Anda di halaman 1dari 71

Bab 1

Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG

Profil kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura


merupakan gambaran situasi kesehatan di wilayah kerja UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura yang diterbitkan secara berkala setiap tahun
sekali sejak tahun 2000. Sistem Informasi Kesehatan tidak dapat
berdiri sendiri tetapi merupakan bagian integrasi dari Sistem
Kesehatan. Oleh karena itu, sejak terbitan tahun 2001, profil kesehatan
diupayakan untuk lebih berkait dengan Sistem Kesehatan.
Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2001 Sistem Kesehatan diarahkan
untuk mencapai visi indonesia sehat 2010, dan kemudian dilanjutkan
dengan visi Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Terdepan Menuju Masyarakat Sehat
yang Mandiri dan Berkeadilan, yang bertujuan profil kesehatan diformat
agar dapat menjadi salah satu sarana untuk menilai pencapaian
Pembangunan Kesehatan yang berkelanjutan.
Di dalam Buku Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
374/MENKES/SK/V/2009 disebutkan bahwa keberhasilan manajemen
kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan
informasi kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan, dukungan hukum kesehatan serta administrasi
kesehatan. Lebih lanjut di dalam SKN disebutkan bahwa SKN terdiri
dari enam subsistem, yakni (1) Subsistem Upaya Kesehatan, (2)
Subsistem Pembiayaan Kesehatan, (3) Subsistem Sumber Daya
Manusia, (4) Subsistem Sediaan Farmasi Alat Kesehatan dan Makanan,
(5) Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan, dan (6) Subsistem
Pemberdayaan Masyarakat.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 1


Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan akan tercapai
dengan baik apabila didukung oleh tersedianya data dan informasi
yang akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu atau handal.
Oleh karena itu Sistem Informasi Nasional (SIKNAS) dikembangkan
dalam kerangka desentralisasi untuk mewujudkan otonomi daerah di
bidang kesehatan. Pengembangan sistem informasi kesehatan di
tingkat Puskesmas diarahkan untuk menciptakan kemampuan
penyediaan data dan informasi di tingkat Kota dan Provinsi, yang
diperlukan dalam mencapai pembangunan kesehatan yang
berkelanjutan.
Untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan dapat
dilihat dengan menggunakan beberapa indikator diantaranya
penurunan angka kematian bayi, peningkatan umur harapan hidup,
serta perbaikan gizi masyarakat. Pencapaian cakupan indikator
tersebut mencerminkan keberhasilan berbagai program diantaranya
imunisasi, gizi, kesehatan ibu dan anak, kesehatan lingkungan dan
program lainnya dengan didukung sarana dan prasarana yang ada
yang diharapkan terus ditingkatkan pada masa-masa yang akan
datang.
Berbagai keberhasilan dan peningkatan derajat kesehatan pada
tahun 2014 dirangkum dalam Profil Kesehatan UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura Tahun 2015, berdasarkan laporan kegiatan dari
berbagai program yang ada dan hasil analisis. Penyusunan Profil ini
dilaksanakan sebagai salah satu bentuk manajemen di Puskesmas
yang mencakup perencanaan, pelaksanaan program, pengawasan
serta penilaian atau evaluasi.
Profil ini berisi gambaran situasi kesehatan secara menyeluruh
di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura meliputi :
Informasi gambaran umum Puskesmas yang terdiri dari demografi,
sosial ekonomi, lingkungan fisik dan biologi.
Informasi situasi derajat kesehatan Puskesmas yang berisi indikator
angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi
masyarakat.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 2


Informasi situasi upaya kesehatan dasar.
Informasi situasi sumber daya kesehatan yang berisi uraian tentang
sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan.
Informasi tentang pencapaian kinerja program Puskesmas yang
dituangkan dalam lampiran.
Dalam profil ini dilengkapi dengan tabel dan gambar/grafik
untuk memudahkan dalam membaca dan memahami sehingga dapat
dijadikan masukan kepada para penentu kebijakan.

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari penyusunan Profil Kesehatan ini adalah :

1. Untuk memberikan gambaran situasi derajat kesehatan di wilayah


kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2015.
2. Untuk memberikan gambaran pencapaian upaya pelayanan
kesehatan di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura
tahun 2015.

C. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I Pendahuluan, bab ini menyajikan tentang
maksud, tujuan dan sistematika
penyajian profil kesehatan.
Bab II Gambaran Umum bab ini menyajikan tentang
dan Lingkungan, gambaran umum Puskesmas
Mabelopura, selain uraian tentang
letak geografis, administratif, dan
informasi umum lainnya. Bab ini
juga mengulas faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kesehatan
dan faktor-faktor lainnya misalnya
kependudukan, ekonomi,
pendidikan, sosial budaya dan
lingkungan.
Bab III Situasi Derajat bab ini berisi uraian tentang

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 3


Kesehatan, indikator angka kematian, angka
kesakitan, dan angka status gizi
masyarakat.
Bab IV Situasi Upaya bab ini menguraikan tentang
Kesehatan, pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan
penunjang, pemberantasan
penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi
dasar, perbaikan gizi masyarakat,
pelayanan kefarmasian dan alat
kesehatan, pelayanan kesehatan
dalam situasi bencana. Upaya
kesehatan yang diuraikan dalam
bab ini juga mengakomodir
indikator kinerja Standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang kesehatan
serta upaya pelayanan kesehatan
lainnya yang diselenggarakan oleh
Puskesmas.
Bab V Situasi Sumber bab ini menguraikan tentang
Daya Kesehatan, sarana kesehatan, tenaga
kesehatan dan pembiayaan
kesehatan.
Bab VI Kesimpulan, bab ini berisi tentang hal-hal
penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari profil
kesehatan UPTD Urusan Puskesmas
di tahun 2014. Selain keberhasilan-
keberhasilan yang perlu dicatat,
juga mengemukakan hal-hal yang
dianggap masih kurang dalam
rangka penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 4


Bab 2
Gambaran Umum
UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura
A. KEADAAN UMUM

1. Keadaan Geografis

Secara administratif, UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura


diresmikan pada tanggal 10 Mei 1997 dengan wilayah seluas
12,09 km2 yang terletak di Jl. Towua N0. 72 Palu, seiring dengan
semakin meningkatnya jumlah pasien maka didirikanlah gedung
baru UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura yang telah resmi dibuka
oleh Bapak Wali Kota Palu H. Rusdy Mastura pada tanggal 23
Februari 2010 yang beralamat di Jl. I Gusti Ngurah Rai No. 18 Palu.
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura merupakan salah satu
Puskesmas di Kota Palu, yang terletak di Kelurahan Tatura Selatan
Kecamatan Palu Selatan Propinsi Sulawesi Tengah, secara
0 0
astronomis terletak antara 0 ,35-0 ,56 Lintang Selatan dan
1190,45-1200,1 Bujur Timur, tepat berada di bawah garis
khatulistiwa dengan ketinggian 0-700 meter dari permukaan laut.

2. Keadaan Iklim

1. Suhu

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 5


Kota Palu memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim
hujan, sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia. Musim
panas terjadi pada bulan April sampai September, sedangkan
musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Maret.

Berdasarkan data BPS Kota Palu rata-rata suhu udara adalah


27,310C. Suhu udara terendah terjadi pada bulan Juni yaitu
sebesar 26,600C, sedangkan bulan-bulan lainnya suhu udara
berkisar antara 26,60-28,100C.

2. Kelembaban Udara
Kelembapan udara rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan
Februari yang mencapai 81,00%, sedangkan kelembapan udara
terendah terjadi pada Bulan Oktober yang mencapai 74 %.

3. Pemerintahan
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura merupakan salah satu
Puskesmas di Kota Palu, yang terletak di Kelurahan Tatura Selatan
Kecamatan Palu Selatan Propinsi Sulawesi Tengah yang memiliki
luas wilayah sekitar 12.09 km, dan secara administratif UPTD
Urusan Puskesmas Mabelopura diresmikan pada tanggal 10 Mei
1997 yang terletak di Jl. Towua N0. 72 Palu, seiring dengan semakin
meningkatnya jumlah pasien maka didirikanlah gedung baru UPTD
Urusan Puskesmas Mabelopura yang telah resmi dibuka oleh Bapak
Wali Kota Palu H. Rusdy Mastura pada tanggal 23 Februari 2010
yang beralamat di Jl. I Gusti Ngurah Rai No. 18 Palu, pada awalnya
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura berada di
Kecamatan Palu Selatan tetapi karena adanya pemekaran pada
tahun 2012 wilayah kerja puskesmas berada di antara 2 (dua)
kecamatan yaitu kecamatan Palu Selatan dan kecamatan Tatanga.
Adapun wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura terdiri
dari 5 (lima) Kelurahan yaitu Kelurahan Tatura Utara dan Tatura
Selatan yang terletak di kecamatan Palu Selatan dan 3 (tiga)
kelurahan yaitu Tavanjuka, Palupi dan Pengawu terletak di

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 6


Kecamatan Tatanga. Adapun penyebaran jumlah kelurahan, luas
wilayah, jumlah RT dan jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD
Urusan Puskesmas Mabelopura dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :

Tabel. 2.1
Distribusi luas wilayah, RT dan jumlah penduduk menurut Kelurahan
Di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015

Kepadata
Luas Jumla
n
No Kelurahan Wilayah RT h
Pendudu
( km) KK
k (/km)
1. Tatura Utara 3,23 23 4,997 6.821
2. Tatura Selatan 2,86 23 4,415 4.269
3. Tavanjuka 1,64 12 1,349 3.074
4. Palupi 2,17 36 2,150 4.728
5. Pengawu 2,19 34 1,637 3.387
Total 12,09 128 14,54 4.720
4

UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura mempunyai batas wilayah kerja,


yaitu :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Lolu Utara
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Birobuli Utara dan
Kelurahan Birobuli Selatan
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Marawola
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Palu Barat

B. KEPENDUDUKAN

1. Pertumbuhan Penduduk

Sampai dengan tahun 2015 jumlah penduduk di wilayah kerja


UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura mencapai 53.132 jiwa,

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 7


mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai
57.300 jiwa atau mengalami penurunan 5.5%. Untuk lebih jelasnya
pertumbuhan penduduk di wilayah UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura dari tahun 2001 s/d 2015 dapat dilihat pada grafik
berikut ini :

Dari gambar tersebut dapat terlihat pertumbuhan penduduk


di wilayah UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura mengalami
penurunan untuk tahun 2015. Terjadinya penurunan jumlah
penduduk di banding tahun sebelumnya kemungkinan disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya adalah mobilitas penduduk.

2. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk pada tahun 2015 menurut kelompok


umur dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.2
Komposisi Penduduk Di Wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura
Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015

Jenis Kelamin
Golongan Jumla
Laki-laki Perempuan
No Umur h %
Jumlah % Jumla %
(Thn) (L+P)
h
1 04 1.042 4.9 985 4.3 2.027 4.0

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 8


2 5 - 14 5.184 19.5 4.591 1.9 9.775 18.0
3 15 - 44 17.415 55.7 16.830 56.9 34.24 56.3
4 45 - 64 5.324 17.5 5.121 17.0 5 17.3
5 > 65 859 2.6 941 3.1 10.44 2.8
5
1.800
Total 27.052 100 26.08 100 53.13 100
0 2

Berdasarkan tabel di atas, komposisi penduduk di wilayah


kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura pada tahun 2015
menunjukkan bahwa 56.3% penduduk berada pada kelompok umur
15-44 tahun, hal ini menggambarkan bahwa penduduk di wilayah
kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura berada pada kelompok
penduduk usia produktif.

Persentase jumlah anak usia 0-14 tahun menunjukkan tinggi


rendahnya tingkat fertilitas di suatu daerah. Pada tahun 2000
jumlah penduduk usia 0-14 tahun sebesar 34.1%, tahun 2001 naik
menjadi 44.1%, sedangkan tahun 2002 turun menjadi 29.8%, tahun
2003 dan 2004 kenaikan penduduk 0-14 tahun sama yaitu 30.6%,
tahun 2005 naik menjadi 30.7%, dan tahun 2006 naik lagi menjadi
30.9%, sedangkan di tahun 2007 terjadi penurunan 30.6%, pada
tahun 2008 terjadi peningkatan menjadi 31.1% dan tahun 2009 dan
2010 terjadi penurunan yang sama yaitu sebesar 25.7%, pada
tahun 2011 dan 2012 terjadi penurunan yang sama yaitu sebesar
24.6%, penurunan lagi di tahun 2013 sebesar 23,6% demikian pula
di tahun 2014 terjadi penurunan 23.0% dan menurun lagi pada
tahun 2015 menjadi 22.0%.
Adapun gambaran persentase penduduk menurut golongan
umur dan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Mabelopura
dapat dilihat pada gambar berikut :

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 9


Untuk lebih jelasnya gambaran persentase penduduk di
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura menurut
kelompok usia muda, produktif dan usia lanjut dari tahun 2001 s/d
2015 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa penduduk di wilayah


kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura didominasi oleh
penduduk usia produktif, disusul oleh penduduk usia muda dan
terendah penduduk usia lanjut.

3. Rasio Jenis Kelamin

Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah


penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu tertentu disebut
sex rasio. Sex rasio merupakan indikator untuk mengetahui
komposisi penduduk menurut jenis kelamin. Komposisi ini sangat

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 10


erat kaitannya dengan masalah fertilitas, dimana semakin besar
porsi perempuan maka potensi fertilitas semakin tinggi.

Rasio jenis kelamin di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas


Mabelopura pada tahun 2015 adalah sebesar 103.31 dari 57.300
jiwa penduduk yang berarti bahwa perbandingan penduduk laki-laki
dan perempuan adalah 1 berbanding 1.

4. Kepadatan Penduduk

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat


kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. Kepadatan
penduduk di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura
tahun 2015 tercatat 4.337 jiwa/km dengan luas wilayah 12.14 km.
Jika dilihat dari wilayah per kelurahan kepadatan penduduk wilayah
kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura masih belum merata,
dapat dilihat pada grafik berikut:

Berdasarkan gambar di atas, persentase penduduk tertinggi


terpusat di Kelurahan Tatura Utara dengan kepadatan penduduk
rata-rata sebesar 6.2 jiwa/Km, kemudian disusul dengan Kelurahan
Palupi kepadatan penduduk rata-rata 4.4 jiwa/Km, Kelurahan
Tatura Selatan kepadatan penduduk rata-rata 4.0 jiwa/Km,
Kelurahan Pengawu kepadatan penduduk rata-rata 3.1 jiwa/Km,
dan persentase penduduk terendah terletak di Kelurahan Tavanjuka
dengan kepadatan penduduk rata-rata 2.8 jiwa/km.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 11


C. SOSIAL EKONOMI

1. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk yang berada di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura sangat beragam terdiri dari :
Pegawai Negeri Sipil
TNI/POLRI
Tukang Kayu / Tukang Batu
Buruh
Petani
Wiraswasta
Dan lain-lain

2. Rasio Beban Tanggungan


Jumlah penduduk miskin dan rasio beban tanggungan
ekonomi suatu daerah merupakan beberapa faktor yang
menghambat pembangunan ekonomi dalam suatu wilayah
diantaranya adalah khusus ratio beban tanggungan memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap besarnya income percapita
Kota Palu. Dapat dibayangkan jika kelompok usia produktif yang
jumlahnya sedikit mensubsidi usia tidak produktif akibatnya adalah
income perkapita dengan sendirinya akan turun, demikian pula
sebaliknya.
Rasio ketergantungan anak (child dependency ratio) di
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2015
tercatat sebesar 35,0 yang berarti bahwa sekitar 36 anak menjadi
beban tanggungan untuk setiap 100 orang penduduk yang berada
dalam usia produktif. Di sisi lain penduduk usia lanjut juga tidak

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 12


dapat melakukan kegiatan secara produktif, sehingga akan menjadi
beban tanggungan bagi penduduk lainnya yang masih produktif.
Rasio beban tanggungan ditahun 2014 sebesar 36,0 sedangkan
tahun 2013 sama dengan tahun 2012 yaitu sebesar 39,01 dan bila
dibandingkan dengan tahun 2011 maka terjadi penurunan dimana
pada tahun 2010 rasio beban tanggungan sebesar 39,47 jumlah
yang sama bila dibandingkan pada tahun 2009 sebesar 39,4.

Bab 3
Situasi Derajat
Kesehatan

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk


meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Dalam kaitan ini perlu diperhatikan bahwa salah satu sasaran
agenda meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah
meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan masyarakat yang
ditandai oleh meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat
kematian bayi dan kematian ibu melahirkan serta perbaikan status gizi
masyarakat.
Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator mortalitas,
morbiditas, dan status gizi. Mortalitas dilihat dari indikator Angka
Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita
(AKABA) per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu (AKI) per
100.000 kelahiran hidup. Morbiditas dilihat dari indikator-indikator Angka
Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk, Angka Kesembuhan TB Paru BTA
(+), Prevalensi HIV (Persentase kasus terhadap penduduk beresiko),

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 13


Angka Acute Flacid Paralysis (AFP) pada anak usia < 15 tahun per 100.000
anak, dan Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000
penduduk. Sedangkan status gizi dilihat dari indikator Persentase Balita
dengan Status Gizi di Bawah Garis Merah pada KMS dan Persentase
Kecamatan Bebas Rawan Gizi.

A. ANGKA KEMATIAN (Mortality)

Keberhasilan program pembangunan kesehatan dapat dilihat


dengan adanya perubahan terhadap angka kematian, semakin tinggi
angka kematian mengindikasikan kurang optimalnya program
pembangunan kesehatan, demikian pula sebaliknya. Angka kematian
sangat erat kaitannya dengan angka kesakitan, dimana kematian
merupakan variabel dependen (dipengaruhi) sedangkan kesakitan
merupakan faktor independen (berpengaruh).

