Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I Pendahuluan, bab ini menyajikan tentang
maksud, tujuan dan sistematika
penyajian profil kesehatan.
Bab II Gambaran Umum bab ini menyajikan tentang
dan Lingkungan, gambaran umum Puskesmas
Mabelopura, selain uraian tentang
letak geografis, administratif, dan
informasi umum lainnya. Bab ini
juga mengulas faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kesehatan
dan faktor-faktor lainnya misalnya
kependudukan, ekonomi,
pendidikan, sosial budaya dan
lingkungan.
Bab III Situasi Derajat bab ini berisi uraian tentang
1. Keadaan Geografis
2. Keadaan Iklim
1. Suhu
2. Kelembaban Udara
Kelembapan udara rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan
Februari yang mencapai 81,00%, sedangkan kelembapan udara
terendah terjadi pada Bulan Oktober yang mencapai 74 %.
3. Pemerintahan
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura merupakan salah satu
Puskesmas di Kota Palu, yang terletak di Kelurahan Tatura Selatan
Kecamatan Palu Selatan Propinsi Sulawesi Tengah yang memiliki
luas wilayah sekitar 12.09 km, dan secara administratif UPTD
Urusan Puskesmas Mabelopura diresmikan pada tanggal 10 Mei
1997 yang terletak di Jl. Towua N0. 72 Palu, seiring dengan semakin
meningkatnya jumlah pasien maka didirikanlah gedung baru UPTD
Urusan Puskesmas Mabelopura yang telah resmi dibuka oleh Bapak
Wali Kota Palu H. Rusdy Mastura pada tanggal 23 Februari 2010
yang beralamat di Jl. I Gusti Ngurah Rai No. 18 Palu, pada awalnya
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura berada di
Kecamatan Palu Selatan tetapi karena adanya pemekaran pada
tahun 2012 wilayah kerja puskesmas berada di antara 2 (dua)
kecamatan yaitu kecamatan Palu Selatan dan kecamatan Tatanga.
Adapun wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura terdiri
dari 5 (lima) Kelurahan yaitu Kelurahan Tatura Utara dan Tatura
Selatan yang terletak di kecamatan Palu Selatan dan 3 (tiga)
kelurahan yaitu Tavanjuka, Palupi dan Pengawu terletak di
Tabel. 2.1
Distribusi luas wilayah, RT dan jumlah penduduk menurut Kelurahan
Di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015
Kepadata
Luas Jumla
n
No Kelurahan Wilayah RT h
Pendudu
( km) KK
k (/km)
1. Tatura Utara 3,23 23 4,997 6.821
2. Tatura Selatan 2,86 23 4,415 4.269
3. Tavanjuka 1,64 12 1,349 3.074
4. Palupi 2,17 36 2,150 4.728
5. Pengawu 2,19 34 1,637 3.387
Total 12,09 128 14,54 4.720
4
B. KEPENDUDUKAN
1. Pertumbuhan Penduduk
Tabel 2.2
Komposisi Penduduk Di Wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura
Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015
Jenis Kelamin
Golongan Jumla
Laki-laki Perempuan
No Umur h %
Jumlah % Jumla %
(Thn) (L+P)
h
1 04 1.042 4.9 985 4.3 2.027 4.0
4. Kepadatan Penduduk
1. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk yang berada di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura sangat beragam terdiri dari :
Pegawai Negeri Sipil
TNI/POLRI
Tukang Kayu / Tukang Batu
Buruh
Petani
Wiraswasta
Dan lain-lain
Bab 3
Situasi Derajat
Kesehatan
Tabel 3.2
Pola 10 Penyakit Rawat Jalan Terbanyak untuk Semua Golongan Umur
Di wilayah UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015
2. Penyakit Menular
i. Malaria
Upaya penanggulangan kasus malaria di UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura dilaksanakan melalui kegiatan
penemuan dan pengobatan penderita klinis secara pasif PCD
(Passive Case Detection).
Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas dan Pustu yang
pelaksanaannya secara pasif yaitu menunggu penderita yang
datang berobat ke Puskesmas/Pustu dan mendiagnosa
secara klinis serta melakukan rujukan sediaan darah ke
laboratorium. Indikator yang digunakan adalah Annual
Parasit Insidens (API) yaitu jumlah yang positif malaria dibagi
dengan jumlah sediaan darah yang diperiksa dikalikan
seribu.
Situasi kasus malaria selama 5 tahun terakhir
cenderung berfluktuasi, pada tahun 2015 sebanyak 31 kasus
klinis malaria dengan 31 sediaan darah malaria dan terdapat
1 kasus positif malaria. Pada tahun 2014 sebanyak 17 kasus
klinis malaria dengan 17 sediaan darah malaria, tidak
ditemukan kasus yang positif malaria. Sedangkan tahun
2013 sebanyak 64 kasus klinis malaria dan 1 diantaranya
kasus malaria positif yang terletak di Kelurahan Tatura
3. Rabies
Penyakit rabies yang lebih dikenal dengan penyakit
anjing gila merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
Lissa dengan hospes perantaranya adalah anjing, kucing dan
kera. Penyakit rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan
dari hospes tersebut yang sudah terjangkit virus Lissa,
iii. Kusta
Penyakit kusta menjadi masalah kesehatan karena
dapat menimbulkan kecacatan yang pada akhirnya dapat
menurunkan produktifitas seseorang. Penyakit ini perlu
perhatian serius sehingga pada tahun 1982 WHO
merekomendasikan kepada indonesia untuk menggunakan
pengobatan kusta dengan kombinasi obat Multi Drug
Treatment (MDT).
Penyakit kusta adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae dengan masa
v. TB Paru
Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Penyakit TB Paru merupakan salah satu program
prioritas termasuk pada tingkat dunia. Hal tersebut
disebabkan karena besarnya masalah dan kerugian yang
ditimbulkannya baik dari segi medis, sosial maupun
ekonomis. TB Paru biasanya menyerang sebagian besar
kelompok usia kerja produktif, kelompok ekonomi lemah dan
6- STATUS GIZI
Status gizi mempunyai peranan penting terhadap kualitas sumber
daya manusia. Untuk mengatasi permasalahan gizi yang terjadi di
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura diterapkan Upaya
Peningkatan Gizi Keluarga. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain
pencegahan dan penanggulangan masalah gizi, khususnya masalah
Kurang Kalori Protein (KKP), kekurangan Vit. A, Anemia ibu hamil dan
penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Garam Yodium (GAKY)
melalui peningkatan gizi anak sekolah/institusi, pemberian kapsul vit. A
pada anak balita dan ibu nifas, pemberian kapsul yodium untuk
penduduk di daerah rawan gangguan akibat kekurangan yodium
(GAKY), pemberian tablet Fe untuk ibu hamil serta kegiatan lain yang
berhubungan dengan peningkatan produksi pangan dan pendapatan
masyarakat, Pemantauan Status Gizi (PSG).
Status gizi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan
masyarakat, dimana status gizi seseorang berkaitan dengan
pendapatan ekonomi keluarga. Tetapi, tidak mutlak seseorang dengan
pendapatan ekonomi yang baik, mempunyai status gizi yang baik pula.
Tabel 3.4
Proporsi BBLR Terhadap Jumlah Lahir Hidup di rinci menurut Kelurahan di
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2015
Tabel 3.5
Pamantauan Pertumbuhan SKDN Balita
di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2015
Jumlah Balita Di
No Kelurahan Total BGM
Balita (S) Timbang (D)
1 Tatura Utara 2571 1645 26
2 Tatura Selatan 1440 1052 55
3 Tavanjuka 584 395 9
4 Palupi 1199 824 6
5 Pengawu 870 564 6
Jumlah 6664 4480 102
2. Cakupan Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi yang sangat diperlukan
oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat
melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (agar
meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit). Anak
yang kekurangan vitamin A untuk jangka waktu yang lama akan
mengakibatkan terjadinya gangguan mata, dan bila tidak cepat
mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. Selain anak
yang kurang vitamin A bila terserang campak, diare atau penyakit
infeksi lain penyakitnya akan lebih parah dan dapat mengakibatkan
kematian.
