Anda di halaman 1dari 29

NOMOR 19 TAHUN 2000

TENTANG PERUBAHAAN ATAS


UNDANG-UNDANG
NOMOR 19 TAHUN 1997
TENTANG
PENAGIHAN PAJAK
DENGAN
SURAT PAKSA

UU Nomor 19 Tahun 2000

Menampung Memberikan Peningkatan


perkembangan kepastian kesadaran
sistem hukum hukum dan dan
nasional dan keadilan kepatuhan
kehidupan masyarakat
masyarakat
yang dinamis

adalah sebagai
Perubahan atas Undang-undang
Nomor 19 Tahun 1997

1
1. Mengatur ketentuan tentang tata cara
tindakan penagihan pajak :
Penagihan Seketika dan Sekaligus
Pemberitahuan Surat Paksa
Penyitaan
Pencegahan dan/atau Penyanderaan
Pelelangan

2. Mengatur tata cara pengajuan gugatan


Penanggung Pajak kepada BPSP
terhadap tindakan pelaksanaan
penagihan pajak

RUANG LINGKUP

Undang-undang ini mengatur tentang


penagihan pajak atas:
Pajak Pusat Pajak Daerah

PPh, Pajak Daerah Tk.I:


PPN & PPnBM, Pajak Kendaraan Bermotor,
PBB, Bea Balik Nama Kendaraan
Bea Masuk, Bermotor,
Cukai, Pajak Bahan Bakar
BPHTB Kendaraan Bermotor.

Pajak Daerah Tk.II:


Pajak Hotel dan Restoran,
Pajak Hiburan,
Pajak Reklame,
Pajak Penerangan Jalan,
Pajak Pengambilan dan
Pengolahan Bahan Galian
Gol. C,
Pajak atas Pemanfaatan Air
Bawah Tanah & Air
Permukaan.

2
Beberapa pokok pengaturan
yang terkandung dalam UU
PPSP
Perluasan pengertian Penanggung Pajak
Ketentuan tentang pelaksanaan penagihan seketika dan
sekaligus
Mempertegas tentang ketentuan pemberitahuan Surat Paksa
Ketentuan tentang penyitaan barang yang digunakan sebagai
jaminan pelunasan utang pajak
Pengecualian terhadap barang yang dapat disita
Ketentuan tentang penyitaan terhadap deposito berjangka,
tabungan, saldo rekening koran, giro.
Mempertegas tentang Hak Mendahului yang dimiliki negara
Mempertegas ketentuan pelaksanaan penagihan sampai dengan
lelang dalam hal WP mengajukan keberatan atau banding
Ketentuan risalah lelang sebagai dasar pengalihan hak
Ketentuan tentang pelaksanaan pencegahan dan/atau
penyanderaan terhadap penanggung pajak
Ketentuan tentang prosedur gugatan Penanggung Pajak
terhadap tindak pelaksanaan penagihan
Ketentuan dalam hal telah dilaksanakan lelang, kemudian WP
memperoleh keputusan keberatan atau banding yang
menyebabkan utang pajak berkurang

Dasar Penagihan Pajak Pusat

STP SPPT STB


SKPKB SKP SKBKB
SKPKBT STP SKBKBT

UU No.12 UU No.20
THN 1994 THN 2000
SK (PBB) (BPHTB)
Keberatan
SK Yang menyebabkan
jumlah pajak yang harus
Pembetulan
dibayar bertambah
Putusan
Banding
UU No.16 THN
2000 (KUP)

3
Terdiri dari 10 BAB dan 46 Pasal

Bab I Ketentuan Umum (Pasal 1)


UU No. 19 Bab II Pejabat & Jurusita Pajak (Pasal 2 s/d
Tahun 2000 Pasal 6)
Tentang
Perubahan Bab III Surat Paksa (Pasal 7 s/d Pasal 11)
Atas Bab IV Penyitaan (Pasal 12 s/d Pasal 28)
UU No.19 Bab V Pencegahan & Penyanderaan (Pasal
Tahun 1997
Tentang 29 s/d Pasal 36)
Penagihan Bab VI Gugatan (Pasal 37 dan Pasal 38)
Pajak
Bab VII Ketentuan Khusus (Pasal 39 s/d
dengan
Surat Paksa Pasal 41)
Bab VII A Ketentuan Pidana (Pasal 41A)
Bab VIII Ketentuan Peralihan (Pasal 42)
Bab IX Ketentuan Penutup (Pasal 43 s/d
Pasal 45)

