Anda di halaman 1dari 4

EKOLOGI MANGROVE

Osbornia octodonta (Baru-Baru)

(Diajukan sebagai persyratan Tugas Ujian Tengah Semester)

Dosen Pengampu:
Nur Eka Kusuma Hindrasti, S.Pd., M.Pd

Oleh:

DINA DWI YUNIARTI : 140384205069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
Nama spesies : Osbornia octodonta

Nama Lokal : Baru-baru (kayu semilit)

Deskripsi Spesies :

Morfologi Secara umum, Berupa pohon atau belukar dengan ketinggian dapat mencapai 7 meter,
selalu hijau, tangkai/dahannya tunggal atau berjumlah banyak. Kadang-kadang memiliki akar
nafas. Kulit kayu berwarna coklat atau abu-abu, berserat dan berserabut. Ranting halus berwarna
abu-abu pucat dan berbentuk segi empat pada saat muda. Individu yang lebih besar memiliki
batang yang berlubang di tengahnya. Daun Berkulit tipis, menimbulkan aroma pada saat
disentuh, ada kelenjar minyak yang tembus cahaya dan berukuran kecil serta ada pembengkakan
pada gagang daun sepanjang 2 mm yang berwarna merah. Unit dan letak daun sederhana,
bersilangan. Bentuk daun bulat telur terbalik. Ujung daun membundar dengan ukuran 2,5-5 x 1-
3 cm. Bunga Biseksual. Dalam satu tandan terdapat 1-3 bunga yang bergerombol, bunga tidak
bertangkai tapi langsung menempel pada tandan. Terdapat 2 pinak daun berbentuk elips, panjang
6 mm, terletak pada pangkal gagang bunga. Pinak daun tersebut kemudian rontok. Terletak
diketiak daun, formasi berkelompok tidak ada mahkota, kelopak bunga ada 8, berwarna hijau.
Benang sari berwarna putih hingga kuning, jumlahnya sampai 48 helai. Buah ditutupi oleh
cuping kelopak bunga dan kelopak tidak membuka pada saat telah matang. Biji berjumlah 1-2,
berbentuk datar dan bulat telur terbalik. Ukuran panjang 5-10 mm; diameter 5 mm
Fisiologi Tumbuh di tempat yang lebih terbuka pada tepi daratan di daerah mangrove atau pada
pinggiran alur air yang dipengaruhi oleh pasang surut. Tidak memiliki ketergantungan khusus
terhadap substrat tumbuh, dan dapat ditemukan pada lumpur halus, batuan, dan pasir. Meskipun
demikian, jenis tumbuhan ini tidak ditemukan tumbuh pada daerah yang kerap tergenang oleh air
tawar. Bunga diserbuki oleh serangga. Buah disebarkan lewat air dan terapung di air karena
adanya rambutrambut yang dapat memerangkap udara
Ekologi :
Tumbuh di tempat yang lebih terbuka pada tepi daratan di daerah mangrove atau pada pinggiran
alur air yang dipengaruhi oleh pasang surut. Tidak memiliki ketergantungan khusus terhadap
substrat tumbuh, dan dapat ditemukan pada lumpur halus, batuan, dan pasir. Meskipun demikian,
jenis tumbuhan ini tidak ditemukan tumbuh pada daerah yang kerap tergenang oleh air tawar. Di
Australia jenis ini ditemukan berbunga dari bulan Juni sampai Desember dengan puncaknya pada
bulan November dan berbuah pada bulan Februari. Bunga diserbuki oleh serangga. Buah
disebarkan lewat air dan terapung di air karena adanya rambutrambut yang dapat memerangkap
udara.
Distribusi :
Di Indonesia (Irian Jaya, Sulawesi, Jawa Timur, Kepulauan Sunda Kecil), Kalimantan Utara,
Filipina, Papua New Guinea, Australia Tropis
Manfaat :
Kayunya sangat berat, sangat keras, kuat dan awet; sukar dikerjakan karena kerasnya, namun
baik hasilnya. Kayu baru-baru digunakan dalam konstruksi, sebagai tiang, atau untuk bantalan
rel. Pepagan (kulit kayu) digunakan sebagai penutup kapal yang bocor. Daunnya yang berbau
aromatis digunakan nelayan untuk mengusir nyamuk. Pucuknya dimasak, atau untuk obat
sakit gigi.
Daftar Pustaka :
Arief A. 2003. Hutan Mangrove : Fungsi dan Manfaatnya. Kanisius. Yogyakarta (diakses pada 15
April 2017)

Giesen W, Stephan W, Max Z, dan Liesbeth S. 2007. Thailand. Mangrove Guidebook For
Southesth Asia. FAO and Wetlands International (diakses pada 15 April 2017)

Gunarto. 2004. Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai. J.
Litbang Pertanian 23 (diakses pada 15 April 2017)

Kitamura S, Anwar C, Chaniago A, dan Baba S. 1997. Handbook of Mangroves in Indonesia.


Bali dan Lombok. Ministry of Forestry Indonesia and JapanInternational Cooperation Agency.
Jakarta (diakses pada 15 April 2017)

Noor RY, Khazali M, dan Suryadiputra NN. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia.
PKA/WI-IP. Bogor (diakses pada 15 April 2017)

Anda mungkin juga menyukai