PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan pasti mempunyai aktiva tidak berwujud yang digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan. Aktiva tak berujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan
kompetitif yang timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak
memiliki wujud fisik tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi
atau dokumen lain. Dimana Aktiva tidak berwujud merupakan bagian dari Aset Nonlancar
Dengan penjelasan yang sangat minim ini tentu saja berpotensi pada kurang
akuratnya pencatatan terhadap transaksi Aktiva tidak berujud tersebut. Sebagai bagian dari
neraca, aktiva tidak berwujud juga memerlukan standar akuntansi untuk memberi penjelasan
yang terkait dengan pengakuan, pengukuran, serta pengungkapan dan penyajian dalam
laporan keuangan. Selain itu juga terdapat kemungkinan adanya perlakuan khusus,
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kelompok kami membuat makalah yang berjudul
B. Rumusan Masalah
2. Apakah klasifikasi dan prinsip dasar akuntansi untuk aktiva tidak berujud?
4. Apakah yang dimaksud dengan contoh aktiva tidak berujud yang dapat dipertukarkan?
C. Tujuan
2. Menjelaskan klasifikasi dan prinsip dasar akuntansi untuk aktiva tidak berujud
dipertukarkan
PEMBAHASAN
Aktiva tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang
timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik
tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain.
a. Pemerintah seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama dagang.
b. Perusahaan lain misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
c. Penjualan tertentu seperti franchise dan lease.
Secara umum, akutansi untuk aktiva tak berujud adalah sejalan dengan akutansi
untuk aktiva tetap. Seperti halnya aktiva tetap, aktiva berujud juga dicatat atas harga dasar
harga perolehan dan harga perolehan ini dihapus secara rasuonal dan sistematis selama masa
manfaat aktiva tak berujud tersebut. Jika pada suatu saat dihentikan, maka nilai buku aktiva
tak berujud dihapuskan dari pembukuan dan dicatat pula laba atau rugi penghentian (jika
ada).
Namun demikian, terdapat sejumlah perbedaan antara akutansi aktiva tak berujud
bila dibandingkan dengan akutansi aktiva tetap. Pertama, istilah yang digunakan untuk
menghapus aktiva tak berujud adalah amortisasi (bukan depresiasi). Untuk mencatat
amortisasi aktiva tak berujud maka rekening Biaya Amortosasi didebet dan rekening aktiva
tak berujud yang bersangkutan dikredit. Alternatif lain, bisa juga dikredit rekening
Akumulasi Amortisasi, seperti halnya akumulasi depresiasi pada aktiva tetap. Namun
sebagian besar perusahaan memilih cara yang sederhana, yaitu dengan langsung mengkredit
rekening aktiva tak berujud. Perbedaan kedua ialah bahwa periode amortisasi suatu aktiva
tak berujud tidak boleh melebihi 40 tahun. Sebagai contoh, jika masa manfaat suatu aktiva
tak berujud adalah 60 tahun, maka amortisasinya harus dilakukan 40 tahun. Akan tetapi jika
masa menfaat aktiva tak berujud kurang dari 4 tahun, maka masa manfaat itulah yang akan
digunakan. Aturan tesebut dimaksudkan untuk menjaga agar semua aktiva tak berujud,
terutama yang tidak ketentuan masa manfaatnya, dihapus dalam periode waktu yang wajar.
Berbeda dengan aktiva tetap, amortisasi aktiva tak berujud hanya mengenal satu
metoda, yaitu metoda garis lurus. Oleh karena itu, perlakuan akutansi aktiva tak berujud
1. Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti aktiva berwujud seperti property, pabrik,
dan peralatan, aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau
investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik, tetapi
tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud. Aktiva ini merupakan instrument
keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak untuk menerima kas atau ekuivalen kas di
masa depan.