Pasal 1

Memuat pengertian istilah yang


bersifat teknis & baku dalam
Undang-undang PPSP ini

Tidak salah tafsir + kemudahan & kelancaran

bagi WP bagi aparatur

dalam melaksanakan hak dan kewajibannya

4
P A S A L 1

PAJAK YG
DIPUNGUT
PAJAK YG
PEMERINTAH
DIPUNGUT
PUSAT
PEMERINTAH
(TERMASUK BEA
DAERAH
MASUK DAN
CUKAI)

Orang Pribadi Badan

Pemungut/Pemotong

P A S A L 1

PENANGGUNG
3
PAJAK

ORANG
BADAN
PRIBADI

Termasuk Wakil/Pengurus

Yang menjalankan hak dan memenuhi


kewajiban wajib pajak menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan
perpajakan
termasuk orang yang nyata-nyata
mempunyai wewenang ikut menentukan
kebijaksanaan dan/atau mengambil
keputusan dalam perusahaan.

5
P A S A L 1

4 BADAN

Sekumpulan Orang dan atau Badan yang merupakan


kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak
melakukan usaha yang meliputi ;

Perseroan Terbatas
Perseroan Komanditer
Perseroan Lainnya
BUMN ( Dengan Nama dan dalam Bentuk Apapun )
BUMD ( Dengan Nama dan dalam Bentuk Apapun)
Persekutuan
Perkumpulan
Firma
Kongsi
Koperasi
Yayasan/Organisasi massa, Organisasi Sosial
Politik/Organisasi yg sejenis
Lembaga
Dana Pensiun
bentuk usaha tetap
badan usaha lainnya

P A S A L 1

berwenang

Mengangkat dan Menerbitkan :


Surat Perintah Penagihan
memberhentikan
Seketika dan Sekaligus,
Jurusita Pajak Surat Paksa
Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan
Surat Pencabutan Sita
Pengumuman Lelang
Surat Penentuan Harga
Limit
Penanggung Pajak Pembatalan Lelang
tidak melunasi Surat Perintah
sebagian atau Penyanderaan
seluruh utang pajak dan surat lainnya untuk
penagihan pajak

6
P A S A L 1

Pelaksana
tindakan penagihan pajak

Penagihan seketika dan sekaligus,


pemberitahuan Surat Paksa,
penyitaan dan penyanderaan

P A S A L 1

Pengadilan Negeri yang daerah


hukumnya meliputi tempat
tindakan penagihan pajak
dilaksanakan

7
P A S A L 1

Pajak
yang masih harus dibayar
Termasuk sanksi administrasi berupa
bunga, denda, atau kenaikan

Tercantum dalam skp atau surat


sejenisnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan
perpajakan

P A S A L 1

SERANGKAIAN TINDAKAN AGAR PP


MELUNASI UTANG PAJAK DAN BIAYA
PENAGIHAN PAJAK DENGAN MENEGUR
ATAU MEMPERINGATKAN,
MELAKSANAKAN PENAGIHAN SEKETIKA
DAN SEKALIGUS MEMBERITAHUKAN SP,
MENGUSULKAN PENCEGAHAN,
MELAKSANAKAN PENYITAAN,
MELAKSANAKAN PENYANDERAAN,
MENJUAL BARANG YANG TELAH DISITA

8
P A S A L 1

1
0

ADALAH SURAT YANG


DITERBITKAN OLEH PEJABAT
UNTUK MENEGUR ATAU
MEMPERINGATKAN KEPADA WP
UNTUK MELUNASI UTANG
PAJAKNYA

P A S A L 1

1
1

Tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan


oleh Jurusita Pajak kepada PP tanpa menunggu
tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi
seluruh utang pajak dari semua jenis pajak,
masa pajak, dan tahun pajak

1
2

Surat perintah membayar utang pajak


dan biaya penagihan pajak

9
P A S A L 1

1
3

Biaya pelaksanaan Surat Paksa, Surat


Perintah Melaksanakan Penyitaan,
Pengumuman Lelang, Pembatalan
Lelang,jasa penilai dan biaya lainnya
sehubungan dengan penagihan pajak

