Anda di halaman 1dari 13

RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS

Bangunan pagar

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

PASAL 1. PEKERJAAN PERSIAPAN


1.1. Pengukuran
1) Sub-Kontraktor harus menyediakan tenaga yang ahli dalam cara-cara pengukuran dengan
alat-alat penyipat datar (theodolith, waterpass dan sebagainya) dan lain-lain peralatan
yang diperlukan.
2) Pengawas Lapangan dan Sub-Kontraktor akan menetapkan tempat/posisi patok
penandaan permanen (bench mark) sebagai referensi pengukuran bangunan, dan
dituangkan dalam Berita Acara Penentuan Titik 0 (nol).
3) Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas persetujuan Pengawas Lapangan dan tetap
merujuk pada pergeseran patok awal.
4) Berdasarkan patok tersebut Sub-Kontraktor menentukan level bangunan dan jarak as
bangunan pada setiap pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
1.2. Pemasangan Bowplank
1) Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawas Pengawas Lapangan dengan patok
yang dipancang kuat-kuat dihubungkan dengan papan kayu yang kuat dengan ketebalan
minimum 2 cm, diketam rata pada sisi atasnya.
2) Pemasangan patok keliling bangunan minimal berjarak 1,00 meter dari as dinding
bangunan menurut gambar kerja.

PASAL 2. PEKERJAAN TANAH


2.1. Umum
Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas
Lapangan terutama tentang ukuran galian. Bahan-bahan galian yang akan dipakai untuk
penimbunan harus diperiksa lebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.
2.2. Penyelidikan Tanah
Pemeriksaan tanah (boring/sondering) ulang harus dilaksanakan oleh Sub-Kontraktor pada titik
yang dianggap rawan atas petunjuk Pengawas Lapangan.
2.3. Penggalian dan Pengupasan Tanah
Sub-Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang berasal dari
air hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab, pengeringan diusahakan dengan jalan
memompa, menimba, menyalurkan keparit-parit atau lain-lain dan biaya untuk pekerjaan-
pekerjaan tersebut harus dianggap telah termasuk harga kontrak/borongan.
Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman, kemiringan,
lokasi serta lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan seperti dinyatakan
dalam gambar kerja dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Bahan-bahan sisa galian yang tidak digunakan tidak boleh ditempatkan berserakan.
Tanah-tanah galian yang tidak diperlukan lagi supaya disingkirkan. Bahan-bahan sisa
galian tersebut harus segera dikeluarkan dari pekerjaan paling lambat 2 x 24 jam dan
dibuang pada tempat yang disetujui Pengawas Lapangan.
2.4. Urugan dan Pemadatan
Tanah hasil kupasan yang berupa humus harus dipisahkan dari lapisan tanah dibawahnya.
Pengupasan dengan kedalaman rata-rata 20 cm digunakan sebagai lapisan penutup
sekeliling bangunan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Jika tebal lapisan humus lebih
besar dari 20 cm, maka seluruh tebal humus harus digali dan digunakan kembali sebagai
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar

urugan lapisan penutup dan biaya yang diakibatkannya dianggap telah termasuk dalam
harga kontrak.
Setelah lapisan permukaan dikupas dan sebelum urugan dilaksanakan, daerah bangunan
harus dipadatkan dengan alat pemadat yang sesuai.
Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi dari 20 cm dan
setiap lapisan harus dipadatkan dengan menggunakan steamper atau compactor.

PASAL 3. PEKERJAAN BETON


3.1. Lingkup pekerjaan
Melengkapi semua tenaga, peralatan (equipment) dan bahan-bahan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dan dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam RKS, Gambar Kerja dan Kontrak Kerja, serta
tambahan penjelasan dari Pimpinan Proyek dan Pengawas Lapangan.
3.2. Pedoman Pelaksanaan
Kecuali ditentukan lain berikut ini, maka Sebagai dasar code PBI 1971 dan SKSNI Tahun 1991
tetap digunakan.
3.3. Bahan-bahan
3.3.1. Portland Cement
Digunakan Portland semen yang memenuhi No. SII (Standard Industri Indonesia) S.400
menurut Standard Semen Indonesia (NI 8 1972). Tidak boleh mencampur merek
semen yang berbeda untuk 1 tahap proses pengecoran
3.3.2. Agregat

Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak melebihi seperempat ukuran yang
telah ditetapkan
Pasir yang digunakan harus bersih dari lumpur, bahan organik atau kotoran lainnya,
serta tidak mengandung garam asam.
Batu kerikil yang digunakan rata-rata berukuran 20 sampai 30 mm dengan
kualitas jenis batu tidak rapuh dan harus mendapat persetujuan untuk dipakai dari
Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
Untuk pekerjaan dengan pasangan batu kali digunakan batu kali berukuran rata-rata
10 - 20 cm.
3.3.3. Besi Beton

Kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja, digunakan dari jenis U 24 besi polos,
untuk diameter <13 mm dan U 32 (deformed) untuk diameter >13 mm.
Ukuran yang digunakan adalah ukuran pas sesuai dengan gambar kerja.
Besi yang digunakan tidak kotor, tidak berminyak dan tidak berkarat.
3.3.4. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton ditentukan dari jenis kawat beton pengikat No. 16 SWG ( 1
mm) dan tidak bersepuh seng.
3.3.5. Air
Air untuk adukan beton dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang
merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen, seperti asam
dan garam.
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar

3.3.6. Bahan Tambahan


Tidak diperkenankan menambah bahan-bahan tambahan kedalam campuran beton,
kecuali telah ada ketentuan atau keputusan tertulis sebelumnya dari Pengawas
Lapangan.
3.3.7. Pengiriman dan Penyimpanan

Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan


waktu dan urutan pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan (time schedule & network plan).
Semen harus didatangkan dalam kantongan/kemasan standard (zak). Semen harus
masih dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), jika ada bagian yang mulai
mengeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan melebihi dari
beras 5% berat dan kepada campuran diberi tambahan semen yang baik dalam
jumlah yang sama.

Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya, misalnya ; minyak
dan lain-lain.
Agregat harus ditempatkan secara terpisah antara satu dengan yang lain menurut
jenis dan gradasinya.
3.4. Bekisting
3.4.1. Material
Bekisting harus dipakai kayu yang cukup kering dan kuat sesuai dengan finishing yang
diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton, seperti pada gambar
kerja. Papan-papan untuk cetakan harus bermutu baik, lurus dan rata atau menggunakan
triplex dengan ketebalan yang sesuai.

3.4.2. Perencanaan
Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
yang nyata dan cukup dapat menampung beban-beban sementara sesuai dengan
jalannya kecepatan pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silang
sehingga kemungkinan bergeraknya bekisting dalam pelaksanaan dapat ditiadakan. Juga
harus dapat untuk menghindarkan keluarnya bagian adukan (mortar leakage). Susunan
bekisting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga kontrol atas
kekurangannya dapat mudah dilakukan. Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa
hingga pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding balok atau kolom
beton yang bersangkutan.
Bahan penyangga atau silangan-silangan adalah sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Sub-Kontraktor, demikian juga kedudukan dan dimensinya.
Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Adakan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air pembasahan tersebut
pada sisi bawah.
3.4.3. Pembongkaran Cetakan

Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu kekuatan khusus
untuk memikul 2 x beban sendiri atau melalui waktu pengerasaan selama 21 (dua
puluh satu) hari, kecuali campuran beton menggunakan bahan tambahan untuk
mempercepat pengerasan beton.
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar

Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja


beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh
dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu ditentukan bahwa
tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada Sub-
Kontraktor.
Sub-Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud
akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi utama dan minta
persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan ini tidak berarti Sub-Kontraktor
lepas dari tanggung jawab atas hasil pekerjaan tersebut.
3.5. Pemasangan Pipa-Pipa
Pemasangan pipa dalam beton harus tidak boleh sampai merugikan kekuatan konstruksi.
3.6. Kualitas Beton
1) Kecuali yang ditentukan dalam gambar, kualitas beton untuk bagian sloof, pondasi
tapak, kolom selain kolom dan ring balok adalah K.225. (tegangan tekanan hancur
karakteristik untuk kubus uji beton pada usia 28 (dua puluh delapan) hari, dengan derajat
konfidensi 0,95.
2) Untuk bagian kolom praktis menggunakan beton cor campuran 1 PC : 2 pasir : 4
kerikil dalam perbandingan volume.
3) Pelaksana harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton
ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengan mengadakan
trialmixes.
4) Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump.
5) Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur
7 (tujuh) hari dengan ketentuan hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang
diminta pada 28 (dua puluh delapan) hari.
6) Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.
7) Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen-komponen beton.
3.7. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari
pekerjaan, Sub-Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan untuk mendapat
persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan sebagaimana mestinya atau persiapan
pengecoran tidak disetujui oleh Pengawas Lapangan, maka Sub-Kontraktor dapat
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang telah dicor atas perongkosan Sub-
Kontraktor sendiri.
2) Adukan beton harus sedemikian rupa, sehingga dapatdihindarkan adanya pemisahan dari
bagian-bagian bahan.
3) Sebelum beton dicor, semua kotoran-kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari
cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan
dengan beton harus dibasahi dengan air sebelum dicor.
4) Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari
pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya
persetujuan Pengawas Lapangan. Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan, kecuali
jika Sub-Kontraktor mengambil tindakan-tindakan mencegah kerusakan yang telah
disetujui Pengawas Lapangan.
5) Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk plesteran)
adalah 2,5 cm.
6) Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas Lapangan
mempunyai wewenang untuk menolak hasil konstruksi beton yang cacat, sebagai
berikut :
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar

Konstruksi beton yang sangat keropos.


Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
Konstruksi beton tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.
Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
3.8. Penggantian Besi
1) Besi tulangan beton yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar
kerja.
2) Dalam hal ini berdasarkan pengalaman Sub-Kontraktor atau menurutnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada, maka :
Sub-Kontraktor dapat menambah besi ekstra dengan tidak mengurangi pembesian
yang tertera pada gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapat persetujuan.
Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian untuk kesempurnaan pekerjaan
maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan setelah ada persetujuan tertulis
dari Pengawas Lapangan. Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah
merupakan juga keharusan dari Sub-Kontraktor.
3.9. Curing Beton
1) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
2) Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan sewaktu pengecoran, harus
diperhatikan.
3) Beton harus terus dibasahi paling sedikit selama 14 (empat belas) hari setelah
pengecoran.
3.10. Tanggung Jawab Sub-Kontraktor
Sub-Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-
ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan. Adanya
Pengawas Lapangan yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/ menegur atau memberi nasehat
tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor tersebut diatas.

PASAL 4. PEKERJAAN PONDASI


4.1. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan pembuatan pondasi meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan material
untuk pekerjaan tersebut dan perlengkapan serta mesin-mesin yang diperlukan.
2) Macam pondasi yang digunakan adalah :
a Pondasi pasangan batu kali yang tertera dalam gambar.
b. Pondasi plat/pondasi tapak beton bertulang atau sebagaimana ditentukan dalam
syarat-syarat khusus/gambar kerja.
c. Pondasi batu bata sebagaimana ditentukan dalam gambar kerja.
4.2. Pedoman Pelaksanaan
1) Sebelum dilaksanakan pondasi, maka Sub-Kontraktor harus mengadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi seperti yang tertera pada gambar-gambar detail
perencanaan dan harus meminta persetujuan Pengawas Lapangan.
2) Sub-Kontraktor diwajibkan memberikan laporan kepada Pengawas Lapangan, bila ada
perbedaan gambar-gambar dari gambar konstruksi dengan gambar arsitektural atau bila
ada hal-hal yang kurang jelas.
4.3. Penggalian Pondasi
1) Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan dengan kedalaman sesuai gambar kerja.
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar

2) Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapis tanah yang jelek, maka
perlu konsultansi dengan Pengawas Lapangan untuk mendapatkan pengarahan tindak
lanjutnya.
3) Lebar galian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 5 cm (kiri kanan).
4) Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik
sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut harus
ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan atas biaya Sub-Kontraktor.
4.4. Pengurugan Kembali
1) Jika ditemukan lubang pada dasar galian pondasi, maka lubang tersebut harus diurug
dengan pasir pasangan dan harus dipadatkan dengan vibro stamper.
2) Tanah yang digunakan untuk pengurugan bekas galian harus mendapat persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
3) Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, sampah-sampah harus
disingkirkan.
4) Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecah menjadi komponen-komponen yang lebih
kecil lebih dahulu.
5) Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max. 30 cm/lapis) dengan vibro stamper
dengan memperhatikan kadar air tanah.
4.5. Pelaksanaan Pondasi
1) Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering atau bebas genangan air.
2) Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton dalam buku
spesifikasi ini dan gambar detail perencanaan.
3) Stek kolom, stek kolom penguat, stek tangga, sparing-sparing yang diperlukan harus
terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi sesuai gambar kerja.
4) Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar kerja jika ada kelainan/
ketidaksesuaian harus dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan.
4.6. Pondasi Batu Kali
1) Pondasi batu kali digunakan untuk dinding dan pagar, sesuai yang tertera dalam gambar
kerja.
2) Pada dasar pondasi, digunakan alas lantai kerja dengan beton cor campuran 1 PC : 3 pasir
: 6 kerikil dalam perbandingan volume, dengan ketebalan sesuai gambar kerja.
3) Campuran semen untuk pengisi spesi batu kali adalah 1 PC : 3 pasir pasangan dalam
perbandingan volume.

4) Pemasangan spesi batu kali tidak boleh berongga.


5) Diatas pondasi pasangan batu kali diberi sloof untuk meratakan penyebaran beban dari
atas.
6) Ukuran dari pada balok sloof disesuaikan dengan gambar kerja.

PASAL 5. PEKERJAAN DINDING


5.1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum
1) Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2) Meliputi pekerjaan pasangan dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini.
5.2. Bahan/ Material dan Campuran
5.2.1. Bahan/Material
a. Semen : Semen seperti untuk pekerjaan dinding harus sama kualitasnya
seperti semen yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
b. Pasir : Pasir untuk pekerjaan dinding adalah pasir pasangan dengan
kualitas yang baik dan sesuai untuk pekerjaan tersebut.
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar

c. Air : Air yang dipakai untuk pekerjaan dinding harus memenuhi


syarat-syarat sama dengan pekerjaan beton.
5.2.2. Campuran/Adukan
Komposisi :
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar
atau dalam spesifikasi teknis.
Ketinggian pemasangan dinding dan komposisi campurannya harus sesuai dengan
gambar kerja.
5.2.3. Mengatur Adukan
Adukan harus dicampur dalam alat tempat pencampuran yang telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan, diatas permukaan yang keras. Jangan memakai adukan yang sudah
mulai mengeras atau membubuhkannya untuk dipakai lagi.

5.3. Dinding Pasangan Bata


5.3.1. Batu Bata
a. Batu bata biasa (tangan) dari tanah liat, hasil produksi lokal yang dibakar
dengan baik dan bersudut tajam serta rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
b. Sesuai dengan pasal 82 dari A.V. 1941, minimum daya tekan ultimate harus 100
Kg/Cm2. Bata yang dipakai harus memenuhi syarat sebagai berikut:
- Kualitas baik
- Pembakaran matang
- Sisi dengan permukaan rata tegak lurus dan tajam
- Keras dan tidak mudah patah
- Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak boleh lebih
dari3 mm).
- Penyerahan ditempat hanya diizinkan maksimum 5% yang patah.
5.3.2. Campuran
a. Semua dinding mulai dari ujung atas sloof pondasi beton harus dibuat dari
campuran 1 Pc : 4 Pasir, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
5.3.3. Pelaksanaan
a. Dinding harus dipasang dan didirikan untuk masing-masing ukuran ketebalan dan
ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan Sub-
Kontraktor harus memasang piket (uitzet) lubang-lubang dan sebagainya dengan
alat uitzet yang disetujui. Blok-blok atau bata dipasang dengan

adukan pengikat sambungan (spesi) 10 mm didasari dengan baik dan sambungan-


sambungan yang terus lurus dan rata.
b. Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan disuatu bagian lebih dari satu
meter tingginya.
5.3.4. Perlindungan dan Perawatan
a. Dalam mendirikan dinding yang terkena udara terbuka, selama waktu-waktu hujan
lebat, harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok bahan
penutup yang sesuai.
b. Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari setelah
didirikan/pemasangan.
5.3.5. Angker dan Pengikat lainnya
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar

Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan lain-lain harus dipasang angker-
angker dan pengikat lainnya pada sambungan-sambungan dinding tersebut setelah
dibersihkan dari kulit ozid besi, karat atau debu bangunan diameternya minimal 10 mm.
Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan
dinding agar adukan spesi dapat merekat.