3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, Aktiva tak berwujud menyediakan
jasa selama periode bertahun tahun. Investasi dalam aktiva ini biasanya dibebankan pada
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan
akuntansi aktiva jangka panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya, akuntansi
untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal ( amortisasi ), dan akuntansi untuk
1. Cara akuisisi ( manner of acquisition ). Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan cara
membelinya dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten dari orang lain. Cara
lain untuk memperoleh aktiva tak berwujud adalah dengan cara membuatnya sendiri
secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek dagang , dan
wiralaba. Aktiva tak berwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi nilainya dapat
diturunkan dari nilai aktiva yang berhubungan denganya. Contohnya adalah goodwill,
yang nilainya dibedakan atas beberapa factor seperti loyalitas konsumen atas kualitas
diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan.
Contohnya termasuk paten, merek dagang dan wiralaba. Aktiv atak berwujud lainya,
yang dapat depertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu juga . Contohnya dalah
biaya organisasi. Tidak ada pihak lain yang mau membeli biaya organisasi ini secara
terpisah ( terlepas dari perusahaanya ). Goodwill adalah contoh aktiva tak berwujud
yang tidak dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill hanya hanya
akan memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan denan aktiva lainya dan
tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainya secara simultan.
4. Periode manfaat yang diharapkan ( period of expected benefit ). Beberapa aktiva tak
perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki
umur hokum selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan dalam
kontrak lease.
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud melibatkan prinsip dan prosedur akuntansi
serupa yang diaplikasikan untuk aktiva tak berwujud lainya, seperti properti, pabrik dan
peralatan yaitu :
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi
dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Biaya ini termasuk harga beli, biaya transfer dan hukum,
dan setiap pengeluaran lainya yang berkaitan dengan akuisisi. Biaya akuisisi merupakan
biaya pasar saat ini dari semua penukar yang diserahkan atau dari aktiva yang diterima,
Kadang kala perusahaan membuat sendiri aktiva tak berwujud, seperti paten. Hanya
biaya yang secara spesifik dapat diidentifikasi dari penciptaan aktiva tak berwujud tersebut
hanya akan diidentifikasi. Jadi, walaupun perusahaan telah mengeluarkan biaya penelitian
yang sangat besar untuk membentuk hal yang dipatenkan, namun hanya biaya untuk
mendapatkan paten tersebut yang dikapitalisasi sebagai aktiva. Karena kendala ini, biaya
yang dikapitalisasi untuk aktiva tak berwujud yang dibuat secara internal mungkin tidak
mencerminkan nilainya, sedangkan biaya yang dikapitalisasi untuk aktiva tak berwujud yang
Beberapa fakor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aktiva tak
berwujud :
1. Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur manfaat
maksimum.
3. Pengaruh keusangan, permintaan, dan faktor ekonomis lainya yang dapat mengurangi
umur manfaat.
4. Perkiraan umur pelayanan ( service life ) dari seorang atau kelompok pegawai.
5. Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat membatasi
6. Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat diproyeksikan
dengan layak.
7. Apakah aktiva tak berwujud itu terdiri dari berbagai factor individual dengan umur
Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai nilai residu. Biaya
aktiva tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditentukan atau
umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya.
Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan dari
penggunaan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai buku yang
Kerugian penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan antara nilai buku dan nilai
wajar. Nilai buku aktiva yang telah direvisi akan diamortisasi selama sisa umur manfaat
Ketika sebuah aktiva tak berwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan, biaya
yang belum diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan atau kerugian pelepasan
diakui dan dicatat. Keuntungan atau kerugian adalah sama dengan perbedaan antara hasil
Aktiva Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan adalah adalah aktiva tak berwujud
yang dapat diidentifikasi sebagian dari aktiva lainya dan dapat dijual secara terpisah.
Contohnya : mencangkup hak paten, hak cipta, merek dagang, dan waralaba, biaya
organisasi.