1
4

Tindakan Jurusita Pajak untuk


menguasai barang PP guna dijadikan
jaminan untuk melunasi utang pajak
menurut ketentuan peraturan
perundang - undangan

P A S A L 1

1
5

Barang PP yang dapat dijadikan jaminan


utang pajak

1
6

TIAP BENDA ATAU HAK YANG DAPAT


DIJADIKAN OBJEK SITA

10
1
7

Setiap penjualan barang di muka umum


dengan cara penawaran harga secara
lisan dan atau tertulis melalui usaha
pengumpulan peminat atau calon pembeli

P A S A L 1

1
8

Kantor yang berwenang melaksanakan


penjualan secara lelang

1
9

Berita Acara Pelaksanaan Lelang yang


dibuat oleh Pejabat Lelang atau kuasanya
dalam bentuk yang ditentukan oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan
lelang

11
P A S A L 1

2
0

Larangan yang bersifat sementara terhadap


PP tertentu untuk keluar dari wilayah
Negara Republik Indonesia berdasarkan
alasan tertentu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yg berlaku

2
1

Pengekangan sementara waktu


kebebasan PP dengan menempatkannya
di tempat tertentu

P A S A L 1

2
2

Upaya hukum terhadap pelaksanaan


penagihan pajak atau kepemilikan barang
sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan ybs.

2
3

ADALAH GUBERNUR KEPALA DAERAH


TINGKAT I, BUPATI ATAU WALIKOTA
KEPALA DAERAH TINGKAT II

12
P A S A L 1

2
4

PEMERINTAH DAERAH YANG


WILAYAH HUKUMNYA MELIPUTI
TEMPAT TINDAKAN PENAGIHAN
PAJAK DILAKSANAKAN

P A S A L 1

2
5

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK


INDONESIA

2
6

ADALAH HARI KALENDER

13
P A S A L 1

2
2

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, Bupati atau


Walikota Madya Kepala Daerah Tingkat II

2
3

Pemerintah daerah yang wilayah hukumnya meliputi


tempat tindakan penagihan pajak dilaksanakan

2
4

Menteri Keuangan Republik Indonesia

Pasal
2 PEJABAT

Pejabat ditunjuk oleh:

Pajak Pusat Pajak Daerah


Ditunjuk oleh Ditunjuk oleh
Menteri Keuangan Kepala Daerah
berwenang

1. mengangkat dan memberhentikan Jurusita Pajak.


2. menerbitkan :

a. Surat Teguran, Surat Peringatan atau Surat lain yang


sejenis
b. Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus;
c. Surat Paksa;
d. Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan;
e. Surat Perintah Penyanderaan;
f. Surat Pencabutan Sita;
g. Pengumuman Lelang;
h. Pembatalan Lelang; dan
i. surat lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
penagihan pajak.

14
Pasa
l
JURUSITA
3 PAJAK

Diangkat dan
Syarat-syarat
diberhentikan
Tata cara
pengangkatan dan
pemberhentian

oleh oleh
Pejabat Menteri Keuangan

Pasal
4 Jurusita Pajak

Sebelum memangku
jabatan

Diambil sumpah atau janji


menurut agama atau
kepercayaannya

Pejabat

15
Pasal TUGAS DAN WEWENANG
5 JURUSITA PAJAK
1. melaksanakan Surat Perintah
Penagihan Seketika dan Sekaligus;
Tugas 2. memberitahukan Surat Paksa;
Jurusita 3. melaksanakan penyitaan; dan
Pajak 4. melaksanakan penyanderaan.

1. memasuki dan memeriksa ruangan


termasuk membuka lemari, laci, atau
tempat lain untuk menemukan objek
sita.
2. meminta bantuan kepada
Kepolisian, Kejaksaan, Departemen
Wewenang Hukum dan Perundang-undangan,
Jurusita Pemda setempat, BPN, Dirjen
Perhubungan laut, PN, Bank, atau
Pajak
pihak lain dalam rangka
pelaksanaan penagihan pajak.
3. menjalankan tugasnya di wilayah
kerja Pejabat yg mengangkatnya,
kecuali ditetapkan lain dengan
Keputusan Menteri/Kepala Daerah.

