Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan di indonesia terus berkembang seiring

berkembangnya zaman, dengan semakin berkembangnya teknologi semakin

banyak pula media diciptakan guna meningkatkan proses pembelajaran serta

bertujuan untuk memudahkan pemahaman siswa mengenai materi yang

mereka

pelajari.

Pendidikan pada dasarnya berlangsung dalam bentuk belajar mengajar

yang melibatkan dua pihak yaitu guru dan siswa dengan tujuan yang sama

dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam keseluruhan proses

pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang

paling pokok. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan

banyak bergantung pada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh

siswa sebagai peserta didik yang dalam hal ini menjadi tanggung jawab guru

sebagai pendidik.

Guru memiliki berbagai peran dan fungsi dalam proses pembelajaran.

Guru sebagai fasilitator memberikan kemudahan kepada siswa dalam

menanamkan konsep yang menjadi tuntutan kurikulum. Sebagai dinamisator

guru perlu menciptakan situasi dan kondisi hidup dan tidak monoton supaya

semangat belajar siswa dapat meningkat. Sebagai mediator guru perlu

bertindak sebagai media terhadap siswa dalam mengembangkan pengetahuan


2

1
yang dimilikinya. Sebagai evaluator, guru perlu menilai kemajuan siswa

supaya mereka dapat melakukan perbaikanperbaikan supaya hasil belajarnya

dapat meningkat. Sebagai instuktur, guru perlu memberikan perintah yang

baik dan tepat dalam bentuk tugastugas kepada siswa supaya mereka lebih

aktif belajar. Sebagai manajer, guru perlu memiliki jiwa kepemimpinan yang

tinggi sehingga nampak berwibawa di mata siswa (Sanjaya, 2008).

Cara guru dalam menyampaikan materi sangatlah mempengaruhi

pembelajaran para peserta didik dalam mempelajari sesuatu. Penggunaan

metode serta media yang menarik tentu akan meningkatkan minat siswa dalam

belajar. Dengan meningkatnya minat serta daya tarik seseorang dalam belajar

maka proses belajarnya pun akan semakin mudah karena prosesnya yang

diiringi dengan rasa senang, bersemangat, dan penuh motivasi sehingga akan

menyebabkan meningkatnya hasil belajar siswa. Masih sering kita temui

guruguru yang cara mengajarnya membosankan dan tidak menarik, yakni cara

mengajar yang monoton dan tidak bervariasi, apabila berlangsung terus

menerus akan menyebabkan kebosanan sehingga siswa menjadi sulit

memahami materi yang diajarkan oleh guru dan tentunya akan berdampak

pada hasil belajar siswa.

Untuk mendukung proses belajar yang menyenangkan diperlukan

suatu media yang tepat dan dapat menarik perhatian para siswa, salah satu

media yang dapat digunakan adalah media animasi. Sesuai dengan kondisi

kita pada saat ini dimana teknologi sudah semakin modern dan canggih,
3

media animasi sangatlah cocok dijadikan sebagai media pembelajaran di

sekolah.

Berkaitan dengan media animasi, maka Mayer dan Moreno (2002) dalam

Sukiyasa (2013) mengemukakan bahwa animasi merupakan satu bentuk

presentasi bergambar yang paling menarik, yang berupa simulasi gambar

bergerak yang menggambarkan perpindahan atau pergerakan suatu objek.

Beberapa penelitian menunjukkan manfaat animasi dalam pembelajaran.

Thatcher (2000) dalam Kartika (2013) melaporkan bahwa animasi dapat

meningkatkan pemahaman dan membangkitkan minat dalam pembelajaran

replikasi DNA. Animasi merupakan salah satu media pembelajaran yang

dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar karena keunggulan media

animasi yang dapat menyajikan antara aspek audio-visual secara bersamaan.

Menurut Arsyad (2011) dalam Sakti dan Puspasari (2012) bahwa fungsi

media pembelajaran diantaranya: (1). Memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil

belajar. (2). Meningkatkan motivasi dan efisiensi penyampaian informasi. (3).

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi. (4).

Menambah variasi penyajian materi. (5). Pemilihan media yang tepat akan

menimbulkan semangat, gairah, dan mencegah kebosanan siswa untuk belajar.

(6). Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak

mudah dilupakan siswa. (7). Memberikan pengalaman yang lebih kongkrit

bagi hal yang mungkin abstrak. (8). Meningkatkan keingintahuan (curiousity)

siswa. (9). Memberikan stimulus dan mendorong respon siswa.


4

Penggunaan media animasi sangat dibutuhkan untuk menjelaskan materi

yang bersifat abstrak serta suatu konsep yang sulit sehingga perlu

divisualisasikan sehingga dari materi yang sulit dan membosankan bisa

menjadi menarik dan menyenangkan untuk dipelajari. Banyak peserta didik

yang mengalami kesulitan untuk memahami materi materi biologi yang

bersifat abstrak sehingga dalam penyampainnya membutuhkan lebih dari

sekedar penjelasan dengan menggunakan kata-kata, misalnya ketika

mempelajari

struktur dan fungsi sel.

Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil yang terdapat pada

makhluk hidup. Sel merupakan penyusun terkecil makhluk hidup dan tentu

saja tidak bisa dilihat dan dibayangkan dengan mudah tanpa bantuan media

tertentu. Jika dalam penyampaiannya tidak dijelaskan dengan bantuan media

maka akan menyebabkan peserta didik menjadi kurang mengerti dan

memahami mengenai struktur serta fungsi bagian-bagian sel yang dijelaskan

oleh guru.

SMA Don Bosco merupakan salah satu SMA swasta yang terletak di

Kota Sanggau Kalimantan Barat. Sekolah ini merupkan salah satu sekolah

favorit di kota Sanggau dan merupakan salah satu dari beberapa sekolah

dengan akreditasi A. Oleh karena itu proses pembelajaran di sekolah tersebut

harus terus di tingkatkan. Dalam pembelajaran, khususnya mata pelajaran

biologi, model pembelajaran langsung yang sering digunakan, yaitu suatu

model pengajaran yang sebenarnya bersifat teacher centered. Menurut

Depdiknas (2005), dalam menerapkan model pengajaran langsung, guru harus


5

mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan

kepada siswa. Karena dalam pembelajaran, peran guru sangat dominan, maka

guru dituntut agar dapat menjadi seorang model yang menarik bagi siswa.

Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin

terjadinya keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan,

mendengarkan, dan resitasi (tanya jawab) yang terencana. Tidak berarti bahwa

pembelajaran bersifat otoriter, dingin dan tanpa humor. Ini berarti bahwa

lingkungan berorientasi pada tugas dan memberi harapan tinggi agar siswa

mencapai hasil belajar yang baik.

Berdasarkan pengalaman peneliti yang merupakan alumni dari sekolah

tersebut menyatakan bahwa proses pembelajaran biologi di kelas umumnya

selalu diajar dengan model pembelajaran langsung khususnya metode ceramah

selain itu berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada

bulan mei 2015 terhadap guru biologi itu sendiri dan beberapa siswa kelas XI

IPA SMA Don Bosco menyatakan bahwa sampai saat ini pembelajaran biologi

masih dominan menggunakan metode ceramah. Metode ceramah memang

merupakan metode yang telah lama digunakan hampir di semua jenjang

pendidikan dan metode ini memang telah berhasil dalam proses pembelajaran,

namun keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak selalu diukur dengan

hasil belajar siswa, ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan untuk

menyatakan bahwa seorang guru telah berhasil mendidik para peserta didik.

Kita memang tidak bisa menghapus atau menghilangkan metode

ceramah karena metode ini tidak sepenuhnya salah dan terbukti bahwa

beberapa siswa senang dan mengerti dengan materi yang disampaikan oleh
6

guru dengan metode ceramah, namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua

siswa bisa menyerap materi dengan metode yang sama, karena pada umumnya

banyak siswa merasakan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan

metode ceramah menyebabkan suasana menjadi membosankan, tidak

semangat dan pada kondisi tertentu terutama pada saat menjelang siang

menyebabkan siswa mengantuk. Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk

melakukan penelitian dengan judul pengaruh penggunaan media animasi

terhadap motivasi dan hasil belajar siswa sekolah menengah atas pada materi

sel dengan harapan dapat meningkatkan kualitas belajar siswa kelas XI IPA di

SMA Don Bosco

Sanggau.

B. Rumusan masalah

1. Adakah pengaruh penggunaan media animasi terhadap hasil belajar

siswa kelas XI pada materi sel di SMA Don Bosco Sanggau?

2. Bagaimana rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan

media animasi pada materi struktur dan fungsi sel di kelas XI SMA

Don Bosco Sanggau?

3. Bagaimana rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan

media powerpoint?

4. Adakah perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan

media animasi dengan siswa yang diajar menggunakan media

powerpoint?
7

C. Ruang lingkup penelitian

1. Variabel penelitian

Terdapat 3 variabel pada penelitian ini yaitu :

a. Variabel terikat

Hasil belajar siswa kelas XI SMA Don Bosco pada materi

struktur dan fungsi sel

b. Variabel bebas

Media animasi dan media powerpoint

c. Variabel kontrol

Variabel kontrol pada penelitian ini adalah guru yang mengajar,

jumlah jam pelajaran dan materi pelajaran

2. Definisi operasional

Untuk menghindari adanya penafsiran yang berbeda terhadap

kata-kata yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya

definisi oprasional. Pada penelitian ini, definisi oprasional adalah

sebagai berikut :

1) Media animasi

Menurut Utami (2007), animasi adalah rangkaian gambar

yang membentuk sebuah gerakan. Salah satu keunggulan animasi

adalah kemampuannya untuk menjelaskan suatu kejadian secara

sistematis dalam tiap waktu perubahan. Hal ini sangat membantu


8

dalam menjelaskan prosedur dan urutan kejadian.Pada penelitian

ini media animasi yang dimaksud adalah media animasi struktur

dan fungsi sel.

2) Hasil belajar

Menurut Djamarah (1996), hasil belajar merupakan

prestasi dan kesan-kesan yang diperoleh dan mengakibatkan

perubahan dalam diri individu sebagai aktivitas hasil belajar. Pada

penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar

berupa nilai yang diperoleh siswa pada sub materi struktur dan

fungsu sel setelah diajar menggunakan media animasi dengan

model

pembelajaran langsung.

3) Sub materi struktur dan fungsi sel

Sub materi struktur dan fungsi sel mengacu pada kompetensi

dasar 3.1 Memahami tentang komponen kimiawi penyusun sel,

ciri hidup pada sel yang ditunjukkan oleh struktur, fungsi dan

proses yang berlangsung di dalam sel sebagai unit terkecil

kehidupan.

D. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :


9

1) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media animasi terhadap

hasil belajar siswa,

2) Untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa yang diajar

menggunakan media animasi,

3) Untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa yang diajar

menggunakan media powerpoint

4) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar

menggunakan media animasi dengan siswa yang diajar menggunakan

media powerpoint

E. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Bagi siswa

Dengan menggunakan media animasi dalam pembelajaran diharapkan


:

1) Dapat memotivasi siswa agar lebih bersemangat dalam


belajar

2) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa

2. Manfaat bagi peneliti

Dapat mengetahui pengaruh penggunaan media animasi terhadap

motivasi dan hasil belajar siswa

3. Manfaat bagi guru

Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi

pengetahuan baru bagi guru mengenai variasi dalam menagajar


10

4. Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbanagan

bagi sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran

khususnya pada mata pelajaran biologi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Animasi

Suatu medium (jamak: media) adalah perantara/pengantar pesan

dari pengirim ke penerima pesan. Dalam kaitannya dengan

pengajaranpembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga terjadi

proses belajar. Contoh-contohnya termasuk video, televisi, computer,

diagram, bahanbahan tercetak, itu semua dapat dipandang media jika

medium itu membawa pesan yang berisi tujuan pengajaran (Depdiknas,

2005). Istilah media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar sering

disinonimkan dengan istilah media pendidikan. Media pendidikan adalah

media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi

pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu mengajar dan

belajar. Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar

dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan


11

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa

pengaruh psikologis terhadap

siswa.

Pendapat lain dikemukan oleh Nurhayati dan Lukman (2004)

bahwa fungsi media pembelajaran diantaranya: 1. Memperjelas dan

memperkaya/ melengkapi informasi yang diberikan secara verbal. 2.

Meningkatkan motivasi dan efisiensi penyampaian informasi.


3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi. 4.

Menambah variasi penyajian materi. 5. Pemilihan media yang tepat akan

menimbulkan semangat, gairah, dan mencegah kebosanan siswa untuk

belajar. 6. Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas,

sehingga tidak mudah dilupakan siswa. 7. Memberikan pengalaman yang

lebih kongkrit bagi hal yang mungkin abstrak. 8. Meningkatkan

keingintahuan (curiousity) siswa. 9. Memberikan stimulus dan

mendorong respon siswa.