1. Hak Paten
Hak paten adalah hak istimewa yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
Suatu hak paten biasanya tidak dapat diperbaharui, jangka waktunya bisa diperpanjang
dengan memberikan hak paten yang baru, apabila terdapat perbaikan atau perubahan
Harga perolehan suatu aktiva-aktiva tak berujud adalah kas (atau ekulivalensinya)
yang dibayarkan untuk mendapatkan hak paten. Hak paten seolah-olah diberi oleh
pemerintah. Dengan adanya hak ini, pemegang hak paten menjadi terlindung dari
penjualan barang atau jasa. Itulah sebabnya perusahaan yang berhasil menemukan suatu
produk baru, tidak segan-segan untuk mengeluarkan sejumlah uang demi memperoleh
hak paten dari pemerintah, agar pohak lain (pesaing) tidak dibenarkan untuk
paten dicatat dalam rekening Hak Paten (atau sering disingkat Paten) dan diamortisasi
Harga perolehan hak paten harus diamortisasi selama masa berlaku hak tersebut
atau selama masa manfaatnya, tergantung mana yang lebih pendek. Dalam menentukan
mulai ketinggalan jaman, atau tidak memadai lagi dan faktor-faktor lainnya yang
menyebabkan hak paten menjadi tidak ekonomis lagi sebelum akhir masa berlaku hak
Erwin Megah membeli hak paten dengan harga perolehan Rp. 60.000.000,00. Masa
manfaat hak tersebut diperkirakan 8 tahun. Dengan demikian amortisasi pertahun adalah
Rp. 7.500.000,0 (Rp. 60.000.000,0 : 8). Jurnal untuk mencatat amortisasi tahunan adalah
sebagai berikut.
Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang memberikan hak
istimewa kepada pemegang hak tersebut untuk memproduksi dan menjual suatu karya
seni atau karya tulis. Harga perolehan suatu hak cipta terdiri dari pengeluaran untuk
Maka manfaat suatu hak cipta biasanya lebih pendek daripada masa berlakunya.
Mengingat sulitnya penentuan masa manfaat suatu hak cipta, maka hak cipta biasanya
Merek dagang atau nama dagang adalah kata, rangkain kata, logo, atau simbol
yang membedakan atau memberi identitas suatu perusahaan tertentu atau produk
tertentu. Apabila kita mendengar nama dagang seperti Lux, Pepsodent, Indomie, atau
Coca Cola, dengan cepat terbayang dalam pikiran kita produk apa yang dimaksud dan
tidak akan salah mengartikannya pada produk lain. Nama dagang mempunyai manfaat
yang sangat besar bagi perusahaan dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pemasarannya. Penemu atau pemakai pertama dapat memperoleh hak istimewa untuk
menggunakan merek dagang atau nama dagang atau mendaftarkannya pada pemerintah.
Apabila merek dagang atau nama dagang dibeli, maka harga perolehan hak
tersebut adalah harga belinya.Apabila dikembangkan sendiri oleh perusahaan, maka hara
perolehan meliputi biaya hukum, biaya pendaftaran, biaya perancangan dan pengeluaran-
Seperti halnya aktiva tak berujud lainnya, hak merek harus diamortasikan selama
masa manfaat atau masa berlakunya, tergantung mana yang yang lebih pendek.
Mengingat sulitnya penentuanmasa manfaat suatu hak merek, biasanya dtetapkan jangka
Bila Kita makan di Kentucky Fried Chicken, California Fried Chicken, Mac
Donald, atau Pizza Huts, maka disitu kita menemukan franchise. Franchise adalah
Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan
produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun
penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan
hak franchise.
Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik
daerah maupun pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang
usahanya. Ijin-ijin perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya
telah habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian ijin
usaha atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3
sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu Ijin diakui sebagai
Franchise dan lisensi bisa diberikan untuk waktu terbatas, atau terbatas dengan
kemungkinan perpanjangan waktu, atau tidak terbatas. Harga perolehan suatu hak
franchise dan lisensi adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan hak
tersebut. Bila jangka waktunya terbatas, maka harga perolehan suatu hak franchise dan
lisensi adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan hak tersebut. Bila
jangka waktunya terbatas, maka harga perolehan franchise (atau lisensi) harus diamortasi
sebagai biaya operasi selama jangka waktu ijin pengeoprasianhak tersebut. Namun
apabila jangka waktunya tidak terbatas, maka amortisasi dilakuakn selama jangka waktu
ijin pengoprasian hak tersebut. Namun apabila jangka waktunya tidak terbatas, maka
amortisasi dilakukan selama jangka waktu yang ditentukan dengan taksiran yang wajar.