5.4. Penyelesaian Dinding Dengan Plasteran


Dinding bangunan yang terbuat dari pasangan bata dilapisi dengan plester semen setebal 1,5
cm dan dihaluskan permukaannya dengan acian.
5.4.1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum
a. Pekerjaan meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga kerja untuk keperluan
pekerjaan ini.
b. Pekerjaan meliputi penyelesaian permukaan dinding dengan bahan yang disebut
dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.
c. Plesteran harus dibuat pada semua tembok, kolom, bidang vertikal lainnya yang
dikerjakan dengan pasangan bata kecuali bagian dalam tombak layar yang tertutup
atap, balok beton yang tidak dinyatakan dalam gambar sebagai penyelesaian
dengan bahan lain, tembok tersebut diselesaikan dengan plesteran yang kemudian
dihaluskan (acian) dicat emulsi vinyl kecuali disebut lain dalam gambar kerja atau
syarat-syarat bagian dinding lainnya.
5.4.2. Bahan
Bahan/material seperti portland cement (PC) type 1, pasir dan air harus sesuai dengan
pekerjaan beton.
5.4.3. Komposisi Adukan
Untuk semua penembokan dinding yang dilaksanakan dengan campuran 1 pc : 3 pasir,
plesteran harus dilaksanakan dengan campuran 1 pc : 3 pasir. Semua plesteran lainnya
harus dilaksanakan dengan adukan jenis 1 pc : 4 pasir.
5.4.4. Pengolahan Permukaan Plesteran
a. Untuk mengeringkan dinding bata dan permukaan beton harus diberikan cukup
waktu. Tidak boleh memulai pekerjaan, sampai tembok dinding benar-benar
kering.
b. Sebelum pemlasteran permukaan-permukaan beton harus dikasarkan. Lemak atau
minyak yang melekat harus dibersihkan dengan sikat dengan memakai sikat yang
kaku atau sikat kawat.
c. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya, permukaan-
permukaannya harus dibasahi dengan air sehingga tetap lembab.
5.4.5. Pelaksanaan
a. Sebagai penyelesaian permukaan beton, diharuskan diberi dua lapisan adukan, tapi
satu lapisan juga bisa diterima asalkan tebal lapisannya tidak

lebih dari 1,5 cm dan diberi lapisan finish yang distujui oleh Pengawas Lapangan.
b. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga rata. Hasil permukaan plesteran
harus benar-benar merupakan bidang yang rata dan halus.
c. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah dipasang.
Mulailah membasahinya, begitu plesteran telah mengeras, untuk menghindari
kerusakan (retakan). Sewaktu kondisi udara lingkungan kering dan panas, plesteran
harus dibasahi agar tidak terjadi penguapan terlalu banyak dan menjadi tidak rata.
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar

d. Bagian-bagian dinding yang tertutup antara atap dengan plafond yang tidak
terlihat, tidak diplaster.
5.4.6. Memperbaiki dan Membersihkan
Memperbaiki semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan membongkar
bagian tersebut sampai berbentuk bujur sangkar. Pekerjaan yang sudah selesai, tidak
boleh ada yang retak, bernoda serta cacat lainnya. Sewaktu-waktu dengan secara teratur,
selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, semua pekerjaan-pekerjaan yang
menjadi kotor dalam pelaksanaan pekerjaan, harus dibersihkan.
PASAL 6. PEKERJAAN KAYU
6.1. Lingkup Pekerjaan
1) Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan kayu (kasar dan halus) dalam hubungan dengan gambar
dan spesifikasi.
2) Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan kayu adalah :
- Pekerjaan Tiang Kayu Ulin.

