Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Dadang Bilowo

NIM : 142140170

Kelas : EA-G

17-7

Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan pemeriksaan atas akun
persediaan diantaranya adalah :

Pemahaman Bisnis Klien kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan merupakan dasar
terhadap audit persediaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh auditor melalui Kuesioner
Pemahaman Bisnis dan Jenis Usaha Klien akan memberikan auditor pemahaman mengenai aspek-aspek
unik dari bisnis dan jenis usaha, seperti faktor musiman dan siklus, sifat dari keuangan, metode dan
kebijaksanaan penjualan, kondisi persaingan usaha, bahan baku dan sumbernya, tenaga kerja dan fasilitas
pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan operasi perusahaan serta karakteristik sistim informasi
termasuk metode costing. Pemahaman ini memungkinkan auditor untuk mencapai kesimpulan mengenai
aspek-aspek laporan keuangan sehubungan dengan persediaan.

Penilaian Pengendalian Intern tujuan pengendalian intern atas persediaan adalah untuk
meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi persediaan, (b) semua
transaksi persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan tepat, (c) penghitungan fisik persediaan
telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, (d) harga perolehan persediaan telah
ditentukan dengan tepat, (e) penyesuaian atas persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang dan
rusak telah dilakukan dengan tepat.

Pengujian Substantif tujuan utama pengujian substantif terhadap persediaan adalah untuk memberikan
bukti nyata dari keberadaan dan penilaian persediaan. Pengujian ini meliputi observasi dan pengujian
penghitungan fisik (stock taking), pengujian ringkasan dan pengujian harga.
17-8

Penilaian Pengendalian Intern tujuan pengendalian intern atas persediaan adalah untuk
meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi persediaan, (b)
semua transaksi persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan tepat, (c) penghitungan fisik
persediaan telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, (d) harga perolehan
persediaan telah ditentukan dengan tepat, (e) penyesuaian atas persediaan yang bergerak lambat
(slow moving), usang dan rusak telah dilakukan dengan tepat.
Observasi perhitungan persediaan klien
Prosedur pengamatan persediaan klien merupakan prosedur auditing yang berterima umum.
Prosedur ini sebenarnya sangat menyita waktu dan biaya. Oleh karena itu, prosedur ini terutama
dilakukan apabila :
a. Persediaan sangat material bagi laporan keuangan perusahaan klien.
b. Prosedur ini memang dapat diterapkan secara efektif dan efisien untuk audit perusahaan
tersebut.
Auditor sebaiknya menentukan saat pengamatan perhitungan fisik pada saat atau dekat tanggal
neraca. Hal ini akan menentukan reliabilitas saldo persediaan yang akan disajikan dalam neraca.
Apabila perhitungan fisik dilakukan selain tanggal tersebut atau perhitungan interim, auditor
perlu juga menguji catatan perpectual dari transaksi persediaan sejak tanggal perhitungan interim
tersebut sampai tanggal neraca.
Pada saat perhitungan fisik auditor perlu memperhatikan mengenai kualitas persediaan. Auditor
perlu mengidentifikasikan keberadaan persediaan yang usang, lambat perputarannya, dan
persediaan yang rusak. Prosedur pengamatan persediaan ini berkaitan erat dengan asersi
keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian.

17-9

Prosedur pengujian pisah batas penjualan dan pembelian sangat penting untuk memastikan bahwa
transaksi pembelian dan penjualan yang terjadi dekat tanggal neraca dan mempengaruhi saldo persediaan,
telah dicatat dalam periode yang tepat. Auditor sebaiknya menentukan saat pengamatan perhitungan fisik
pada saat atau dekat tanggal neraca.

17-10
Pengujian kompilasi adalah auditor harus memverifikasi apakah hasil perhitungan fisik telah
diikhtisarkan dengan benar, jumlah persediaan dan harganya dicatat dan dijumlahkan dengan benar.

Prosedur :

Observasi dan Pengujian Fisik Persediaan

Pengujian atas Penentuan Harga Pokok Persediaan

17-11

PROSEDUR ANALITIK UNTUK SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN


Prosedur analitik Kemungkinan salah saji
Bandingkan persentase marjin kotor dengan Salah saji atau kurang saji persediaan dan harga
tahun sebelumnya pokok penjualan.
Bandingkan perputaran persediaan (Harga pokok Investasi keusangan persediaan yang
penjualan dibagi dengan persediaan rata-rata) mempengaruhi persediaan dan harga pokok
dengan tahun sebelumnya. penjualan. Salah saji atau kurang saji persediaan
Bandingkan persediaan biaya perunit dengan Salah saji atau kurang saji biaya perunit, yang
tahun sebelumnya mempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan
Bandingkan nilai persediaan yang diperluas Salah saji dalam kompilasi, biaya perunit, atau
denan tahun sebelumnya pengalian, yang mempengaruhi persediaan dan
harga pokok penjualan
Bandingkan biaya produksi tahun berjalan Salah saji biaya perunit persediaan, khususnya
dengan tahun sebelumnya (biaya variabel harus biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik,
disesuaikan jika ada perubahan volumen) yang mempengaruhi persediaan dan HPP

17-12
Auditor harus memeriksa spesifikasi rancangan, memeriksa produk yang selesai dibuat, atau
menemukan metode sejenis untuk menentukan jumlah unit yang diperlukan untuk membuat satu unit
produk. Seperti hal yang diatas terkait dengan tenaga kerja langsung, auditor harus melakukanverifikasi
biaya per jam atas tenaga kerja dan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk membuat satu unit output.
Biaya tenaga kerja per jam dapat diverifikasi dengan memeriksa penggajian atau kontrak buruh. Dan
auditor dapat menentukan jumlah jam kerja untuk memproduksi barang dari spesifikasi rancangan atau
sumber serupa.

17-13

Melaksanakan pengujian pisah batas pembelian

Pengujian pisah batas pembelian mencakup penentuan bahwa transksi pembelian yang terjadi
mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode ynag tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan
menelusuri tanggal-tanggal laporan penerimaan ke ayat jurnal register voucher dan memvouching ayat
jurnal yang dicatat ke dokumentasi pendukungnya. Pengujian ini biasanya mencakup periode antara lima
sampai sepuluh hari bisnis sebelum dan sesudah tanggal neraca. Bukti yang diperoleh dari pengujian ini
berkaitan dengan asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan untuk hutang usaha. Dalam memeriksa
dokumentasi sebagai bagian dari pengujian ini, pertimbangan khusus harus diberikan atas barang yang
masih dalam perjalanan per tanggal neraca.

Anda mungkin juga menyukai