Jika dalam jangka perjanjian franchise tesebut pihak pemegang hak diwajibkan
Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha,
sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan
oleh pejabat pembuat akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak
atas sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan
manfaat kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan
datang.Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa, akan
dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.
Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik
daerah maupun pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang
usahanya. Ijin-ijin perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya
telah habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian ijin
usaha atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3
sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu Ijin diakui sebagai
Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya
ilmiah, puisi, novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau scenario
8. Biaya Organisasi
Biaya yang timbul dalam bentukan suatu organisasi perusahaan tersebut biaya
organisasi. Biaya tersebut meliputi pengeluaran untuk biaya jasa yang dibayarkan kepada
underwriters untuk pengurusan saham dan obligasi, biaya pengurusan ijin dan akte
pendirian dan biaya promosi untuk pengenalan kepada organisasi kepada masyarakat.
Biaya-biaya tersebut dikapitalisasi sebagau aktiva tak berujud dengan nama Biaya
tetapi dalam praktik perusahaan menetapkan masa manfaat dengan taksiran tertentu yang
dianggap wajar. Seperti halnya aktiva tak berujud lainnya, biaya organisasi juga
9. Goodwill
Goodwill adalah kelebihana-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh
perusahaan, yang oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain.
yang sangat bagus, menghasilkan suatu produk unggul yang sulit dicari pesaingnya,
letaknya strategis, dan lain-lain.Goodwill hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi
suatu transaksi, yang mana dalam transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh pihak
Biaya research dan pengembangan bukan aktiva tak berujud, tetapi karena
pengeluaran-pengeluaran ini berhubungan dengan hak paten dan hak cipta maka
pengeluaran tersebut akan dibahas pada makalah ini. Banyak perusahaan melakukan
pengeluaran yang cukup besar jumlahnya untuk keperluan research dan pengembangan
dalam rangka mendapatan produk baru atau proses yang lebih baik. Pada perusahan-
perusahaan raksasa seperti IBM, Toyota, atau Mitsubishi, pengeluaran untuk keperluan
kadang sulit untuk mengaitkan pengeluaran pada proyek tertentu, dan (2) seringkali
maupun kapan manfaat tersebut akan diperoleh. Oleh karena itu pengeluaran untuk
research dan pengembangan biasanya dicatat sebagai biaya pada waktu terjadi
30.000.000,00 untuk biaya research dan pengembangan. Research dan pengembangan ini
telah menghasilkan dua penemuan yang sangan berhasil dan telah memperoleh dua hak
paten. Walaupun demikin, pengeluaran untuk research dan pengembangan tidak dapat
dimasukkan dalam harga perolehan hak paten, melainkan tetap harus diperlakukan
akan menyebabkan aktiva dan laba bersih menjadi terlalu rendah. Namun pihak lain
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktiva tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang
timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik
tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain.
1. Pemerintah seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama dagang.
2. Perusahaan lain misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
eksistensi fisik, bukan merupakan instrument keuangan, bersifat jangka panjang dan menjadi
Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aktiva tak berwujud yaitu :Pada akuisisi menerapkan
prinsip biaya, Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan, Pada disposisi,
menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan sama
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi
dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang
mempunyai nilai residu. Biaya aktiva tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat
yang dapat ditetntukan atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan
estimasi umur manfaatnya. Pada umumnya aktiva tetap dilaporkan bersama-sama dengan
sumber alam, tetapi aktiva tidak berujud dilaporkan tersendiri setelah aktiva tetap.
B. Saran
Mungkin inilah hasil dari tugas makalah saya tentang Aktiva Tak Berwujud Mata
Kuliah Akuntansi Keungan dalam isi makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya
tetapi saya rasa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kesalahan penulisan dan penyusunannya. Untuk itu saya sebagai penyusun makalah ini butuh
saran kritik dari para pembaca makalah ini untuk menjadikan makalah ini lebih semprna lagi.
Dan saya mengucapkan terima kasih pada dosen Mata kuliah Akuntasi Biaya yang telah
Jusup Al. Haryono. 2009. Dasar-dasar Akuntansi jilid 2. Yogyakarta : STIE YKPN