6.2. Kualitas, Kelembaban dan Jenis Kayu


6.2.1. Kualitas
a. Kayu yang dipakai harus dari kayu klas kuat I dan klas kuat II, mutu yang sesuai
NI - 5 PPKI 1961 Lampiran I.
b. Kayu berkualitas terbaik, lurus, tua, kering dan tidak cacat, tidak pecah-pecah,
tidak terdapat kayu muda.
c. Kayu yang dipakai harus sesuai dengan pasal III PPKI 1965 mutu A.
6.2.2. Jenis Kayu :
Jenis kayu yang dipergunakan pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- Menggunakan kayu ulin

6.2.3. Ukuran
a. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish), yaitu ukuran kayu
setelah selesai dikerjakan dan terpasang. Kayu dasar diketam, dibor atau jika tidak,
dikerjakan dengan mesin menurut ukuran-ukuran dan bentuk yang tertera dalam
gambar.
b. Ukuran-ukuran nominal telah disebutkan untuk kayu yang sudah dikerjakan, maka
potongan pengurangan (kekurangan) sebanyak 3 mm diperbolehkan untuk tiap
permukaan yang sudah dikerjakan.
c. Jika terdapat perbedaan yang menyolok antara ukuran dilapangan dengan ukuran
dalam gambar kerja, hendaknya segera dilaporkan pada Pengawas Lapangan untuk
disetujui cara-cara pemecahannya.
6.3. Permukaan Luar
Semua permukaan kayu yang akan kelihatan permukaannya bila sudah jadi (finish), harus
dikerjakan dengan baik kecuali jika ada penentuan lain. Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar
dibiarkan bekas gergajiannya kecuali jika ditentukan untuk dihaluskan. Jika terdapat mata kayu
yang mulus (keras) pada salah satu permukaan kayu yang akan di cat, dan mata

kayu itu diameternya tidak lebih dari 4 cm dan tidak memenuhi lebih dari setengah permukaan
kayu tersebut, maka kayu tersebut dapat diterima.
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar

6.4. Pengawetan/Perlindungan Kayu


Penyimpanan kayu ditempatkan pada tempat yang kering, tidak terkena hujan.
PASAL 7. PEKERJAAN BESI
7.1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan besi, alat dan tenaga kerja baik untuk pekerjaan pembuatan maupun pemasangan
pintu dan pemasangan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat spesifikasi ini.
7.2. Jenis dan Tipe
1) Pemasangan jenis pintu disesuaikan dengan denah gambar kerja, jika terdapat keraguan
terhadap jenis pintu dan pasangan besi pipa galvanis pada gambar kerja, maka segera
laporkan kepada Pengawas Lapangan.
.
7.3. Bahan/Material
1) Semua penggunaan besi adalah besi galvanis
7.4. Persiapan Pemasangan
1) Sub-Kontraktor yang bersangkutan wajib memasang semua komponen lengkap dengan
ukuran-ukurannya. Sub-Kontraktor harus memeriksa kualitas bahan yang dipakai,
apakah dimensi yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan spesifikasi teknis
memenuhi ketentuan struktur dan ketahanan.
2) Sub-Kontraktor harus mengukur setempat semua dimensi yang mempengaruhi
pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan gambar kerja, harus di-
koreksi/diselesaikan bersama Pengawas Lapangan, untuk mendapatkan kepastian.
3) Sub-Kontraktor harus memperhitungkan kekuatan atas syarat-syarat teknis yang
ditentukan.
7.5. Pemasangan
1) Bahan-bahan yang diserahkan ke lapangan untuk dipasang harus sesuai dengan contoh-
contoh yang disetujui dan dalam keadaan terpelihara baik. Bahan-bahan ini harus dijaga
dan dilindungi sebaik-baiknya sewaktu penyimpanan, pemasangan sampai diserahkan
dengan baik.
2) Pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga terlatih/berpengalaman untuk pekerjaan
yang serupa dan dipimpin oleh tenaga ahli.
3) Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan semua alat-alat pelindung,
tanda-tanda label dibersihkan dan kaca-kaca dicuci.
4) Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda/cacat dan kerusakan, baik pada bahan
maupun cara pengerjaannya, water tight serta jaminan pemeliharaannya.
5) Kesalahan pemasangan yang berakibat tidak berfungsinya komponen pintu tidak lurus
dan tidak berfungsinya pintu dengan baik, yang apabila menurut Pengawas Lapangan
harus diperbaiki atau harus diganti, maka seluruh biaya akibat kesalahan tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Sub-Kontraktor.

