuk belajar dan terus belajar agar kelak akan mampu menjadi
generasi yang tidak saja sehat, cerdas dan terampil, tetapi juga bertaqwa. Kita
harus mengambil langkah, agar keterbelakangan dan keterpurukan bangsa ini tidak
semakin dalam ke depannya karena remaja yang nantinya menjadi pilar tak lagi
punya harapan.
Disini perlu langkah konkrit dan nyata dalam memberikan pengetahuan dan
pengawasan terhadap putra-putrinya. Langkah pendekatan orang tua dalam
keluarga terhadap putra-putrinya dalam mencegah penyalahgunaan narkoba dapat
meliputi kegiatan sebagai berikut :
Orang tua memiliki peran memberikan informasi tentang bahaya narkoba. Dengan
penjelasan yang memadai, diharapkan akan menimbulkan sikap kritis dari dalam
diri anak, ketika suatu waktu ada yang menawarkan narkoba, si anak berani
menolak ajakan orang untuk menggunakan narkoba.
2. Memberikan pengawasan
Untuk menghidari anak dari bahaya narkoba, orangtua juga harus meningkatkan
peranannya sebagai pengawas. Keluarga perlu menyusun peraturan yang jelas,
sehingga anak akan tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh
dilakukan. Jika peraturan tersebut dilanggar maka ada sangsi sesuai dengan
kesepakatan dalam keluarga tersebut.
3. Melakukan pembimbingan
Orang tua harus dapat membimbing anaknya secara bijaksana dan jangan sampai
menekan harga diri anak. Anak harus dapat mengembangkan kesadaran, bahwa ia
adalah seorang pribadi yang berharga, yang dapat mandiri, dan mampu dengan
cara sendiri menghadapi persoalan-persoalannya.
Orangtua perlu tahu siapa saja teman anaknya, kemana mereka pergi, dan apa saja
kegiatan mereka. Pembiasaan-pembiasaan ini akan membuat anak maupun teman-
temannya menjadi akrab dengan orangtua dan menganggap orangtua sebagai
bagian dari kelompok mereka.
Orangtua juga perlu berkonsultasi dan bekerjasama dengan guru, khususnya guru
bimbingan konseling (BK). Sebab ketika berada di sekolah, gurulah yang menjadi
pendidik, dan pengawas anak. Guru akan mengetahui anak yang terlibat masalah
dan membantu mereka untuk menyelesaikannya.
Untuk itu dalam melaksanakan visi BNN yang mewujudkan masyarakat Indonesia
Bebas Narkoba pada tahun 2015 dibutuhkan peran serta orang tua secara aktif. Kita
tidak bisa hanya mengandalkan instansi pemerintah saja, namun juga kepedulian
dari berbagai pihak utamanya keluarga dan masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://kolumnis.com/2008/03/06/ memerangi-narkoba-menyelamatkan-bangsa
TINJAUAN VIRTUAL
Anonimous, 2007. Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba BNN
http://www.bnn.go.id/
http://www.bnpjabar.or.id/
http://www.kesrepro.info/
http://www.robeeon.net/...