Catatan: Pencegahan bukan merupakan


tugas Jurusita Pajak.

Pasal PENAGIHAN SEKETIKA DAN


6
SEKALIGUS
Tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh
Jurusita Pajak kepada PP tanpa menunggu tanggal
jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang
pajak dari semua jenis pajak, masa pajak, dan tahun
pajak

Apabila
a. PP akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau
berniat untuk itu;
b. PP memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai
dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan
perusahaan atau pekerjaan yang dilakukan di Indonesia;
c. Adanya tanda-tanda PP akan membubarkan badan usahanya,
atau menggabungkan usahanya, atau memekarkan usahanya,
atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau
dikuasainya,atau melakukan perubahan bentuk lainnya;
d. Badab usaha akan dibubarkan oleh negara; atau,
e. terjadi penyitaan atas barang PP oleh pihak ketiga atau terdapat
tanda-tanda kepailitan.

a. nama WP/ WP dan PP


Diterbitkan SPPSS
b. besarnya utang pajak
oleh Pejabat
c. perintah untuk membayar
sebelum SP
d. saat pelunasan pajak

16
Pasal
7&8 SURAT PAKSA
dengan
berkepala

Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

Mempunyai kekuatan eksekutorial.


Kedudukan hukum Surat Paksa = putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

memuat a. nama WP/WP&PP


b. dasar penagihan
c. besarnya utang pajak
d. perintah untuk membayar

Diterbitkan apabila:

PP tidak melunasi utang pajak s/d tgl jatuh tempo &


kepadanya telah diterbitkan ST atau Surat Peringatan;
Terhadap PP sudah dilaksanakan PSS; atau
PP tidak memenuhi ketentuan dalam keputusan
persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran.

Surat Tegoran, Surat Peringatan atau surat lainnya yang sejenis


diterbitkan apabila PP tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan
tanggal jatuh tempo pembayaran

Pasal 9
SURAT PAKSA
PENGGANTI

Dalam hal terjadi keadaan diluar kekuasaan


Pejabat atau sebab lain,

Pejabat karena Menerbitkan


jabatan Surat Paksa Pengganti

Mempunyai kekuatan eksekutorial dan


kedudukan hukum yg sama dgn Surat
Paksa.

17
Pasal 10
PEMBERITAHUAN
SURAT PAKSA

Kepada Penanggung Pajak Orang Pribadi:


di tempat tinggal, tempat usaha atau
tempat lain yang memungkinkan.
pada orang dewasa yang bertempat
tinggal bersama atau bekerja di tempat
Penanggung Pajak.
salah seorang ahli waris atau pelaksana
wasiat atau yang mengurus harta
Dengan peninggalannya, apabila WP meninggal
pernyataan dunia dan harta warisan belum terbagi
dan para ahli waris, apabila harta warisan
penyerahan telah dibagi
salinan
Surat Paksa kepada Penanggung Pajak Badan:
kepada PP, Pengurus, kepala perwakilan,kepala
dituangkan cabang,penanggung pajak,pemilik
dlm BAPS modal, baik ditempat kedudukan badan
ybs., ditempat tinggal mereka, tempat
lain yang memungkinkan.
Pegawai tetap ditempat kedudukan
badan ybs., jika pengurus tidak ditemui.

Pasal 10A
PEMBERITAHUAN
SURAT PAKSA

Tata cara pelaksanaan penagihan seketika


dan selakigus, dan pelaksanaan Surat Paksa
ditetapkan dengan Keputusan Menteri dan
Keputusan Kepala Daerah

18
Pasal
11,12,13 PENYITAAN

Dilakukan berdasarkan SPMP jika PP tidak melunasi utang


pajak setelah lewat 2x24 jam setelah SP diberitahukan.
Oleh Jurusita Pajak dengan 2 (dua) orang saksi.
Penyitaan dapat dilakukan, meskipun PP tidak hadir asalkan
salah seorang saksi dari berasal dariPemda, dan BAPS
ditandatangani oleh PP dan saksi-saksi

Setiap penyitaan Jurusita Pajak membuat BAPS


ditandatangani oleh Jurusita Pajak, PP, dan saksi-saksi
Dalam hal PP adalah badan maka BAPS ditandatangani oleh
pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, PP, pemilik
modal atau pegawai tetap perusahaan
Berita Acara Pelaksanaan Sita tetap mempunyai kekuatan
mengikat meskipun PP menolak untuk tanda tangan.
Salinan BAPS dapat ditempelkan pada barang
bergerak/tidak bergerak yg disita atau ditempat barang
bergerak/tidak bergerak yg disita berada, ditempat umum
Atas barang yg disita ditempel segel sita

Pengajuan keberatan tidak mengakibatkan


penundaan pelaksanaan penyitaan.

