Anda di halaman 1dari 2

PUPUS

(Dino Alfindo)
Sebuah rasa kini menggangu semaumu
Seolah mengeliat didalam kalbu
Menghantar gelisah dalam batin
Merusak nyenyak dalam tidurku
Tak tau sejak kapan ku tanam rasa ini
Rasa yang bergejolak dalam dada
Sebuah rasa yang pernah ku tahu
Akankah itu karenamu?
Serasa mulut ini membatu
Terhipnotis akan keindahanmu
Tak ingin menafikan takdirmu
Bahwa kau benar-benar indah
Kepingan demi kepingan
Serpihan demi serpihan
Mimpi dan harapan pun tumbuh menjadi satu
Ku tahu ini hanya sebuah rasa
Ku sadar hatiku telah tersentuh cinta
Dalam diam ku simpan tanya
Akankah kita bersama?
Dan, mungkinkah cinta bersemi?
Terlalu lama memendam
Menantikan saat-saat itu
Saat dimana pintu tak lagi tertutup
Saat dimana ku ungkapkan semua rasa ini
Lihatlah aku di ujung senja
Pelangi jingga yang merona
Duhai cinta aku tak kuasa
Aku disini berdamping lara
Lihatlah cinta tubuh rindu itu disana
Ringkih meringkuk dalam pelukan senja
Sekian lama ku mengukir dan memendam
Gigil, menanti dan selalu ku nanti
Saat dimana kunyatakan semua rasa ini
Pada momen terindah dalam hidupku
Hanya dengan satu kalimat
AKU CINTA PADAMU
Namun tak seperti yang ku bayangkan
Hancur seketika, hati ini bagai tersayat-sayat
Saat bibir indahnya berkata
AKU TAK CINTA PADAMU
Seakan tuli telinga ini mendengarnya
Tubuh ini mendadak terpaku kaku
Terbesit tanya di dalam hati
KENAPA?
Kenapa kau buat hati ini patah?
Jelas-jelas tatapanmu tawarkan telaga cinta
Ketika haus mulai menyiksa hati ini
Kau datang membawa embun penyejuk dahaga
MENGAPA?
Mengapa hati ini tak bisa merasakan?
Harusnya naluri menyadarkanku, bahwa bukan aku yang dia nanti
Menepis bening bola matanya
Tatapan yang seakan menghantarkan beribu kata cinta
Bukan hanya sekedar patah hati ini, tapi hancur sudah
Mimpi dan harapan musnah sampai disini
Indah pelangi tak sampai berujung ke bumi

Anda mungkin juga menyukai