Bangunan pagar
urugan lapisan penutup dan biaya yang diakibatkannya dianggap telah termasuk dalam
harga kontrak.
Setelah lapisan permukaan dikupas dan sebelum urugan dilaksanakan, daerah bangunan
harus dipadatkan dengan alat pemadat yang sesuai.
Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi dari 20 cm dan
setiap lapisan harus dipadatkan dengan menggunakan steamper atau compactor.
Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak melebihi seperempat ukuran yang
telah ditetapkan
Pasir yang digunakan harus bersih dari lumpur, bahan organik atau kotoran lainnya,
serta tidak mengandung garam asam.
Batu kerikil yang digunakan rata-rata berukuran 20 sampai 30 mm dengan
kualitas jenis batu tidak rapuh dan harus mendapat persetujuan untuk dipakai dari
Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
Untuk pekerjaan dengan pasangan batu kali digunakan batu kali berukuran rata-rata
10 - 20 cm.
3.3.3. Besi Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja, digunakan dari jenis U 24 besi polos,
untuk diameter <13 mm dan U 32 (deformed) untuk diameter >13 mm.
Ukuran yang digunakan adalah ukuran pas sesuai dengan gambar kerja.
Besi yang digunakan tidak kotor, tidak berminyak dan tidak berkarat.
3.3.4. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton ditentukan dari jenis kawat beton pengikat No. 16 SWG ( 1
mm) dan tidak bersepuh seng.
3.3.5. Air
Air untuk adukan beton dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang
merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen, seperti asam
dan garam.
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar
Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya, misalnya ; minyak
dan lain-lain.
Agregat harus ditempatkan secara terpisah antara satu dengan yang lain menurut
jenis dan gradasinya.
3.4. Bekisting
3.4.1. Material
Bekisting harus dipakai kayu yang cukup kering dan kuat sesuai dengan finishing yang
diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton, seperti pada gambar
kerja. Papan-papan untuk cetakan harus bermutu baik, lurus dan rata atau menggunakan
triplex dengan ketebalan yang sesuai.
3.4.2. Perencanaan
Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
yang nyata dan cukup dapat menampung beban-beban sementara sesuai dengan
jalannya kecepatan pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silang
sehingga kemungkinan bergeraknya bekisting dalam pelaksanaan dapat ditiadakan. Juga
harus dapat untuk menghindarkan keluarnya bagian adukan (mortar leakage). Susunan
bekisting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga kontrol atas
kekurangannya dapat mudah dilakukan. Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa
hingga pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding balok atau kolom
beton yang bersangkutan.
Bahan penyangga atau silangan-silangan adalah sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Sub-Kontraktor, demikian juga kedudukan dan dimensinya.
Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Adakan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air pembasahan tersebut
pada sisi bawah.
3.4.3. Pembongkaran Cetakan
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu kekuatan khusus
untuk memikul 2 x beban sendiri atau melalui waktu pengerasaan selama 21 (dua
puluh satu) hari, kecuali campuran beton menggunakan bahan tambahan untuk
mempercepat pengerasan beton.
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar
2) Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapis tanah yang jelek, maka
perlu konsultansi dengan Pengawas Lapangan untuk mendapatkan pengarahan tindak
lanjutnya.
3) Lebar galian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 5 cm (kiri kanan).
4) Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik
sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut harus
ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan atas biaya Sub-Kontraktor.
4.4. Pengurugan Kembali
1) Jika ditemukan lubang pada dasar galian pondasi, maka lubang tersebut harus diurug
dengan pasir pasangan dan harus dipadatkan dengan vibro stamper.
2) Tanah yang digunakan untuk pengurugan bekas galian harus mendapat persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
3) Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, sampah-sampah harus
disingkirkan.
4) Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecah menjadi komponen-komponen yang lebih
kecil lebih dahulu.
5) Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max. 30 cm/lapis) dengan vibro stamper
dengan memperhatikan kadar air tanah.
4.5. Pelaksanaan Pondasi
1) Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering atau bebas genangan air.
2) Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton dalam buku
spesifikasi ini dan gambar detail perencanaan.
3) Stek kolom, stek kolom penguat, stek tangga, sparing-sparing yang diperlukan harus
terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi sesuai gambar kerja.
4) Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar kerja jika ada kelainan/
ketidaksesuaian harus dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan.
4.6. Pondasi Batu Kali
1) Pondasi batu kali digunakan untuk dinding dan pagar, sesuai yang tertera dalam gambar
kerja.
2) Pada dasar pondasi, digunakan alas lantai kerja dengan beton cor campuran 1 PC : 3 pasir
: 6 kerikil dalam perbandingan volume, dengan ketebalan sesuai gambar kerja.
3) Campuran semen untuk pengisi spesi batu kali adalah 1 PC : 3 pasir pasangan dalam
perbandingan volume.
Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan lain-lain harus dipasang angker-
angker dan pengikat lainnya pada sambungan-sambungan dinding tersebut setelah
dibersihkan dari kulit ozid besi, karat atau debu bangunan diameternya minimal 10 mm.
Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan
dinding agar adukan spesi dapat merekat.
lebih dari 1,5 cm dan diberi lapisan finish yang distujui oleh Pengawas Lapangan.
b. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga rata. Hasil permukaan plesteran
harus benar-benar merupakan bidang yang rata dan halus.
c. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah dipasang.
Mulailah membasahinya, begitu plesteran telah mengeras, untuk menghindari
kerusakan (retakan). Sewaktu kondisi udara lingkungan kering dan panas, plesteran
harus dibasahi agar tidak terjadi penguapan terlalu banyak dan menjadi tidak rata.
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar
d. Bagian-bagian dinding yang tertutup antara atap dengan plafond yang tidak
terlihat, tidak diplaster.
5.4.6. Memperbaiki dan Membersihkan
Memperbaiki semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan membongkar
bagian tersebut sampai berbentuk bujur sangkar. Pekerjaan yang sudah selesai, tidak
boleh ada yang retak, bernoda serta cacat lainnya. Sewaktu-waktu dengan secara teratur,
selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, semua pekerjaan-pekerjaan yang
menjadi kotor dalam pelaksanaan pekerjaan, harus dibersihkan.
PASAL 6. PEKERJAAN KAYU
6.1. Lingkup Pekerjaan
1) Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan kayu (kasar dan halus) dalam hubungan dengan gambar
dan spesifikasi.
2) Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan kayu adalah :
- Pekerjaan Tiang Kayu Ulin.
6.2.3. Ukuran
a. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish), yaitu ukuran kayu
setelah selesai dikerjakan dan terpasang. Kayu dasar diketam, dibor atau jika tidak,
dikerjakan dengan mesin menurut ukuran-ukuran dan bentuk yang tertera dalam
gambar.
b. Ukuran-ukuran nominal telah disebutkan untuk kayu yang sudah dikerjakan, maka
potongan pengurangan (kekurangan) sebanyak 3 mm diperbolehkan untuk tiap
permukaan yang sudah dikerjakan.
c. Jika terdapat perbedaan yang menyolok antara ukuran dilapangan dengan ukuran
dalam gambar kerja, hendaknya segera dilaporkan pada Pengawas Lapangan untuk
disetujui cara-cara pemecahannya.
6.3. Permukaan Luar
Semua permukaan kayu yang akan kelihatan permukaannya bila sudah jadi (finish), harus
dikerjakan dengan baik kecuali jika ada penentuan lain. Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar
dibiarkan bekas gergajiannya kecuali jika ditentukan untuk dihaluskan. Jika terdapat mata kayu
yang mulus (keras) pada salah satu permukaan kayu yang akan di cat, dan mata
kayu itu diameternya tidak lebih dari 4 cm dan tidak memenuhi lebih dari setengah permukaan
kayu tersebut, maka kayu tersebut dapat diterima.
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar
1) Semua bahan-bahan cat yang telah disetujui harus diperoleh dari supplier beserta
keterangan lengkap mengenai barang tersebut dan prosesnya.
2) Semua cat harus digunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai dengan instruksi
pabriknya.
3) Plamir dan cat dasar harus dikeluarkan oleh pabrik yang sama untuk masing-masing
lapisan pemakaian.
4) Kaleng yang diisi cat harus diaduk benar-benar sebelum dituangkan dan dipulaskan
menurut aturan dari pabriknya.
5) Jangan sekali-kali mencampurkan bahan pengering atau bahan-bahan lain kedalam cat,
jika tidak disarankan atau dikehendaki oleh pabriknya.
6) Untuk pengecatan dinding/palsteran, plesteran harus dibiarkan sampai mengering dalam
waktu yang cukup dan jangan dipulas (dicat) sampai benar-benar mengering. Semua
pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dan diperbaiki dengan
plesteran dari jenis yang sama. Retak-retak kecil harus ditambal dengan penambal
keras. Retak-retak yang lebar harus dipotong dengan pinggir-pinggirnya bersambungan
menjadi rata dengan plesteran sekelilingnya. Sebelum permukaan diplester lebih dahulu
dilapis cat dasar yang tahan alkali, debu-debu yang menempel pada permukaan harus
dibersihkan dengan kain lap kering lalu dilanjutkan dengan menyekanya memakai lap
yang dibasahi.
7) Lapisan cat yang terluka harus diulang/diperbaiki.
8) Semua konstruksi baja sebelum dipasang harus dicat dasar terlebih dahulu dan diulang
lagi sebelum dilaksanakan pengecatan akhir sebanyak 1 (satu) kali.