Pasal 14 OBYEK SITA

Penyitaan dilaksanakan terhadap milik PP yang berada pada


tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau tempat
lain, termasuk yang penguasaannya pada pihak lain atau yang
dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu
Terhadap PP Badan dilaksanakan terhadap barang milik
perusahaan, pengurus, kepala perwakilan,kepala cabang,
PP, pemilik modal, ditempat kedudukan, tempat tinggal dan
tempat lain

Barang Bergerak Barang Tidak Bergerak


mobil, perhiasan, uang tunai,
deposito berjangka, tanah, bangunan, kapal
tabungan, saldo rekening dengan isi kotor tertentu
koran, giro, atau bentuk
lainnya yg dipersamakan dgn
itu, obligasi, saham, atau
surat berharga lainnya,
piutang, penyertaan modal
pada perusahaan lain

Sampai dengan nilai barang yg disita cukup untuk melunasi


utang pajak dan biaya penagihan pajak
Hak lain yg dapat disita diatur dengan PP

19
Pasal 15
BARANG BERGERAK YANG
DIKECUALIKAN DARI PENYITAAN

a. pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya;


b. persediaan makanan & minuman selama 1 bulan;
c. perlengkapan PP yang bersifat dinas;
d. buku-buku bertalian dengan jabatan/pekerjaan PP;
e. peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan
sehari-hari dgn jumlah tidak lebih dari Rp20.000.000,00; dan
f. peralatan penyandang cacat yang digunakan PP dan
keluarga yg menjadi tanggungannya

Perubahan besarnya nilai Penambahan jenis barang


peralatan ditetapkan oleh bergerak yang dikecualikan
Menteri. dari penyitaan diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Barang yang disita mudah busuk atau cepat rusak


dikecualikan dari lelang

Pasal 16 Penitipan Barang Sitaan

BARANG
SITAAN

Dititipkan

Penanggung
Pajak

Kecuali
menurut Jurusita perlu disimpan

Kantor Tempat lain:


Pejabat Bank, Pegadaian

20
Pasal 12(7) TATA CARA
&17 PENYITAAN

Terhadap barang umum terhadap barang tidak


bergerak lainnya. bergerak yg kepemilikan-
nya belum terdaftar.

Terhadap barang
Salinan BAPS
yg Kepemilikan-nya
dilekatkan pada Salinan BAPS
sudah terdaftar.
barang ybs atau disampaikan ke
tempat barang Pemda dan PN
berada. setempat untuk
Salinan BAPS
diumumkan.
diserahkan kpd instansi
tempat kepemilikan
barang terdaftar.

Khusus terhadap:
- deposito berjangka dengan
- tabungan pemblokiran
- saldo rekening koran terlebih dulu
- giro dgn mengacu
- bentuk lain yg pada UU
dipersamakan dgn itu Perbankan.

Penyitaan terhadap barang


Pasal 18 yg dijadikan barang bukti
dalam kasus pidana

Penyitaan untuk barang bukti


pidana oleh:

Kepolisian Kejaksaan

JP menyampaikan SP & surat pemberitahuan ke


Kepolisian atau Kejaksaan.

Penyitaan dilaksanakan apabila


Kepolisian/Kejaksaan memberitahukan kepada
Pejabat bahwa proses pembuktian telah selesai &
akan dikembalikan ke PP.

Penyitaan tetap dapat dilaksanakan walaupun barang telah


dikembalikan kepada PP tanpa pemberitahuan kpd Pejabat.

21
Pasal PENYITAAN TERHADAP
19 BARANG YANG TELAH DISITA

Penyitaan tidak dapat dilaksanakan thd barang


yang telah disita oleh:

Pengadilan SP oleh JP Instansi lain


Negeri disampaikan ke: yg berwenang

Barang sitaan PN atau instansi lain yg berwenang juga


merupakan jaminan pelunasan utang pajak.