1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)

Angka Kematian Kasar atau Crude Dead Rate (CDR) di UPTD


Urusan Puskesmas Mabelopura pada tahun 2015 sebanyak 82
orang, mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2014
sebanyak 77 orang dan tahun 2013 sebanyak 137 ,tahun 2012 dan
tahun 2011 sama sebanyak 120 orang, sedangkan tahun 2010
sebanyak 140 orang. Angka kematian tertinggi disebabkan oleh
penyakit jantung sebanyak 32 kasus, disusul dengan penyakit
hypertensi sebanyak 22 kasus, penyakit diabetes sebanyak 7 kasus
dan asthma 5 kasus.
Angka kematian terbanyak pada kelompok umur 60-69 tahun.
Hal ini dimungkinkan karena pada kelompok umur tersebut rentan
dengan berbagai penyakit khususnya penyakit degeneratif akibat
pola hidup (life style) yang berubah dan usia lanjut. Hal ini bisa
dilihat dari penyebab kematian terbanyak yaitu jantung, hypertensi,
diabetes dan asthma. Sedang kematian paling sedikit pada
kelompok umur 20-44 tahun yaitu sebanyak 5 orang.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 14


Angka kematian kasar menurut kelompok umur di wilayah
kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.1
Angka Kematian Kasar Menurut Kelompok Umur di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015

No Kelompok Umur Jumlah Kematian Persentase


1 20-44 tahun 5 orang 8.6
2 45-54 tahun 8 orang 2.9
3 55-59 tahun 17 orang 9.2
4 60-69 tahun 41 orang 50.8
5 >69 11 orang 4
Jumlah 82 orang 100
Sumber : Laporan Tahunan Kematian UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura

2. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR)


merupakan salah satu indikator untuk mengetahui gambaran
tingkat permasalahan kesehatan masyarakat. Karena bayi yang
baru lahir sangat sensitif terhadap keadan lingkungan tempat
tinggal orang tua si bayi dan erat kaitannya dengan status sosial
ekonomi orang tua si bayi. Faktor-faktor yang berkaitan dengan
penyebab kematian bayi antara lain adalah infeksi dan berat bayi
lahir rendah, kondisi tersebut berkaitan erat dengan kondisi
kehamilan, pertolongan persalinan yang aman, dan perawatan bayi
baru lahir.
Pada tahun 2015 ditemukan 1 kasus kematian bayi atau
sebesar 2,1 per 1.000 kelahiran hidup di wilayah kerja UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura, sedangkan pada tahun 2014 ditemukan 1
kasus, tahun 2013 dan tahun 2012 ditemukan 2 kasus dan pada
tahun 2011 ditemukan 4 kasus kematian bayi atau sebesar 4,2 per
1.000 kelahiran hidup, tahun 2010 tidak ditemukan kasus kematian
dan pada tahun 2009 berjumlah 4 orang atau sebesar 4,8 per 1.000
kelahiran hidup. Sedangkan untuk lahir mati padatahun 2015 tidak
ditemukan sedangkan tahun 2014 sebanyak 1 orang, pada tahun
2013 dan 2012 sebanyak 2 orang, tahun 2011 sebanyak 4 orang.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 15


Untuk itu diperlukan upaya percepatan penurunan AKB melalui
peningkatan cakupan imunisasi bayi, peningkatan cakupan
pemeriksaan dan persalinan oleh tenaga kesehatan serta
penempatan bidan di desa.

3. Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak
umur 0-4 tahun per 1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan
tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi,
dan penyakit infeksi.
Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus kematian balita
kelahiran hidup di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura sama dengan tahun 2014, dibandingkan pada tahun
2013 dan tahun 2012 yaitu terdapat 2 kasus atau sebesar 2,1 per
1000 sedangkan tahun 2011 terdapat 8 kematian anak balita atau
sebesar 8,8 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2010 tidak terdapat
kematian anak balita, dan tahun 2009 terdapat 1 kematian anak
balita atau sebesar 1,2 per 1.000 kelahiran hidup.

4. Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka Kematian Ibu (AKI) atau bisa disebut Maternal Mortality
Rate (IMR) adalah jumlah kematian ibu hamil, kematian ibu
bersalin, dan kematian ibu nifas per 100.000 kelahiran hidup. AKI
merupakan indikator kesehatan yang menggambarkan resiko yang
dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan. Ada tiga
golongan yang termasuk dalam kematian maternal yaitu ibu hamil,
ibu bersalin, dan ibu nifas (menyusui).
Faktor-faktor yang mempengaruhi angka ini diantaranya
keadaan sosial ekonomi, status kesehatan ibu selama masa
kehamilan serta ketersediaan dan penggunaan fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan perinatal dan obstetrik.
Pada tahun tahun 2015 jumlah kematian ibu di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tidak ditemukan per 100.000

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 16


kelahiran hidup, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014
berjumlah 1 orang , tahun 2013 berjumlah 1 orang, tahun 2012
yang berjumlah 3 orang (bulin) atau sebesar 310 per 100.000
kelahiran hidup, pada tahun 2011 tidak ditemukan kasus kematian
ibu, pada tahun 2010 sebanyak 1 orang atau 125 per 100.000
kelahiran hidup, dan pada tahun 2009 sebanyak 1 orang atau
sebesar 121 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama
kematian ibu adalah perdarahan, anemia, dan infeksi. Oleh karena
itu perlu dilakukan langkah-langkah konkrit guna melakukan upaya
tindak lanjut dengan berbagai cara diantaranya dengan
meningkatkan kualitas pelayanan antenatal care, pertolongan
persalinan, dan perawatan nifas.

5. MORBIDITAS (ANGKA KESAKITAN)


Angka kesakitan (Morbidity) secara umum didapatkan dari data
yang berasal dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh melalui
sistem pencatatan dan pelaporan misalnya pada 10 penyakit pada
rawat jalan Puskesmas, sedangkan prevalensi dan insidennya dapat
diketahui melalui laporan program pada bagian pencegahan dan
pemberantasan penyakit baik penyakit menular maupun penyakit
tidak menular.

1. Pola Penyakit Rawat Jalan


Secara umum penyakit rawat jalan yang ada di wilayah UPTD
Urusan Puskesmas Mabelopura berdasarkan laporan LB1 pada
tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2
Pola 10 Penyakit Rawat Jalan Terbanyak untuk Semua Golongan Umur
Di wilayah UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015

N JENIS PENYAKIT JUMLA %

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 17


O H
Infeksi Akut Lain pada Saluran
1 2.434 24.6
Pernapasan Bagian Atas
2 Tonsilitis 1.534 16.6
3 Peny. Pulpa dan Jaringan Peripikal 1.129 11.8
4 Gastritis (Maag) 992 9.5
Penyakit lain pada saluran pernafasan
5 793 8.4
bagian atas
6 Penyakit Kulit Alergi 715 7.0
Gangguan Gigi dan Jaringan
7 646 6.5
Penyangga Lain
8 Penyakit pada system otot 605 5.1
Penyakit saraf lainnya
9 605 4.9
(myalgia/chepalgia)
10 Peny. Tekanan Darah Tinggi 599 4.8
Jumlah 10.052 100

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 18


Dari gambar di atas terlihat bahwa infeksi akut saluran
pernafasan bagian atas menempati urutan teratas pada pola 10
besar penyakit rawat jalan terbanyak di UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura, 10 besar penyakit tersebut masih didominasi oleh
penyakit-penyakit infeksi, sehingga perlu mendapat perhatian yang
lebih serius karena penyakit ini lebih banyak disebabkan oleh
lingkungan yang tidak saniter. Sementara itu penyakit degeneratif
seperti tahun sebelumnya juga masih masuk sepuluh penyakit
terbesar.

2. Penyakit Menular

a. Penyakit Menular Bersumber Binatang

i. Malaria
Upaya penanggulangan kasus malaria di UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura dilaksanakan melalui kegiatan
penemuan dan pengobatan penderita klinis secara pasif PCD
(Passive Case Detection).
Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas dan Pustu yang
pelaksanaannya secara pasif yaitu menunggu penderita yang
datang berobat ke Puskesmas/Pustu dan mendiagnosa
secara klinis serta melakukan rujukan sediaan darah ke
laboratorium. Indikator yang digunakan adalah Annual
Parasit Insidens (API) yaitu jumlah yang positif malaria dibagi
dengan jumlah sediaan darah yang diperiksa dikalikan
seribu.
Situasi kasus malaria selama 5 tahun terakhir
cenderung berfluktuasi, pada tahun 2015 sebanyak 31 kasus
klinis malaria dengan 31 sediaan darah malaria dan terdapat
1 kasus positif malaria. Pada tahun 2014 sebanyak 17 kasus
klinis malaria dengan 17 sediaan darah malaria, tidak
ditemukan kasus yang positif malaria. Sedangkan tahun
2013 sebanyak 64 kasus klinis malaria dan 1 diantaranya
kasus malaria positif yang terletak di Kelurahan Tatura

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 19


Selatan, tahun 2012 sebanyak 176 kasus malaria klinis dan
tidak ditemukan kasus yang positif malaria. Pada tahun 2011
sebanyak 36 kasus malaria klinis dan 3 diantaranya malaria
positif. Pada tahun Pada tahun 2010 sebanyak 40 kasus
malaria klinis dan tidak ada yang positif malaria, tahun 2009
berjumlah 23 kasus malaria klinis, tahun 2008 sebanyak 10
kasus malaria klinis. Sehingga angka Slide Positif Rate (SPR)
0 %. SPR disini menunjukkan tingkat ketajaman penemuan
penderita di lapangan serta besarnya masalah endemisitas
malaria di suatu daerah.
Perkembangan kasus malaria klinis selama 5 tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gbr. 3.2 Situasi Malaria Klinis


Wilayah Kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2010 s/d 2015

Situasi malaria di wilayah kerja Puskesmas


Mabelopura tahun 2015, jumlah total penemuan penderita
malaria klinis sebanyak 31 kasus semua terkonfirmasi
laboratorium dengan 31 pemeriksaan mikroskopis.

