36487
Pada umumnya media kultur jaringan dibedakan menjadi media dasar dan media
perlakuan. Resep media dasar adalah resep kombinasi zat yang mengandung hara
esensial (makro dan mikro), sumber energi dan vitamin. Dalam teknik kultur jaringan
dikenal puluhan macam media dasar. Penamaan resep media dasar umum-nya diambil
dari nama penemunya atau peneliti yang pertama kali dalam kultur yang khusus dan
memperoleh suatu hasil yang penting artinya. Sedangkan media perlakuan adalah
media dasar yang sudah mengalami penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT) sesuai
dengan jenis tanaman yang akan di kultur.
Berikut beberapa media dasar yang banyak digunakan antara lain:
1. Media Murashige dan Skoog (MS) (1962) yang dapat digunakan untuk hampir
semua jenis kultur, terutama untuk tanaman herbaceous.
2. Media dasar Gamborg B5 untuk kultur sel kedelai, alfalfa dan legume lain.
3. Media dasar White (1934) yang sangat cocok untuk kultur akar tanaman tomat.
4. Media dasar Vacin dan Went (VW) (1949) yang biasa digunakan untuk kultur
tanaman anggrek.
5. Media dasar Nitsch dan Nitsch (1969) yang biasa digunakan untuk kultur tepung
sari (pollen) dan kultur sel.
6. Media dasar Schenk dan Hildebrandt (SH) (1972) yang cocok untuk kultur jari-
ngan tanaman-tanaman monokotil.
7. Media dasar Woody Plant Medium (WPM) (1981) yang khusus untuk kultur
tanaman berkayu.
Dari sekian banyak media dasar yang paling sering dan banyak digunakan adalah
komposisi media dari Murashige dan Skoog. Kadang-kadang untuk kultur tertentu
kombinasi zat kimia dari Murashige dan Skoog masih tetap digunakan tetapi
konsentrasinya diubah. Sebagai contoh media MS, berarti konsentrasi per-
senyawaan yang digunakan adalah setengah konsentrasi media MS.
Mikro 15 Glycine 2
Makro 10 H3BO3 3
Mikro
No Unsur mg/liter
Makro
1 KNO3 525
3 MgSO4 122
4 Ca3(PO4)2 200
5 KH2PO4 250
Mikro
6 Fe2(C4H4O6)3 23.13
Mikro 15 Glycine 2
Makro 10 H3BO3 5
1 KNO3 2500 11 KI 1
2 (NH4)H2PO4 300 12 MnSO4. H2O 10
Mikro Vitamin