Pembagian hasil penjualan barang dimaksud ditentukan


berdasarkan Hak Mendahulu Negara untuk tagihan pajak.

Putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap


segera disampaikan oleh PN ke Kantor Lelang untuk
dasar pembagian hasil lelang

Hak Mendahulu

Hak mendahulu tagihan pajak melebihi


hak mendahulu lainnya, kecuali atas:
biaya perkara dan lelang;
biaya penyelamatan dari barang
yang dilelang;
biaya penyelesaian waris.

22
Pasal PENYITAAN TERHADAP
20 OBJEK SITA

Penyitaan thd objek sita


Di dalam wil.
Di luar wil.
Kerja Pejabat,
Kerja Pejabat
tapi jauh

dgn meminta dgn meminta


bantuan Pejabat bantuan Pejabat
yg wil. kerjanya yg wil. kerjanya
meliputi tempat juga meliputi
objek sita berada tempat objek sita
berada

Menerbitkan SPMP & melaksanakan penyitaan

Memberitahukan pelaksanaan SPMP dan


mengirim BAPS ke Pejabat yg meminta bantuan
Kecuali ditetapkan lain oleh Menteri/Kepala Daerah.

Pasal FREKUENSI
21 PENYITAAN

Penyitaan dapat dilaksanakan lebih dari


1x sampai jumlah yg cukup untuk
melunasi utang pajak.

Nilai biaya Hasil biaya


barang penagihan lelang penagihan
yang pajak & barang pajak &
disita. utang yang telah utang
Pajak disita. Pajak

Penyitaan Tambahan

23
Pasal
22 PENCABUTAN SITA

BERDASARKAN SURAT
PENCABUTAN SITA

Lunas Putusan PN Putusan Ditetapkan lain


BPSP oleh Menteri/
Kepala Daerah

Barang yang disita kepemilikannya terdaftar, tindasan SPS


disampaikan ke instansi tempat barang tersebut terdaftar

LARANGAN BAGI
Pasal
23
PENANGGUNG PAJAK
DALAM PENYITAAN

Memindahkan hak,
memindahtangankan, menyewakan,
meminjamkan, menyembunyikan,
menghilangkan atau merusak;
Membebani barang tidak bergerak
Penanggung yang telah disita dgn hak
Pajak tanggungan untuk pelunasan utang
dilarang tertentu;
Membebani barang bergerak yang
telah disita dengan fidusia atau
diagunkan untuk pelunasan utang
tertentu; dan atau
merusak, mencabut, menghilangkan
salinan BAPS atau segel sita.

24
Pasal PENJUALAN
25
BARANG YG DISITA
Barang yg Dijual secara oleh Kantor
disita lelang Lelang

Kecuali terhadap :

Uang tunai disetor ke Kas Negara/Kas Daerah

deposito berjangka,
tabungan, saldo rekening dipindahbukukan ke
koran, giro, atau bentuk rekening Kas
lain yg dipersamakan Negara/Kas Daerah
dgn itu
Yg diperdagangkan di bursa
obligasi, saham, atau efek: di jual di bursa.
surat berharga lainnya Yg tidak diperdagangkan di
bursa efek: dijual o/ Pejabat.
piutang
penyertaan modal pada dibuat berita acara pengalihan
perusahaan lain hak dari PP ke Pejabat

Dalam hal penjualan yang dikecualikan dari lelang,


biaya penagihan pajak ditambah 1% dari hasil penjualan

Ketentuan mengenai tata cara penjualan yang dikecualikan dari


penjualan secara lelang, diatur dengan Perturan Pemerintah

Pasal
26 Lelang

Pengumuman lelang dilaksanakan paling singkat


14 hari setelah pengumuman lelang melalui media massa

(1a) paling singkat 14 hari setelah penyitaan


(1b) Pengumuman lelang untuk :
- barang bergerak dilakukan 1 (satu) kali
- barang tidak bergerak dilakukan 2 (dua) kali
(1c) Pengumuman lelang terhadap barang >= Rp.200 jt.
tidak harus diumumkan melalui media massa

mengajukan pemintaan lelang.


menghadiri pelaksanaan lelang:
- menentukan dilepasnya barang;
- menandatangani Risalah Lelang.
Pejabat dan Jurusita pajak beserta sanksi
keluarganya dilarang sesuai
membeli barang sitaan yg ketentuan
dilelang. yg berlaku.