ii. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 20


Penyakit Demam Berdarah adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. DBD
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
cenderung meningkat jumlah penderitanya dan semakin luas
penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan
kepadatan penduduk.
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura merupakan daerah
perkotaan dengan peningkatan arus transportasi dan
kepadatan penduduk yang cukup tinggi serta dikelilingi oleh
daerah-daerah dengan endemisitas tinggi dan kepadatan
vektor yang tinggi sehingga merupakan daerah yang
berpotensi terhadap terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB)
DBD.
Kasus DBD selama empat tahun terakhir berfluktuasi,
pada tahun 2009 sebesar 121 kasus, mengalami peningkatan
yang signifikan tahun 2010 sebesar 209 kasus, dan tahun
2011 sebesar 152 kasus, dan mengalami peningkatan yang
signifikan pada tahun 2012 yaitu sebesar 188 kasus yang
terdiri dari 116 laki-laki dan 72 perempuan. Jumlah kematian
akibat DBD pada tahun 2012 sebanyak 2 orang (CFR :
3,4%) yang terdiri dari 1 laki-laki di Kelurahan Tatura Utara
dan 1 perempuan Kelurahan di Tatura Selatan, tahun 2013
sebanyak 156 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 2
orang, sedangkan pada tahun 2014 sebesar 105 kasus
dengan jumlah kematian 1 kasus.
Pada tahun 2015 terjadi penurunan kasus yaitu sebesar
100 kasus yang terdiri 56 kasus laki-laki dan 44 kasus
perempuan . Jumlah kematian akibat DBD pada tahun 2015
sebanyak 1 orang yaitu di kelurahan Tatura Selatan
(CFR:3.6%)
Angka kesakitan DBD bisa disebabkan banyak faktor
diantaranya masih kurangnya kepedulian masyarakat untuk

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 21


melakukan pemberantasan sarang/tempat perindukan
nyamuk demam berdarah seperti melakukan gerakan 3M.
Gambaran kasus DBD di wilayah kerja UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura Tahun 2008-2015 dapat dilihat pada
gambar berikut :

Jika dilihat dari grafik perkembangan kasus DBD di


wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura
menunjukkan bahwa kasus DBD cenderung berfluktuasi
selama empat tahun terakhir. Jika dikaitkan dengan angka
bebas jentik (ABJ) di wilayah kerja Puskesmas Mabelopura
pada tahun 2015 sebesar 93% mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2014 sebesar 92%, tahun 2013 sebesar
91% dan tahun 2012 sebesar 90,20 %, tahun 2011 yang
berjumlah 82,35%. Angka tersebut masih di bawah angka
standar nasional (>95%). Hal ini menunjukkan bahwa ABJ
berpengaruh dalam upaya menurunkan kasus DBD. Namum
demikian tidak bisa dipungkiri bahwa timbulnya penyakit
DBD memang kompleks, bila dilihat dari segitiga
epidemiologi yaitu faktor host/penjamu, agent yaitu virus
dengue dan vektor penularnya nyamuk aedes aegepty serta
faktor lingkungan.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 22


Gambaran kasus DBD yang terjadi setiap bulannya dari
tahun 2010 s/d 2015 dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Dari gambar tersebut dapat dilihat, perbedaan


peningkatan kasus pada setiap bulannya, dimana tahun 2009
kasus tertinggi terjadi pada bulan Januari, tahun 2010 kasus
tertinggi terjadi pada bulan Februari, dan tahun 2011 kasus
tertinggi terjadi pada bulan November sedangkan tahun
2012 kasus tertinggi terjadi pada bulan Februari, tahun 2013
kasus tertinggi terjadi di bulan Oktober, tahun 2014 kasus
tertinggi terjadi di bulan September/Oktober dan tahun 2015
kasus tertinggi terjadi di bulan oktober. Pada tahun 2015
tidak terjadi KLB di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura.

3. Rabies
Penyakit rabies yang lebih dikenal dengan penyakit
anjing gila merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
Lissa dengan hospes perantaranya adalah anjing, kucing dan
kera. Penyakit rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan
dari hospes tersebut yang sudah terjangkit virus Lissa,

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 23


sedangkan penularan antara hospes juga melalui gigitan
dimana anjing sehat akan tertular jika digigit oleh anjing
yang sudah terjangkit virus rabies. Angka kefatalan dari
penyakit rabies (CFR) sangat tinggi tergantung dari lama
penatalaksanaan korban kasus gigitan tersangka rabies,
banyaknya gigitan dan jarak tempat dengan otak.
Pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 di wilayah
kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tidak terdapat
kasus gigitan anjing, sedangkan pada tahun 2012 terdapat 5
kasus gigitan anjing yaitu 3 kasus terjadi pada laki-laki dan 2
kasus lainnya perempuan, tetapi bukan positif Rabies dan
telah disuntik VAR (Vaksinasi Anti Rabies) sebanyak 3x, Pada
tahun 2011 sebanyak 5 kasus, dan bila dibandingkan dengan
tahun 2010 dan 2009 maka terjadi penurunan kasus, dimana
pada tahun 2010 terdapat 6 kasus dan tahun 2009 sebanyak
7 kasus.

b. Penyakit Menular Langsung

i. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)


Penyakir ISPA perlu diperhatikan lebih serius, karena
penyakit ini selalu menempati urutan pertama pada 10
(sepuluh) besar penyakit rawat jalan yang ada di Puskesmas
Mabelopura.
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi
pada anak. Episode penyakit batuk pilek pada balita
diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali pertahun. Ini berarti
seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek
sebanyak 3-6 kali setahun.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 24


Banyaknya penderita ISPA dikalangan anak-anak
disebabkan oleh beberapa hal yaitu pengobatan yang
terlambat dan perawatan yang kurang tepat. Hal ini
disebabkan karena banyak orang tua yang tidak mengetahui
dan menganggap penyakit biasa. Selain itu keadaan gizi
yang kurang hingga penyakitnya lebih berat karena daya
tahan tubuh yang lemah.
Program P2 ISPA dititikberatkan pada penanggulangan
pneumonia balita. World Health Organization (WHO)
memperkirakan insiden pneumonia adalah 15-20% pada
balita. Di indonesia program P2 ISPA Nasional menetapkan
angka 10% balita sebagai target penemuan penderita per
tahun disuatu wilayah kerja.
Berdasarkan laporan program P2 ISPA UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura Jumlah penderita ISPA pada tahun
2014 sebanyak 3.090 kasus dimana sebanyak 1.550 kasus
terjadi pada golongan umur >5 tahun dan ISPA pada balita
sebanyak 1.540 kasus. Sementara jika dilihat dari jenis ISPA
pada anak balita terdapat 228 kasus pneumonia dan 15
diantaranya merupakan pneumonia berat. Sedangkan jumlah
kasus penderita ISPA pada tahun 2013 sebanyak 4.742 kasus
dan tahun 2012 sebanyak 3.010 penderita, mengalami
penurunan kasus dibandingkan pada tahun 2011 sebanyak
3.591 penderita. Sementara jika dilihat dari jenis ISPA yang
merupakan pneumonia pada anak balita kurang dari 1 tahun
terdapat 125 kasus dan pada umur 1-4 tahun terdapat 213
kasus pada tahun 2014.
Untuk lebih jelasnya gambaran kasus ISPA (Pneumonia)
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 25


ii. Diare
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang
berpotensi untuk terjadinya kejadian luar biasa (KLB) di
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura. Oleh
karena itu program P2 Diare menitikberatkan pada
pelaksanaan penanggulangan KLB selain kegiatan penemuan
dan pengobatan penderita diare bagi semua umur, serta
rehidrasi rumah tangga.
Berdasarkan laporan program P2 Diare UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura, jumlah penderita Diare di wilayah
kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura pada tahun 2015
sebanyak 507 kasus (laki-laki 236 kasus dan perempuan 271
kasus) dari target 1.137 atau 45%, mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2014 sebanyak 572 kasus 2013 (laki laki
sebanyak 292 kasus dan perempuan 280 kasus) tahun 2013
sebanyak 367 kasus dari target 1.231 atau 29.8% dan tahun
2012 sebanyak 414 kasus (18,0%), dimana 217 kasus terjadi
pada laki-laki dan 197 kasus terjadi pada perempuan,
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 sebanyak
556 kasus, tahun 2010 sebanyak 566 kasus, dan tahun 2009
sebanyak 677 kasus. Dari 572 kasus tersebut 488 kasus

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 26


diantaranya terjadi pada balita dengan rincian 192 kasus
terjadi pada anak umur < 5 tahun dan 296 kasus lainnya
terjadi pada anak umur > 5 tahun.
Untuk lebih jelasnya gambaran kasus diare selama tujuh
tahun terakhir dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Upaya penanggulangan penyakit diare telah dilakukan


melalui kegiatan penemuan dan pengobatan penderita,
penyuluhan serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program P2 Diare.

iii. Kusta
Penyakit kusta menjadi masalah kesehatan karena
dapat menimbulkan kecacatan yang pada akhirnya dapat
menurunkan produktifitas seseorang. Penyakit ini perlu
perhatian serius sehingga pada tahun 1982 WHO
merekomendasikan kepada indonesia untuk menggunakan
pengobatan kusta dengan kombinasi obat Multi Drug
Treatment (MDT).
Penyakit kusta adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae dengan masa

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 27


inkubasi 2-5 tahun terkadang sampai 20 tahun. Pada
dasarnya penyakit kusta dibagi menjadi 2 tipe yaitu : Multy
Bacilli (MB) dan Pausy Bacilli (PB). Penanganan kusta melalui
program multi Drug Treatment (MDT) dengan kegiatan
penemuan penderita (aktif dan pasif), pengobatan,
pengendalian pengobatan, dan pencegahan kecacatan. Di
masyarakat besarnya masalah penyakit kusta lebih
diperberat oleh adanya stigma bahwa penyakit kusta adalah
penyakit kutukan, akibatnya penderita sulit ditemukan, tetapi
dengan adanya penyuluhan masyarakat tentang penyakit
kusta maka stigma di masyarakat sudah mulai menurun.
Berdasarkan Laporan Program P2 Kusta Pada tahun
2015 di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura
tidak terdapat kasus kusta, sama halnya pada tahun 2014
tidak terdapat kasus di wilayah kerja UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura.

