Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatnya , kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan kegiatan
bengkel kami selama ini dan menyelesaikan makalah ini . Laporan praktek kerja
batu ini merupakan bagian dari hasil praktekkan yang telah saya lakukan di
bengkel Sipil selama 9 hari . Tidak lipa kami ucapkan terimakasih kepada bapak
Ir.Amsuardiman,M.T selaku dosen pembimbing yang telah memberikan kami
bimbingan selama kami melakukan praktek kerja batu serta teman teman yang
memberikan dukungan baik berupa moral dalam menyelusaikan laopran ini.
Laporan ini dibuat agar dapat melengkapi tuas prakter batu dan untuk
memberikan informasi dan pengetahuan dan terutama para pembaca , semoga
dapat menjadi pengetahuan bermanfaat dalam melaksanakan kerja didunia kerja
nanti .
Demikian laporan yang saya tulis , saya menyadari bahwa laporan ini kurang
sempurna , oleh karena itu saya mohon saran dan kritik dari dosen pembimbing
maupun pembaca , sehingga saya dapat memperbaiki dalam pembuatan
laporan- laporan berikutnya atau laporan yang lainnya , saya ucapkan terima
kasih.
Singkop Sinaga
i
DAFTAR ISI
Bab 1 . Pendahuluan
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
.......................................................................1.2 Tujuan Praktek
1
.....................................................................1.3 Manfaat Praktek
1
Bab 2 . Pembahasan
2.1 Alat dan bahan .......................................................................... 2
2.1.1 Bahan ......................................................................... 2
2.1.2 Alat ............................................................................. 3
2.2 Pemasangan Setengah bata ............................................................... 5
2.3 Pembuatan Sudut ..................................................................... 6
2.4 Pemasangan Plester ................................................................. 7
2.5 Pemasangan Dinding Keramik .................................................. 8
2.6 Pemasangan Lantai Keramik .................................................... 9
Bab 3 . Penutup
3.1 Kesimpulan ............................................................................... 10
3.2 Saran ........................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pada zaman yang serba maju ini, banyak sekali tempat-tempat yang akan
digunakan untuk pembangunan sehingga banyak membutuhkan tenaga
professional . Maka dari itu sejak dari sekarang para mahasiswa dilatih untuk
menjadi seorang konstruksi bangunan yang professional dan handal. Dengan
melalui peraktek dibengkel ini lah para mahasiswa diajarkan untuk tujuan
melatih ketrampilan para mahasiswa.Selain itu, mahasiswa diberi pengetahuan
dasar mengenai proses pembuatan suatu konstruksi. Berbagai acuan yang harus
diperhitungkan dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi
kesalahan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya kekuatan daripada suatu konstruksi itu sendiri. Se
bagai pemula,
pengetahuan perhitungan bahan dan pengenalan jenis alat & bahan serta penge
cekan kondisi bahan diberikan untuk memudahkan dalam proses pekerjaan
selanjutnya.
1.2.Tujuan peraktek
a. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa kerja di lapangan.
b. Mengetahui dan menggunakan alat dengan baik dan benar.
c. Memberi pengajaran tentang kerja di lapangan
d. Mengetahui keselamatan kerja
1.3.Manfaat praktek
Banyak sekali manfaat yang kita dapatkan dalam praktek batu ini:
Dapat mengetahui nama alat dan cara memakainya.
Mengetahui cara pemasangan batu bata,plesteran,pasang keramik dengan
baik dan benar.
Dapat mengetahui cara memilih bahan bangunan yang baik dan bermutu.
Mengetahui cara membuat bangunan yang baik,benar dan kuat.
