Anda di halaman 1dari 36
t WL SNI 01-2881-1992 Standaf Nasional Indonesia _. Cara uji makanan dan minuman ICS 67.040 Badan Standar DAFTAR IS! 1. KEADAAN CONTOH 1.1. Keadaan contoh dalam Kileng 1.2.-Keadaan contoh untuk semua jenis makanan dan minunan 1.3. Bahan-bahan asing 2 BOBOT TUNTAS 3. RUANG KOSONG “HEAD SPACE" 4. PERSIAPAN CONTOH 5. KADAR AIR 5.1. Metoda oven ‘5.2. Metoda destilasi 6 ABU 6.1. Abu total + 6.2. Abu sulfat * 6.3. Abu tak larut dalam asam 6.4. Sitikat 6.5. Kealkalian abu 7. PROTEIN 712, Protein kasar (Metoda semimikro Kjeldhal) 7.2. Metoda form} 7.3. Protein Effisiensi Ratio (PER) LEMAK Metoda ekstrasi lansung 8.2. Metoda hidrolisis (Weibull) 8.3. Lemak utuh contoh Margarine dan Mentega 8.4, Metoda Gerber (untuk susu, keju krim dan es krim 8.5. Metoda Mojonnicr , 9. KARBOHIDRAT 10, LAKTOSA (METODA PERAGIAN) 11. SERAT KASAR 12. KEKENTALAN (METODA ENGLER) 18. BAGIAN YANG TAK LARUT DALAM AIR 14. KEHALUSAN’ 18. NaCl 15.1, Metoda Mohr “15.2. Metoda Vothard 16. pH 17. BOBOT JENIS DAFTAR ISI 1. KEADAAN CONTOH 1.1. Keadaan contoh dalam Kaleng 1.2.- Keadaan contoh untuk semua jenis makanan dan minurnan "1.8, Bahan-bahan asing 2. BOBOT TUNTAS. 3. RUANG KOSONG “HEAD SPACE” 4. PERSLAPAN CONTOH 5. KADAR AIR 5.1, Metoda oven ‘5.2. Metoda destilast 6 ABU 6.1. Abu total + 6.2, Abu sulfat 6.3, Abu tak larut dalam asam 6.4. Silikat 6.5. Kealkalian abu 7. PROTEIN 7.2. Protein kasar (Metoda semimikre Kjeldhal) + 7.2. Metoda formol 7.3. Protein Effisiensi Ratio (PER) 8 LEMAK 8.2, Metoda ekstrasi lansung 8.2. Metoda hidrolisis (Weibull) 8.3. Lemak utuh contoh Margarine dan Mentega 8.4, Metoda Gerber (untuk susu, keju krim dan es krim 8.5, Metoda Mojonnicr . 9. KARBOHIDRAT 10. LAKTOSA (METODA PERAGIAN) 11. SERAT KASAR 12. KEKENTALAN (METODA ENGLER) 13. BAGIAN YANG TAK LARUT DALAM AIR 14, KEHALUSAN’ 15. NaCl . 15.1. Metoda Mohr 18.2. Metoda Volhard 16. pH 17. BOBOT JENIS Halsnan 1 1 2 2 2 wo tao me pet 13 14 16 18 18 2 27 28 30 34 a4 40 48 al 55 87 58 60 a SNIO1 - 2891 - 1992 CARA USI MAKANAN DAN MINUMAN 1, KEADAAN CONTOH Bat Keadaan Contoh Datam Kaleng ‘Keadaan pengemas sebelum dan sesudah pengeraman. 1a Prinsip Penyimpanan contoh pada suhu dan waktu tertentu. 1.1.2 Peralatan Inkubator 11.3 Cara kerja 12 13 1) Periksa contoh sebelum dilskukan pengeraman terhadap keadaan yang tidak normal, misalnya cembung, cekung, berkarat dan sebagainya, 2) Jika keadaannya, noimal, masukkan ke dalam inkubator (lemari penge- ram) pada suhu 37 °C dan biarkan selama 7 — 10 hari. 3) Amati perubahan-perubahan yang terjadi selama waklu pengeraman, Bila ferjadi penyimpangan-penyimpangan sebelum batas waktu yang di- tentukan, keluarken contoh tersebut dari dalam inkubator dan bila tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan, lanjutkan pengeraman sampai batas waktu yang ditentukan. 4). Keluarkan contoh dazi dalam inkubator dan catat hasilnya. Hasil: Kaleng dinyatakan normal bila sebelum dan sesudah pengeraman tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Keadaan Contoh Untuk Semua Jenis Makanan dan Minuman — Cara kerja — Keadaan isi — Periksa isi contoh secara organoleptik ternadap wama, bau, rasa dan tekstur. Bahan-bahan Asing Periksa isi contoh apakah mengandung bahan-bahan Iain yang tidak sesual. 2. BOBOT TUNTAS 24 22 23 Prinsip Penimbangan bagian padatan setelah pemisahan dengan bagion cairan dan mem- bandingkan dengan bobot bersih dari contoh. Peralatan = Neraca kasar — Ayakan = Pinggan porselin Cara Kerja — Timbang pengemas beserta isinya, kemudian buka. = Tiriskan isinya di dalam ayakan, lalu sebarkan padatan contoh sedemikian 1 dari 32 oo REE SNIO1 - 2891 - 1992 rupa sehingga merata dan tampung cairan dalam pinggan porselin yang per- _- mukaannya luas, Miringkan ayakan eetinggi 5,08 em. =~ Pindahkan padatan contoh ke dalam pinggan lain yang telah diketahui bobot nya dan timbang. : — Tinibang pula pengemas dalam keadaan kosong. Perhitungan : w Bobol tuntas=—— x 100% “1 dimana: ‘w= bobot padatan dalam pingean, ¢ Wy © bobot bersih conteh, 3. RUANG KOSONG HEAD SPACE 3.1 Prinsip Membaca skala yang ditunjukkar oleh head space gauge. 3.2 Cara Kerja 1) Ukuran jumlah antara'permukaan contoh dengan tepi kaleng. 2)Lakukan pengukuran dari 5 tempat, satu kali dari titik tengah permukaan ‘aleng, baca skala pada alat. 8) Ulangi pengukuran pada 4 tempat, yang bila ditarik, sustu garis diagonal tegak pada permukaan makanan, kira-kira 2-3 cm jaraknya dari tengah- tengah permukaan makanan tersebut. 4) Ukur tinggi kaleng bagian dalam. Perhitungan : 5 Ruang kosong head space = — x 100% dimana : b © jarak rata-rata antara permukaan contoh dengan tepi kaleng. ¢ = tinggi kaleng bagian dalam. 4. PERSIAPAN CONTOH 4.1, Peralatan — Blender — Lumpang porselen — Spatula 4.2 Persiapan Contoh Padatan Ambil contoh dengan eistem diagonal. Kumpulkan hingga diperoleh contoh yang homogen. Buat menjadi bentuk persegi panjang, kemudian bagi dalam 2 diagonal menjadi empat bagian. Ambil dua bagian yang saling berhadapan. ke- mudian bagi empat lagi dan selanjutnya lakukan seperti pe yetjaan di atas se 2 dari 32 SNTOI - 2891 - 1992 hingga diperoleh jumlah yang cukup untuk analis tidak halus, gilinglah contoh tersebut hingge halus. 4.3. Persiapan Contoh Semi Padat Apabila bentuk contoh Homogenkan contoh dengan cara memotong-motong menjadi bagiaivbaicin yang kecil, lalu cincang/gerus hingga schalus-halusnya. 4.4. Persiapan Contah Gairan Homogenkan contoh defgan cara membalik-balikkan kemasan ke atas dan ke bawah atau gunakan blender untuk menghomogenkannya 5. KADAR AIR 5.1, Metoda Oven S11 Prinsip Kehilangan bobot pada pemanasan 105°C dianggap sebagai kadar air ya terdapat pada contoh. 5.1.2. Peralatan = Botol timbang bertutup = Eksikator Oven = Neraca analit 5.1.3. Cara Kerja : = Timbang dengan seksama 1—2 g cuplikan pada sebuah botol timbang ber tutup yang sudah diketahui bobotnya. Untuk contoh berupa cairan, bo- tol timbang dilengkapi dengan’pengaduk dan pasir kwarsa/kertas saring berlipat. — Keringkan pada oven suhu 105°C selama 3 jam. — Dinginkan dalam eksikator. — ‘Timbang, ulangi pekerjaan ini hingga diperoleh bobot tetap. 1°.) LF : ES WAN Perhitungan : Kadar air = —— x 100% bobot cuplikan sebelom dikeringkan, dalam gram keehilangan bobot setetah dikeringkan, dalam gram. 5.2 Metoda Destilasi | 5.21 Prinsip Pemisahan azeotrapik air dengan pelarut organik. 5.2.2 Pereaksi Xylol, Toluene. 6.2.3. Peralatan =+ Labu didih 500 ml beserta batu didih 3 dari 32, 5.24 SNIO1 - 2891 - 1992 — Alst Aufhauser — Penangas listrik —_Neraca analitik Cara Kerja . = ‘Timbang dengan seksama 5-10 g cuplikan, masukkan ke dalam labu didih dan tambahkan 300 ml Xylol serta batu didih. — Sambungkan dengan alat Aufhauser dan panaskan di alas penangas listrik selama satu jam dihitung sejak mulai mendidih, Setelah cukup satu jam _matikan penangas listrik dan biarkan alat Aufhauser mendingin. —" Bilas alat pendingin dengan Xylol murni/toluene. — Baca jumlah volume air. Perhitungan : Kadar air = “x 100% v dimana: _ w = bobot cuplikan, dalam gram v= volume air yang dibaca pada alat Aufhauser, dalam ml. 6. ABU 6.1. Abu total 612 6.2.2 6.2.3. Prinsip Pada proses pengabuan zat-zat organik diuraikan menjadi air dan COs. te- tapi bahan anorganik tidak. Peralatan += Cawan porselen atau platine = Tanur listrik — _Neraca analitik Cara Kerja —. ‘Timbang dengan seksama 2- 3 g contoh ke dalam sebuah cawan porsclen (atau platina) yang telah diketahui bobotnya, untuk contoh eairan wap kan di atas penangas air sampai kering. — Arangkan di atas nyala pembakar, lalu abukan dalam tanur listrik pada ‘suhu maksimum 550°C sampai pengabuan sempurna (sekali-kali pinty tanur dibuka sedikit, agar oksigen bisa masuk). = Dinginkan dalam eksikator, lalu timbang sampai bobot tetap. Perhitungan : Kadar abu = x 100 % dimana : w= bobot contoh sebelum diabukan, dalam gram bobot contoh + cawan sesudah dinbukan, dalam gram bobot cawan kosong, dalam gram. 4 dari 32 5 SNIO1 - 2891 - 1992 6.2, Abu Sulfat 6.2.1" Prinsip Pengukuran abu yang diendapkan sebagai sulfat. 6.2.2 Perslatan ~ = Cawan porseleri atau platina — ‘Tanur lietrike — Neraca analitik 6.2.3 Preaksi ‘Asam sulfat (Hz SO. ) pekat 6.2.4 Cara Kerja — Timbang 23 g cuplikan ke dalam sebuah cawan porselen (atau platina) yong telah diketahui.bobotnys. — ‘Arangkan di atas nyala pembakaran, lalu abukan dalam tanur listrik pada, ‘suhu 550°C sampai pengabuan sempurna, Dinginkan, kemudian tambahkan 1 —2 tetes Ha SO, pekat ‘Uapkan dalam ruang asam sampai gas SO; hilang = Pijerkan kembali dalam tanur — Dinginkan dalam eksikator, lalu timbang sampat bobo! tetap. Perhitungan = Radar abu sulfat = dimana: vw, = bobot abu sulfat, w = bobot contoh, dalam gram - 6.3 Abu Tak Larut Dalam Asan 6.3.1 Prinsip Bagian abu yang tidak larut dalam asam. 6.3.2 Pereaksi — Larutan asam klorida, HCl 10%. — Larutan perak nitrat, AgNO, 0,1 N 6.3.3 Peralatan — Penan gesair — Fanur listrik — Kertas saring tak berabu (Whatman no. 41). — Cawan porselen atau platina, 6.3.4, Cara Kerja Larutkan abu bekas Penctapan kadar abu dengan penambahan 25 mi HCI 10%. = Dididihkan selama 5 menit Selanjutnya sarirg larutan dengan kertas saring tak berabu dan cuci de- ngan air suling sampai bebas Klorida, - Keringkan kertas saring dalam oven, masukkan ke dalam cav an porselen (platina) yang telah diket@hut bobotay dan kemudian abukan, 5 dari 32, + SNTOL- 2891 - 1992 — Dinginkan cawan di dalam eksikator hingga cuhu kamar, lalu timbang. Penimbangan diulangi hingga bobot tetap. SL x 100% diman: w, = bobot cawan + abu, dengan gram ‘wz = bobot cawan kosong, dalam gram w = bobot cuplikan, dalam gram 6.4. Silikat 6.4.1 Prinsip Silikat dengan asam fluotida (HF) membentuk silikon flvorida yang hilang bila dipijarkan. 6.4.2 Peralatan -- Neraca analitik = Cawan platina — Penangas pasir = Pembakar — Tanur 6.4.3 Pereaksi — Asam sulfat, Hy SO. pa — Asam fluorida, HF pa. 6.4.4 Cara Kerja ‘Timbang seksama 2—3 g contoh ke dalam cawan platina. — Arangkan di atas pembakar dengan hati-hati — Abukan di dalam tanur Biarkan di dalam eksikator sampai dingin,s Kemudian timbang (bie) Teteskan 3—4 tetes H; SO, p.a kepada abu yang ada dalam cawan platina tadi. ‘Tambah Jarutan HF p.a langsung (jangan memakai peralatan gelas) kira kira 1/3 isi cawan, Panaskan di atas penangas pasir sampai kering (di ruang asam). — Abukan lagi di dalam tanur = Masukkan dalam eksikator sampai dingin — Timbang Ulangi pengerjaan dengan pemakaian HF p.a sampai bobot tetap (c) &. Perhilungan : . wo Kadar SiO, = 100% 6 dari 32 DAFTAR {SI Halaman 1. _KEADAAN CONTOR 1 1.1. Keadean contoh dalam kaléng 1 1.2. Keadzan contoh untuk semua jenis makanan dan minuman 2 1.8. Bahan-bahan asing 2 2. BOBOTTUNTAS 2 3. RUANG KOSONG “HEAD SPACE” 4 4. PERSIAPAN CONTOH 8 5. KADAR AIR 6 5.1. Metoda oven ¢ 5.2. Metoda destilasi 7 6. ABU 9 61. Abu total 9 62. Abu sulfat 10 6.3, Abu tak larut dalam asam u 6.4. Silikat 13 8.5. Kealkalian abu 14 7. PROTEIN 16 1. Protein kasar (Metoda semimikro Kjeldhal) 18 7.2. Metods formol 18 1.8. Protein Effisiensi Ratio (PER) a 3. LEMAK 21 M4, Metoda ekstrasi lansung 2 4.2. Metoda hidrolisis (Weibull) 28 13. Lemak utuh contoh Margarine dan Mentegn 20 44, Metods Gerber (untuk susu, keju kritn dan es krim 34 4S. Metoda Mojonnier ‘ a4 . KARBOHIDRAT 40 ©. LAKTOSA (METODA PERAGIAN) 46 1. SERAT KASAR 48 2. KERENTALAN (METODA ENGLER) 51 3. BAGIAN YANG TAK LARUT DALAM Ain 55 4. KEHALUSAN’ 56 5. Nach 57 5.1. Metoda Mohr es 5.2. Metoda Volhard 58 3. pH 7. BOBOT JENIS 60 a 68 ‘SNIO1 - 2891 - 1992 dimana: . w = ‘bobot cupliken, dalam gram Wi = bobot abu sebelum ditambah HF, dalam gram Wa = Bobot abu setelah ditambah HF, dalam gram Kealkalian Abu 35.1 Prinsip Kealkalian abu dapat ditetapkan dengan titrasi asam basa. 55.2 Peralatan - Erlenmeyer 250 ml. > Pipet ukur 20 ml — Penangos air = Buret 5.3. Pereaksi — Hidrogen peroksida, H;0,,3% — Asam klorida, HCI 0,5 N + Natriuri hiroksida, NaOH 0,5 N — Indikator fenolftalein, rP 5.4 Card Kerja ~ Tambahkan 1-2 tetes Hy, 3% ke dalam abu (dari Catatan : Pakai cawan platina untuk pengabuan kopi, Pipet 20 ml HCI 0.6 N dan masukkan ke dalam cawan berisi abu ter: sebut, panaskan di atas penangas air selama lebih kurang 10 menit Saring dan cuci dengan air panas hingga bebas asam — Titar hasil saringan, dengan NaOH 0,5 N, gunakan PP — Kerjakan blanko isa penetapan abu), sebagai indikator. Perhitungan : Kealkalian abu = . Mi FVa) Nx 100 iy NaOH/100 g aN x 10 diman: = bobot cuplikan, dalam gram Va = volume NaOH yang diperlukan pada penitaran contoh Vi = volume NaOH yang diperlukan pada penitaran blanko N = normalitas NaOH PROTEIN a Protein Kasar (Metode Semimikro Kjeldhal) Prinsip, Senyawa nitrogen diubah menjadi ainonium sulfat olch HH; SO. pekat. Amonium sulfat yang terbentuk diuraikan dengay NaOH. A: moniak yang ie 7 dari 32 112 713 11S SNT 01 - 2891 - 1999 bebaskan diikat-dengan asam borat dan kemudian dititar dengan larutan baku asam, Peralatan — Labu Kjeldhal 100 ml — Alat penyulingan.dan kelengkapannya — Pemanas listrik/pembakar — Neraca analitik Pereaksi — Campuran selen Campuran 2,5 g serbuk SeO;, 100 ¢ K;SO, dan 20 ¢ CuSO. 5#,0, — Indika‘or campuran Siapkan larutan bromocresol green 0,1% dan larutan merah metil 0,1% dalam alkohol 95% secara terpisah. Campur 10 ml bromocresol green dengar 2 ml merah metil — ‘Larutan asam borat, Hy BOs 2%. Larutken 10 g H, BO, dalam 500 mlair suling. Setelah dingin pindahkan ke dalam botol bertutup gelas. Campur 500 ml asam borat dengan 5 ml indikator. — Larutan asam klorida, HCI 0,01 N. — Larutan natrium hidroksida NaOH 30%. Larutkan 150 g natrium hidroks botol bertutup karet. ida ke dalam 450 mil air, simpan dalam Cara Kerja ~ Timbang seksama 0,5 100 mi. — Tambahkan 2 ¢ campuran selen dan 25 ml H, SO. pekat. — Pani & cuplikan, masukkan ke dalam Jabu Kjeldahl np di atas pemanas listri Inrutan menjadi jemih kehijau-t — Biarkan dingin, kemud atau api pembakar sampai mendidih dan jauan (sekitar 2 jam). n encetkan dan masukkan ke dalam iu 100 mi, tepatkan sampai tanda garis. — Pipet 5 ml larutan dan masulkan ke dalam alat penyuling, tambakkan 5 ml NaOH 30% dan beberapa tr ‘es indikator PP — Sulingkan sclama lebih kurang 10 menit, sebagai penampung gunakan 10 ml larutan asam borat 2% yang telah dicampur indikator — Bilasi ujung pendingin dengan air suling = Titar dengan Jarutan HCI 0,01 N = Kerjakan penetapan blanko. Perhitungan Kadar Protein = (V, — V5) x N x 0,014 x Lex fp Bo. 1 721 124 122 1.2.28 124 124 2 Metoda Formol, — y"" 2a 22 124 SNTOI - 2891 - 1992 w= bobot cuplikan. V, = volume HCI 0,01 N yang dipergunakan penitaran contoh V, = volume HCI yang dipergunakan penitaran blanko. N= normalitesHCl =~ fk = faktor konversi untuk protein dari makanan secara umum: 6,25 susu & hasil olahannya : 6,38 mentega kacang : 5,46 faktor pengenceran ¥ fp Peralatan -- Buret = Neraca analitik —. Erlenmeyer o> Labu ckur = Peralatan vakum. Pereaksi. — Larutan Formaldehida netral, Netralkan Formaldehida 37% sampai warna merah muda dengan meng- gunakan indikator fenofltalin, = Natrium hidroksida, NaQH 0.2 N. =~ Indikator fenolftalin, PP — Larutan asam klorida, HCI 0,2 N. — Larutan barium hidroksida, Ba(OH), 10%. — Larutan barium klorida, BaCl, 10%. Persiapan analisis, Contoh titrasi + Gampur 50 ml air mendidih dan 20 mt larutan formal dehida netral, tambab, kan larutan baku NaOW 0,2 N, Ba(OH); bebas COs , dan titar dengan HCI 0,2. N, mengrunakan indikator PP sampai warna merah jambu, kemudian tembabkan 3 tetes Iarutan Ba(OH); jenuh sampai terbentale warna merah, Cara kerja’ 9.2.4.1. Larutan — Timbang sejumnlah cuplikan atau pipet, setara kira-kira 2 g bobot kering. = Masukkan ke dalam tabu ukur 100 ml dan larutkan deng: ling. — Tambahkan 1 mi larutan PP dan 10 ml larutan BaCl 10%. Tatar dengan larutan Ba(OH); jenuh sampai warna menjadi merah, ker mudian tambahkan lagi Ba(OH); kira-kira 5 ml. — Larutan digoyang/kocok, biarkan selama 15 menit-dan saring. = Ambil 80 ml larutan/saringan tambahkan ke sisa sedikit 110) dalam larutan. an SO ml air su- suing, amonianya dalam alat vakum, dan mem rs boshan Fashion yang 9 dari SNIO1 - 2891 - 1992 — Lalukan udara bebas CO; melalui Jarutan untuk menghilangkan/memin. dahkan CO, dan netralkan dengan hati-hati, pertama dengan larutan NaOH bebas CO; sampai membentuk warna biru muda pada kertas lakmus dan akhiraya dengan HCI 0,2 N. 7.2.5.2 Penitaran — Ke dalam larutan bebas amonia, yang disiapkan di atas, tambahkan 20 mi larutan formaldehida netral. Titer dengan Jarutan HCI 0,2 N sampai-warna sama dengan larutan kon. trol. —Tambahkan beberapa ml lebih banyak dan titar kembali dengan HCI 0,02 N sampai dipsstikan warna kurang dari larutan kontrol = Akhimnya penitaran disempurnakan dengan alkali standar sampai warna sempurna, Perhitungan : mg N; sebagai asam Amino netral dalam 80 ral larutan, (Vj — V9) x 2.8 Sebagai asam amino netral dalam contoh : (4p —Y) 2,8 x 1,25 < 100% dimana : V, =" volume basa yang dipergunakan dalam penitaran, dalam mi Vz = volume asam yang dipergunakan dalam penitaran, dalam ml w bobot cuplikan, dalam: mg, sebegai asam amino netral dalam contoh. 7.3 Protein Effisiensi Ratio (PER) Bvaluesi Lualitas protein secera biologis (dapat dipergunakan untuk bahan yang mengandung N 1,90%). 7.3.1. Pereaksi ‘ — ANRCreference caseins Dari sheffield chemical, 2400 morris ave, union, NJ.O7083. Campuran garam USP Baik garam campuran USP maupun garam campuran mempunyai propor- si elermen yang sama pentingnya. Campuran garam USP XVIII dapat dibuat sebagai berikut: Gerus 189,3 g NaCl dengan 0,79 g KI di dalam lumpang. Dalam lurpang yang lain campurkan 389,0 ¢ KH20" anhidrat, 391,4 g CaCOq, 27,0 &. FeSO,. THy0, 0. dan 0,023 g'CoCly-8y0” ‘Akhiraya tambahkan campuran NaCLKI con gerus siropai menjac ser buk yang halus. . 57,3 ¢ MESO4 Bit 17 4 CuSOy. B10 — Campuran vitamin mnp/100 6 Vit. A (keting, dimantapkan) 2000 10 Vit. D (ering. dimantapian) 200 1 10 dari 32 13.2 SNIO1 - 2891 - 1992 Vit. E (kering, dimantapkan) 1010 Menadioane 03 Choline 200 p-Amindbenzoic'acid 10 Inositol - 10 Niacin 4 Ca D-pantothenate 4 Riboflavin 08 ‘Thiamin. HO. 0,5 Firodiksin HCl 0,5 Asam folat 0,2 Biotin 0,04 Vit B12 0,003 Glukosa untuk menjadikan. 1000 — Minyak biji kapas = Selulosa: Cellu flour, solka floc atau sejenisnya. =. Diet dasar evaluasi protein (protein evaluasi basal diet) Contoh [ Xx Sekstrak eter } Minyak biji kapas: 8 100 Campuran garam USP: 5— (Xx %abu) 100 Campuran vitamin : 1 (Xx % serat kasar) Seltulosa : 1— 100 . (Xx % kadar air’) At - 100 (Sakarosa atau pati jagung untuk menjadikan 100) 1,44 x 100 x= % N dari contoh Semua persentase di atas memberikan gambaran tentang komposisi contoh. ‘Analisa proksiinat diperlukap untuk mengatur diet sehingga semua pethan- “dingan antara contoh dan bahan-bahan teferensi dapat dibuat dengan dict ‘yang mempunyai kandungan N, lemak, abu, air, dan serat kasar yang sama. ‘adar lemak, abu, air dan serat kasar yang diusulkan dapat diterima bila analisis proksimat contoh memenuhi syarat. Binatang percobaan ‘Tikus-tikus percobaan, jantan, harus dari koloni yang sama dan dipelihara se- tama waktu sebelum penyapihan sebelum diet dilakukan dalam kondisi ling: kungan yang akan memberikan pertumbuhan normal dalam segala hal. Umur sapihan :> 21 hari tetapi <:28 hari. 11 dari 32 1.3.3 134 135 . SNIO1 - 2891 - 1992 Berat rata-rata dari tikus yang digunakan harus 10 g. Bila binatang-binatang dipindahkan dari kelompok pemeliharaan ke laboratorium uji waktu penye. suaiari > 3 luari tetapi < 7 hari sebelur i dix Pengujian kelompok Tiap kelompok terdiri dari 10 tikus. Dalam menguji tiap bahan sediakan 1 grup Iengkap yang akan menerima ANRC casein reference. Sederetan casein reference dapat digunakan untuk menguji lebih dari satu kali bahan yang diuji, Bila penyusunan kelompok sudah selesai, jumlah tikus pada setiap ke. lompok harus sama dan berat tikus rataata pada setiap kelompok pada hari permulaan penyapihan tidak lebih dari 5 g rata-rata berat tiktts dari kelom. pok lain, Waktu pengujian Selama waktu pengujian jaga masing-masing tikus dalam kandaighya’dan Jengkapi clengan pengujian diet yang layak serta H; 0 ada libitium. Selama waktu pengujian kondisi harus tetap dengan masing-masing grup casein reference. Catat berat awal tiap-tiap tikus. Catat juga berat tikus dan berat makanan yang dikonsumsi pada interval waktu tertentu, catat hari-hari dan pada hari ke 28 setelah waktu pengujian dimubai, Perhitungan hasil dan pentabelan Hitung beral rata-rata selama 28 lari yang diperoleh dan protein (N x 6,95) yang dikonnumsi setiap tikus untuk sctiap grup. flitung protein efficiency ratio (PER) (pertambahah berat yang diperoleh/jumlah protein yang dikon- sumsi) dalan tiap grup. Tetapkan ratio x 100 dari PER untuk setiap grup yang diuji terhadap PER untuk grup ANRC casein reference. Tabulasi herat selama 26 hari yang diperoleh protein yang dikonsumsi, PER dan ratio x 100 dari contoh PER terhadap ANRC ref. casein PER dalam setiap grup yang divi Kvalitas protein contoh adalah ratio x 100'dari contoh PER terhadap ANRC ref. casein PER. y 8. LEMAK 8.1 Metoda-Ekstraksi Langsung dengan alat Soxhlet B11 Prinsip. : Ekstraksi lomak bebas dengan pelarut non polar. 8.1.2 Peralatan — Kertas raring = Labu lemak = Alat soxhlet ~ Pemanas listrik = Oven = Neraca analitik = Kapas bebas lemak 818 8.14 tone a2 8.21 8.22 823 8.24 SNIO! - 2891 - 1992 _ 41.3 Pereaksi Heksana atau pelarut lemak lainnya. 41.4 Cara Kerja 7 — Timbang seksama 1-2 ¢ coritoh, masukkan ke dalam setongsong kertas yang dialasi dengan kapas, — Sumbat selongsong kertas berisi contoh tersebut dengan kapas, keringkan dalam oven pada suhi tidak lebih dari 80°C selama lebih kurang satu jam, kemudian masukkan ke dalam alat soxhlet yang telah dihubungkan dengan labu lemak berisi batu didih yang telah dikeringkan dan telah di- ketahui bobotnya. ~ Eketrak dengan heksana atau pelarut lemak lainnya selama lebih kurang 6 jam. Sulingkan heksana dan keringkan ekstrak lemak dalam oven pengering pada suhu 105°C — Dinginkan dan timbang = Ulangi pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap. Pechitungan Se lemak x 100% Ws dimana : w = bobot contoh, dalam gram w, = bobot lemak sebclum ekstraksi, dalam gram” . w; = bobot labu lemak sesudah ekstraksi. 82 Metoda Hidrolisis (Weibull) 8.2.1 Prinsip Ekstraksi Jemak dengan pelarut non polar setelah contoh dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat, 8.2.2. Peralatan — Kertas saring — Kertas saring pembungkus (thimble) — Labu lemak — Soxhlet — Neraca analitik 8.2.3 Pereaksi = Larutan Asam klorida, HCI 25% — Kertas lakmus — nvheksana atau pelarut lemak lainnya 8.2.4 Cara Kerja = ‘Timbang seksama 1-2 ¢ cuplikan ke dalam gelas piala. = ‘Tambah 30 ml HCl 25% dan 20 mi air serta beberapa butir batu didih — ‘Tutup gelas piala dengan kaca atloji dan didihkan selama 15 menit 13 dari 32 SNIOI - 289) Saring dalam keadaan panas dan cuei dengan sir panas hingga tidak be. reaksi asam “Keringkan kertas saring berikut isinya pada suhu 100 — 105°C, Masukken ke dalam kertas saring perabungkus (paper thimble) dan ‘ekstrak dengan heksana atau pelarut lemak lainnya 2~ 3 jam pada suhu Jebth kurang 80°C, Sulingkan larutan heksana atau pelarut lemak lainnya dan keringkan ‘ekstrak lemak pada suhu 100 — 105°C. Dinginkan dan timbang Ulangi proses pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap. Perhitungan : Kadar lemak = “12 x 100% dimana : = bobot cuplikan, dalam gram w, = bobot labu lemak sesudah ekstraksi, dalam gram = bobot labu lemak sebelum ekstraksi, dalam gram 8.3 Lemak untuk Contoh Margarine dan Mentega 8.3.1. Prinsip Ekstraksi lemak dalain alat perfc ator dengan pelarut non polar setelah contoh dihidrolis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang ter- ikat. 8.3.2 Peralatan Penangas air Perforator Labu lemak dan batu didih Neraca analitik ‘Corong bertangkai panjang 8.3.4 Pereaksi , Asam klorida, HCI 25% Heksana atau petroleum eter dengan titik didih 40 — 60°C 8.3.5 Cara Kerja Timbang seksama 1 g cuplikan dalam gelas ;piala, tambahkan 25 ml HCI 25% dan panaskan di atas penangas air sampai contoh mencair. Masukkan larutan ke dalam perforator yang telah disambungkan dengan Jabu lemak yang telah ditimbang lebih dahulu beserta batu didih dengan menggunakan corong bertangkai panjang Bilas gelas piala dengan sedikit air-dan kemudian dengan heksana atau petroleum eter, masukkan pembilas ke dalam perforator. ‘Tambahkan heksana/petroleum eter sampai labu lemak berisi kira-kira setengahnya (perhatikan agar tinggi lapisan cairan contoh datam pet- forator tidak lebih dari 1/3 tinggi isi 14 dari 32, 1992 84 84 84 SNT Ot - 2891 - 1992 — Didihken selama kurang lebih 4 jam, — Sulingkan heksana/petroleum eter dalam labu Temak tersebut sampai keting. — Simpan labu lemak i atas penanges air untuk menghiangkan sisa-sisa heksana/petroleum eter. — Keringkan labu lemak ai dalam oven pada suhu 105°C — Dinginkan delam eksikator dan timbang tampa bobot tetap. Perhitungan : = Kadar lemak =—-—1-x 100 % (wow. dimana: #, = bobot cuplikan, dalam gram W = bobot labu lemak sesudah ekstraksi. ¥q-= bobot labu lemak sebelum ekstraksi. 4. Metoda Gerber Digunakan untuk: Susu, Keju, Krim dan Es krim, 44 Ad 8.42 8.3.4 Prinsip Contoh diveaksikan dengan H,SO. dan amil alkohol, kemu nya langsung dibaca dari butirometer standar. n kadar lemak- Peralatan — Butirometer Gerber standar dengan penutup karet, ‘usu tipe 10% . eri tipe 70% ej tipe 40% — Pemusing Gerber (1100 rpm). — Fipet 10,75 ml (untuk susu). — Penanges air pada 65- 70°C. Pereaksi Hy SOx — Asam sulfat, Hz SO. BJ.1,618. ~ Amyl alkohol. Cara kerja — Masukkan 10 ml H, SO. ke dalam butirometer. — Masukkan'ke dalam butirorieter: Untuk contoh susu pipet 10,75 ml Untuk contoh keju timbang 3 ¢. Untuk contoh krim atau es krim timbang § g lalu aduk. — Tembahkan 1 ml amil alkohol, tutup dan balikksn butirometer tatu kovok dengan sempurna hingga semun gumpalan larut — Penaskan di dalam penangas air pada suhu GS~-70°C selama 5 menit. — Pusingkan butirometer selama 3 menit. — ‘Simpan butirometer dalam penangss air pada suhu 65-70°C dengan tutupnya dibawah (tezbalik) selama 2~3 menit, 15 dari 32 SNIOL - 2891 - 1999 — Atur iapisan lemak sehingga ada lemknya dibaca. jalam garis butirometer dan persen Perhitungan : ; Kadar lemak = mi lemak dalam alat Gerber. 8.5 Metoda Mojonnier as 85.1 sip Lemak dari contoh di ekstrak dengan eter dan ditetapkan secara gravimetri setelah diasamkan atau didestruksi dengan amonia, 8.5.2 Peralatan. 85 ~ — Penangas air — Penangas uap/listrik — Labu mojonnier — Labe lemak 250 ml atau pinggan alu 8.5.3 Pereaksi. — Etanol — Asani Worida + =. Diethy! eter — Petroleum ether 40-60% 85. — Lanitan amonia, NH, OF 0,880 4 Persiapan analisis 4.1 Tepung-tepungan, biji-bijian dan produk-produk yang dipanggang. — Timbang seksama 2g cuplikan ke dalam 50 ml gelas piala. — Tambahkan 2 ml etanol lalu aduk. 8.8. — Tambahkar: 10 ml HCl (25 + 11), aduk dengan sempuma dan simpan di 85. dalam penanges air pade 70--80°C selame 30-40 menit. — Aduk secara teratur. — TambahKan 10 ml etanol dan dinginkan. — Pindahkan campuran ke dalam labu mojonnier. — Cuci gelas piala dengan 25 ml dictileter dan satukn ke dalam labu = Lanjutkan dari tahap pada cara kerja butir 8.6.5.1. 85.4.2 Xeju — hris.iris atau gerus contoh, lalu aduk hingga sempurna. — Untuk keju yang kental atau sejenisnya masukkan 300--600 g contoh ke dalam blender untuk mendapatkan caripuran yang homogen. — Di dalam gelas piala tinggi kecil aduk 1g contoh dengan 9 ml air dan 1 ml NH, OH sampal menjadi caican kental yang halus. . — Destruksi pada suhu rendah hingga kaseinnya betul-betul lunak. Netralkan dengan HCl, dengan kertas lakmus sebagai indikator. — Tambahkan lagi 10 ml HCI dan toberapa batu didih untuk mencegsh pe- mercikan, = Diditkan dengan hati. arloji) ti sclama 5 menit (tutup piala dengan kaca 16 dari 32 ue 45 SNIOI - 2891 - 1992 — Sételah dingin pindahkan larutan ke dalam Iabu mojonnier. = Cuct gelas piala dengan 25 ml dietil-eter, masukkan pencuci ke dalam Jabu, kocok dengan sempurna, Tambahkan 25 ml petroleum eter, kocok. Lanjutkan dari tahap pada cara kerja butir 8.5.5.2. ‘Krim susu, Susu kental manis, Penghias makanan, Collat pasta, Susu ken- ttl, Es krim: ‘Timbang cuplikan secukupnya langsung ke dalam labu mojonnier, jika perlu Jarutkan kira-kira hingga 10 mi. ‘Susu kering — Letakkan pinggan aluminium, labu lemak di dalam oven vakum sclama 5 menit pada 135°C, — Masukkan ke dalam eksikator, dinginkan dan timbang. —‘Timbang seksama 1 — 1,25 ¢ contok ke dalam botol timbang dan masuk- kan:ke labu mojonsier =:Tambah 9 ml air panas, labu tutup dan Kocok kuat-kuat sampai terlaritt dan terbentuk suspensi. — Dinginkan pada suhu kamar. Kasein. = Timbang seksama lebih kurang 2,5 ¢ cuplikan ke dalam labu mojonnier, ‘tambah 10 ml HCI dan simpan di dalam penangas air sampai contohnya larut 5 — Dinginkan. 5 Cara kerja. 51 Hidrolisis dengan asam Untuk biji-bijian, produk-protluk yang di panggang, tepung-tepungan, peng. hias makanan, kasein, keseninates, dan lai in. — Ke dalam contoh yang sudah disiapkan di dalam labu mojonnier, tambah 10 ml HCl, kocok dengan kuat dan masukkan ke dalam penangas air hingga semua partikelnya terlarut. : — Dinginkan labu pada suhu kamar, Iebih kurang 30 menit, tambah 10 ml: ethanol dan aduk dengan sempurna. — Tambah 25 mi dietil-eter, tutup dan kocok selama 30- GO detik. — Dinginkan, buka tutupnya dan cuci leher labu dengan 25 ml petrol2um eter 40°—60°C, satukan ke dalam Jabu. — Tutup kembali dan kocok dengan sempurna selama 30—60 detik. — Biarkan labu atau pusingkan hingga lapisan eternya jernih. — Buka tutup, tuangkan lapisan eter ke dalam Sabu lemak yang diketabui bobotnya. = Ulangi kembalieksiraksi sebanyak 2 kali (tanpa ctanol) holeh digunakan campuran dietil eter: petroleum eter 1: 1 — Uapkan dengan hati-hati campuran cter yang ada dalam labu lemak Cadi di atas penangas air dan masukkan ke dalam oven 100°C paling sedikit Liam. 17 dari 32 SNIO1 - 2891 - 1992 _— Dinginkan dalam eksikator'dan timbang. ~ Ulangi pengeringan dalam oven sampai diperoleh bobot tetap, Perhitungan : Kadarlemak = —~ * 100% w dimana w, = bobot lemak wl = bobot cuplikan . 8.5.6.2 Hidrolisis dengan amonia Untuk keju, coklat, susu kental, krim, susu keting, es krim. = Tambal 1,5 ml NH, OH dan aduk. + Tambah 10 ml etanol dan aduk. — Tamba‘s 25 ml dietil eter juga aduk. ~—Tambah 25 ml petroleum eter 40-60°C dan kocok selama 1 menit. = Biarkan atau pusingkan tabung hingga lapisan eter jernih. = Tuangkan lapisan eter ke dalam labu lemak atau pinggan aluminium yang sudah diketahui bobotnya dan cuci mulut labu dengan pertoleum eter masukkan ke dalam labu. Tambah 4--5 ml etanol pada sisa di dalam labu pengekstrak, aduk dan ekstrak lagi 2 kali (menggunakan 15 ml pelarut setiap kali). = Uapkan dengan hatishati hingga kering dan keringkan dalam oven pada 100°C hingga bobot tetap. — Keringkan dalam eksikator daa timbang. Ulangi pengeringan dalam oven sampai diperoleh bobot tetap. ingan : vs Kadarlemak = — x 100% w. dimana = w, = bobot lemak w= = bobot contoh 9. KARBOHIDRAT 91 92 ‘Prinsip Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksilan Cu?* menjadi Cu!*. Kelebihan Cu’* dapa’ dititar secara iodomets Peralatan > Neraca analitik — Erlenmeyer 500 mi — Pendingin tegak +» Labu ukur 500 ml = Corong 18 dari 32 SNTO1 - 2891 - 1992" — Pipet gondok 20 ml, 25 mi — Pemanes listrik = Stop watch — Gelas ukur ~ Buret = Pipet tetes 3 Pereaksi — Asam Klorida 3% — Natrium hidroksida, NaOH 30% — Kertas lakmus — Indikator fenolftalein (P.P) — Larutan htt Pembustan pereaksi Luff-Scthoorl Larutkan 143,8 g Na; CO, anhidrat dalam kira-kira 300 ml air suling. Sambil aduk, tambalikan 50 g asam sitrat yang telah dilarutkan dengan 50 ml air suling. ‘Tambahkan 25 g CuSO, .5H, O yang telah dilarutkan dengan 100 mi air su- ing. Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu 1 liter, tepatkan sampai tanda garis dengan air suling dan kocok. Biarkan semalam dan saring bila perlu. Larutan ini mempunyai kepekatan Cu?* 0,1N, dan Na; CO;. — Larutan Kalim Jodida KI 20% — Larutan Asam sulfat, H; SO, 25% ~ _Larutan Natrium tiosulfat, Na; S; 0.0.1. N — Penunjuk larutan kanji, 0,5%. . “4. Pengujian kepekatan Larutan luff-Schoot! — Pipet 26 ml larutan Luff tambahkan 3 g KI dan 25 mi lacutan H,S0. 6 N. Titar dengan larutan Natrium tio sulfat 0,1 M dengan penunjuk Jarutan kanji 0,5%. Larutan Nattium tio sulfat yang dipergunakan untuk bitras! 25 7 2 ml. — Pipet 10 ml larutan Luff, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, encerkan dengan air suling dan kocok. Pipet 10 mi larutan hasil. pengenceran tersebut dan masukkan ke dalam Er- Jenmeyer berisi 25 ml HCI 0,1 N. Masukkan erlenmeyer tersebut dalam penangas air mendidih dan biarkan se- lama 1 jam, kemudian angkat dan diginkan. Encerkan dengan air suling dan titar dengan larutan NaOH 0,1 N dengan in- ikator fenolftalein. —Pipet 10 ml lariitan hasi! pengenceran (b) masukkan ke dalam erlenmeyer dan titar dengan HCI 0.1 M dengan indikator fenolftalein. Larutkan HCI 0.1. M yang dipergunakan untuk titrasi harus di sekitar 6,0 sampal 7,6 ml. + Larutan Lutf harus mempunyai pH 9,3- 9.4 19 dari 32 SNIOL - 2891 - 19¢ 9.5 Cara Kerja — Timbang seksame lebih kurang § g cuplikan ke,dalam erlenmeyer 500 mt —Tambchkan 200 “ml larutan HC! 3%, didihkan selama 3 jam dengan pen- dingin tegak. — Dinginkan dan netralkan dengan larutan NaOH 30% (dengan lakmus atau fenoltelein), dan ditambahkan CH, COOH 3% agar suasana larutan ager sedikit asam. — Pindahkan isinya ke dalam labu ukur 500 ml dan it than. hinega tanda garis, Kerntction saring. = = Pipet 10 mi sariagan ke dalam erlenmeyer 500 ml, tambahkan 25 ml larutan luff (dergan pipet) dan beberap butir baut didih serta 15 ml air suling. —Panasker campuran tersebut dengan nyala yang tetap. Usahakan agar larutan dapat mendidih dalam waktu 3 menit (gunakan stop watch), didihkan terus selama tepat 20 menit (dihitung dari seat mulai mendidjh dan eunakan stop watch) kemudian dengan cepat digininkan dalam bak berisi es. = Setelah dingin tambahkan 15 ml larutan KI 20% dan 25 ml H, SO. 25% per- Jahan-lahan. . —Titar secepatnya dengan Jarutan tio 0,2 N (gunakan penunjuk lar rutan kanji 0,5 5) — Kerjakan juga blanko. Perhitungan: (Blanko-penitar) x N tio x 10, setara dengan terusi yang tereduksi. Kemudian Jihat dalam daftar Luff Schoorl berapa mg gula yang terkandung untuk ml tio xyang dipergunakan. Kadar giukose = “1 ¥!P x 100% dimen: ‘Kadar karbohidret = 0,90 x kadar glukosa vw; = bobot cuplikan, dalam mg w= glukosa yang terkandung untuk ml tio yang dipergunakan. dalam mg, dari daftar : fp = faktor pengenceran 20 dari 32 Na SiC SNIO1 - 2891 - 1992 ‘Tabet Penetapan Gula menurut Luff Schoor! ——————“ Na; $03, 0,1 N Glukosa, Fruktosa Gula inversi mi sok me 1 24 2 48 3 12 4 97 5 122 6 44.7 7 112 8 19,8 9 224 10 25.0 1 27,6 12 30.3 13 33,0: 14 35,7 15 38,5 16 413° 47 442 38 aa 19 50,0 20 53.0 21 66,0 22 59,1 23 62,2 21 dari 32 on 02 10.3 10.4 SNTO1 - 289, - 1992 3, LAKTOSA (Metode Peragian) Prinsip ‘Tidak seperti eakarida lainnya, laktoza tidak dapat difermentasikan oleh rogi. Laktosa akan mereduksi larulan Luff menjadi Cu;0. Jumlah laktoss yane meredu ksi tan Fehling ditentukan dengan cara titrasi menggunakan lnrut- an natrium tiosulfat. Peralatan Erlenmeyer 300 ml dan 500 mt Labu ukur 100 rl Pipet 10 ml dan 25 ml Buret Pemanas listrik Neraca analitik Corong Gelas ukur 50 ml Larutan Luff-Schoorllihat butir 9.3. Larutan Kalium lodika, KI 20% Larutan Asam sulfat, H, SO. 25% Larutan Natrium tio sulfat, Na;$; 0; 0.1 N, Larutan Kanji 0,5 % ‘Cara kerja ‘Nmbang 2-5 g cuplikan ke dalam erlenmeyer 300 ml, tambah 30 ml air dan panaskan sampai mendidih selama 10 menit. “Angkat erlenmeyer dan biarkan supaya suhunya menuran Dalam keadaan hangat, masukkan J g ragi roti Sumbat erlenmeyer dengan kapas dan simpan pada tempat yang hangat selama 48 jam Panaskan erlenmeyer dan diditikan larutan contoh sslama 10 menit fruna mematikan mikro organisme dan enzim, kemudian dinginkan. (Ww ka sumbat kapas, pada saat pemanasan). Masukkan larutan ke slam Inbu ukur 100 ml dan tepatkan sampai tanda garis dengan air suling, kocok dan string. Pipet 10 ml saringan dan mosukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml. ‘Tambahkan 15 ml air suling dan 25 ml larutan Luff (dengan pipet) serta beberapa butir batu didih. Hubungkan erlenmeyer dengan pendingin tegak dan panaskan di atas pe rrangas listrik, Usahakan dalam wakty 3 menit sudah harus mendio/h Panaskan torus sclama 10 menit (pakai stop watch) kemudian angkat dan segera dinginkan dalam bak es, Setelah dingin tambabkan 10 ml laruton Ki 20 % dan He SOx 25% (hatichati terbentuk gas COs} 3 mf larutan 22 daci 32 1st a ne nn SNIO1 - 2891 - 1992 — Titer dengan larutan tio 0,1 N dengan larutan kanji 0,5 % sebagai penun- jes BOOAN — Kerjakan penetapan blanko dengan 2 salnya dibutuhkarV ml tio 0,1 N. fealnya diburhan Vn mmban dan SS al Laraian Vase Perhitungan : (Vy - V) ml tio yang dibutuhkan dijadik in ml 0,1000 N, kemudian dalam dat: tar dicari berapa mg laktosa yang tertera untuk ml tip yang dipergunakan (ver mg). vw, xfp % laktosa = x 100% dimana: wi ™ laktosa (yang diperoleh dari daftar), dalam mg fp - faktor pengenceran w = bobot cuplikan, dalam