iv. Penyakit Kelamin


Epidemiologi HIV berkembang sangat pesat di seluruh
dunia termasuk Indonesia. Kasus ini telah mengakibatkan
kematian 25 juta orang dan saat ini telah terdapat lebih dari
33 juta orang yang hidup dengan HIV. Sebagai pusat
perdagangan barang dan jasa. Dari tahun ketahun Tidak
terdapat kasus HIV/AIDS di wilayah UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura.
Infeksi menular seksual masih tetap merupakan
masalah kesehatan masyarakat, baik ditinjau dari segi
kesehatan, politik, maupun social ekonomi. Dalam kaitannya
dengan infeksi HIV dan AIDS, telah banyak bukti
menunjukkan bahwa IMS dapat meningkatkan resiko
penularan/transmisi HIV melalui hubungan seksual (IMS
sebagai factor infeksi HIV). Oleh karena itu dalam rangka
pengendalian HIV dan AIDS, salah satu upaya penting yang
perlu dilakukan adalah penanggulangan IMS.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 28


Pada tahun 2015 jumlah kasus IMS di wilayah UPTD
Urusan Puskesmas Mabelopura sebanyak 7 kasus yangb
terdiri dari 5 orang laki-laki dan 2 orang perempuan, terjadi
penurunan dibandingkan tahun 2014 sebanyak 9 kasus ,
tahun 2013 sebanyak 10 kasus, tahun 2012 hanya terdapat 2
kasus, tahun 2011 sebanyak 10 kasus, pada tahun 2010
tidak terdapat kasus, dan pada tahun 2009 sebanyak 28
kasus IMS.
Untuk lebuh jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut
ini :

v. TB Paru
Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Penyakit TB Paru merupakan salah satu program
prioritas termasuk pada tingkat dunia. Hal tersebut
disebabkan karena besarnya masalah dan kerugian yang
ditimbulkannya baik dari segi medis, sosial maupun
ekonomis. TB Paru biasanya menyerang sebagian besar
kelompok usia kerja produktif, kelompok ekonomi lemah dan

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 29


berpendidikan rendah sehingga merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat.
Pada tahun 2015 di wilayah kerja UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura jumlah kasus baru BTA(+) mencapai
26 kasus yang terdiri dari 17 kasus laki-laki dan 9 kasus
perempuan dengan angka penemuan kasus (CDR) BTA(+)
per 100.000 penduduk sebesar 29.09%, mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2014 jumlah kasus baru
BTA(+) mencapai 13 kasus yang terdiri dari 9 kasus laki-laki
dan 5 kasus perempuan, tahun 2013 BTA(+) sebanyak 34
kasus. Pada tahun 2012 jumlah BTA (+) sebanyak 7 orang (3
laki-laki dan 4 perempuan), dengan Angka Penemuan Kasus
(CDR) sebanyak 6,14%. Sedangkan pada tahun 2011 BTA (+)
sebanyak 17 kasus, tahun 2010 BTA (+) sebanyak 13 kasus.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :

vi. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)


Berdasarkan hasil laporan program P2 imunisasi pada
tahun 2015 di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 30


Mabelopura angka kesakitan PD3I dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 3.3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi di wilayah


kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015

No Nama Penyakit Jumlah Kasus Persentase (%)


1 Difteri 0 0
2 Pertusis 0 0
3 Tetanus 0 0
4 Polio 0 0
5 Campak 6 100
6 TN 0 0
7 Hepatitis 0 0
Jumlah 6 100

6- STATUS GIZI
Status gizi mempunyai peranan penting terhadap kualitas sumber
daya manusia. Untuk mengatasi permasalahan gizi yang terjadi di
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura diterapkan Upaya
Peningkatan Gizi Keluarga. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain
pencegahan dan penanggulangan masalah gizi, khususnya masalah
Kurang Kalori Protein (KKP), kekurangan Vit. A, Anemia ibu hamil dan
penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Garam Yodium (GAKY)
melalui peningkatan gizi anak sekolah/institusi, pemberian kapsul vit. A
pada anak balita dan ibu nifas, pemberian kapsul yodium untuk
penduduk di daerah rawan gangguan akibat kekurangan yodium
(GAKY), pemberian tablet Fe untuk ibu hamil serta kegiatan lain yang
berhubungan dengan peningkatan produksi pangan dan pendapatan
masyarakat, Pemantauan Status Gizi (PSG).
Status gizi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan
masyarakat, dimana status gizi seseorang berkaitan dengan
pendapatan ekonomi keluarga. Tetapi, tidak mutlak seseorang dengan
pendapatan ekonomi yang baik, mempunyai status gizi yang baik pula.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 31


Hal ini tergantung dari pengetahuan, pendidikan dan kesadaran
seseorang dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi.

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR <2500)


Bayi dengan BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam
pertama setelah lahir. Berat badan lahir rendah (BBLR) ini
kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Jarak kelahiran yang terlalu dekat
2. Penyakit yang diderita oleh ibu
3. Kehamilan Gemelli
4. Faktor gizi yang kurang
5. Anemia

Pada tahun 2015 di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas


Mabelopura terdapat 14 bayi BBLR (1.8%) mengalami penurunan
bila dibandingkan tahun 2014 terdapat 22 bayi BBLR (2.1%), tahun
2013 sebanyak 16 bayi dan penurunan dibandingkan dengan tahun
2012 sebanyak 23 bayi BBLR, sedangkan tahun 2011 sebanyak 26
kasus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.4
Proporsi BBLR Terhadap Jumlah Lahir Hidup di rinci menurut Kelurahan di
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2015

Jumlah Bayi Prosentase BBLR


Jumlah
No Kelurahan dengan terhadap jumlah
Bayi Lahir
BBLR lahir hidup
1 Tatura Utara 383 7 1.0
2 Tatura
215 2 2.7
Selatan
3 Tavanjuka 86 0 2.2
4 Palupi 179 4 3.2
5 Pengawu 130 1 3.0
Jumlah 993 14 1.8
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2015 kasus BBLR
tertinggi terdapat di kelurahan Tatura Utara yaitu sebanyak 7 bayi
BBLR.

2. Pemantauan Penanganan Kasus Gizi Buruk

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 32


Kasus gizi buruk pada tahun 2015 di wilayah UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura sebanyak 5 kasus, mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2014 sebanyak 11 kasus, tahun 2013 sebanyak
12 kasus dan tahun 2012 yang berjumlah 11 kasus, pada tahun
2011 tidak terdapat kasus gizi buruk, sedangkan pada tahun 2010
sebanyak 11 kasus dan tahun 2009 sebanyak 16 kasus. Bila dilihat
dari jenis kelurahan pada tahun 2014 maka kelurahan yang banyak
terdapat kasus gizi buruk adalah kelurahan Tatura Utara yakni
terdapat 5 kasus, kemudian Kelurahan Palupi sebanyak 3 kasus
sedangkan Kelurahan Tatura Selatan Tavanjuka dan Kelurahan
Pengawu 1 kasus.
Permasalahan kasus gizi buruk sebagian besar berasal dari
keluarga kurang mampu dengan tingkat pendidikan yang rendah
terutama kurangnya pengetahuan ibu tentang pola asuh dan
pemberian makanan, sehingga tidak dapat mempertahankan status
gizi balita pasca penanganan, untuk itu perlu adanya kepedulian
berbagai sektor sehingga penanggulangan kasus gizi buruk dapat
terselesaikan.
Gambaran balita gizi buruk di wilayah kerja UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura dari tahun 2009-2014 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 33


3. SKDN
SKDN yang dilakukan melalui posyandu adalah salah satu
upaya yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
kegiatan penimbangan balita berdasarkan indikator SKDN dan
indikator lainnya untuk mengetahui ada tidaknya masalah dalam
pelaksanaan kegiatan penimbangan balita dan untuk dapat
mengetahui beberapa penyebab masalah dalam pelaksanaan
kegiatan penimbangan balita.
Beberapa indikator SKDN diantaranya cakupan program (K/S),
tingkat partisipasi masyarakat (D/S), hasil penimbangan (N/D),
tingkat intensitas masalah gizi (BGM/D-B-O), kualitas program (T/D),
keaktifan posyandu dan keaktifan kader.

Tabel 3.5
Pamantauan Pertumbuhan SKDN Balita
di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2015

Jumlah Balita Di
No Kelurahan Total BGM
Balita (S) Timbang (D)
1 Tatura Utara 2571 1645 26
2 Tatura Selatan 1440 1052 55
3 Tavanjuka 584 395 9
4 Palupi 1199 824 6
5 Pengawu 870 564 6
Jumlah 6664 4480 102

Dari tabel juga terlihat bahwa seluruh kelurahan di wilayah


kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura telah melaksanakan
SKDN pada anak balita. Hal ini telah sesuai dengan indikator
pencapaian target program gizi tahun 2008 yaitu 100%
kecamatan/kelurahan di Kota Palu melaksanakan pertumbuhan
SKDN Balita.

4. Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (Bumil KEK)


Salah satu indikator status gizi ibu hamil adalah KEK pada
bumil. Pada tahun 2015 diwilayah UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura terdapat 111 bumil KEK dari 1.093 Bumil, dimana porsi

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 34


tertinggi berada di Kelurahan Tatura Utara yakni sebanyak 41
bumil, kemudian Tatura Selatan 36 bumil, Palupi 11 bumil, Pengawu
16 bumil, dan Tavanjuka 11 bumil. Mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2014 terdapat 168 bumil KEK dari 1.179 Bumil.
Pada tahun 2013 sebanyak 128 bumil KEK dari 1.184 Bumil tahun
2012 sebanyak 100 Bumil KEK dari 1116 Bumil, pada tahun 2011
sebesar 123 bumil KEK dari 1078 bumil, sedangkan pada tahun
2010 terdapat 43 bumil KEK dari 974 bumil, tahun 2009 sebesar 53
bumil KEK dari 973 bumil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut ini :

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 35


Bab 4
Situasi Upaya
Kesehatan

Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan


sesuai dengan visi dan misi Departemen Kesehatan maka dapat
dilihat dari beberapa indikator antara lain indikator upaya
pelayanan kesehatan dengan memperhatikan data pelayanan
kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang,
pelayanan kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak,
pencegahan dan pemberantasan penyakit, pelayanan kefarmasian
dan berbagai kegiatan lainnya.

A. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK


1. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal (Antenatal Care) adalah pelayanan
kesehatan untuk ibu hamil yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan yang mencakup pengawasan dan pengelolaan
perempuan hamil terus menerus selama kehamilan untuk mencapai
beberapa sasaran utama yaitu mengidentifikasikan kehamilan
resiko tinggi, mencegah dan mengatasi penyulit kehamilan,

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 36


membantu mengatasi masalah gizi, sosial dan rohani serta
memberi perhatian dalam persalinan, nifas termasuk masalah
keluarga berencana. Sasaran akhir dari pelayanan antenatal ialah
menjamin suatu kondisi yang optimal bagi ibu setelah bersalin
sebagai orang tua maupun pribadi yang dapat menjaga kesehatan
dirinya dan bayinya.
- Cakupan K1 dan K4
Cakupan antenatal dapat dipantau melalui indikator K1 dan
K4. K1 adalah pelayanan kunjungan baru ibu hamil, sedangkan
K4 adalah pelayanan ibu hamil paling sedikit 4 kali kunjungan
selama kehamilan dengan ketentuan satu kali pada triwulan I
kehamilan, satu kali pada triwulan II kehamilan dan dua kali
pada triwulan III kehamilan (K4).
Cakupan bumil baru (K1) yang datang memeriksakan
kehamilan di UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura pada tahun
2015 sebesar 100% (1.093 bumil) dari jumlah ibu hamil yang
ada di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura
mengalami hal yang sama dibandingkan tahun 2014 sebesar
100% (1.179 bumil) ,tahun 2013 dan tahun 2012 mencapai
100% (1.117) dari bumil yang ada.
Jika dilihat pencapaian pada tahun 2015 dan 2014 mengalami
hal yang sama yaitu sebesar 100%, sedangkan pada tahun 2009
sebesar 100,1% terjadi penurunan jika dibandingkan dengan
tahun 2012. Untuk ibu hamil yang melakukan kunjungan ulang
sampai keempat kalinya (K4) pada tahun 2015 sebanyak 95%
dari jumlah proyeksi bumil 1.093 sedangkan pada tahun 2014
sebanyak 95,1% dari jumlah proyeksi 1.117 bumil. Jika dilihat
dari pencapaian tahun 2015 sebesar 95% dan tahun 2014
sebesar 95,1% terjadi peningkatan pencapaian. Diharapkan
kepada seluruh jajaran bidan untuk lebih meningkatkan
kinerjanya di tahun yang akan datang karena telah meratanya
sarana pelayanan kesehatan dan distribusi tenaga kesehatan
sehingga pelaksanaan PWS KIA diharapkan dapat terlaksana
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 37


Jika dilihat dari wilayah kerja yang ada di UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura, maka cakupan K1 yang ada di masing-
masing Kelurahan rata-rata telah mencapai 100%, sedangkan
cakupan K4 yang tertinggi hanya mencapai 95,7% yaitu di
Kelurahan Tavanjuka dan terendah mencapai 95,0% yaitu di
Kelurahan Palupi.
Gambar berikut menunjukkan cakupan K1 dan K4 di
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 :

Gb. 3.6 Cakupan K1 & K4 di wilayah kerja


UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2011-2015

- Cakupan Fe1 dan Fe3


Pemberian tablet besi pada ibu hamil bertujuan untuk
menanggulangi anemia selama masa kehamilan.
Pencapaian cakupan Fe 1 selama 3 tahun terakhir
cenderung berfluktuasi setiap tahunnya yaitu pada tahun 2009
sebesar 100,1%, mengalami penurunan di tahun 2010 sebesar
99,4% dan tahun 2011 mengalami hal yang sama pada tahun
2012,2013,2014 sebesar 100%. Untuk pada tahun 2015
pencapaian sebesar 100%, hal ini dikarenakan
koordinasi/kerjasama antara lintas program di lapangan sudah
lebih baik. Sedangkan cakupan F3 3 selama 4 tahun terakhir

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 38


cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun
2009 sebesar 89,7%, tahun 2010 sebesar 91,8%, tahun 2011
sebesar 90,5%, tahun 2012 sebesar 95,07%, tahun 2013
sebesar 95% ,tahun 2014 sebesar 95%. dan pada tahun 2015
sebesar 95%.
Berikut perkembangan cakupan Fe1 dan Fe3 di UPTD
Urusan Puskesmas Mabelopura selama 4 tahun terakhir (2010
s/d 2015) :

Gbr. 3.7 Cakupan Fe 1 dan Fe 3 di


UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2010 s/d 2015

- Cakupan TT 1 sampai dengan TT 2


Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada ibu hamil
(Bumil) bertujuan mencegah Tetanus Neonatorum. Imunisasi TT
pada Bumil di berikan 5 kali dalam jangka waktu tertentu yang
berguna untuk kekebalan seumur hidup. Pada tahun 2015
cakupan TT1 hanya mencapai 21,5% dari 1.093 sasaran Bumil,
sedangkan tahun 2014 cakupan TT1 hanya mencapai 26,4% dari
1.179 sasaran Bumil, tahun 2013 mencapai 30%, tahun 2012
mencapai 31,4% tahun 2011 cakupan TT Bumil mencapai 92%,
tahun 2010 mencapai 100,4% dan tahun 2009 mencapai
92,3%.sedangkan pada tahun 2013 mencapai 30%, tahun 2012

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 39


mencapai 31,4% tahun 2011 cakupan TT Bumil mencapai 92%,
tahun 2010 mencapai 100,4% dan tahun 2009 mencapai 92,3%.
Gambar berikut menunjukkan cakupan TT1 di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2010 - 2015 :
Gbr.3.8 Cakupan TT1 di wilayah UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura
tahun 2010 s/d 2015

Dari gambar di atas memperlihatkan cakupan TT 1 untuk


setiap tahunnya yang terdapat di wilayah kerja UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura.
- Cakupan Persalinan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan selama 4
tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan, dimana pada
tahun 2009 terdapat 84,2% persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan, sedangkan tahun 2010 sebesar 85,8%, tahun
2011 sebesar 82,5%, tahun 2012 sebsar 90,8%, tahun 2013
sebesar 90%, tahun 2014 sebesar 90%. Pada tahun 2015
cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
sebanyak 945 persalinan dari 1.045 perkiraan persalinan atau
sebesar 90%. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan-
perubahan rumus sasaran dan bertambahnya sarana yaitu Klinik
Bersalin dan Pelayanan Jampersal yang ada di Puskesmas
Mabelopura. Bila dibandingkan dengan target nasional yaitu
80% persalinan oleh tenaga kesehatan dalam wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura sudah melebihi dari target,
meskipun demikian persalinan oleh tenaga kesehatan perlu
mendapat perhatian khusus, untuk meningkatkan cakupan
dapat dilakukan dengan KIE (Komunikasi, Informasi, dan

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 40


Edukasi). Hal ini sangat penting dalam upaya menurunkan
angka kematian ibu dan bayi.
Gambaran lebih jelas tentang cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan selama 3 tahun terakhir (2010 s/d 2015)
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gbr.3.9 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2010 s/d 2015

- Cakupan Pemeriksaan Neonatal


Cakupan kunjungan Neonatal (KN) adalah persentase
neonatal (bayi kurang dari satu bulan) yang mendapatkan
pelayanan kesehatan minimal 2 kali dari tenaga kesehatan. Satu
kali pada umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari.
Cakupan pelayanan neonatal (KN) di wilayah kerja UPTD
Urusan Puskesmas Mabelopura selama tiga tahun terakhir
terjadi penurunan yaitu pada tahun 2009 sampai dengan 2011
mencapai 100 %, tahun 2012 sebesar 92,5%, tahun 2013
sebesar 100%, tahun 2014 sebesar 94,5% kemudian pada tahun
2015 sebesar 95%, baik itu jenis kelamin Laki-laki dan
Perempuan. Diharapkan kinerja bidan agar terus ditingkatkan
dan lebih dipertahankan dalam usaha memberikan pelayanan
neonatal secara proaktif sehinggan cakupan neonatal akan lebih
baik lagi di tahun yang akan datang.
Untuk lebih jelasnya cakupan pemeriksaan neonatal (KN)
selama tiga tahun terakhir (2010 s/d 2015) di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gbr.4.1. Cakupan Pemeriksaan Neonatal (KN)

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 41


UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2010 s/d 2015

B. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

1. Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium


(GAKI)

Kegiatan penanggulangan gangguan akibat kekurangan


yodium di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura
dilakukan melalui monitoring garam beryodium.

a. Monitoring Garam Beryodium


Pelaksanaan monitoring garam beryodium dilakukan secara
serempak pada bulan Mei. Seperti halnya tahun 2013
pelaksanaan monitoring garam beryodium pada tahun 2014
juga dilaksanakan di 5 kelurahan yang ada di wilayah kerja UPTD
Urusan Puskesmas Mabelopura, namun perbedaannya pada
tahun 2009 yang dijadikan sampel adalah anak sekolah
sedangkan tahun 2012 adalah keluarga, adapun keluarga yang
disurvei sebanyak 500 keluarga, masing-masing kelurahan 100
keluarga. Hasil monitoring garam beryodium di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2015 adalah
sebesar 93,3% (465 keluarga) telah mengkonsumsi garam

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 42


beryodium, jika dilihat menurut kategori kelurahan maka 4
kelurahan yaitu Tatura Selatan, Tatura Utara, Palupi, dan
Pengawu 100% telah mengkonsumsi garam beryodium
sedangkan di Kelurahan Tavanjuka hanya mencapai 66,6%.