Animasi merupakan gerakan objek maupun teks yang diatur

sedemikian rupa sehingga kelihatan menarik dan kelihatan lebih hidup.

Menurut Utami (2007), animasi adalah rangkaian gambar yang

membentuk sebuah gerakan. Salah satu keunggulan animasi adalah

kemampuannya untuk menjelaskan suatu kejadian secara sistematis

dalam tiap waktu perubahan. Hal ini sangat membantu dalam

menjelaskan prosedur dan urutan kejadian.

Prinsip dari animasi adalah mewujudkan ilusi bagi pergerakan

dengan memaparkan atau menampilkan satu urutan gambar yang


12

berubah sedikit demi sedikit pada kecepatan yang tinggi atau dapat

disimpulkan animasi merupakan objek diam yang diproyeksikan menjadi

bergerak sehingga kelihatan hidup. Animasi merupakan salah satu media

pembelajaran yang berbasis komputer yang bertujuan untuk

memaksimalkan efek visual dan memberikan interaksi berkelanjutan

sehingga pemahaman bahan ajar meningkat.

Utami (2007) menyatakan ada tiga jenis format animasi: pertama,

Animasi tanpa sistem kontrol, animasi ini hanya memberikan gambaran

kejadian sebenarnya (behavioural realism), tanpa ada kontrol sistem, bisa

jadi animasi terlalu cepat, pengguna tidak memiliki waktu yang cukup

untuk memperhatikan detil tertentu karena tidak ada fasilitas untuk pause

dan zoom in. Kedua, Animasi dengan sistem kontrol, animasi ini

dilengkapi dengan tombol kontrol, untuk menyesuaikan animasi dengan

kapasitas pemrosesan informasi mereka. Namun kekurangannya, terletak

pada pengetahuan awal atas materi yang dipelajari menyebabkan murid

tidak tahu mana bagian yang penting dan harus diperhatikan guna

memahami materi dan yang tidak. Ketiga, Animasi manipulasi langsung

(Direct-manipulation Animation (DMA)). DMA menyediakan fasilitas

untuk pengguna berinteraksi langsung dengan control navigasi (misal

tombol dan slider). Pengguna bebas untuk menentukan arah perhatian

dan dapat diulang.

Sebagai media ilmu pengetahuan animasi memiliki kemampuan

untuk dapat memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek untuk

dijelaskan dengan hanya gambar dan kata-kata saja. Dengan kemampuan


13

ini maka animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang

secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara melakukan

visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan.

Animasi yang digunakan baik pada penjelasan konsep maupun

contoh-contoh, selain berupa animasi statis auto-run atau diaktifkan

melalui tombol, juga bisa berupa animasi interaktif dimana pengguna

(siswa) diberi kemungkinan berperan aktif dengan merubah nilai atau

posisi bagian tertentu dari animasi tersebut. Urutan kegiatan belajaranya

dapat meliputi : melihat contoh, mengerjakan soal latihan, menerima

informasi, meminta penjelasan, dan mengerjakan soal/evaluasi (Suwarna,

2007).

Menurut Harun dan Zaidatun (2004) animasi mempunyai peranan

yang tersendiri dalam bidang pendidikan khususnya untuk meningkatkan

kualitas pengajaran dan pembelajaran. Berikut merupakan beberapa

kepentingan atau kelebihan animasi apabila digunakan dalam bidang

pendidikan: 1. Animasi mampu menyampaikan sesuatu konsep yang

kompleks secara visual dan dinamik. 2. Animasi digital mampu menarik

perhatian pelajar dengan mudah. Animasi mampu menyampaikan suatu

pesan dengan lebih baik dibanding penggunaan media yang lain. 3.

Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu menyediakan

pembelajaran secara maya. 4. Animasi mampu menawarkan satu media

pembelajaran yang lebih menyenangkan. Animasi mampu menarik

perhatian, meningkatkan motivasi serta merangsang pemikiran pelajar

yang lebih berkesan. 5. Persembahan secara visual dan dinamik yang


14

disediakan oleh teknologi animasi mampu memudahkan dalam proses

penerapan konsep atau pun demonstrasi.

Adapun kelemahan dari media animasi ialah membutuhkan

peralatan yang khusus. Materi dan bahan yang ada dalam animasi sulit

untuk dirubah jika sewaktu-waktu terdapat kekeliruan atau informasi

yang ada di dalamnya sulit untuk ditambahkan. Animasi dapat digunakan

untuk menarik perhatian siswa jika digunakan secara tepat, tetapi

sebaliknya animasi juga dapat mengalihkan perhatian dari substansi

materi yang disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak penting.

Selama ini animasi digunakan dalam media pembelajaran untuk

dua alasan. Pertama, menarik perhatian siswa dan memperkuat motivasi.

Animasi jenis ini biasanya berupa tulisan atau gambar yang

bergerakgerak, animasi yang lucu, aneh yang sekiranya akan menarik

perhatian siswa. Animasi ini biasanya tidak ada hubungan dengan materi

yang akan diberikan kepada murid. Fungsi yang kedua adalah sebagai

sarana untuk memberikan pemahaman kepada murid atas materi yang

akan diberikan (Utami, 2007). Animasi teks (tulisan) merupakan salah

satu bagian animasi yang dapat diimplementasikan untuk menambahkan

efek animasi dan mempercantik tampilan paket bahan ajar multimedia

yang akan dikembangkan (Adri, 2008). Untuk menjalankan animasi

diperlukan program khusus (Softwore) salah satunya adalah program

macromedia

flash.
15

Penelitian tentang media animasi pernah dilakukan oleh Rusdianto

(2008), dengan judul pengaruh penggunaan media animasi pada model

pembelajaran langsung terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI MA

Negeri Model Makassar pada konsep sistem pencernaan makanan. Dan

menggunakan kelas control dan kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen

digunakan media animasi sedangkan kelas kontrol menggunakan media

transparansi, yang masing-masing dilaksanakan empat kali pertemuan.

Pada pertemuan terakhir diberikan evaluasi berupa tes tertulis untuk

melihat pengaruh penggunaan media terhadap hasil belajar siswa. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif, nilai rata-

rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen adalah 83,0 sedangkan

pada kelas kontrol sebesar 66,4. Jadi ada pengaruh penggunaan media

animasi dalam pembelajaran langsung terhadaphasil belajar biologi siswa

kelas XI MA Negeri Model Makassar, dimana hasil belajar siswa kelas

eksperimen yang menggunakan media animasi lebih tinggi dibandingkan

hasil belajar kelas kontrol.