PASAL 8. PEKERJAAN PENGECATAN


8.1. Lingkup Pekerjaan
1) Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2) Meliputi pengecatan untuk semua permukaan kayu, plesteran, besi dan lain-lain sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan ini.
8.2. Ketentuan Umum
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar

1) Semua bahan-bahan cat yang telah disetujui harus diperoleh dari supplier beserta
keterangan lengkap mengenai barang tersebut dan prosesnya.
2) Semua cat harus digunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai dengan instruksi
pabriknya.

3) Plamir dan cat dasar harus dikeluarkan oleh pabrik yang sama untuk masing-masing
lapisan pemakaian.
4) Kaleng yang diisi cat harus diaduk benar-benar sebelum dituangkan dan dipulaskan
menurut aturan dari pabriknya.
5) Jangan sekali-kali mencampurkan bahan pengering atau bahan-bahan lain kedalam cat,
jika tidak disarankan atau dikehendaki oleh pabriknya.
6) Untuk pengecatan dinding/palsteran, plesteran harus dibiarkan sampai mengering dalam
waktu yang cukup dan jangan dipulas (dicat) sampai benar-benar mengering. Semua
pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dan diperbaiki dengan
plesteran dari jenis yang sama. Retak-retak kecil harus ditambal dengan penambal
keras. Retak-retak yang lebar harus dipotong dengan pinggir-pinggirnya bersambungan
menjadi rata dengan plesteran sekelilingnya. Sebelum permukaan diplester lebih dahulu
dilapis cat dasar yang tahan alkali, debu-debu yang menempel pada permukaan harus
dibersihkan dengan kain lap kering lalu dilanjutkan dengan menyekanya memakai lap
yang dibasahi.
7) Lapisan cat yang terluka harus diulang/diperbaiki.
8) Semua konstruksi baja sebelum dipasang harus dicat dasar terlebih dahulu dan diulang
lagi sebelum dilaksanakan pengecatan akhir sebanyak 1 (satu) kali.
8.3. Bahan dan Ketentuan-Ketentuan Khusus
8.3.1. Dinding/Plasteran
Pelapis yang dipakai untuk pekerjaan dinding/plasteran adalah :
a. Lapisan dasar menggunakan jenis alkali resin dengan merek yang setara Nippon
Paint atau Paragon.
b. Lapisan finishing menggunakan jenis acrylic emulsion dengan merek yang setara
Nippon Paint atau Paragon. Warna yang digunakan adalah sesuai dengan
spesifikasi material atau ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan Direksi.
c. Lapisan finishing untuk plafond digunakan jenis dan merek yang sama dengan
warna Putih, kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan dan Direksi.
8.4. Pengajuan Bahan-Bahan
Setelah kontrak ditandatangani, Sub-Kontraktor harus secepatnya, tidak kurang dari dua bulan
sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan
dipakai untuk pekerjaan pengecatan, kepada Pengawas Lapangan. Semua bahan-bahan harus
disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Direksi.
8.5. Pemilihan Warna
Semua warna harus dipilih oleh Pengawas Lapangan dan Direksi, Sub-Kontraktor harus bawa
contoh-contoh warna yang akan disetujui.
8.6. Daftar Persyaratan Pengecatan/Penyelesaian
Daftar ini menunjukkan dimana finish dekorasi-dekorasi yang ditentukan dalam bab yang sudah
disebutkan harus dipakai.