2. Cakupan Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi yang sangat diperlukan
oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat
melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (agar
meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit). Anak
yang kekurangan vitamin A untuk jangka waktu yang lama akan
mengakibatkan terjadinya gangguan mata, dan bila tidak cepat
mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. Selain anak
yang kurang vitamin A bila terserang campak, diare atau penyakit
infeksi lain penyakitnya akan lebih parah dan dapat mengakibatkan
kematian.
Vitamin A dapat diperoleh dari ASI atau makanan yang berasal
dari hewan (susu, daging, hati, telur), atau dari sayuran hijau serta
buah berwarna merah atau kuning (mangga, pepaya). Tetapi karena
anak jarang makan sumber vitamin A begitu penting maka anak
harus mendapatkan kapsul vitamin A setiap enam bulan hingga
usia 5 tahun.
Kapsul vitamin A berwarna biru dengan dosis 100.000 IU
diberikan kepada bayi berusia 6-11 bulan, sedangkan kapsul
vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 IU untuk anak
balita usia 12-59 bulan. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada
bayi laki-laki tahun 2015 mencapai 87.4% sedangkan bayi
perempuan mencapai 87.2%. Untuk cakupan pemberian kapsul
vitamin A pada balita laki-laki tahun 2015 mencapai 82,6%
sedangkan balita perempuan mencapai 83.5%. Untuk cakupan
vitamin A pada ibu nifas tahun 2014 sebesar 90.6%.

3. Cakupan Asi Eksklusif

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 43


Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif adalah pemberian hanya ASI saja
tanpa makanan dan minuman lain yang dianjurkan sampai 6 bulan
pertama kehidupan bayi.
ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi, yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
Selain mengandung protein yang tinggi, Asi yang memiliki
perbandingan (rasio) antara whey dan casein yang sesuai untuk
bayi. Rasio whey : casien merupakan salah satu keunggulan ASI
dibandingkan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu
65 : 35, komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah
diserap dibandingkan susu sapi. Pada susu sapi perbandingannya
adalah 20:80, mengandung lebih banyak Casein yang tidak mudah
diserap. Hal ini dibuktikan dengan penelitian di Bogor Tahun 2001
yang menunjukkan bahwa anak yang diberi ASI Ekslusif sampai usia
4 bulan tidak ada yang menderita gizi buruk ketika berusia 5 bulan.
Sedang bayi yang diberi susu selain Asi, mempunyai resiko 17 kali
lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar
kemungkinan terkena ISPA dibandingkan dengan bayi yang
mendapat ASI (WHO).
Di wilayah kerja Puskesmas Mabelopura cakupan bayi yang
diberi ASI Ekslusif pada tahun 2015 mencapai 58.9% atau sebanyak
197 bayi dari 334 jumlah sasaran bayi sedangkan pada tahun 2014
mencapai 80% atau sebanyak 536 bayi dari 1072 jumlah sasaran
bayi ,tahun 2013 sebanyak 257 bayi(100%) pada tahun 2012 196
bayi (100%) tahun 2011 sebesar 34,5%, tahun 2010 sebesar 38,5%
dan tahun 2009 dengan cakupan ASI ekslusif sebesar 37,99%.
Gambaran lebih jelasnya cakupan ASI ekslusif selama 4 tahun
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gbr.4.2.. Cakupan Asi Eksklusif di wilayah UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura
tahun 2010 s/d 2015

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 44


C. KELUARGA BERENCANA

Indikator keberhasilan program KB diketahui dari pencapaian


target KB baru, cakupan peserta KB aktif Metode Kontrasepsi Efektif
Terpilih (MKET)

1. Pencapaian Akseptor KB Baru


Cakupan peserta KB baru terhadap PUS selama 4 tahun
terakhir cenderung berfluktuasi, dimana tahun 2015 cakupan
peserta KB baru sebesar 32.6%(3.178) dari jumlah PUS yang ada
(9.741) atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014
cakupan peserta KB baru sebesar 18,9%(1.844) dari jumlah PUS
yang ada (9.741) tahun 2013 sebesar 6,2%(603) dari jumlah PUS
yang ada (9.781) sedangkan tahun 2012 cakupan peserta KB baru
sebesar 13,8% (1.294) dari jumlah PUS yang ada (9.410), tahun
2011 cakupan peserta KB baru sebesar 12,8% (1.149) dari jumlah
PUS yang ada (8.962), tahun 2010 dengan peserta KB baru sebesar
6,3% (526) dari jumlah PUS yang ada (8.383), 2009 cakupan
peserta KB baru sebesar 7,26% (596) dari jumlah PUS yang ada
(8.212).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gbr. Jumlah Akseptor KB Baru di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2010-2015

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 45


Adapun gambaran kontrasepsi akseptor KB baru dapat dilihat
pada gambar berikut :

2. Pencapaian Akseptor KB Aktif


Cakupan Peserta KB Aktif terhadap PUS selama 4 tahun
terakhir cenderung mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2009
jumlah peserta KB Aktif sebesar 74,2% (6.093) mengalami
peningkatan pada tahun 2010 sebesar 78,9% (6.612), mengalami
penurunan lagi pada tahun 2011 sebesar 77,6% (6.955), tahun
2012 mengalami peningkatan sebesar 80,4% (7.561), tahun 2013
mengalami penurunan sebesar 37,5%(3.668) tahun 2014 sebesar
64,3%(6.261). Dan tahun 2015 sebesar 32.6%(3.178). Perlu adanya
perhatian khusus terhadap faktor yang menjadi penyebab
penurunan akseptor KB aktif.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gbr. Jumlah Akseptor KB Aktif di wilayah kerja


UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2010-2015

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 46


Berikut ini gambaran penggunaan kontrasepsi KB Aktif pada
tahun 2015 :

D. KESEHATAN USILA

Keberhasilan pembangunan telah memberikan dampak diberbagai


bidang, khususnya di bidang kesehatan yaitu meningkatnya mutu
kesehatan penduduk, meningkatnya angka harapan hidup yang
mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia.
Pertambahan penduduk lanjut usia secara bermakna, akan
disertai oleh berbagai masalah dan akan mempengaruhi aspek
kehidupan lanjut usia baik terhadap individu maupun bagi keluarga
dan masyarakat lain meliputi fisik biologis, mental maupun social
ekonomi. Mengingat lanjut usia merupakan salah satu kelompok rawan
dalam keluarga, pembinaan usia lanjut sangat memerlukan perhatian
khusus sesuai dengan keberadaannya. Upaya kesehatan lansia

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 47


ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan lansia agar
hidup mandiri selama mungkin dan produktif serta dapat hidup aktif
dalam masyarakat. Upaya kesehatan lansia dilakukan melalui
pendekatan yang menyeluruh dengan memperhatikan nilai budaya
yang ada dan peran keluarga melalui upaya promotif disamping
preventif dan rehabilitatif.
Kesehatan lansia merupakan golongan yang rentan yang perlu
mendapatkan sentuhan pelayanan kesehatan. Dalam kehidupan
keluarga, usia lanjut merupakan figur tersendiri dalam kaitannya
dengan sosial budaya bangsa. Sedangkan dalam kehidupan nasional,
usia lanjut merupakan sumber daya yang bernilai sesuai dengan
pengetahuan, pengalaman hidup, dan kearifan yang dimiliki untuk
dimanfaatkan dalam meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Yang
dimaksud dengan lansia adalah semua orang yang berusia 60 tahun
atau lebih.
Pada tahun 2015 kelompok lansia yang terbentuk adalah
berjumlah 6 kelompok ( 1 di Kelurahan Tatura Utara, 1 di Tatura
Selatan, 1 di Palupi, 1. Di Tavanjuka, 1 di Pengawu dan 1 Panti Jompo),
dengan cakupan usila yang dibina berjumlah 1.844 dari 3.719 cakupan
usila yang ada. Kasus penyakit yang ditemukan pada cakupan usila
sebanyak 679 orang dan berhasil ditangani di Puskesmas sebanyak
619 orang dan yang dirujuk sebanyak 60 orang.
Adapun kasus penyakit yang terjadi pada lansia untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 48


E. PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih


Ada 2 faktor yang penting dalam penyediaan air bersih yaitu
kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas dapat dilihat pada cakupan
penggunaan air bersih, sedang secara kuantitas air dan tingkat
resiko pencemaran Sarana Air Bersih (SAB).
a). Cakupan Air Bersih
Program penyediaan dan pengawasan air bersih (PPAB)
ditentukan oleh dua faktor yaitu dari segi kualitas dan
kuantitas. Secara kuantitas dapat ditentukan oleh keadaan
penduduk yang menggunakan sarana air bersih, sedangkan
secara kualitas ditentukan oleh deteksi pemeriksaan sampel air
baik secara fisik, kimia maupun bakteriologis.
Cakupan pengguna air bersih yang diperiksa pada tahun
2015 mencapai 87.3% atau 11.040 KK dari 14.544 KK yang ada
, pencapaian ini masih dibawah target angka standar nasional
untuk cakupan penggunaan air bersih perkotaan (100%). Hal ini
perlu menjadi perhatian khusus yang terkait dengan
penyediaan air bersih di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura.
Dari cakupan 11.040 (100%) Kepala Keluarga (KK)
pengguna air bersih yang diperiksa, pengguna ledeng sebanyak
3,228 buah (32,2%), SPT sebanyak 1.673 buah (16,7%), SGL
sebanyak 930 buah (9,3%), PMA sebanyak 16 buah (0,2%), dan
pengguna lainnya sebanyak 3.241 buah(32,3%). Untuk wilayah
perkelurahan, jumlah KK dengan persentase yang memiliki
akses air bersih tertinggi berada di kelurahan Tatura Utara
sedangkan yang terendah di kelurahan Tavanjuka.