Vitamin A dapat diperoleh dari ASI atau makanan yang berasal
dari hewan (susu, daging, hati, telur), atau dari sayuran hijau serta
buah berwarna merah atau kuning (mangga, pepaya). Tetapi karena
anak jarang makan sumber vitamin A begitu penting maka anak
harus mendapatkan kapsul vitamin A setiap enam bulan hingga
usia 5 tahun.
Kapsul vitamin A berwarna biru dengan dosis 100.000 IU
diberikan kepada bayi berusia 6-11 bulan, sedangkan kapsul
vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 IU untuk anak
balita usia 12-59 bulan. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada
bayi laki-laki tahun 2015 mencapai 87.4% sedangkan bayi
perempuan mencapai 87.2%. Untuk cakupan pemberian kapsul
vitamin A pada balita laki-laki tahun 2015 mencapai 82,6%
sedangkan balita perempuan mencapai 83.5%. Untuk cakupan
vitamin A pada ibu nifas tahun 2014 sebesar 90.6%.
D. KESEHATAN USILA
4. Sarana Institusi
Sarana institusi merupakan salah satu sarana yang perlu
diperhatikan khususnya untuk pemeriksaan kesehatan
lingkungannya guna menghindari berkembangnya penyakit yang
sifatnya water born disease dan air born disease seperti : diare, dan
lain-lain. Yang termasuk sarana institusi adalah sarana kesehatan,
sarana pendidikan, sarana ibadah, perkantoran dan lain-lain.
Pada tahun 2015 dari 148 sarana institusi ada, yang dibina
sebanyak 98 sarana atau sebanyak 66,2%, dengan rincian sarana
kesehatan yang dibina 100%, sarana pendidikan 100%, sarana
ibadah 19,5%, sarana perkantoran 29,2%, dan sarana lainnya 0%.
5. Pengelolaan Sampah
Kegiatan pengawasan terhadap pengelolaan sampah sangat
penting untuk pengendalian dampak sampah terhadap kesehatan
masyarakat, karena masih banyak penyakit-penyakit menular yang
erat kaitannya dengan pengelolaan sampah yang belum baik atau
tidak memenuhi syarat kesehatan. Pada tahun 2015 jika dilihat dari
11.406 KK yang diperiksa maka yang memiliki tempat sampah
sebanyak 9.603 atau 91.9%.
F. PERILAKU SEHAT
1. Pelayanan Imunisasi
a. Cakupan UCI
Kegiatan imunisasi bertujuan untuk membentuk kekebalan
pasif (Artifically induced passive immunity) dalam kaitannya
untuk mencegah terjadinya PD3I (Penyakit yang Dapat Di
Cegah Dengan Imunisasi). Indikator yang digunakan untuk
program imunisasi adalah UCI (Universal Child Immunization).
Target untuk UCI adalah masing-masing antigen (DPT1, DPT3,
Polio 4, Campak dan HB3) harus 100%, dimana imunisasi
campak merupakan indikator yang dianggap paling sensitif
mengingat campak merupakan imunisasi terakhir yang
diberikan sehingga dengan asumsi tersebut bayi yang telah
diimunisasi campak dianggap telah mendapatkan imunisasi
lengkap.
Cakupan indikator UCI di wilayah kerja UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura mencapai 100%. Pencapaian sasaran
3. Surveilance AFP
Dalam upaya untuk membebaskan indonesia dari penyakit
Polio, maka pemerintah telah melaksanakan program Eradikasi
Polio (ERAPO) yang terdiri dari pemberian imunisasi rutin,
pemberian imunisasi massal pada anak balita melalui PIN (Pekan
Imunisasi Nasional) dan Surveilans AFP.