Perubahan besarnya nilai barang yang tidak harus


diumumkan melalui media massa ditetapkan dg. KepMen
atau Kep. Kepala Daerah

25
Pasal
27
PELAKSANAAN LELANG

walaupun WP
mengajukan
keberatan & belum
memperoleh
keputusan keberatan.
tetap dapat
dilaksanakan

tanpa dihadiri PP.

Lelang

PP melunasi;
Putusan PN;
tidak Putusan badan
dilaksanakan peradilan pajak;
objek lelang
musnah.

Pasal Alokasi
28 Hasil lelang

Untuk biaya penagihan pajak yaitu 1% dari


pokok lelang

Untuk membayar utang pajak

Lelang dihentikan walaupun barang yg Sanksi bagi


akan dilelang masih ada Pejabat yg
jika lalai

jumlahnya telah cukup untuk melunasi


biaya penagihan pajak & utang pajak oleh Pejabat

sisa barang + kelebihan uang dikembalikan

Risalah Lelang bukti otentik sbg dasar pendaftaran &


pengalihanhak.

Hak PP atas barang yg dilelang berpindah ke pembeli.

26
GUGATAN
Pasal 37

Terhadap pelaksanaan
SP, SPMP, atau
pengumuman lelang
Jika gugatan PP
dikabulkan
Oleh
PP

ke PP dapat memohon:
BPSP -pemulihan nama baik
-ganti rugi Rp. 5 jt

14 hari sejak SP
atau Sita atau
pengumuman lelang
dilaksanakan
Perubahan ganti rugi
ditetapkan oleh
KepMen & Kep
Tidak menunda Kepala Daerah
pelaksanaan
penagihan pajak

SANGGAHAN
Pasal 38

Terhadap
kepemilikan barang
yang disita

Oleh Pihak ke ke Pengadilan


tiga Negeri

Tidak dapat
diajukan setelah
lelang
dilaksanakan

Ditangguhkan hanya
thd barang yang
digugat

27
Pasal
39 KETENTUAN KHUSUS
Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat
lain yang sejenis SPPSS, SP, SPMP, SPP dan
Peng. lelang

Penggantian Pembetulan

karena permohonan PP karena jabatan atau


(hilang, rusak, alasan karena permohonan PP
lain) (kesalahan dan
kekeliruan)

Dalam bentuk salinan


yg di ttd Pejabat
Pelaksanaan penagihan
pajak dilanjutkan
Dlm jangka waktu 7 hari sejak setelah kesalahan atau
tanggal permohonan diterima kekeliruan dibetulkan
harus memberi keputusan bila oleh Pejabat
tidak maka permohonan PP
dianggap dikabulkan

Dalam hal permohonan ditolak pelaksanaan tindakan penagihan


pajak dilanjutkan sesuai dengan jangka waktu semula

Pasal STATUS BARANG


40, YANG TELAH DILELANG
41

Dalam hal keputusan keberatan/putusan


banding mengakibatkan kelebihan pembayaran

WP/PP tidak berhak menuntut kembali barang yg telah


dilelang

Pengembalian kelebihan pembayaran diberikan dalam


bentuk uang

Penagihan tidak dilaksanakan apabila telah kadaluwarsa

Pengajuan keberatan atau


Permohonan Banding GUGATAN
TIDAK MENUNDA

Kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan


Penagihan Pajak

28
Pasal KETENTUAN
41A
PIDANA
1) PASAL 23 ayat 1 diancam Pidana
4 Tahun dan denda Rp.12 jt
PP yang
MELANGGAR 2) PASAL 25 ayat 3 huruf b s.d f
KETENTUAN tidak melaksanakan kewajibannya
diancam Pidana 4 Bulan dan
denda Rp.1 jt

Orang yang dengan sengaja


- Tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan
menurut UU atau
- Mencegah, menghalang-halangi tindakan Juru Sita Pajak

Tindakan Jurusita Pajak

Diancam dengan pidana 4 Bulan dan denda Rp. 1 jt

29

Anda mungkin juga menyukai