1.4.Metode yang digunakan
Dalam praktek berikut dengan menggunakan metode manual yaitu yang
ii
bertujuan untuk mengetahui seberapa kemampuan kita dalam pemasangan batu
bata secara manual sehingga kita dapat mengerjakan dengan baik dan benar.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.1 Bahan
a.Batu bata adalah merupakan pemisah ruangan yang satu dengan yang lain
dilakukan dengan pemasangan tembok atau dinding. Batu bata ini berasal dari
tanah liat yang dalam keadaan dekat dicetak , dijemur beberapa hari sesuai
dengan aturan lalu dibakar sampai matang, sehingga tidak dapat hancur lagi bila
direndam dalam air. Bata sebagai suatu unsur bangunan harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut : Semua bidang-bidang sisi harus datar,Mempunyai
rusuk-rusuk yang tajam dan menyiku, Tidak menunjukkan gejala retak-retak dan
perubahan bentuk yang berlebihan,Warna pada penampang patahan merata,Bila
diketok suaranya nyaring,Panjang bata sama dengan dua lebar + siar (1
cm ),Penyimpangan panjang maksimum 3% lebar maksimum 4% dan tebal
maksimum 5%
ii
c. Air adalah salah satu bahan tambahan yang digunakan dalam adukan . Air
yang akan digunakan untuk membuat adukan menjadi seperti bubur kental dan
juga sebagai bahan untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain, untuk
menggeras dan mendapatkan adukan yang baik maka harus digunakan air :
-Air besih, dengan kata lain bebas dari bahan organik seperti kotoran hewan,
tumbuhan-tumbuhan dan lain sebagainya.
- Air tidak mengandung minyak, garam dan zat-zat lain yang dapat merusak
adukan (pasangan).
Untuk air ini sebaiknya dipakai air sumur air yang dapat diminum (air tawar).
d. Pasir adalah salah satu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung dan
ada juga yang diproses melalui gilingan batu. Pasir merupakan butiran- butiran
mineral atau agregat yang halus dan mempunyai gradasi 0 - 4 mm. Fungsi pasir
dalam pekerjaan pasangan adalah sebagai bahan pengisi. Pasir yang baik harus
mempunyai syarat - syarat seperti dibawah ini :
- Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
e.Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian ditabur dengan air
sehinga menjadi tepung.
Sifat yang mengguntungkan dari kapur adalah keplastisannya yang tinggi, kapur
yang baik digunakan adalah kapur padam, yang lewat dari ayakan 0,3 mm dan
semakin halus butirannya kapur akan semakin bagus.
Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam adukan, agar kapur tetap
mempunyai daya ikat yang baik, maka penyimpanan kapur di lapangan harus
pada tempat yang kering dan diusahakan didalam ruangan yang beratap agar
terhindar dari hujan. Jika kapur tersebut ditimbun dan menumpuk, tempat
penimbunannya ini harus lebih tinggi dari permukaan air banjir daerah
penimbunan tersebut.
2.1.2 ALAT :
1. SENDOK SPESI
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu . Kegunaanya
adalah untuk mengambil dan meletakkan mortal kedalam pasangan batu bata .
ii
2. WATER PASS
Alat ini terbuat dari plat baja tau besi mempunyai bentuk sudut siku
( 90 ) dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam Cm. Gunanya adalah
untuk mengukur kesikuan dalam pemasangan batu bata .
4. EMBER
Ember terbuat dari plastik dengan bentuk piramid terpancung, dan diberi
tangkai untuk pegangannya. Kegunaanya adalah untuk mengambil air, menakari
pasir atau semen, membawa adukan dan lain-lain sebagainya .
5. SEKOP
Alat ini matanya terbuat dari plat besi, matanya lurus searah dengan
gagang pegangannya dan ujung matanya agak melengkung ke depan
pegangannya terbuat dari kayu dan pada pangkalnya diberi lapisan yang terbuat
dari besi. Kegunaan alat ini adalah untuk menyedot pasir dari tanah, mengaduk
campuran material dan lain-lain sebagainya
6. RUSKAM
Ruskam terbuat dari kayu tipis dan diberi pegangan pada bagian
belakangnya . Pungsi utama ruskam adalah untuk plesteran dinding dengan cara
menggosokkan adukan pada bagian dinding yang akan diplester
7. AYAKAN PASIR
ii
Kegunaan dari ayakan adalah untuk memisahkan antara campuran agregat
dengan batu kerikil .
8. GEROBAK DORONG
2.3.Pembuatan Sudut
Langkah kerja pembuatan sudut sebagai berikut :
a.Pakaian kerja digunakan saat bekerja
b. Adukan spesi dibuat dengan perbandingan 1:6, dimana satu kapur, dan enam
pasir.
c.Benang dipasang sebagai pedoman untuk kelurusan pasangan batu bata dan
ii
line bobbyn digunakan untuk membentuk sudut siku
d.Mulai memasang batadengan mengikuti benang tadi dan lapisan paling bawah
diberi spesi sebagai siar datar
e.Sudut siku dibuat berdasarkan line bobbyn
f.Pasangan bata dilanjutkan sampai pada ketinggian tertentu dan tetap
memperhatikan kerapian siar dengan ketebalan 1 cm + 2mm pada pasangan
bata
g.Kedataran pasangan bata selalu dicek dengan waterpass
2.4.Pemasangan Plester
Langkah kerja pemasangan plester sebagai berikut :
1.Sebelum melakukan pekerjaan periksa kelurusan dan ketegakan dinding
dengan menggunakan waterpass.