Komponen Di dalam Di luar


Dinding/Plesteran 2 lapis Cat Dasar Plameur 2 lapis Cat Prime coat
+ 2 Lapis Cat + 3 Lapis Cat
Emulsi setara Kimex Emulsi setara Vinilex
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar

PASAL 9. PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN


1) Sub-Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan atau kesalahan pada
borongan yang disebabkan oleh kelalaian Sub-Kontraktor pada waktu pelaksanaan
maupun selama dalam masa pemeliharaan atau kekurangan setelah serah terima pertama
dilaksanakan.
2) Bila terjadi kerusakan atau kecelakaan pada borongan sebelum diserah terimakan akibat
dari kesalahan atau kekeliruan Sub-Kontraktor atau Sub Sub-Kontraktor

atau karena bahan yang kurang baik atau dikarenakan kesalahan pelaksanaan yang
dibuat Sub-Kontraktor dan belum mendapat persetujuan dari Developer atau Pengawas
Lapangan (kecuali perencanaan yang diserahkan Developer) seluruhnya adalah
tanggungan Sub-Kontraktor.
3) Selama dalam masa pemeliharaan setelah serah terima 100%, Sub-Kontraktor
bertanggung jawab memperbaiki selekas mungkin segala kerusakan dan kekurangan-
kekurangan akibat dari kesalahan atau kelalaian Pemborong.
4) Pengawas Lapangan akan memberitahukan terlebih dahulu kepada Sub-Kontraktor
tentang maksud untuk melakukan inspeksi selama jangka waktu pemeliharaan dan
berdasarkan ini Sub-Kontraktor menunjuk seorang wakil yang bertanggung jawab untuk
hadir dalam waktu dan tanggal yang ditentukan. Wakil ini akan memberi bantuan yang
diperlukan untuk mencatat semua hal dan persoalan yang perhatikan sesuai dengan
pengarahan Pengawas Lapangan.
5) Bilamana terjadi kerusakan atau kekurangan selama dalam masa pemeliharaan,
Pengawas Lapangan akan memberitahukannya kepada Sub-Kontraktor secara tertulis,
agar Sub-Kontraktor secepatnya memperbaiki/ mengganti yang rusak atau yang tidak
baik.
6) Bilamana Sub-Kontraktor tidak memperbaiki yang rusak atau yang kurang baik dalam
waktu yang wajar sebelum berakhirnya masa pemeliharaan, Developer dapat
melakukannya atas biaya Sub-Kontraktor.
7) Jika kekurangan-kekurangan menurut Konsultan tidak praktis atau sukar diperbaiki,
Pengawas Lapangan harus menentukan pengurangan nilai borongan dan memotongnya
dari jumlah yang akan dibayarkan kepada Sub-Kontraktor.
8) Sampai dengan waktu Berita Acara Serah Terima terakhir dikeluarkan, Sub-Kontraktor
wajib pada jam-jam kerja atas tanggungan dan biaya sendiri mengadakan pemeriksaan
apakah semua bagian dari borongan dapat bekerja dengan baik atau tidak dengan
membuat catatan-catatan mengenai kerusakan atau malfungsi dari elemen-elemen
borongan.
9) Sub-Kontraktor harus berusaha menjaga kebersihan dan kerapihan lapangan selama
jangka waktu Kontrak.
10) Selain itu Sub-Kontraktor sewaktu-waktu wajib memelihara kelayakan dari setiap areal
dan jika diminta Pengawas Lapangan, memindahkan semua kotoran, alat-alat
konstruksi, kelebihan bahan dan segala rongsokan bekas pekerjaan konstruksi dari areal
tersebut.
11) Kebersihan ini termasuk tugas Sub-Kontraktor sehingga lokasi pekerjaan umumnya
selalu dalam kondisi bersih dan selayaknya.
12) Setelah selesai pekerjaan Sub-Kontraktor harus membersihkan seluruh lapangan
sehingga mendapat persetujuan Pengawas Lapangan, Sub Sub-Kontraktor lain
berkewajiban hadir di lapangan untuk turut/ikut melaksanakan pembersihan.
13) Seluruh bangunan-bangunan sementara atau bagian-bagian pekerjaan pembantu yang
diperlukan selama pelaksananaan pekerjaan (proyek) berlangsung harus dibongkar
sebelum seluruh pekerjaan diserah terimakan.
14) Biaya pembersihan dan pembongkaran sepenuhnya dalah tanggung jawab Sub-
Kontraktor.
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
Bangunan pagar

Anda mungkin juga menyukai