Antara
Pegunungan Himalaya dan Hindu Kush (Pegunungan Afghanistan) terdapat Celah
Kaibar (Khyber Pass). Celah tersebut adalah tempat yang dilalui oleh masyarakat India
untuk berdagang dengan daerah-daerah lain di Asia. Melalui celah itu pula, berbagai
bangsa asing memasuki wilayah India. Perkembangan Hindu Sebelum Hindu muncul, di
Lembah Sungai Indus telah berkembang peradaban yang mengagumkan. Hal ini
ditandai oleh pendirian kota-kota yang teratur, seperti Harappa dan Mohenjo-Daro.
Penduduk Lembah Indus berasal dari bangsa Dravida. Mereka telah mengenal tata
kota, sistem tulisan gambar(pictogram), dan kepercayaan.
Kelahiran Hindu berawal dari kedatangan bangsa Arya ke Jazirah India, bangsa
pengembara (nomadik) yang berasal dari Asia Tengah ini datang secara bergelombang.
Bangsa Arya mengambil alih kekuasaan politik, sosial, dan ekonomi dari penduduk
bangsa Dravida. Dalam kebudayaan terjadi percampuran antara Arya dan Dravida
yang menghasilkan Kebudayaan Weda (Vedic Civilization). Kebudayaan inilah yang
menjadi perintis kebudayaan dan agama Hindu. Kebudayaan dan agama Hindu tumbuh
di lembah sepanjang Sungai Gangga, Yamuna, dan Brahmaputera. Penyebaran bangsa
Arya ke India dapat dibedakan menjadi dua periode, Masa Weda Awal dan Masa Weda
Akhir.
2. Kehidupan Masyarakat
3. Kehidupan Keagamaan
Perkembangan Buddha
1. Kelahiran Buddha
2. Kehidupan Masyarakat
3. Kehidupan Keagamaan
Sejak abad ke-1 M, ajaran Buddha mulai dikenal di Cina. Dari Cina, ajaran Buddha
mulai dikenal di Korea dan Jepang sekitar abad ke-6 M. Selama hampir 1000 tahun,
Buddha menjadi agama besar di kedua wilayah tersebut. Perkembangan Buddha di
Cina Sebelum mengenal ajaran Buddha atau Buddhisme, masyarakat Cina telah lebih
dahulu mengenal Confucianisme dan Taoisme. Confucianisme diperkenalkan oleh Kung
Fu-tzu, sementara Taoisme diperkenalkan Lao Tzu.
Ajaran Buddha masuk ke Jepang pada abad ke-6 M. Seabad kemudian, Buddhisme
mulai diakui keberadaannya sejak masa pemerintahan Pangeran Shotoku Taishi. Pada
mulanya, terjadi persaingan antara Buddhisme dan kepercayaan Shinto. Semasa
Dinasti Nara berkuasa, Buddha dinyatakan sebagai agama negara. Ibukota juga
sebagai pusat agama. Di tempat itu didirikan patung Sang Buddha (Daibutsu) setinggi
16 meter yang diresmikan oleh Shomo Tenno pada tahun 752. Aliran Buddhisme Cina
yang berkembang di Jepang adalah Tiantai (dalam bahasa Jepang menjadi Tendai).
Rahib Jepang yang mempelopori aliran ini adalah Saicho dah Kukai. Sejumlah rahib
berhasil memadukan tradisi Buddhisme Cina dengan tradisi dan nilai-nilai Jepang. Hal
ini terlihat dengan berkembangnya Buddhisme Zen yang merupakan perkembangan
lanjut Buddhisme Chan dari Cina.
Peranan Perdagangan
3. Kehidupan Beragama
Pengaruh Hindu-Buddha ditandai oleh peranan Hindu atau Buddha sebagai agama
utama di berbagai wilayah Asia Tenggara. Dikenalnya Hindu-Buddha membuat
kepercayaan beralih kepada dewa-dewi sebagai penguasa alam. Pengaruh agama
Buddha lebih kuat di wilayah Benua Asia Daratan, sedangkan pengaruh agama Hindu
lebih kuat di Kepulauan Indonesia. Pengaruh Hindu-Buddha dalam kehidupan
beragama menempatkan kedudukan para brahmana ataupun rahib sebagai kalangan
terpandang dalam masyarakat. Kedudukan itu ditentukan kemampuan mereka di
bidang agama dan ilmu pengetahuan.
4. Kehidupan Sosial
Pemberlakuan sistem kasta mengakibatkan hak dan kewajiban seseorang amat jelas,
tergantung dari kastanya. Sistem kasta menguntungkan posisi kalangan elit (brahmana
dan ksatriya), sebaliknya merugikan posisi kalangan bawah.