Surveilans AFP pada hakekatnya adalah pengamatan dan
penjaringan semua kelumpuhan yang terjadi secara mendadak dan
sifatnya flaccid (layuh), seperti sifat kelumpuhan poliomyelitis.
Penemuan kasus AFP yang tinggi merupakan salah satu indikator
keberhasilan program surveilans AFP khususnya dan eradikasi polio
pada umumnya. Secara statistik jumlah kelumpuhan AFP
a. Puskesmas
Pemanfaatan fasilitas kesehatan puskesmas dapat dilihat dari
beberapa indikator seperi :
a. Rata-rata kunjungan per hari buka puskesmas.
c. Rujukan Puskesmas.
Rujukan puskesmas terdiri dari 2 jenis yaitu rujukan
umum dan rujukan Jamkesmas. Pada tahun 2014 jumlah
rujukan di UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Sebanyak
724 dengan rincian rujukan umum 194 rujukan, BPJS
sebanyak 530 rujukan.
b. Pemanfaatan Laboratorium
Laboratorium adalah salah satu alat penunjang untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan. Pada tahun 2015
Pemeriksaan laboratorium di UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura meliputi beberapa item diantaranya pemeriksaan
Tabel 1.7
Jumlah Pemeriksaan Laboratorium
di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2015
No Kegiatan Jumlah
1. Penggunaan Obat
Obat merupakan salah satu bagian terpenting dalam
pelayanan kesehatan, untuk itu pengelolaan obat harus terus
menerus ditingkatkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan
program pelayanan kesehatan dasar. Pada tahun 2015 jumlah
persediaan obat di UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura adalah
sebanyak 285 item, dari 531.627 persediaan obat yang ada,
sebanyak 526.683 obat yang terpakai atau sebesar 99.0%
Bab 5
Sumber Daya
Kesehatan
Upaya kesehatan dapat berdayaguna dan berhasilguna bila
pemenuhan sumber tenaga, biaya dan sarana kesehatan dapat memadai
dan sesuai dengan kebutuhan. Pemenuhan sumber daya kesehatan dapat
diukur dengan beberapa indikator kecukupan sebagai berikut :
A. TENAGA KESEHATAN
Tabel. 5.1
Proporsi Tenaga Kesehatan
Di UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015
Tabel. 1.9
Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja
B. SARANA KESEHATAN
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Poskesdes
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
2. Untuk situasi upaya kesehatan yang dapat dilihat dari hasil pencapaian
program kesehatan pada tahun 2015, menunjukkan bahwa terdapat
beberapa program yang pencapaiannya mengalami peningkatan
dibanding tahun 2014, yaitu sebagai berikut :
Hal ini menjadi perhatian khusus oleh semua pihak terutama bagi
petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan,
penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat dan profesionalisme
dalam menjalankan tugas baik itu didalam gedung maupun diluar
gedung.
Penutup
Segala upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura, tidak terlepas dari peranan sentral masyarakat sebagai
pengguna (user) terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas
kesehatan (provider) yang merupakan perpanjangan tangan dari Dinas
Kesehatan Kota Palu. Sejalan dengan tuntutan zaman di era otonomi
daerah dan terdesentralisasinya pelayanan kesehatan, UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura telah mengembangkan konsep Gugus Kendali
Mutu (GKM) dengan lebih mementingkan mutu layanan kepada
masyarakat yang menggunakan sarana kesehatan sehingga kepuasannya
dapat terjaga.
Dengan adanya buku profil ini diharapkan dapat memberikan
informasi tentang hasil yang telah dicapai pada tahun 2015 dari UPTD
Urusan Puskesmas Mabelopura tentang situasi derajat kesehatan di
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura berdasarkan hasil