BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(2007) dinyatakan bahwa, definisi pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
kompleksnya. Salah satu bentuk nyata dari upaya pemerintah dalam mewujudkan visi
misi dari pendidikan Indonesia adalah melaksanakan program wajib belajar 9 tahun.
peserta didik. Konsep pendidikan tersebut semakin penting ketika seseorang harus
memasuki kehidupan dimasyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus
problem yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan
datang.
2
para peserta didik bukan hanya untuk kehidupan di masa kini, tetapi sudah
Pendidikan hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang akan di
hadapi peserta didik di masa yang akan datang. Menurut Buchori dalam Trianto
(2010: 5), bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya
mempersiapkan para Peserta didiknya untuk sesuatu profesi dan jabatan, tetapi untuk
ini adalah rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini ditimbulkan dari banyak faktor
dari peserta didik, baik faktor eksternal maupun internal. Capaian ini tentunya
merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak
menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya
belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran ini masih
memberikan dominasi terhadap guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik
centered sehingga Peserta didik menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka
menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup
menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Banyak
3
pendidikan. Program tersebut antara lain memperbaiki pola hubungan sekolah dengan
Dari aspek pembaharuan kurikulum, tidak cukup hanya dengan perubahan struktur
dan prosedur perumusannya, tetapi lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan
bahan atau materi ajar, perlu pula mengetahui cara penyampaian materi dan
karakteristik peserta didik yang menerima materi pelajara. kegagalan pendidik dalam
menyampaikan materi ajar bukan hanya karena ia kurang menguasai bahan, tetapi
juga karena ia tidak merancang dan tidak mengetahui cara menyampaikan materi
Kegagalan yang terjadi pada peserta didik dalam belajar akan berimplikasi
(2013:23) bahwa perkembangan adalah suatu proses perubahan sebagai hasil dari
pengalaman dan kematangan. Jadi guru sangat berperan besar dalam menentukan
arah perkembangan peserta didiknya, olehnya itu diharapkan guru dapat menyajikan
materi pembelajaran dengan baik dan benar serta mudah untuk dicerna oleh peserta
didik.
4
kegiatan aktif peserta didik untuk membangun makna atau pemahaman terhadap
suatu objek atau suatu peristiwa. Sedangkan, kegiatan mengajar merupakan upaya
jawab pada peserta didik untuk selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam
sehingga peserta didik akan berkompeten dalam bidang yang dipelajarinya. Kegiatan
belajar dan mengajar inilah yang disebut orang sebagai pembelajaran (Depdiknas,
2003: 10).
menyampaikan pesan-pesan terhadap peserta didik dibantu oleh alat bantu belajar
Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu
peserta didik melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih
efisien dan efektif. Dengan bantuan berbagai alat, maka pelajaran akan lebih menarik,
menjadi konkrit, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar lebih
bermakna. Alat bantu belajar disebut juga alat peraga atau media belajar, misalnya
dalam bentuk bahan tercetak, alat-alat yang dapat dilihat, alat yang dapat didengar
(media audio), dan alat-alat yang dapat didengar dan dilihat (audio visual aids), serta
Mappasoro, 2012).
5
terjadinya proses pembelajaran. Pikiran, perasaan, perhatian dan sikap peserta didik
pembelajaran.
Model Kooperatif Tipe TGT Dengan Menggunakan Media Audiovisual Pada Siswa
kategori baik, siklus II Memperoleh skor 32 Dengan kategori baik, dan siklus III
memperoleh skor 40 dengan kategori sangat baik. Jumlah skor rata-rata aktivitas
siswa siklus I mendapatkan 29,32 dengan kategori baik, siklus II mendapatkan 32,39
dengan kategori baik, dan siklus III mendapatkan 34,73 dengan kategori sangat baik.
Ketuntasan klasikal siklus I sebesar 68,29%, siklus II sebesar 78,05%, dan siklus III
sebesar 85,37%. Simpulan dari penelitian ini yaitu, melalui model kooperatif tipe
audiovisual terhadap hasil belajar pkn siswa kelas v sd gugus iv kediri, tabanan
yaitu terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara siswa yang
Tabanan Tahun Ajaran 2013/2014. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa model
belajar PKn siswa kelas V semester 1 SD Gugus IV Kediri, Tabanan tahun ajaran
2013/2014.
kepada guru, sekolah, dan peneliti lain. Agar hasil belajar PKn siswa optimal dalam
Sedangkan untuk menunjang proses pembelajaran agar siswa bisa lebih termotivasi
untuk belajar pihak sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang
maksimal. Sementara untuk mengetahui kemungkinan hasil yang berbeda pada pokok
Efektifitas dari media pembelajaran dapat diartikan sejauh mana hal-hal yang
direncanakan dapat terlaksana. Hasil menunjukan presentase yang besar atau tidak
jauh dari perencanan, dapat dikatakan bahwa hal tersebut cukup efekif dan sebaliknya
apabila hasilnya jauh dari perencanaan yang ada maka dapat dikatakan hal tersebut
pembelajaran, maka diharapkan peserta didik akan mudah dalam menyerap mata
diharapkan.
dahulu tehadap kebutuhan belajar Peserta didik, hal ini karen terkadang media yang
disajikan oleh guru berbenturan dengan tujuan bahan materi ajar yang ingin dicapai
sehingga keberhasilan tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Guru perlu
mengidentifikasi dan menganalisis media yang cocok dengan tujuan tersebut. setelah
penyajiannya dalam kegiatan proses pembelajaran, serta evaluasi dan tindak lanjut
dari hasil belajar oleh media tersebut. Guru sering kali lupa dengan hal-hal yang
demikian tadi, sehingga proses pembelajaran hanya terpusan kepada guru sebagai
penyaji materi. Oleh karena itu masih banyak hal yang perlu diperbaiki.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kontribusi media pembelajaran PKn yang dirancang oleh guru pada
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kontribusi media pembelajaran PKn yang dirancang oleh guru pada
D. Manfaat Penelitian
pembelajaran.
Bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang lebih khusus dalam pengkajian