2. Semua kotoran yang menempel didinding dibersihkan dengan sikat, lap, atau
semacamnya
3.Sebelum melakukan plesteran, jika dinding terlalu kering terlebih dahulu
dipercikan air untuk melembabkan dinding agar ikatan yang terjadi antara
dinding dengan mortar sempura.
4.Menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan pada lokasi
pekerjaan
5. Tebal plesteran untu klapisan adalah 10 mm dengan komposisi adukan 1
ii
kapur : 2 pasir.
6. Mengambil Pasir dan kapur yang ingin digunakan
7. Pasir dan kapur di ayak sebelum di aduk
8.Bahan di aduk dengan cara memindahkan pasir dan kapur dengan sekop dari
ujung yang satu keujung yang lainnya hingga bahan tersebut tercampur dengan
rata.
9. Bahan yang sudah diaduk di kumpulkan ditengah-tengah lalu diatasnya diberi
lubang. Kemudian pada lubang tersebut diberi air sebanyak yang dibutuhkan.
11. Bahan tersebut kemudian diaduk dengan cara membolak balikkan dengan
menggunakan sekop serta memindahkannya dari ujung yang satu keujung
lainnya sampai tercampur rata.
12. Plesteran dimulai dari pemasangan papan kayu/klos setebal 1 cm untuk
membuat kepala plesteran, setelah itu ratakan plester dengan tebal sesuai
kepala plester.
13. Plester setiap sisi dinding dengan menambahkan campuran.
14. Untuk sedikit menghaluskan dan meratakan permukaan maka kita gosok
dengan ruskam, dengan cara digosok dengan arah melingkar berulang kali,
sebaiknya ruskam dibasahi air lalu gosok lagi.
ii
3.atur ketebalan adunannya , lalu taruh keramik tersebut
4. Setelah lengket, lalu diukur kemiringannya dengan waterpass
5.lalu hal tersebut dengan keramik kedua dan ketiga dengan jarak keramik kira-
kira 1 cm
6.setelah itu, ukur dengan menggunakan waterpass.
ii
BAB 3
PENUTUP
ii
3.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan bengkel kerja batu ini kita dapat mengetahui cara
pemasangan bata ,plesteran ,membuat sudut pada bata , pembuatan keramilk
yang benar dan sesuai dengan tingkat kerataan, kedataran serta keseimbangan
dan juga mengetahui kekentalan campuran mortar yang akan digunakan. Dari
semua aturan serta teknik pelaksanaan pekerjaan dalam laporan ini, jelaslah
sudah bahwa tidak mudah mengerjakan suatu pekerjaan yang berhubungan
dengan konstruksi batu tanpa mempelajari dan mempraktekan pelajaran
tersebut dengan baik dan benar sebab apabila semua aturan serta teknik-teknik
suatu pekerjaan tidak dipenuhi maka kemungkinan hasil kerja yang kita
dapatkan akan runtuh, retak, bergelombang dan tidak rata.
Oleh karena itu untuk mencapai hasil yang baik maka melaksanakan suatu
pekerjaan dibutuhkan peralatan yang lengkap disamping tukang-tukang
memperdidik, karena seorang tukang batu harus mengetahui paling tidak
bagaimana mencampur dan mengaduk morta dengan baik dan teknik
pemasangannya juga hal-hal yang mempengaruhi kekuatan ikatan antara mortal
dengan batu sesudah selesai pemasangan serta bagaimana mengukur kedataran
dan ketegakan pasangan batu dan lain-lain yang berhubungan dengan
konstruksi batu.
c. Dalam pelaksanaan kerja batu perlu diperhatikan ketegakan dan kerataan bata
agar menghasilkan kerja yang baik.
d. Dalam melakukan kerja batu segala dituntut kedisiplinan dalam bekerja serta
kebersihan alat-alat.
3.2.SARAN
ii
menghasilkan pekerjaan yang baik dan hasil yang maksimal atau yang kita
inginkan
LAPORAN BENGKEL
LAB KONSTRUKSI 1
( KERJA BATU )
ii
DISUSUN
OLEH :
2017
ii