B. Hasil belajar

Tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan,

keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai. Pencapaian tujuan

belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar (Sardiman, 2007).

Menurut Jenkins dan Unwin dalam Uno (2007), hasil akhir dari belajar

adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin

dikerjakan siswa sebagai akhir dari kegiatan belajarnya.


16

Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia hasil disinonimkan

dengan prestasi, hasil diartikan sebagai sesuatu yang telah dicapai dari

yang telah dilakukan atau dikerjakan sebelumnya. Selain itu hasil dapat

pula diartikan sebagai sesuatu yang diperoleh dari suatu kegiatan yang

telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok.

Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan atau keterampilan yang

dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan

nilai tes atau angka, nilai yang diberikan oleh guru (Tim penyusun,

2003).

Hasil belajar adalah prestasi yang dicapai murid dalam bidang

studi tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai alat pengukuran

keberhasilan belajar seseorang. Menurut Djamarah (1996), hasil belajar

merupakan prestasi dan kesan-kesan yang diperoleh dan mengakibatkan

perubahan dalam diri individu sebagai aktivitas hasil belajar.

Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai oleh siswa

setelah mengikuti kegiatan belajar, di mana hasil tersebut merupakan

gambaran penguasaan pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang

berwujud skor dari hasil tes yang digunakan sebagai pengukur

keberhasilan. Hasil belajar juga merupakan indikator tingkat

keberhasilan siswa dalam menguasai bahan pelajaran yang telah

diberikan sebelumnya oleh guru.

Pengukuran dan penilaian dilakukan untuk mengetahui hasil

kegiatan pembelajaran. Pengukuran hasil belajar bertujuan untuk

mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku si pebelajar setelah


17

selesai mengikuti suatu kegiatan belajar. Hasil pengukuran tersebut

berbentuk angka yang dapat memberikan gambaran tentang tingkat

penguasaan pebelajar terhadap materi pelajaran. Sedangkan penilaian

adalah usaha yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan belajar

dalam penguasaan kompetensi, dimana penilaian menentukan kualitas

atau nilai sesuatu (Haling, 2004).

Hasil belajar seringkali diasumsikan sebagai cermin kualitas suatu

sekolah. Dengan hasil belajar yang diperoleh, guru akan mengetahui

apakah metode serta media yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika

sebagian besar siswa memperoleh angka jelek pada penelitian yang

diadakan, mungkin hal ini disebabkan oleh pendekatan/metode dan

media yang digunakan kurang tepat. Apabila demikian halnya, maka

guru harus mawas diri dan mencoba mencari metode dan media lain

dalam mengajar. (Arikunto, 2005).

Menurut Slameto (2003), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

hasil belajar yaitu intern dan ekstern. Faktor intern meliputi faktor

jasmaniah (kesehatan), faktor psikologis (intelegensi) dan faktor

kelelahan, sedangkan faktor ekstern, meliputi faktor lingkungan keluarga,

faktor sekolah (metode, kurikulum, sarana dan prasarana) dan

lingkungan masyarakat (teman bergaul).

Sedangkan menurut Keller dalam Abdurrahman (1999), faktor

yang mempengaruhi hasil belajar ada 2, yaitu: 1. faktor yang berasal dari

dalam diri siswa yang meliputi motivasi dan harapan untuk berhasil,

intelegensi dan penguasaan awal siswa. 2. faktor yang berasal dari


18

lingkungan, meliputi: rancangan pengelolaan motivasi dan rancangan

pengelolaan kegiatan pembelajaran. Motivasi dan harapan untuk berhasil

serta rancangan pengelolaan motivasi tidak berpengaruh langsung

terhadap hasil belajar tetapi berpengaruh pada usaha yang dilakukan

siswa untuk memperoleh hasil belajar. Usaha adalah indikator adanya

motivasi, sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang

dilakukan siswa. Jadi, semakin besar motivasi dan keinginan siswa untuk

berhasil dalam belajar maka semakin besar pula usaha yang dilakukan

siswa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Soedijanto dalam Supartini (2008) mendefinisikan hasil belajar

sebagai tingkat penguasaan yang dicapai dalam mengikuti program

belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Dengan kata lain, belajar merupakan perubahan dalam disposisi atau

kapabilitas manusia selama periode waktu tertentu yang disebabkan oleh

proses perubahan, dan perubahan itu dapat diamati dalam bentuk

perubahan tingkah laku yang dapat bertahan selama beberapa periode

waktu.

Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran dapat diketahui melalui

evaluasi belajar, tujuannya untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai

siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah

hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan

belajar yang diberikan berdasarkan atas pengukuran tertentu Prestasi

belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dianggap penting,

diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil


19

belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang

berdimensi karsa . Pengertian lain dari prestasi belajar yaitu perubahan

perilaku yang diperoleh pendidikan setelah mengalami aktivitas belajar.

Tidak semua perubahan tingkah laku dapat dikategorikan sebagai suatu

hasil belajar Ada beberapa persyaratan sehingga suatu perolehan

perubahan tingkah laku baru dapat diartikan sebagai hasil belajar.

Persyaratan itu adalah bahwa hasil belajar itu merupakan pencapaian dari

suatu tujuan belajar. Hasil belajar itu merupakan usaha dari kegiatan

yang disadari , belajar itu sendiri merupakan proses latihan yang

berfungsi efektif untuk jangka waktu tertentu

C. Struktur dan Fungsi Sel

1. Pengertian sel

Materi struktur dan fungsi sel dipelajari di kelas XI SMA

pada semester gasal. Standar kompetensi dari materi ini yaitu

memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.

Sel berasal dari kata latin cella yang berarti ruangan kecil. ukuran

sel bermacam-macam dan bentuk sel juga bermacam-macam .

meskipun ukuran sel sangat kecil, strukturnya sangat rumit dan

masing-masing bagian sel memiliki fungsi khusus. misalnya,

mitokondria yang terdapat di dalam sel berfungsi sebagai

penghasil energy, sedangkan lisosom berfungsi sebagai pencerna.

Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang dapat

melaksanakan kehidupan. sel disebut sebagai unit terkecil karena


20

sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih

kecilyang berdiri sendiri. sel dapat melakukan proses kehidupan

seperti melakukan respirasi, perombakan, penyusunan, reproduksi

melalui pembelahan sel, dan terhadap rangsangan. sel disebut

satuan struktural makhluk hidup. sel juga disebut sebagai satuan

fungsional makhluk hidup. perkembangbiakan dilakukan melalui

pembelahan sel, pembelahan sel dilakukan baik oleh organisme

bersel satu mengadakan pembelahan secara langsung sedangkan

sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami pembelahan

secara mitosis.