8.3. Bahan dan Ketentuan-Ketentuan Khusus
8.3.1. Dinding/Plasteran
Pelapis yang dipakai untuk pekerjaan dinding/plasteran adalah :
a. Lapisan dasar menggunakan jenis alkali resin dengan merek yang setara Nippon
Paint atau Paragon.
b. Lapisan finishing menggunakan jenis acrylic emulsion dengan merek yang setara
Nippon Paint atau Paragon. Warna yang digunakan adalah sesuai dengan
spesifikasi material atau ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan Direksi.
c. Lapisan finishing untuk plafond digunakan jenis dan merek yang sama dengan
warna Putih, kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan dan Direksi.
8.4. Pengajuan Bahan-Bahan
Setelah kontrak ditandatangani, Sub-Kontraktor harus secepatnya, tidak kurang dari dua bulan
sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan
dipakai untuk pekerjaan pengecatan, kepada Pengawas Lapangan. Semua bahan-bahan harus
disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Direksi.
8.5. Pemilihan Warna
Semua warna harus dipilih oleh Pengawas Lapangan dan Direksi, Sub-Kontraktor harus bawa
contoh-contoh warna yang akan disetujui.
8.6. Daftar Persyaratan Pengecatan/Penyelesaian
Daftar ini menunjukkan dimana finish dekorasi-dekorasi yang ditentukan dalam bab yang sudah
disebutkan harus dipakai.
atau karena bahan yang kurang baik atau dikarenakan kesalahan pelaksanaan yang
dibuat Sub-Kontraktor dan belum mendapat persetujuan dari Developer atau Pengawas
Lapangan (kecuali perencanaan yang diserahkan Developer) seluruhnya adalah
tanggungan Sub-Kontraktor.
3) Selama dalam masa pemeliharaan setelah serah terima 100%, Sub-Kontraktor
bertanggung jawab memperbaiki selekas mungkin segala kerusakan dan kekurangan-
kekurangan akibat dari kesalahan atau kelalaian Pemborong.
4) Pengawas Lapangan akan memberitahukan terlebih dahulu kepada Sub-Kontraktor
tentang maksud untuk melakukan inspeksi selama jangka waktu pemeliharaan dan
berdasarkan ini Sub-Kontraktor menunjuk seorang wakil yang bertanggung jawab untuk
hadir dalam waktu dan tanggal yang ditentukan. Wakil ini akan memberi bantuan yang
diperlukan untuk mencatat semua hal dan persoalan yang perhatikan sesuai dengan
pengarahan Pengawas Lapangan.
5) Bilamana terjadi kerusakan atau kekurangan selama dalam masa pemeliharaan,
Pengawas Lapangan akan memberitahukannya kepada Sub-Kontraktor secara tertulis,
agar Sub-Kontraktor secepatnya memperbaiki/ mengganti yang rusak atau yang tidak
baik.
6) Bilamana Sub-Kontraktor tidak memperbaiki yang rusak atau yang kurang baik dalam
waktu yang wajar sebelum berakhirnya masa pemeliharaan, Developer dapat
melakukannya atas biaya Sub-Kontraktor.
7) Jika kekurangan-kekurangan menurut Konsultan tidak praktis atau sukar diperbaiki,
Pengawas Lapangan harus menentukan pengurangan nilai borongan dan memotongnya
dari jumlah yang akan dibayarkan kepada Sub-Kontraktor.
8) Sampai dengan waktu Berita Acara Serah Terima terakhir dikeluarkan, Sub-Kontraktor
wajib pada jam-jam kerja atas tanggungan dan biaya sendiri mengadakan pemeriksaan
apakah semua bagian dari borongan dapat bekerja dengan baik atau tidak dengan
membuat catatan-catatan mengenai kerusakan atau malfungsi dari elemen-elemen
borongan.
9) Sub-Kontraktor harus berusaha menjaga kebersihan dan kerapihan lapangan selama
jangka waktu Kontrak.
10) Selain itu Sub-Kontraktor sewaktu-waktu wajib memelihara kelayakan dari setiap areal
dan jika diminta Pengawas Lapangan, memindahkan semua kotoran, alat-alat
konstruksi, kelebihan bahan dan segala rongsokan bekas pekerjaan konstruksi dari areal
tersebut.
11) Kebersihan ini termasuk tugas Sub-Kontraktor sehingga lokasi pekerjaan umumnya
selalu dalam kondisi bersih dan selayaknya.
12) Setelah selesai pekerjaan Sub-Kontraktor harus membersihkan seluruh lapangan
sehingga mendapat persetujuan Pengawas Lapangan, Sub Sub-Kontraktor lain
berkewajiban hadir di lapangan untuk turut/ikut melaksanakan pembersihan.
13) Seluruh bangunan-bangunan sementara atau bagian-bagian pekerjaan pembantu yang
diperlukan selama pelaksananaan pekerjaan (proyek) berlangsung harus dibongkar
sebelum seluruh pekerjaan diserah terimakan.
14) Biaya pembersihan dan pembongkaran sepenuhnya dalah tanggung jawab Sub-
Kontraktor.
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar