Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH KRONIS

Disusun oleh: Kelompok 5


1 Albertus Novian Cahya S
2 Aprian Setia Putra
3 Tria Prastya Ningtyas
4 Wayan Dewi Susanti
5 Yohana Nainggolan
6 Yulia Tari
7 Yunita Wahyuningsih

DIII KEPERAWATAN TANJUNGKARANG


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama
Harga Diri Rendah Kronis

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian :
- Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negatif dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan
- Penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang
diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung
- Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan
- Presepsi negative yang timbul dari diri seseorang yang membuatnya
merasa menjadi orang yang kurang mampu

2. Tanda dan gejala


- Mengkritik diri sendiri
- Perasaan tidak mampu
- Pandangan hidup yang pesimis
- Tidak menerima pujian
- Penurunan produktifitas
- Penolakan terhadap kemampuan diri
- Kurang memperhatikan perawatan diri
- Berpakaian tidak rapih
- Selera makan berkurang
- Tidak berani menatap lawan bicara
- Lebih banyak menunduk
- Bicara lambat dengan nada suara lemah

3. Etiologi
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis menurut
Ade herman (2011) adalah penolakan orang tua yang tidak realistis,
kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yangtidak realistis.

Citra tubuh :

1. Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh,


2. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilantubuh akibat penyakit,
3. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi
tubuh,
4. Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi.

Harga diri :

1. Penolakan,
2. Kurang penghargaan, Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak
konsisten, terlalu dituruti, terlalu dituntut,
3. Persaingan antar saudara,
4. Kesalahan dan kegagalan berulang,

Peran :

1) stereotipik peran seks,


2) Tuntutan peran kerja,
3) Harapan peran kultural.

Identitas :

1. Ketidak percayaan orang tua,


2. Tekanan dari peer gruup,
3. Perubahan struktur sosial.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Harga diri
kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
1. Trauma : Masalah spesifik dengan konsep diri adalah situasi yang
membuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma
emosi seperti penganiayaan seksual dan phisikologis pada masa
anak-anak atau merasa terancam atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupannya.
2. Ketegangan peran : rasa frustasi saat individu merasa tidak mampu
melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak
merasa sesuai dalam melakukan perannya. Ketegangan peran ini
sering dijumpai saat terjadi konflik peran, keraguan peran dan
terlalu banyak peran. Konflik peran terjadi saat individu
menghadapi dua harapan yang bertentangan dan tidak dapat
dipenuhi. Keraguan peran terjadi bila individu tidak mengetahui
harapan peran yang spesifik atau bingung tentang peran yang
sesuai. (a) Trauma peran perkembangan, (b) Perubahan nurmatif
yang berkaitan dengan pertumbuhan, (c) Transisi peran situasi, (d)
Perubahan junlah anggota keluarga baik bertambah atau berkurang,
(d) Transisi peran sehat-sakit, (e) Pergeseran kondisi klien yang
menyebabkan kehilangan bagian tubuh, perubahan bentuk,
penampilan dan fungsi tubuh, prosedur medis dan keperawatan.
3. Perilaku : (a) Citra tubuh yaitu Menolak menyentuh atau melihat
bagian tubuh tertentu, Menolak bercermin, Tidak mau
mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh, Menolak usaha
rehabilitasi, Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat,
Menyangkal cacat tubuh. (b) Harga diri rendah di antaranya
Mengkritik diri atau orang lain, Produktivitas menurun, Gangguan
berhubungan, Keteganggan peran, Pesimis menghadapi hidup,
Keluhan fisik, Penolakan kemampuan diri, Pandangan hidup
bertentangan, Destruktif kepada diri, Menarik diri secara sosial,
Penyalahgunaan zat, Menarik diri dari realitas, Khawatir, Merasa
diri paling penting, Distruktif pada orang lain, Merasa tidak
mampu, Merasa bersalah, Mudah tersinggung/marah, Perasaan
negatif terhadap tubuh. (c) Keracunan identitas di antaranya Tidak
ada kode moral, Kepribadian yang bertentangan, Hubungan
interpersonal yang ekploitatif, Perasaan hampa, Perasaan
mengambang tentang diri, Kehancuran gender, Tingkat ansietas
tinggi, Tidak mampu empati pada orang lain, Masalah estimasi. (d)
depersonalisasi meliputi afektif : Kehidupan identitas, Perasaan
terpisah dari diri, Perasaan tidak realistis, Rasa terisolasi yang kuat,
Kurang rasa berkesinambungan, Tidak mampu mencari
kesenangan. Perseptual : Halusinasi dengar dan lihat, Bingung
tentang seksualitas diri, Sulit membedakan diri dari orang lain,
Gangguan citra tubuh, Dunia seperti dalam mimpi. Kognitif :
Bingung, Disorientasi waktu, Gangguan berpikir, Gangguan daya
ingat, Gangguan penilaian, Kepribadian ganda.
c. Perilaku
Prilaku yang dapat dilihat dari harga diri rendah adalah
mengkritik diri sendiri atau orang lain, produktitas menurun, destruktif
pada orang lain, gangguan berhubungan, rasa bersalah, mudah marah
dan tersinggung, perasaan marah tersinggung, perasaan negatif
terhadap diri sendiri, pandangan hidup pesimis, dan keluhan-keluhan
fisik, pandangan hidup terpolarisasi, mengingkari kemampuan diri
sendiri, mengejek diri sendiri. Kemudian perilaku yang
menunjukkan kerancuan identitas adalah Tidak mengindahkan moral,
Mengurangi hubungan interpersonal, Perasaan kosong/hampa,
Perasaan yang berubah-ubah, Kekacuan identitas seksual, Kecemasan
yang tinggi, Tidak mampu berempati, Kurang keyakinan diri, Ideal diri
tidak realistis. Sedangkan perilaku yang menunjukkan
depersonalisasi adalah Identitas hilang, Asing dengan diri sendiri,
Perasaan tidak aman, rendah diri, takut, malu, Merasa sangat terisolasi,
Halusinasi pendengaran dan penglihatan, Tidak yakin akan jenis
kelaminnya, Sukar membedakan diri dengan orang lain, Kacau,
Disorientasi waktu, Penyimpangan pikiran, Daya ingat yang
terganggu, Daya penilaian terganggu, Afek tumpul, Pasif dan tidak ada
respon emosi, Komunikasi tidak selaras, Tidak dapat mengontrol
perasaan, Tidak ada inisiatif dan tidak dapat mengambil keputusan,
Menarik diri dari lingkungan, Kurang bersemangat

d. Mekanisme koping
Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dilakukan klien
harga diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara
dari krisis, misalnya pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV
terus-menerus. Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut
kelompok sosial, keagamaan dan politik. Kegiatan yang memberi
dukungan sementara, seperti mengikuti suatu kompetisi atau kontes
popularitas. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas
sementara, seperti penyalahgunaan obat-obatan. Jika mekanisme
koping jangka pendek tidak memberi hasil yang diharapkan individu
akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang, antara lain
adalah menutup identitas, dimana klien terlalu cepat mengadopsi
identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa
mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri, identitas
negatif, dimana asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat. Sedangkan mekanisme pertahanan ego yang sering
digunakan adalah fantasi, regresi, disasosiasi, isolasi, proyeksi,
mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.

1. Pertahanan jangka pendek


Aktifitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari
krisis, misalnya : Kerja keras, nonton, dll.
Aktifitas yang dapat memberikan identitas pengganti
sementara, misalnya : ikut kegiatan sosial, politik, agama, dll.
Aktifitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri,
misalnya : kompetisi pencapaian akademik.
Aktifitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat
masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan,
misalnya : penyalahgunaan obat.
2. Pertahanan jangka panjang
Penutupan identitas adalah Adopsi identitas prematur yang
diinginkan oleh orang yang penting bagi individu tanpa
memperhatikan keinginan, aspirasi, potensi diri individu. Identitas
negatifadalah asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima
oleh nilai-nilai harapan masyarakat.
3. Mekanisme pertahanan ego Untuk mekanisme pertahanan ego
meliputi :Fantasi, Dissosiasi, Isolasi, Proyeksi, Displancement,
Marah/amuk pada diri sendiri.

Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri rendah
adalah :

1. System limbic yaitu posisi emosi, dilihat dari emosi pada klien
denganharga diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa
tidak berguna atau gagal terus menerus.
2. Hipotalamus yang juga mengatur mood dan motivasi, karena melihat
kondisi klien dengan harga diri rendah dengan membutuhkan lebih banyak
motivasi dan dukungan dari perawat dalam melaksanakan tindakan yang
sudah dijadwalkan bersama-sama dengan perawat padahal klien mengatakan
bahwa membutuhkan latihan yang telah dijadwalkan tersebut.
3. Thalamus, sistem pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk mengatur
arus informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan untuk mencegah
berlebihan di korteks. Kemungkinan pada klien dengan harga diri rendah
apabila ada kerusakan pada thalamus ini maka arus informasi sensori yang
masuk tidak dapat dicegah atau dipilih sehingga menjadi berlebihan yang
mengakibatkan perasaan negatif yang ada selalu mendominasi pikiran dari
klien.

(Stuart dan Sunden, 1998 : 230 yang dikupip oleh Ernawati dalami 2009)

1. Respon adaptif
Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat
diterima.
Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman
yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negatif dari dirinya.

2. Respon maladaptif
Adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana individu tidak
mampu memecahkan masalah tersebut. Respon maladaftifnya adalah :
1. Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2. Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan
3. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan sengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya
diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain

C. Pohon Masalah
Effect (dampak) : Perubahan Presepsi Sensori: Halusinasi

Isolasi Sosial

Care Problem (masalah utama) : Harga Diri Rendah Kronis

Causa (Penyebab) : Koping Individu Tidak Efektif

D. Masalah keperawatan yang Mungkin Muncul


- Harga diri rendah kronis
- Koing individu tidak efektif
- Isolasi sosial
- Perubahan Presepsi Sensori: Halusinasi

E. Data yang Perlu Dikaji

No MASALAH DATA
1 Harga Diri Rendah DS :
- Klien mengungkapkan dirinya merasa
Kronis
tidak berguna
- Klien mengungkapkan dirinya merasa
tidak mampu
- Klien mengungkapkan dirinya tidak
semangat untuk beraktivitas atau
bekerja
- Klien mengungkapkan dirinya malas
melakukan perawatan diri

DO :
- Mengkritik diri sendiri
- Perasaan tidak mampu
- Pandangan hidup yang pesismis
- Tidak menerima pujian
- Penurunan produktivitas
- Penolakan terhadap kemampuan diri
- Jarang memperhatikan perawatan diri
- Berpakaian tidk rapih
- Tidak berani menatap bicara
- Lebih banyak menunduk
- Bicara lambat dengan nada suara lemah

F. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Kronis

G. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tindakan keperawatan pada klien
Tujuan :
a. Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
b. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Klien mampu menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan

Tindakan Keperawatan

a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki


klien.
Perawat dapat melakukan hal-hal berikut untuk membantu klien
mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliknya.
1.) Mendiskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah kemampuan
dan aspek positif seperti kegiatan klien dirumah, adanya keluarga
dan lingkungan terdekat klien.
2.) Beri pujian yang ealistis atau nyata dan hindarkan penilian yang
negatif setiap kali bertemu dengan klien.

b. Membantu klien dalam menilai kemampuan yang dapat digunakan.


Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1.) Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini setelah mengalami bencana.
2.) Bantu klien menyebutkanya dan beri penguatan terhadap
kemampuan diri yang berhasil diungkapkan klien.
3.) Perlihatkan respons yang kondusif dan jadilah pendengar yang
aktif.
c. Membantu klien agar dapat memilih atau menetapkan kegiatan sesuai
dengan kemampuan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut.
1.) Mendiskusikan dengan klien beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan klien lakukan
sehari-hari.
2.) Bantu klien menetapkan aktivitas yang dapat dilakukan secara
mandiri. Tentukan aktivitas-aktivitas yang memerlukan bantuan
minimal dan bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan minimal
dan bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat klien.

d. Melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuai kemampuan.


Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1.) Mendiskusikan dengan klien untuk menetapkan urutan kegiatan
(yang sudah dipilih klien) yang akan dilatihkan.
2.) Bersama klien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan
yang akan dilakukan klien.
3.) Berikan dukungan dan pujian yang nyata pada setiap kemajuan
yang diperlihatkan klien.
e. Membantu klien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya.
Untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan tersebut, saudara
dapat melakukan hal-hal berikut.
1.) Memberi kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang
telah dilatihkan.
2.) Beri pijian atas aktivitas atau kegiatan yang dapat dilakukan klien
setiap hari.
3.) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap aktivitas.
4.) Menyusun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama klien dan
keluarga.
5.) Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapakan
perasaannya setelah melaksanakan kegiatan.
6.) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang
dilakukan klien.

2. Tindakan Keperawatan pada Keluarga


Tujuan
a. Keluarga dapat membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki klien.
b. Keluarga memfasilitasi aktivitas klien yang sesuai kemampuan.
c. Keluarga memotivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
latihan yag telah dilakukan.
d. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan klien.

Tindakan keperawatan

a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien.


b. Jelaskan kepada keluarga tentang kondisi klien yang mengalami
gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis.
c. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki klien.
d. Jelaskan cara-cara merawat klien dengan gangguan konsep diri: harga
diri rendah kronis.
e. Demonstrasikan cara merawat klien dengan gangguan konsep diri:
harga diri endah kronis.
f. Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan klien di rumah.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN

HARGA DIRI RENDAH

Tanggal Pengkajian : 11 Januari 2017

Tanggal Masuk : 9 Januari 2017

Ruang : Melati

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny.L
Umur : 31 Tahun
Alamat : Kemiling
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
No. CM : 01xxxx

B. Penanggung Jawab
Nama : Ny. P
Hubungan dengan Klien : Ibu Kandung
Alamat : Kemiling

II. KELUHAN UTAMA


Klien mengatakan disuruh ibunya untuk melanjutkan berobat, sering
menyendiri dikamar, bicara sedikit, sulit komunikasi.

III. ALASAN MASUK


Dua bulan sebelum masuk RSJ klien sering menyendiri, membakar barang,
bicara sedikit, sulit kominikasi, bicara sendiri dan sulit tidur.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa 3 tahun yang lalu, pernah rawat
jalan di RSUD Abdul Moeluk
2. Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil
3. Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa.
4. Klien mempunyai pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan yaitu ia
jatuh dari sepeda.

V. PEMERIKSAAN FISIK
A. Tanda tanda vital :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 26 x/menit

B. Ukuran :
Tinggi badan : 179 cm
Berat badan : 62 Kg

C. Kondisi Fisik :
Klien tidak mengeluh sakit apa apa, tidak ada kelainan fisik.
VI. PSIKOSOSIAL
A. Genogram

Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling


disukai adalah mata karena bisa melihat
Identitas : Klien mengatakan anak ke-2 dari 3 bersaudara.
Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau
dirumah sebagai anak.
Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang,
merasa bosan dan ingin bekerja lagi.
Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung
dengan orang lain selain ibu dan adiknya,klien
merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain,
kurang interaksi sosial.

B. Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

C. Hubungan Sosial
Orang yang dekat dengan klien adalah ibu dan adiknya.
Peran serta kelompok / masyarakat : sebelum klien sakit sering
mengikuti gotong royong didesanya.
Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat
jalan / berobat jalan temannya berkurang karena klien malu
berkomunikasi.
Masalah Keperawatan : Menarik diri

D. Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat dalam 5x sehari, jika sholat klien shabis
sholat klien berdoa agar cepat sembuh.

VII. STATUS MENTAL


A. Penampilan :
Penampilan klien kurang rapi, rambut jarang disisir, klien menggunakan
baju yang disediakan diRSJ.
B. Pembicaraan :
Klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dapat dipahami.
C. Aktivitas Motorik :
Klien labih banyak menunduk, aktivitas klien menyesuaikan.
D. Alam perasaan :
Klien mengatakan bosan diRSJ ingin cepat sembuh dan pulang, klien
sedih belum bisa bertemu ibu.
E. Afek :
Klien tidak sesuai dalam berfikir, bicara klien lambat
F. Interaksi selama wawancara :
Kontak mata kurang karena menunduk,sesekali klien menengadah,selalu
menjawab jika ditanya.
G. Persepsi :
Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
H. Pola Fikir :
Tidak ada waham.
I. Tingkat kesadaran :
Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari rabu tanggal 11
januari 2017 jam 16.30 WIB, hari berikutnya juga klien sadar hari kamis
tanggal 12 januari 2017.
J. Memori :
Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya.
K. Tingkat konsentrasi dan berhitung:
Klien berhitung lancar, contoh 20 15= 5

L. Kemampuan Penilaian :
Klien mampu menilai antara masuk kamar setelah makan atau
membiarkan kursi tidak rapi, klien memilih membereskan kursi.
M. Daya Tilik Diri :
Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah sakit jiwa.

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Klien makan 3x sehari, pagi, siang, sore, minum 6 gelas / hari, mandiri.

2. BAB / BAK
Klien BAB 1x sehari, BAK 4x sehari, mandiri.
3. Mandi
Klien mandi 2x sehari, pagi dan sore, gosok gigi setiap kali mandi,
mandiri.

4. Berpakaian / berhias
Klien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain.

5. Istirahat dan Tidur


Klien lebih banyak tiduran, tidur siang 12.30 WIB15.00 WIB,tidur malam
jam 20.00WIB 04.30 WIB.

6. Penggunaan obat
Klien minum obat 3x sehari setelah makan. Haloperidol 2x5 mg,
trihexiperidine 2x2 mg.

7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien sudah pernah periksa di RSJ PROVINSI LAMPUNG tetapi rawat
jalan.

8. Kegiatan di Dalam Rumah


Klien dirumah membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah

IX. MEKANISME KOPING


a. Klien mampu berbicara dengan orang lain,terlihat malu
b. Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
c. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang
lain,lebih suka diam.

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien menarik diri dari
lingkungan
b. Masalah dengan kesehatan (-)
c. Masalah dengan perumahan: Klien tinggal dengan kedua orang tua dan 2
saudaranya.
d. Masalah dengan Ekonomi : Kebutuhan klien dipenuhi oleh ibunya.

XI. ASPEK MEDIK


a. Diagnosa Medis : Schizofrenia
b. Terapi :
Haloperidol 2x5 mg
Trihexiperidine 2x2 mg

XII. MASALAH KEPERAWATAN


a. Harga Diri Rendah
b. Menarik Diri
c. Koping Individu Tidak Efektif

XIII. POHON MASALAH

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Menarik Diri b/d Harga Diri Rendah
2. Harga Diri Rendah b/d Koping Individu Tidak Efektif

XV. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1 DS : Harga diri Rendah Menarik Diri
Klien mengatakan
sering menunduk,
kurangnya interaksi
sosial
DO :
Klien tampak
menyendiri

2 DS : Koping Individu Harga Diri Rendah


Klien mengatakan Tidak Efektif
reman berkurang
semenjak sakit
Klien mengatakan
sering menunduk,
kurangnya interaksi
sosial
DO :
Klien tampak malu
saat berbicara

XVI. RENCANA KEPERAWATAN

Tgl Dx.Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi


14-Jan-2017 Menarik Diri TUM Klien ekspresi 1. Beri salam /
berhubungan Klien dapat wajah panggil nama
dengan harga berhubungan bersahabat. yang disukai
Diri Rendah dengan orang Klien menunjukan 2. Jelaskan BHSP

rasa senang. dengan


lain secara
Klien mau kontak komunikasi
optimal.
mata. terapeutik
TUK 1
Klien mau berjabat 3. Memperkenalk
Klien dapat
tangan. an diri dengan
membina Klien mau sopan
hubungan membalas salam. 4. Tanyakan nama
saling Klien mau duduk lengkap dan
percaya berdampingan panggilan
dengan perawat. 5. Jujur dan
Klien mau menepati janji
6. Tunjukan sikap
menyebut nama
empati dan
dan mau
menerima klien
mengutaraka
apa adanya
masalah yang
7. Lakukan
dihadapi.
kontak singkat
tapi sering
TUK 2 Klien mampu 1. Diskusikan
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan
mengidentifi kemampuan aspek positif
kasi yang dimiliki yang dimiliki
kemampuan Aspek positif 2. Hindarkan dari
keluarga penilaian yang
dan aspek
Aspek positif negatif
positif yang
lingkungan yang 3. Utamakan
dimiliki
dimilii klien pemberian
pujian yang
realistik
TUK 3 Klien mampu 1. Diskusikan
Klien dapat menilai kemampuan
menilai kemampuan yang yang dapat
kemampuan dimiliki selama digunakan
yang dimiliki sakit selama sakit
2. Diskusikan
kemampuan
yang dapat
ditunjukan
penggunaannya
TUK 4 Klien dapat 1. Rencanakan
Klien dapat membuat rencana bersama klien
menetapkan kegiatan harian aktifitas yang
perencanaan dapat
kegiatan dilakukan
sesuai setiap hari
Kegiatan
dengan
kemampuann mandiri
Dibantu
ya
sebagian
Dengan
bantuan
total
2. Tingkatkan
kegiatan sesuai
dengan
toleransi
kondisi klien
3. Beri contoh
cara
pelaksanaan
kegiatan yang
boleh klien
lakukan
TUK 5 Klien melakukan 1. Beri
Klien dapat kegiatan yang kesempatan
melakukan sesuai dengan klien untuk
kegiatan kondisi sakit dan mencoba
kondisi sakit kemampuannya kegiatan yang
dan telah
kemampuann direncanakan
2. Beri pujian atas
ya
keberhasilan
klien
3. Diskusikan
kemungkinan
melaksanakan
dirumah.
TUK 6 Klien dapat 1. Beri
Klien dapat memanfaatkan pendidikan
memanfaatka system kesehatan cara
n sistem pendukung perawatan
pendukung dikeluarga secara klien dengan
yang ada optimal Harga Diri
Klien daoat Rendah
memanfaatkan 2. Bantu keluarga

system menyiapkan

pendukung lingkungan di
dilingkungan rumah
sekitar.
Harga Diri TUM Klien mampu 1. Lakukan
Rendah Klien dapat duduk pendekatan
berhubungan melakukan berdampingan dengan baik,
dengan Koping keputusan dengan perawat menerima klien
Individu Tidak yang Klien mampu apa adanya dan
Efektif efektif untuk berbincang -bersikap empati
mengendalik bincang dengan 2. Cepat
perawat mengendalikan
an situasi
Klien mampu perasaan dan
kehidupan
merespon reaksi
yang
tindakan perawat perawatan diri
demikian
sendiri misalnya
menurunkan
rasa marah
perasaan
,empati.
rendah diri
3. Sediakan waktu
TUK 1
untuk berdiskusi
Klien dapat
dan bina
menbina
hubungan yang
hubungan
sopan.
terapeutik 4. Berikan
dengan kesempatan
perawat kepada klien
untuk merespon
TUK 2 Klien dapat 1. Tunjukan
Klien dapat mengungkapkan emosional yang
mengenali perasaannya sesuai
dan Klien mampu 2. Gunakan
mengenali tekhnik
mengekspres
emosinya dan komunikasi
ikan
dapat terapeutik
emosinya
mengekspresikan terbuka,
3. Bantu klien
nya
mengekspresika
n perasaannya
4. Bantu klien
mengidentifikas
ikan situasi
kehidupan yang
tidak berada
dalam
kemampuan dan
mengontrolny
5. Dorong untuk
menyatakan
secara verbal
perasaan
perasaan yang
berhubungan
dengan ketidak
mampuannya.

TUK 3 Klien dapat 1. Diskusikan


Klien dapat mengidentifikasi masalah yang
memodifikas pemikiran yang dihadapi klien
i pola negatif dengan
kognitif yang Klien dpat memintanya
negative menurunkan untuk
penilaian yang menyimpulkan
negatifpada nya
dirinya 2. Identifikasi
pemikiran
negatif klien
dan bantu
untuk
menurunkan
melalui
interupsi dan
substitusi
3. Evaluasi
ketetapan
persepsi logika
dan
kesimpulan
yang dibuat
klien
4. Kurangi
penilaian klien
yang negatif
terhadap
dirinya
5. Bantu klien
menerima nilai
yang
dimilikinya
atau
perilakunya
atau perubahan
yang terjadi
pada dirinya.
TUK 4 Klien mampu 1. Libatkan klien
Klien dapat menentukan dalam
berpartisipasi kebutuhan untuk menetapkan
dalam perawatan pada tujuan yang
mengambil dirinya ingin dicapai
keputusan Klien dapat 2. Motivasi klien
berpartisipasi untuk membuat
yang
dalam jadwal
berkenan
pengambilan aktivitas
dengan
keputusan perawatan
perawatan
dirinya
dirinya
3. Berikan privasi
sesuai
kebutuhan
yang
ditentukan
4. Berikan
reinsforcement
posotif tentang
pencapaian
kegiatan yang
telah sesuai
dengan
keputusan yang
ditentukannya

XVII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal/ Jam No Implementasi Evaluasi


15 Januari 2013 1 1. Bina hubungan saling S :
Jam 12.30 percaya dengan : Klien menjawab salam dan
Menyapa klien mengatakan selamat pagi,
dengan ramah menyebutkan nama dan alamat
Memperkenalkan diri
O:
dengan sopan
Menanyakan nama Klien mau berjabat tangan
Klien mau duduk
lengkap serta alamat
berdampingan dengan perawat
klien Klien mau mengutarakan
Menunjukan sikap
masalahnya
empati, jujur dan
A : SP 1 tercapai
menempati janji
Menanyakan masalah Pp :
yang dihadapi Lanjutkan SP 2 adakan kontrak
waktu pertemuan berikutnya.
Pk :
Anjurkan klien untuk dapat
menyapa perawat jika bertemu
dan percaya jika perawat akan
membantu masalah yang dihadapi
15 Januari 2013 2. Bina hubungan S :
Jam 15.30 terapeutik dengan Klien mau duduk berdampingan
perawat dengan : dengan perawat
Pendekatan dengan O :
baik ,menerima klien Klien mampu berbincang
apa adanya
bincang dengan perawat
Mengidentifikasi
Klien mampu merespon
perasaan dan reaksi
tindakan perawat.
perawatan diri sendiri
A : SP 2 tercapai
Menyediakan waktu
Pp :
untuk bina hubungan
Lanjutkan SP 3 adakan kontrak
yang sopan
Memberikan waktu pertemuan berikutnya.

kesempatan untuk Pk :
merespon Anjurkan klien mampu
berkomunikasi,mampu memulai
berbicara dan tidak janggung
16 Januari 2013 2 3. Mengidentifikasi S:
Jam 17.00 kemampuan dan aspek Klien mengatakan cara penilaian
positif yang dimiliki positif tidak boleh berfikir jelek
dengan : terhadap orang lain,sopan santun
Membantu dan ramah yang diutamakan.
mengidentifikasi O:
dengan aspek yang Klien dapat mengungkapkan
positif perasaannya
Mendorong agar
A : SP 3 teratasi sebagian
berpenilaian positif
Membantu Pp :lanjutkan SP 1 keluarga

mengungkapkan Pk :

perasaannya Anjurkan klien untuk


mempertahankan hubungan
saling percaya berinteraksi secara
terarah.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Jiwa (SP1)

Masalah Utama : Gangguan Harga Diri Rendah


Pertemuan : ke-1 klien
Nama Klien : Ny. L
Tanggal : 11 Januari 2017
Ruang : Melati

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS : Klien mengatakan, merasa hidupnya tidak berguna dan tidak berarti,
merasa tidak memiliki kemampuan
DO : Klien terlihat tidak berani menatap lawan bicara, banyak
menundukkan kepala, dan bicara lambat

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Harga Diri Rendah

3. Tujuan
- Klien membina hubungan saling percaya
- Klien mengidentifikasi kemampuan positifnya
- Klien menilai kemampuan yang dapat di gunakan
- Klien memilih kegiatan sesuai kemampuan
- Klien melatih kegiatan sesuai kemampuan
- Klien merencanakan kegiatan yang telah dilatih

4. Rencana Keperawatan
1. Membuat jadwal kegiatan klien
2. Mengajarkan klien latihan merapihkan tempat tidur

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat siang bu, saya perawat.dari poltekkes. Apakah benar
dengan ibu..
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini?
c. Kontrak
Jika ibu merasa bosan dan tidak berarti, bagaimana kalau kita
membicarakan perasaan dan kemampuan yang ibu miliki? Dimana kita
bercakap-cakap? Berapa lama? Bagaimana jika 30 menit?

2. Fase Kerja
Ibu, coba ibu sebutkan kemampuan apa saja yang pernah ibu miliki?
Bagus, apalagi? Wah, bagus sekali ada 7 kemampuan yang ibu miliki, mari
kita buat daftar nya ya bu? Coba ibu pilih yang mana yang bias ibu
kerjakan sesuai kemampuan saat ini?
Baik yang nomor 2, merapihkan tempat tidur, bagus
Nomor 3 mencuci piring, menyapu dan menggambar ya bu?
Baik, mari kita merapihkan tempat tidur, pertama pindahkan bantal dan
selimut. Bagus! Angkat sepreinya dan kasurnya di balik, kemudian pasang
seprei kita mulai dari atas ya. Bagus! Sekarang bagian kaki dan pinggir di
rapihkan.
Bagus sekarang ambil bantal, dan selimut letakkan di bawah kaki.
Bagus, kita masukkan ke jadwal harian ya Mau berapa kali sehari
merapihkan tempat tidur? Bila selesai mengerjakan beri tanda ya, bila M
berarti dilakukan secara mandiri, beri tanda B berarti dibantu oleh
keluarga.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah latihan merapihkan tempat tidur?
b. Evaluasi objektif
Coba sekarang ulangi kembali langkah-langkah merapihkan tempat
tidur?
c. Rencana tindak lanjut
Bagus, jangan lupa merapihkan tempat tidur sesuai jadwal ya 2 kali
sehari.
d. Kontrak yang akan datang
Besok saya akan datang kembali lagi, kita latihan kegiatan yang ke-2.
Mau jam berapa? Baik jam 10 ya, sampai jumpa.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Jiwa (Sp2)

Masalah Utama : Gangguan Harga Diri Rendah


Pertemuan : ke-2 klien
Nama Klien : Ny.L
Tanggal : 12 Januari 2017
Ruang : Melati

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS : Klien mengatakan prasaan tidak berarti dan tidak berguna tidak
dirasakan lagi belakangan ini.
DO : klien terlihat rapi dan merapikan tempat tidurnya

2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Harga Rendah

3. Tujuan
- Klien membina hubungan saling percaya
- Klien mengidentifikasi kemampuan positifnya
- Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan
- Klien memilih kegiatan sesuai kemampuan
- Klien melatih kegiatan sesuai kemampuan
- Klien merencanakan kegiatan yang telah dilatih

4. Rencana keperawatan
- Evaluasi jadwal kegiatan klien
- Mengajarkan klien latihan mencuci piring

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
selamat pagi bu, saya suster santi dari poltekes
b. Evaluasi atau validasi
bagaimana perasaan ibu saat ini? Bagaimana dengan perasaan negatif
yang sering ibu rasakan?
c. Kontrak
sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan latihan mencuci piring.
Bagaimana selama 20 menit? dimana mencucinya?

2. Fase Kerja
ibu, pertama kali bersihkan sisa makanan, sabuni seluruh permukaan
piring, kemudian bilas hingga bersih piringnya lalu letakan pada rak piring
yang tersedia. Jika ada gelas cucilah gelas dahulu, baru piringnya sekarang
kita bisa mulai yaa.....
bagus, sekarang masukan kegiatan ini kejadwal ya mau berapa kali
sehari? Baik 3 kali sehari ya?
jangan lupa beri tanda ya selesai melakukan

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
bagaimana perasaan ibu setelah latihan mencuci piring?
b. evaluasi objektif
coba sekarang ulangi langkah-langkah mencuci piring?
c. rencana tindak lanjut
bagus sekali. Jangan lupa cuci piring sesuai jadwal ya bu, 3x sehari.
d. kontrak yang akan datang
besok saya akan datang lagi untuk latihan kegiatan ketiga mau jam
berapa? Jam 09 : 00. baik sampai jumpa

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Jiwa (SP3)


Masalah Utama : Gangguan Harga Diri Rendah
Pertemuan : ke-3 klien
Nama Klien : Ny.L
Tanggal : 13 Januari 2017
Ruang : Melati

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan hidupnya lebih berarti dan berguna
DO : Klien terlihat mengerjakan latihan membereskan tempat tidur dan
mencuci piring sesuai jadwal.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Harga Diri Rendah

3. Tujuan
- Klien membina hubungan saling percaya
- Klien mengidentifikasi kemampuan positifnya
- Klien menilai kemampuan yang dapat di gunakan
- Klien memilih kegiatan sesuai kemampuan
- Klien melatih kegiatan sesuai kemampuan
- Klien merencanakan kegiatan yang telah dilatih

4. Rencana Keperawatan
1. Evaluasi jadwal kegiatan klien
2. Mengajarkan klien menyapu lantai

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi bu, saya perawat .. dari poltekkes

b. Evaluasi atau validasi


Bagaimana perasaan ibu saat ini ? Bagaimana dengan perasaan
negatif yang sering ibu rasakan ?
c. Kontrak
Sesuai janji kita kemarin, hari ini kita latihan ketiga ya bu, yaitu
menyapu lantai. Bagaimana kalau 30 menit? Ruang mana yang akan
kita sapu?

2. Fase Kerja
Sebelum menyapu siapkan sapu dan pengki. Bagaimana biasanya ibu
menyapu?
Ya, bagus! Jadi menyapu dilakukan dari arah sudut ruangan, dibawah
meja dan kursi, kolong tempat tidur semua disapu dengan bersih. Mari
kita mulai berlatih.
Bagus sekali, mari kita tambahkan kegiatan menyapu ke dalam jadwal
kegiatan. Mau berapa kali sehari? Baik 2 kali sehari ya?

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah latihan menyapu?
b. Evaluasi objektif
Sekarang coba ibu ulang kembali cara menyapu?
c. Rencana tindak lanjut
Ya, benar sekali! Jangan lupa menyapu lantai sesuai jadwal ya bu, 2
kali sehari.
d. Kontrak yang akan datang
Besok saya akan kembali lagi, kita akan latihan yang ke-4. Mau jam
berapa? Jam 11, sampai jumpa nanti ya bu.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Jiwa (SP4)

Masalah Utama : Gangguan Harga Diri Rendah


Pertemuan : ke-4 klien
Nama Klien : Ny.L
Tanggal : 14 Januari 2017
Ruang : Melati

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan sudah tidak lagi merasakan perasaan tersebut.
DO : Klien terlihat melakukan latihan kegiatan membereskan tempat
tidur, mencuci piring, menyapu sesuai jadwal

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Harga Diri Rendah

3. Tujuan
- Klien membina hubungan saling percaya
- Klien mengidentifikasi kemampuan positifnya
- Klien menilai kemampuan yang dapat di gunakan
- Klien memilih kegiatan sesuai kemampuan
- Klien melatih kegiatan sesuai kemampuan
- Klien merencanakan kegiatan yang telah dilatih

4. Rencana Keperawatan
1. Evaluasi jadwal kegiatan klien
2. Mengajarkan klien latihan menggambar

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat siang bu, saya perawat.dari poltekkes.

b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan ibu saat ini? Bagaiman dengan perasaan negatif
yang pernah ibu rasakan?
c. Kontrak
Sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan latihan menggambar ya
bu. Kita bertemu selama 30 menit ya?

2. Fase Kerja
Hari ini ibu mau menggambar apa?
Menggambar pisang, baik persiapan yang telah disiapkan apa saja?
Luar biasa! Ibu telah mempersiapkan pensil warna dan kertasnya. Jadi
kita mulai yaa
Wah, bagus sekali gambarnya. Bagaimana kalau kita tambahkan jadwal
menggambar ke dalam jadwal kegiatan.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah latihan menggambar?
b. Evaluasi objektif
Coba ibu ulangi lagi langkah-langkah menggambar?
c. Rencana tindak lanjut
Ya, benar sekali. Jangan lupa menggambar ya bu 2 kali sehari
d. Kontrak yang akan datang
Besok, saya akan datang lagi untuk mengevaluasi.
Jam berapa? Jam 11, sampai jumpa ya bu...
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Jiwa (SP 1)

Masalah Utama : Gangguan Harga Diri Rendah


Pertemuan : ke-1 keluarga
Nama Klien : Ny. L
Tanggal : 11 Januari 2017
Ruang : Melati

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi keluarga
DS : keluarga klien mengatakan klien tidak seperti yang dulu lagi,
merasa hidupnya tidak berguna, merasa tidak berarti
DO : keluarga klien terlihat bingung dengan keadaan klien

2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Harga Diri Rendah

3. Tujuan
- Keluarga mengenal masalah Harga Diri Rendah
- Keluarga mengambil keputusan merawat Harga Diri Rendah
- Keluarga merawat Harga Diri Rendah
- Keluarga mendukung lingkungan Harga Diri Rendah
- Keluarga menilai perkembangan klien
- Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

4. Rencana Keperawatan
- Menjelaskan kepada keluarga klien mengenai Harga Diri Rendah
- Mengajarkan keluarga klien latihan memberi Pujian

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
selamat pagi bu, saya perawat Tiara panggil saya Suster Tiara. Saya
mahasiswa Poltekkes. Nama ibu siapa ya bu?
b. Evaluasi/Validasi
bagaimana kalau kita sekarang membicarakan hal yang ibu alami?
c. Kontrak
berapa lama kita bercakap-cakap? Sekarang sekitar 10 menit saja dulu
ya bu, baru saya menemui anak ibu untuk melatih dan mengatasi
masalahnya, kemudian saya akan menemui ibu kembali.

2. Fase Kerja
coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan dalam merawat anak ibu?
apa yang telah keluarga lakukan untuk mengatasinya
tidak ada, baik saya akan menemui anak ibu. Nanti saya akan menemui
ibu lagi
(percakapan lanjutan...)
ibu, gejala yang anak ibu alami ini dimnamakan Harga Diri Rendah ini
ada booklet tentang Harga Diri Rendah, mari kita lihat
Harga Diri Rendah adalah kondisi dimana seseorang menilai dirinya lebih
rendah dari pada orang lain, tanda-tandanya tidak lebih dari pada orang
lain, tanda-tandanya tidak berani menatap wajah orang lain, menghindar
bertemu orang lain, sering mengatakan tidak berguna. Penyebab penolakan
dan harapan orang tua tidak realistis, sering gagal, ketergantungan orang
lain, ataupun akibat trauma. Mana diantaranya ada di dalam diri anak ibu
saat ini?
cara merawatnya diskusikan hal-hal positif, beri kesempatan pada anak
ibu untuk mengerjakan aktivitas, beri pujian padanya
tadi anak ibu sudah mengungkapkan kemampuan dimilikinya ada 4,
kegiatan yang dilatih merapikan tempat tidur, mencuci piring, menyapu,
dan menggambar. Tadi saya sudah melatih kegiatan pertama merapikakan
tempat tidur 2x sehari sesuai jadwal yang dibuat. Pantau, beri pujian
tentang tindakan yang telah dilakukan oleh anak ibu

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah mengetahui Harga Diri Rendah dan
cara memberi pujian?
b. Evaluasi Objektif
coba ibu ulangi sekarang cara memberi pujian?
c. Rencana tindak lanjut
jangan lupa pantau kegiatan anak ibu lakukan dan beri pujian setelah
anak ibu melakukan kegiatannya.
d. Kontrak yang akan datang
baik bu, minggu depan saya akan datang lagi untuk melatih kegiatan
kedua mecuci piring, saya mohon diri. Pertemuan selanjutnya diwaktu
yang sama ya bu. Sampai jumpa.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Jiwa (SP 2)

Masalah Utama : Gangguan Harga Diri Rendah


Pertemuan : ke-2 keluarga
Nama Klien : Ny. L
Tanggal : 12 Januari 2017
Ruang : Melati

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi keluarga
DS : keluarga klien mengatakan sudah membimbing dan memberi
pujian setelah merapikan tempat tidurnya.
DO : keluarga klien terlihat baik sekali dalam berlatih merawat Ny.L

2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Harga Diri Rendah

3. Tujuan
- Keluarga mengenal masalah Harga Diri Rendah
- Keluarga mengambil keputusan merawat Harga Diri Rendah
- Keluarga merawat Harga Diri Rendah
- Keluarga mendukung lingkungan Harga Diri Rendah
- Keluarga menilai perkembangan klien
- Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

4. Rencana keperawatan
- Evaluasi latihan keluarga merawat klien
- Mengajarkan keluarga melatih mecuci piring

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Dalam Terapeutik
selamat pagi bu, saya suster Yohana dari Poltekkes
b. Evaluasi/validasi
bagaimana kondisi Ny.L saat ini?
bagaimana kegiatan ibu dalam membimbing Ny.L merapikan tempat
tidur dan memebrikan pujian?
c. Kontrak
sesuai kesepakatan minggu lalu, sekarang kita akan melatih Ny.L
mencuci piring dengan cara yang benar, pertemun sealama 20 menit ya
bu?

2. Fase Kerja
sebelum Ny.L mencuci piring disediakan alat-alatnya
setelah Ny.L selesai mencuci piring jangan lupa ibu beri pujian untuk
meningkatkan harga dirinya
bagaimana kalau kita temui Ny.L sekarang untuk latihan mencuci piring
(perawat dan keluarga melatih klien mencuci piring)
(percakapan lanjutan....)
tadi kita sudah melatih Ny.L mencuci piring
bagus sekali ibu sudah memberikan pujian setelah Ny.L selesai mencuci
piring
Ny.L akan mencuci piring 2x sehari sesuai jadwal jangan lupa beri pujian
setelah Ny.L selesai melakukan kegiatannya, ingatkan jika Ny.L lupa dan
pantau selalu Ny.L

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
bagaimana perasaan ibu setelah berlatih cara merawat Ny.L ?
b. Evaluasi Objektif
coba sebutkan kembali, apa yang perlu ibu lakukan setelah Ny.L
selesai mencuci piring?
c. Rencana tindak lanjut
benar sekali, jangan lupa ibu pantau pelaksanaan jadwal Ny.L untuk
mecuci piring dan beri pujian . pantau semua segala aktivitasnya.

d. Kontrak yang akan datang


baik, waktu kita sudah habis, minggu depan saya akan datang lagi,
kita akan sama-sama melatih Ny.L menyapu, waktunya jam 9 ya
bu..kalau begitu sampai jumpa ya bu.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Jiwa (SP 3)

Masalah Utama : Gangguan Harga Diri Rendah


Pertemuan : ke-3 keluarga
Nama Klien : Ny. L
Tanggal : 13 Januari 2017
Ruang : Melati

1. Proses Keperawatan
1. Kondisi Keluarga
DS : keluarga klien mengatakan sudah membimbing dan memberikan
pujian kepada ny.L setelah merapikan tempat tidur dan mencuci
piring
DO : keluarga klien terlihat baik sekali dalam berlatih merawat ny.L

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Harga Diri Rendah
3. Tujuan
- Keluarga mengenal masalah harga diri rendah
- Keluarga mengambil keputusan merawat harga diri rendah
- Keluarga merawat harga diri rendah
- Keluarga mendukung lingkungan harga diri rendah
- Keluarga menilai perkembangan klien
- Keluarga memanfatkan pelayanan fasilitas kesehatan

4. Rencana Keperawatan
- Evaluasi latihan keluarga merawat klien
- Mengajarkan keluarga melatih klien menyapu

2. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. salam terapeutik
selamat pagi buu... saya suster tiara dari poltekkes

b. evaluasi falidasi
bagaimana kondisi ny.l saat ini
bagaimana kegiatan ibu dalam membimbing ny.L merapikan tempat tidur,
mencuci piring dan memberikan pujian?
c. kontrak
sesuai kesepakatan minggu lalu, sekarang kita akan melatih ny.L
menyapu. Pertemuan kita 30 menit ya?

2. Fase Kerja
apa saja perlengkapan menyapu bu? Nani kita dampingi nyonya L saat
menyapu. Ibu masih ingat kan langkahnnya, ibuk lakukan setelah N.L
selesai melakukannya? Sekarang kita temui Ny.L ya, bu untuk latihan
menyapu?
ibu Ny.L sudah menyapu dengan baik, tetap beri pujian setiap Ny.L
selesai melakukan kegiatan menyapu dan ingatkan untuk mengerjakannya
jika Ny.L lupa.
Tadi Ny.L sudah mengisi jadwal kegiatannya untuk menyapu sehari dua
kali. Pantau dan berikan pujian pad kegiatan apapun yang Ny.L lakukan ya
bu.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah melatih Ny.L menyapu?
b. Evaluasi Objektif
Coba ibu peragagakan hal yang perlu ibu lakukan setelah Ny.L selesai
menyapu?
c. Rencana Tindak Lanjut
Ya bagus sekali. Jangan lupa ibu pantau jadwal Ny.L untuk menyapu
dan beri pujian. Ingatkan jika lupa.
d. Kontrak Yang Akan Datang
Baik bu, waktu kita sudah habis, saya akan kembali minggu depan
untuk melatih Ny.L, menggambar waktunnya jam 11 pagi ya bu?
Sampai jumpa
Strategi Pelaksnaan Tindakan Keperawatan Jiwa( SP 4)
Masalah Utama : Gangguan Harga Diri Rendah
Pertemuan : ke-4 keluarga
Nama Klien : Ny. L
Tanggal : 14 Januari 2017
Ruang : Melati

A. Proses keperawatan
1. kondisi keluarga
DS : keluarga klien mengatakan sudahmembimbng dan memberikan
pujian kepada Ny.L setelah merapikan tempat tidur, mencuci pring
dan menyapu.
DO : keluarga klien terlihat baik sekali dalam berlatih merawat ny.l

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Harga Diri Rendah

3. Tujuan
- Keluarga mengenal masalah harga diri rendah
- Keluarga mengambil keputusan merawat harga diri rendah
- Keluarga merawat harga diri rendah
- Keluarga mendukung lingkungan harga diri rendah
- Keluarga menilai perkembangan klien
- Keluarga memanfatkan pelayanan fasilitas kesehatan

4. Rencana Keperawatan
- Evaluasi latihan keluarga merawat klien
- Mengajarkan keluarga melatih klien menyapu

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
selamat pagi buu... saya suster tiara dari poltekkes
b. Evaluasi Falidasi
bagaimana kondisi ny.L saat ini
bagaimana kegiatan ibu dalam membimbing ny.L merapikan tempat
tidur, mencuci piring dan memberikan pujian?
c. Kontrak
sesuai kesepakatan minggu lalu, sekarang kita akan melatih ny.l
menyapu. Pertemuan kita 30 menit ya?
2. Fase Kerja
Hari ini Ny.L akan menggambar apa bu?
ok, buah-buahan apa saja alat dan perlengkapan yang telah ibu bantu
persiapkan?
baik, seperti biasannya nanti kita sama-sama dampingi Ny.L menggambar
ya bu, Ibu ingat kan? Apa saja yang haru ibu lakukan setelah Ny.L setelah
selesai menggambar?
sekarang kita temuai Ny.L dan melatihnna menggambar
(perawat dan keluarga melati klien menggambar)
Tadi Ny.L sudah menggambar buah-buahan,Ny.L ingin melakukan
kegiatan menggambar dua kali sehari sesuai jadwalnya. Pantau
pelaksanaanya ya bu?
iya, ada berapa hal yang ibu perhatikan, ibu ingin menyampaikan pada
kader kesehatan Ny.L mengalami kemunduran atau tidak lagi melakukan
kegiatan yang telah di latih, tidak mau berinteraksi,minum obat,atau ibu
kunjungi puskesmas walaupun belum waktunta kontrol. Namun jika belum
teratasi maka kami akan merujuk ke rumah sakit umum yang punya
faselitas pelayanan kesehatan kerja."

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah melatih nyonya L menggambar?
b. Evaluasi Objektif
Coba ibu sebutkan kondisi-kondisi ny.L yang perlu segera
dilaporkan?
c. Rencana Tindak Lanjut
Ya bagus sekali. Jangan lupa ibu pantau jadwal Ny.L untuk menyapu
dan beri pujian. Ingatkan jika lupa.
d. Kontrak yang akan datang
Baik bu, waktu kita sudah habis, minggu depan kita sama-sama
mengevaluasi kemampuan ny.L jam 11 ya bu..?
CATATAN PERKEMBANGAN

TANGGAL/JAM NO INTERVENSI EVALUASI

DAFTAR PUSTAKA
Fitria,Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Salemba Medika

Wilkinson, Judith . 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC

Stuart, G.W. dan Sudeen, S.J. (1995). Principles And Practice Of Psychiatric
Nursing. (6th ed). St. Louis : Mosby year book

Town send, M.C. (1998). Diagnosa Keperawatan Psikiatri : Pedoman untuk


pembuatan rencana keperawatan. Jakarta : EGC (terjemahan).

Anda mungkin juga menyukai