2. Struktur dan fungsi sel

2.1 struktur sel prokariotik semua sel prokariotik mempunyai

membram plasma, nukleoid (berupa DNA dan RNA), dan

sitoplasma yang mengandung ribosom. sel prokariotik tidak

memiliki membram inti. karena tidak mempunyai membram

inti maka bahan inti yang berada di dalam sel mengadakan

kontak langsung dengan protoplasma.ciri lain dari sel

prokariotik adalah tidak memiliki sistem endomembram

(membram dalam),sepert reticulum endoplasma dan komplek

golgi.selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki

mitokondria dan kloropas, namun mempunyai struktur yang

berfungsi sama, yaitu mesosom dan kromatofor.adapun sel

prokariotik meliputi sebagai berikut:


21

Gambar 2.1 Sel prokariotik

1. Dinding sel dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan

pemberi bentuk yang tetap. pada dinding sel terdapat pori-pori

sebagai jalan keluar masuknya molekul-molekul.

Gambar 2.2 Dinding Sel

2. Membran plasma membran sel atau membran plasma tersusun

atas molekul lemak dan protein. fungsinya sebagai pelindung

molekuler sel terhadap lingkungan di sekitarnya, dengan jalan

mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari dan ke dalam

sel.
22

Gambar 2.3 Membran Plasma

3. Sitoplasma sitoplasma tersusun atas air, protein, lemak,

mineral, dan enzim-enzim di pergunakan untuk mencerna

makanan secara ekstraseluler dan untuk melakukan proses

metabolisme sel. metabolisme terdiri dari proses penyusunan

(anabolisme) dan penguraian (katabolisme) zat-zat.

Gambar 2.4 sitoplasma

4. Mesosom pada tempat tertentu, membram plasma melekuk ke

dalam membentuk organel yang disebut mesosom. mesosom

berfungsi sebagai penghasil energi. biasanya mesosom terletak

dekatb dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan

biner sel bakteri. pada membram mesosom terdapat


23

enzimenzim pernapasan yang berperan dalam reaksi-reaksi

oksidasi untuk menghasilkan energi.

Gambar 2.5 Mesosom

5. ribosom ribosom merupakan organel tempat berlangsungnya

sintesis protein.

Gambar 2.6 Ribosom

6. DNA

asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, di

singkat DNA) merupakan persenyawaan yang tersusun atas

gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen. DNA

berfungsi sebagai pembawa informasi genetik, yakni sifat-sifat

yang harus di wariskan kepada keturunannya.


24

Gambar 2.7 DNA

7. RNA

asam ribonukleat (ribonucleic acid, disingkat RNA)

merupakan persenyawaan hasil transkripsi DNA. jadi bagian

tertentu DNA melakukan transkripsi (mengkopi dir)

membentuk .RNA. RNA membawa kode-kode genetik sesuai

dengan pesanan DNA. selanjutnya, kode-kode genetik itu akan

diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino dalam proses

sintesis protein.

Gambar 2.8 RNA


25

2.2 Struktur sel eukariotik

perbedaan pokok antara sel prokariotik dan eukariotik

adalah sel eukariotik memiliki membram inti, sedangkan sel

prokariotik tidak. selain itu sel, eukariotik memiliki sistem

endomembram, yakni memiliki organel-organel bermembram

seperti retikulum endoplasma, komplek Golgi, mitokondria,

dan lisosom. sel eukariotik juga memiliki sentriol, sedangkan

sel prokariotik tidak. adapun sel eukariotik meliputi sebagai

berikut:

gambar 2.9 sel eukariotik

1. Membran plasma

Membran plasma membatasi sel dengan

lingkungan luar, bersifat semi/selektif permeabel,

berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran

zat ke dalam dan ke luar sel dengan cara difusi,

osmosis, dan transport aktif. Membran plasma

disusun oleh fosfolipid, protein dan kolesterol.


26

Gambar 2.10 membran plasma

2. Sitoplasma

Sitoplasma merupakan cairan sel yang berada di

luar inti, terdiri atas air dan zat-zat yang terlarut serta

berbagai macam organel sel hidup.

gambar 2.11 sitoplasma

3. Nukleus

Inti sel atau nukleus merupakan organel terbesar yang

berada di dalam sel.Nukleus berdiameter 10 mikrometer

.Nukleus biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk bulat

dan oval.
27

Gambar 2.12 nukeus

4. Sentriol

Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel

mengadakan pembelahan.Pada fase tertentu dalam daur

hidupnya sentriol memiliki silia atau flagela.Sentriol hanya

dijumpai pada sel hewan , sedangkan pada sel tumbuhan tidak.

Gambar 2.13 sentriol

5. Retikulum endoplasma

Retikulum berasal dari kata Reticular yang berarti

anyaman benang atau jala.karena letaknya memusat pada

bagian dalam sitoplasma ( endoplasma ),maka disebut sebagai


28

retikulum endoplasma (disingkat RE ).RE hanya dijumpai di

dalam sel eukariotik ,baik sel hewan maupun sel tumbuhan .

Gambar 2.14 Retikulum Endoplasma

6. Ribosom

Ribosom tersusun atas RNA-ribosom ( RNA-r ) dan

protein.Ribosom tidak memiliki membran .

Gambar 2.15 ribosom

7. Kompleks golgi

Kompleks golgi sering disebut golgi saja.Pada sel

tumbuhan ,kompleks golgi disebut diktiosom .Organel ini

terletak di antara RE dan membran plasma .


29

Gambar 2.16 Kompleks golgi

8. Lisosom

Lisosom (lyso = pencernaan ,soma = tubuh)

merupakan membran berbentuk kantong kecil yang berisi

enzim hidrolitik yang disebut lisozim.Enzim ini berfungsi

dalam pencernaan intrasel,yaitu mencerna zat-zat yang masuk

dalam sel.

Gambar 2.17 lisosom

9. Badan Mikro
30

Badan mikro disebut karena ukurannya yang

kecil , hanya bergaris tengah 0,3-1,5 mikro meter .B adan

mikro terdiri atas peroksisom dan glioksisom.

Gambar 2.18 Badan mikro

10. Mitokondria

Mitokondria merupakan penghasil energi ( ATP )

karena berfungsi untuk respirasi . Secara umum dapat

dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau benang .

Mitokondria mempunyai sifat plastis ,artinya bentuknya

mudah berubah . Ukurannya seperti bakteri dengan diameter

0,5-1 mikrometer dan panjang 3-10 mikrometer.

Gambar 2.19 mitokondria


31

11. Mikrotubulus dan Mikrofilamen

Mikrotubulus merupakan organel berbentuk tabung

atau pipa , yang panjangnya 2,5 mikrometer dengan diameter

25 nm.Tabung tabung kecil itu tersusun atas protein yang

dikenal sebagai tubulin. Selain mikrotubulus ,yang juga

berperan dalam gerakan sel adalah mikrofilamen. Organel ini

berbentuk benang-benang halus, tipis yang

memanjang. Mikrofilamen tersusun atas dua macam protein,

yaitu aktin dan miosin.Mikrofilamen banyak terdapat pada

sel-sel otot ,dan juga membentuk rangka dalam pada sel.

Diameter mikrofilamen hanya 5 nm.

Gambar 2.20 mikrotubulus dan mikrofilamen

D. Media Power point

Media Power Point merupakan media elektronik digunakan untuk

merancang dan mempresentasikan suatu media dalam bentuk slide (Nana

Suarna, 2008).

Microsoft PowerPoint adalah salah satu jenis program komputer yang

tergabung dalam Microsoft Office. Microsoft PowerPoint merupakan program


32

aplikasi yang digunakan untuk presentasi. Aplikasi ini banyak digunakan,

apalagi oleh kalangan pebisnis, perkantoran, para pendidik, siswa, dan

trainer. Seperti yang dikemukakan Harini (2011), PowerPoint adalah aplikasi

untuk menyusun presentasi. Aplikasi ini sangat populer dan banyak

digunakan oleh berbagai kalangan, baik profesional, akademisi, praktisi

maupun pemula untuk aktivitas presentasi. Adapun hal yang perlu dilakukan

dan diperhatikan untuk membuat media presentasi dengan Microsoft

PowerPoint yang efektif menurut Budip (2011) sebagai berikut.

1. Persiapan

a. Tentukan topik materi yang akan dipresentasikan.

b. Persempit topik materi menjadi beberapa pemikiran utama.

c. Buatlah kerangka utama materi yang akan dipresentasikan.

2. Langkah-langkah membuat media pembelajaran dengan Microsoft

PowerPoint.

a. Bukalah program Microsoft PowerPoint di komputer.

b. Mulailah dengan New file.

c. Pilih slide design yang diinginkan.

d. Inputlah judul utama materi presentasi yang akan disampaikan pada

slide pertama.

e. Inputlah sub judul materi di slide kedua (bila dipandang perlu

cantumkan kembali judul utamanya).

f. Selanjutnya, inputlah point-point pokok materi setiap sub secara

berurut pada slide-slide berikutnya.


33

g. Anda dapat membuat atau memanfaatkan gambar sederhana dengan

menggunakan fasilitas shapes dan clip art yang telah tersedia pada

menu insert.

h. Melalui menu insert, anda dapat pula mengimput berbagai macam

ilustrasi (chart, picture, sound, movie). Untuk dapat menginput

picture, sound, movie anda harus lebih dahulu menyiapkan file-nya di

dalam komputer yang digunakan.

i. Tampilan template/background hendaknya sederhana, kontras dengan

objek (teks, gambar, dll), dan konsisten.

j. Jenis huruf (font) yang digunakan hendaknya tidak berkaki (san serif)

seperti Arial, Tahoma, Calibri, dan semacamnya. Hindari

menggunakan huruf berkaki (serif) seperti Times New Roman,

Century, Courier, atau jenis huruf rumit seperti Forte, Algerian,

Freestyle Script, dan semacamnya . Jenis huruf hendaknya konsisten.

k. Hindari menggunakan huruf terlalu kecil. Besar huruf yang disarankan

minimal 18 pt (misalnya: 32 pt untuk judul, 28 pt untuk sub judul, 22

pt sub sub judul, dst).

l. Bila menggunakan Bullet hendaknya tidak lebih dari 6 bh dalam satu

slide.

m. Warna yang digunakan hendaknya serasi dengan tetap memperhatikan

asas kontras. Berikan penonjolan warna pada bagian yang

dipentingkan. Hindari menggunakan lebih dari tiga macam warna.


34

n. Gunakan Visualisasi (gambar, animasi, audio, grafik, video, dll) untuk

memperjelaskan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Visualisasi lebih

dari sekedar kata-kata (Kalau bisa divisualisasikan kenapa harus

dengan kata-kata). Namun, penggunaan visualisasi yang berlebihan

akan menjadi distraktor.

o. Hindari menggunakan lebih dari 25 kata dalam satu slide.

3. Teknik Presentasi

a. Buat suasana yang santai dan rileks untuk pendengarmu, misalnya

dengan guyonan yang relevan, atau ambil perhatian mereka dengan

bahasa tubuh atau peristiwa yang dramatik.

b. Gunakan kata ganti "personal" (misalnya kita) dalam memberikan

presentasi.

c. Lakukan kontak mata dengan pendengar.

d. Presentasikan topik kamu dengan menggunakan suara yang

ramah/akrab, tapi beri variasi sebagai penekanan pada beberapa kata.

e. Gunakan kata/kalimat transisi yang memberitahukan pendengar bahwa

kamu akan menuju ke pemikiran yang lain.

f. Berilah pertanyaan-pertanyaan kepada pendengar untuk melibatkan

mereka.

g. Ambil kesimpulan sesuai dengan pemikiran/argumentasi yang sudah

dipresentasikan.

h. Sisakan waktu untuk pertanyaan, dan mintalah masukkan pada: isi

presentasi
35

Microsoft Power Point lebih mudah pengoperasiannya dibanding

dengan software yang lain, dan sering digunakan untuk keperluan

dalam pembuatan presentasi. Keunggulan media Power Point adalah:

(1) Tampilan tulisan berupa poin-poin materi; (2) Dapat disisipi teks,

gambar, suara atau video; (3) Tampilan menarik akan motivasi

pembelajar untuk menjalankan program; (4) Fasilitas hyperlink; (5)

Dapat dihubungkan fasilitas internet. Kelemahan dalam pembuatan

media Power Point bagi guru adalah: (1) Kurangnya ketrampilan guru

dalam pemahaman bahasa asing dalam komputer; (2) Kreativitas dan

inovasi guru dalam memprogram komputer masih lemah (Listyorini

dan Sudarisman, 2010)

Menurut Muhroghibi (2011) secara teoritis, sejauh ini Microsoft

PowerPoint di dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan

diantaranya :

1. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan

animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.

2. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi

tentang bahan ajar yang tersaji.

3. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.

4. Guru tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang

disajikan.

5. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara

berulang ulang.
36

6. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD /

Disket/Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.

Sedangkan kekurangan dari Microsoft PowerPoint

diantaranya:

1. Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga

2. Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka

guru harus direpotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan PC

tersebut.

3. Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14 - 15), maka

kemungkinan besar peserta didik yang duduk jauh dari monitor

kesulitan melihat sajian bahan ajar yang ditayangkan di PC

tersebut.

4. Para guru harus memiliki cukup kemampuan untuk

mengoperasikan program ini, agar jalannya presentasi tidak banyak

hambatan.

Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran menurut Alim Sumarmo (2011)

adalah sebagai berikut.

1. Yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap

digunakan

2. Jelaskan tujuan yang akan dicapai.

3. Jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan peserta didik

selama proses pembelajaran.


37

4. Hindari kejadian-kejadian yang bisa mengganggu

perhatian/konsentrasi dan ketenangan peserta didik.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Bentuk penelitian

Penelitian ini merupakan quasi experimental design yang merupakan

pengembangan dari true experimental design yang sulit diaksanakan. Desain

ini mempunyai kelompok kontrol , tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya

untuk mengontrol variabel-variabel luar yang memperngaruhi pelaksanaan

eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental

design. Quasi-experimental design , digunakan karena pada kenyataannya

sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian

(Sugiyono, 2014).

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas XI IPA 1 dan kelas

XI IPA 2. Kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang akan diberikan

perlakuan yaitu yang akan diajar menggunakan animasi sedangkan kelas XI

IPA 2 merupakan kelas kontrol yag akan di ajar tanpa menggunakan animasi.
38

Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group

design. desain ini sebenarnya hampir sama dengan pretest-postest control

group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Q1 X Q2

_______________________

Q3 X Q4

Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Don Bosco Sanggau pada

kelas XI IPA semester 2 dengan materi sistem imun. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IP SMA Don Bosco Sanggau.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Ada beberapa pengertian populasi menurut para ahli yaitu Menurut

Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

Objek/subjek yang mempunyai kualitas dan akarakteristik tertentuyang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Menurut Usman (2006) Populasi adalah semua nilai baik hasil

perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif,

dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan

jelas. Sementara itu Arikunto (2002) dalam bukunya yang berjudul


39

prosedur penelitian suatu pendekatan menyatakan bahwa populasi

adalah

keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua

elemen yang ada dalam suatu wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut

studi populasi atau studi sensus

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka Dalam penelitian

ini populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa kelas XI IPA di SMA

Don Bosco Sanggau.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2014) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sementara itu menurut

Arikunto (2002) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

berdasarkan kedua pengertian tersebut maka dalam penelitian ini sampel

yang dimaksud adalah siswa kelas XI IPA 1 dan siswa Kelas IPA 2 di

SMA Don Bosco Sanggau

D. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur penelitian ini direncanakan melewati dua tahapan kegiatan

yang terserap pada dua kelas:

1. Tahap I (perlakuan kelas eksperimen)

Pada tahap ini dilakukan tindakan pada kelas eksperimen untuk

mengetahui apakah media animasi yang disajikan dapat


40

meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak. Langkah-langkah

pembelajaran yang diambil adalah sebagai berikut:

a. Persiapan

1) Persiapan dalam pembelajaran biologi

RPP dan Bahan ajar (Buku biologi kelas XI IPA)

Media animasi

Lembar tes hasil belajar

2) Persiapan Perangkat pendukung pembelajaran

Daftar Hadir Kelas

Perangkat mengajar (Ballpoint, Spidol, Penghapus)

Kabel dan Terminal

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal

Memasang/merakit LCD

Absensi kelas

Memberikan pretest

Membukaan pelajaran

2) Kegiatan Inti

Mmengajarkan materi dan menampilkan animasi

Pengelolaan Proses Pembelajaran

3) Kegiatan Penutup

Menyimpulkan Pembelajaran

Memberikan Posttest

Menutup pembelajaran
41

2. Tahap II (perlakuan kelas kontrol)

Pada tahap ini dilakukan tindakan pada kelas kontrol untuk

membandingkan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan

kelas kontrol apakah siswa yang diajar menggunakan media

powerpoint serta bagaimana perbedaan prestasi belajarnya.

Langkahlangkah pembelajarannya adalah:

a. Persiapan

1) Persiapan dalam Pembelajaran biologi

RPP dan Bahan ajar (Buku biologi kelas XI IPA)

Media powerpoint

Lembar tes hasil belajar

2) Persiapan Perangkat pendukung pembelajaran

Daftar Hadir Kelas

Perangkat mengajar (Ballpoint, Spidol, Penghapus)

b. Pelaksanan

1) Kegiatan Awal

Absensi kelas

Memberikan pretest

Membukaan pelajaran

2) Kegiatan Inti

Mengajarkan materi struktur dan fungsi sel menggunakan

menggunakan media powerpoint

Pengelolaan Proses Pembelajaran

3) Kegiatan Penutup
42

Menyimpulkan Pembelajaran

Memberikan Posttest

Menutup pembelajaran

F. Teknik Analisis Data

Sebelum digunakan dalam penelitian soal yang akan digunakan

sebagai alat uji dianalisis terlebih dahulu. Analisis ini dilakukan untuk

mengetahui validitas dan realibilitas soal tersebut.

1. Validitas

Validitas adalah pertimbangan yang paling utama dalam

mengevaluasi kualitas tes sebagai instrumen ukur. Konsep validitas

mengacu kepada kelayakan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan inferensi

tertentu yang dapat dibuat berdasarkan skor hasil tes yang bersangkutan

(Azwar, 2012: 173).

Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes

tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang

tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu

tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan

diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas

rendah (Azwar, 2012: 173-174).

Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dilakukan dengan

teknik korelasi product momen (r), dengan rumus sebagai berikut:

N XY X Y
rxy
N X 2

( X ) 2 N ( Y 2 ) ( Y ) 2
43

(Riduwan, 2003)

Keputusan uji:

Bila rhitung > rteori, maka instrumen dinyatakan valid (diterima)

Bila rhitung < rteori, maka instrumen dinyatakan tidak valid (ditolak)

2. Reliabilitas

Istilah reliabilitas memiliki nama lain seperti konsistensi,

keterandalan, keterpercayaan, kestabilan, keajegan dan sebagainya,

namun gagasan pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah

sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya. Suatu

pengukuran dapat dipercaya ketika dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang

relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum

berubah (Azwar, 2012: 175).

Tes yang digunakan berupa soal uraian maka uji realibilitas yang

digunakan adalah uji realibilitas Alpha Cronbach. Menurut Arikunto

(2012: 122-123) rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mencari indeks

realibilitas yang skornya bukan 0 dan 1. Rumus Alpha Cronbach yang

digunakan adalah sebagai berikut :

r
44

dimana: r11 = reliabilitas

instrumen.

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.

2 = jumlah varians butir.


2 = varians total

Varian butir dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

dimana:

d = nomor soal

2 = jumlah varian butir soal ke-d

x2 = jumlah kuadrat skor soal ke-d

()2 = kuadrat jumlah skor soal ke-d

= jumlah pertanyaan atau butir soal

Varians total dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

dimana:

2 = varians total

X2 = jumlah kuadrat skor soal ke-d

()2 = kuadrat jumlah skor soal ke-d

= jumlah pertanyaan atau butir soal


TABEL 3.1. Nilai koefisien reliabilitas.
45

Rentang Kriteria

0,8 < r11 < 1,00 Sangat tinggi

0,6 0< r11 < 0,79 Tinggi

0,40 < r11 <0,59 Cukup

0,20 < r11 <0,39 Rendah

r11 < r11 <0,19 Sangat rendah

(Sumber: Jihad dan Haris, 2009: 181)

3. Tes Hasil Belajar

data kuantitatif yang berupa hasil belajar siswa, dari jumlah skor

yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan data selanjutnya dianalisis

untuk menentukan nilai hasil belajar yang diperoleh dengan mengubahnya

menjadi nilai berstandar 100, yang menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = x 100
Total skor

Selanjutnya dilakukan analisis statistik deskriptif, bertujuan untuk

mendeskripsikan hasil belajar biologi yang dioperoleh siswa. Hasil belajar

kemudian dibandingkan menggunakan pengkategorian menurut Arikunto

(2005), sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pedoman pengkategorian hasil belajar siswa (Arikunto, 2005)


Interval Nilai Kualifikasi

80-100 Sangat Baik


46

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

39 Gagal

Selanjutnya dilakukan analisis data hasil tes belajar siswa untuk

melihat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan media

animasi dan siswa yang diajar menggunakan media powerpoint. Analisis

data dilakukan dengan mengunakan beberapa uji, yaitu :

a. Uji normalitas

Tabel distribusi yang dibuat diatas uji kenormalannya dengan

menggunakan rumus kemencengan sebagai berikut:

X Mo
Km
S
(Sudjana, 1999)

Keterangan:

Mo = Modus

S = Simpangan baku

X = Nilai rata-rata

Km = Kemencengan kurva
47

Kedua sampel dikatakan terdistribusi normal bila harga

kemencengan terletak diantara (-1) dan (+1) dan bila harga

kemencengan nol (0) maka simetrik.

b. Uji Homogenitas

Suatu varian dikatakan homogen jika harga F hitung < F tabel

dan heterogen bila harga F hitung > F tabel. Untuk menguji

homogenitas varians (S2) digunakan rumus:

VarianTerb esar
F
VarianTerk ecil
(Sudjana, 1999)

c. Uji-t

Uji-t dilakukan untuk mengetahui signifikansi data pre-test dan

post-test atau untuk menguji perbedaan dua mean, bila data yang diperoleh

normal dan homogen maka di uji-t dengan taraf nyata 0.05 dengan rumus:

Md
t
X 2d
N N 1

Keterangan :

Md : mean dari deviasi (d) antara post-test dan pre-test.

Xd : perbedaan deviasi dengan mean deviasi.

N : banyaknya subjek.
48

Df : atau db adalah N 1 (Arikunto, 2006)

Kemudian untuk mengambil kesimpulan dilakukan dengan

melihat nilai t dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika thitung ttabel berarti tidak ada pengaruh media animasi terhadap

pemahaman konsep biologi

2. Jika thitung > ttabel berarti ada pengaruh media animasi terhadap

pemahaman konsep biologi.


49

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Adri, M. 2008. Flash Case on Teks Animation. http:ilmucomputer.com. Diakses

pada tanggal 25 maret 2015.

Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Budip. 2011. Pembelajaran Dengan Multimedia Powerpoint. (online) http://psb-

psma.org/content/blog/3450-pembuatan-media-pembelajaran-dengan-

multimedia-powerpoint/. Diakses tanggal 25 mei 2015.

Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:

Depdiknas.

Djamarah, BS dan A. Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Haling, A. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Harini, Asih Widi. 2011. Efective & Powerful Presentation with Power Point

2010. Yogyakarta: ANDI.

Harun dan Zaidatun. 2004. Teknologi Multimedia dalam Pendidikan. http:

//www.ctl.utm.my/publications/manuals/mm/elemenMM.pdf. Diakses

pada tanggal 25 maret 2015


50

Listyorini, Sri dan Sudarisman, Suciati. 2010. perbedaan pengaruh penggunaan

media power point dan media animasi pada pembelajaran remedial biologi

terhadap ketuntasan belajar siswa. Seminar nasional VIII Pendidikan

Biologi. 238 - 246

Muhroghibi. 2011. Media Microsoft Poerpoint. (online)

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2189519-media-

microsoft-powerpoint/#ixzz22GNUosO9

Nana Suarna. 2008. Ms Power Point 2007. Bandung: Yrama Widya.

Nurhayati dan Lukman W. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: Jurusan

Biologi FMIPA UNM.

Riduan. 2003. Metodologi Penelitian Untuk Pemula. Jakarta: Alphabeta.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grapindo.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi

Mahasatya.

Sudjana, N. 1999. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukiyasa, Kadek. 2013. Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar dan

Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan. (Online), Vol 3. Nomor1,

(http://journal.uny.ac.id/index.php/jpu/articel/view/1588, diakses 10

Februari 2015).
51

Sumarmo, Alim. 2011. Langkah-langkah Penggunaan Media Pembelajaran

http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/langkah-langkah-

penggunaan-media-pembelajaran.

Suwarna, I. P. 2007. Model Pembelajaran Fisiska Interaktif melalui Program

Macromedia Flash (Computer Based Instruction).

http://iwanpermana.blogspot.com. Diakses pada tanggal 25 maret 2015

Tim penyusun. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Uno, H. B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Utami, D. 2007. Animasi dalam Pembelajaran. www.uny.ac.id/akademik/

default.php. Diakses pada tanggal 25 maret 2015

Anda mungkin juga menyukai