mg 11, SERAT KASAR 111. Prinsip Ekstraksi contoh dengan asam dan basa untuk memi bahan lain. 11.2 Peralatan — Neraca analitik : — Pendingin = Corong Buchner — Pompa vakum 11.3 Pereaksi — Asam sulfat, HO. 1,25% — Natrium hidroksida, NaOH 3,25 5 — Etanol 96% — Kertas saring Whatman 54, 541 atau 4) , 11.4 Cara Kerja — Timbang seksama 2—4 g cupli hkan serat kasw dari Bebaskan lemaknya dengan cara ekstraksi dengan cara Soxlet atau de- gan cara mengaduk, mengenap tuangkan contoh dalam pelarut organik sebanyak 3 kali. Keringkan contoh din masukkan ke d: 500 ml. — Tambahkan 50, ml larutan 1, $0, 1,25 %, kemudian didihkan selama 30 menit dengan menggunakan pendingin tezak. — Tambahkan 50 ml NaOH 3,25 % dan didibkan lagi selama 30-menit, — Dalam keadaan panas, saring dengan corong Bucher yang berist kertas saring tak berabu Whatman 54,4 atau 541 yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. alam erlenmeyer 23 dari 32 SNTO1 - 2891 - 1992 — Guci endapan yang terdapat pada kertas saring berturut-turut dengan H; SO. 1,25% panas, air panas dan etanol 96%. — “Angkat Kertas saring beserta isinya, masukkan ke dalam kotak timbang yang telah diketahui bobotnya, keringkan pada suhu 105pC dinginkan dan timbang sampai bobot tetap. — Bila ternyata kadar serat kasar lebih besar dari 1%, abukan kertas saring besetta isinya, timbang sampai bobiot tetap. Perhitungan: a, Seratkasar < 1% %serat kasar"= W_ x 100% % b. Seratkasar 1% % serat kasar_ = w- wl x 100% dimana : we w= bobot cuplikan, dalam gram wy = bobot abu, dalam gram w; = bobot endapan pada kertas saring, dalam gram Catatan: 1. Kehalusan partikel cuplikan harus diperhatikan, disarankan contoh yang halus tersebut dapat lolos ayakan lebih kurang 1 mm? 2. Pembebasan lemak dari contoh dapat diabaikan bila jumtah lemak dalam contoh tersebut rendah. 12. KEKENTALAN (METODE ENGLER) 421 12.2 12.3 12.3.1 Prinsip Kecopatan alir suatu larutan dalam detik per satuan volume Peralatan : — Neraca analitik = Gelas piala 600 ml — Batang Pengaduk = Viskosimeter Engler dan kelengkapannya — Stopwatch — Pengaduk listrik Cara kerja Untuk dekstrin, = ‘Timbang seksama 150 g cuplikan kering bebas air, masukkan ke dalam piala gelas 600 mt — Tambahkan 300 ml air panas (suhu 90°C) sambil dindukk = Aduk terus dengan pengaduk listrik hingga merata selama 5 menit, ke i mudian diamkan sampai subu 2° — Saring dengan penyaring kain — Masukkan larutan cuplikan ke dalam alat viskosimeter Engler sampai 24 da 132 SNTOI - 2891 - 1992 ” ‘tanda batas, biarkan 30 menit pada suhu 27,5°C = Letakkan abu ukur 200 ml bermulut lebar di bawah lubang viskosimeter = Cabut sumbat penutup lubang, dan pada waktu yang sama, jalankan stopwatch. — Biarkan larutan cuplikan mengalir ke dalam labu ukur sampai tanda garis, dan peda waktu larutan contoh tepat pada tanda garis, matikan stop- watch. — Pada tabel yang disediakan, bacalah °E pada tiap lama aliran Untuk Tepung Tapioka. — Timbang seksama 30.000 g cuplikan kering bebas air. = Masukkan ke dakim gelas piala 600 ml yang terletak dalam bak air yang panasnya 275°C. — Tambshkan 30 ml air suling suhu 27,5°C, kocok sampai mendapatkan suspensi yang rata. — Tambabkan lagi 270 ml NaOH 1% dan disduk memakai pengaduk listrik selama 3 menit — Lakukan pengerjaan seterusnya seperti pada contoh dekstrin mulai dari butir 12.3.1. eves, SNIO1 - 2891 - 1992 Daftar Kentalan menurut g dengan Viscoimeter Engler. PAA EATS Lt ,23 5 1,25 ] PASO EA,38 1402 1442 5 1,44 2,585 1,60 2 1,62 5 1,855 AQ77 1,705 4,81 5 1,83 1,99 $ 2,00 ; 2,02 2A8 2,20 52422 4 2,98 $ 3,00 37 3,37 3,56 34 3,76 13,785 3,95 13,97 26 dari 32 ot Gambar Engler Viskosimeter Catatan : Nilai kekentalan dapat pula dihitun dari air. Pechitngan Eagle: 2 dimans: fe hecpstan ali cont tie) b = kecepatan alir air (dotik) SNI OL - 2891 - 1992 Keterangan : A = Termometer B = Penyumbat © = pengaduk D = lubang balus/ aliran contoh E = Tanda batas air F = Tabu ukur mulut besar 200 ml G = tanda batas labu ukur dengan cara melakukan pengerjaan blanko 27 dari 32 SNLOL - 2891 - 1992 13, BAGIAN YANG TAK LARUT DALAM AIR 18.1 . Prinsip Bagian yang tidak dapat larut dalam air adalah zat-zat kotoran seperti pasir- pasir, potongan-potongan daun, serangga dan lain-lain. 13.2. Peralatan: ° = Botél timbang = Eksikator Oven = Neraca Analitik 13.3 Cara Kerja: — Timbang seksama lebih kurang 20 g contoh, masukan dalam gelas piala 400 mi, tambah 200 m! air panas, aduk hingga larut =* Dalam keadsan panas, enap tuangkan bagian yang tidak dapat larut ke dslam kertas saring yang telah dikeringkan dan ditimbang. — Bilas piala gelas dan kertas siring dengan air panas — Keringkan kertas saring dalam oven pada suhu 105°C selama 2 jam, di- nginkan dan timbang sampai bobot tetap. Perhitungan: Bagian yang tak larut dalam sir = : eae sioo dimana : w = bobot.cuplikan. wy = bobot botol cuplikan timbang + kertas saring herisi bagian yang tak dapat larut. wz bobot botol timbang + kertas saring kosong 14, KEHALUSAN : 14.1 Prinsip Pengukuran derajat kehalusan dari cuplikan. 14.2 Peralatan Ayakan dengan ukuran mesh yang sesvai 14.8 Cara Kerja a, Timbang seksama lebih kuran 109 g cuplikan, kemudian ayak dengan ukuran ayakan yang sesuai b. Timbang bagian yang tertinggal dalam ayakan Perhitungan: Kehalusan mesh = [ (100 ~ x 100%) ] 28 dari 32 di

Anda mungkin juga menyukai