Gbr. 4.8. Cakupan Pengguna Air Bersih


di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2015

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 49


2. Pembuangan Kotoran Manusia
Penyebaran water born disease dan infeksi kecacingan
berasal dari pembuangan kotoran manusia (Human excreta
disposal) berupa feaces dan urine yang tidak sesuai dengan
ketentuan kesehatan menurut Ehlers dan Steel adalah : 1) tidak
boleh mengotori tanah permukaan, 2) tidak boleh mengotori air
permukaan, 3) tidak boleh mengotori air dalam tanah, 4) kotoran
tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur
atau perkembangbiakan vektor penyakit lainnya, 5) kakus
terlindung dari penglihatan orang, 6) pembuatannya mudah dan
murah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan program kesling pada tahun
2015 jumlah jamban keluarga, baik pengadaan pemerintah maupun
swadaya adalah sebanyak 8.482 bila dibandingkan dengan keadaan
rumah yang ada sebanyak 11.509 rumah, terdapat 3.027 rumah
yang belum mempunyai jamban. Sedangkan jumlah KK yang di
periksa pada tahun 2015 sebanyak 10.040 KK dan yang
mempunyai jamban sebanyak 9.099 atau 90,6%.

3. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat


Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan
salah satu faktor yang cukup berpengaruh terhadap derajat
kesehatan masyarakat, kaitannya dengan penyakit-penyakit yang

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 50


berhubungan dengan tempat-tempat tersebut, seperti : diare,
keracunan makanan, keracunan pestisida, dan lain-lain.
TUPM Yang dimaksud adalah tempat-tempat umum (TTU)
yang meliputi kantor, hotel, toko, pasar, salon kecantikan, dan lain-
lain dan tempat pengolahan makanan (TPM) yang meliputi restoran
atau rumah makan. Namun pada saat ini TUPM yang dilakukan
pemeriksaan sanitasi adalah terhadap hotel, pasar, restoran, salon
kecantikan, dan lain-lain.
Jumlah TUPM yang ada pada tahun 2015 di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura adalah sebanyak 92 buah dan
yang diperiksa sebanyak 46 buah dan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 7 buah. Upaya pengawasan/pembinaan
terhadap kebersihan dan kesehatan TTU masih perlu ditingkatkan.

4. Sarana Institusi
Sarana institusi merupakan salah satu sarana yang perlu
diperhatikan khususnya untuk pemeriksaan kesehatan
lingkungannya guna menghindari berkembangnya penyakit yang
sifatnya water born disease dan air born disease seperti : diare, dan
lain-lain. Yang termasuk sarana institusi adalah sarana kesehatan,
sarana pendidikan, sarana ibadah, perkantoran dan lain-lain.
Pada tahun 2015 dari 148 sarana institusi ada, yang dibina
sebanyak 98 sarana atau sebanyak 66,2%, dengan rincian sarana
kesehatan yang dibina 100%, sarana pendidikan 100%, sarana
ibadah 19,5%, sarana perkantoran 29,2%, dan sarana lainnya 0%.

5. Pengelolaan Sampah
Kegiatan pengawasan terhadap pengelolaan sampah sangat
penting untuk pengendalian dampak sampah terhadap kesehatan
masyarakat, karena masih banyak penyakit-penyakit menular yang
erat kaitannya dengan pengelolaan sampah yang belum baik atau
tidak memenuhi syarat kesehatan. Pada tahun 2015 jika dilihat dari
11.406 KK yang diperiksa maka yang memiliki tempat sampah
sebanyak 9.603 atau 91.9%.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 51


6. Perumahan Sehat
Beberapa indikator yang digunakan untuk menilai rumah
sehat yang memenuhi syarat kesehatan diantaranya adalah
kelengkapan sarana sanitasi dasar (jamban, SAB, sampah dan air
limbah) dan rumah bebas dari jentik nyamuk.
Pada tahun 2015 di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura terdapat 11.915 rumah, dan yang diperiksa sanitasinya
sebanyak 11.232 atau 80,22% dan yang memenuhi syarat
kesehatan adalah sebanyak 10.071 (92,5%) dari jumlah rumah
yang diperiksa. Sedangkan untuk rumah bebas jentik sebanyak 451
atau 92% dari 500 rumah yang diperiksa.
Angka bebas jentik pada tahun 2015 adalah sebesar 92%
masih jauh dari standar nasional yaitu >95%, sehingga masih perlu
adanya strategi khusus untuk mencapai target tersebut.
Berdasarkan kelurahan, persentase tertinggi angka bebas jentiknya
adalah kelurahan Tavanjuka (97%) dan yang terendah adalah
kelurahan Tatura Selatan (86%).

F. PERILAKU SEHAT

Menurut Leavell & Clark ada 5 tingkat pencegahan yaitu : Health


promotion, early diagnosis and prompt treatment, specific protection,
Disability limitatin, and Rehabilitation. Health promotion, Early
diagnosis and promp treatment merupakan usaha-usaha pencegahan
sebelum masa sakit sedangkan Specific protection, Disability limitation
and Rehabilitation merupakan usaha-usaha pencegahan masa sakit.
Health promotion atau promosi kesehatan merupakan kegiatan yang
paling mudah dilaksanakan dan murah biayanya. Kegiatan promosi
dilakukan untuk merubah perilaku masyarakat dari perilaku yang tidak
sehat menjadi perilaku sehat dalam konsep ilmu perilaku. Perubahan
perilaku secara garis besarnya dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu enabling
factor (faktor yang memungkinkan), predisposing factor (faktor yang
berpengaruh), dan reinforcing factor (faktor yang memperkuat).

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 52


Dalam melaksanakan kegiatan promosi perlu mempertimbangkan
3 faktor tersebut. Upaya promosi kesehatan dilaksanakan untuk
memotivasi masyarakat dalam memelihara, melindungi, dan
meningkatkan kesehatannya sendiri dengan prinsip prevent rather
than cure, mencegah lebih baik daripada mengobati.

1. Perilaku merokok dan penyalagunaan Napza (Narkotik, Psikotropika


dan Zat Adiktif)
Beberapa perilaku sebagian masyarakat yang merugikan
kesehatan sepeti merokok dan penyalahgunaan napza, namun data
tersebut tidak dilaporkan sehingga data tidak tersedia.

2. Pemberdayaan Dana Masyarakat


Potensi untuk pemberdayaan dana masyarakat sangat besar
karena masyarakat demandnya terhadap pelayanan kesehatan
meningkat. Namun hal tersebut tidak dibarengi dengan
kemampuan membayar fasilitas pelayanan. Perlunya
pengembangan konsep pre payment dikembangkan untuk
menganisipasi kecendrungan di atas, dalam hal ini terlihat dengan
jelas bahwa konsep fee for service membutuhkan biaya yang besar
dan sipa digunakan, untuk mengobati pada saat sakit lebih mahal
biaya yang dikeluarkan jika dibandingkan dengan mengikuti
asuransi kesehatan dimana masyarakat menabung untuk
pemeliharaan kesehatannya sebelum mereka jatuh sakit.
Jumlah masyarakat yang terlindungi oleh Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan pra bayar di UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura pada tahun 2012 sebanyak 9.341 peserta atau sebesar
17,2% dari jumlah penduduk 54.272 orang, yang terdiri dari
Jamkesmas sebanyak 6.046 peserta dan lainnya sebanyak 3.295
peserta.

3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 53


Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat menurut Hendrik L. Blom adalah faktor
perilaku. Dengan mewujudkan perilaku yang sehat, diharapkan
dapat menurunkan angka kesakitan maupun angka kematian akibat
suatu penyakit.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk
perwujudan paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan,
keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk
meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya baik fisik,
mental dan spiritual maupun sosial. Perilaku hidup sehat yang
diterapkan oleh keluarga dapat dilihat dari jumlah tatanan rumah
tangga yang menerapkan PHBS.
Dalam kegiatan PHBS terdapat beberapa tatanan yang
menjadi sasaran PHBS yaitu tatanan rumah tangga, tatanan
institusi dan tatanan TTU (tempat-tempat umum). Untuk data profil
ini, ditampilkan hanya PHBS tatanan rumah tangga karena
mempunyai daya ungkit yang paling besar terhadap perubahan
perilaku masyarakat secara umum.
Berdasarkan laporan program Promkes pada tahun 2015 di
wilayah kerja Puskesmas Mabelopura, jumlah rumah tangga yang
dipantau sebanyak 1.163 dari 11.915 jumlah yang ada. Untuk
rumah tangga yang berPHBS sebanyak 724 keluarga atau 40,8%,
sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 1.902 dari 14.764 jumlah
yang ada. Untuk rumah tangga yang berPHBS sebanyak 699
keluarga atau 39,8%, mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tahun 2013 sebesar 39% tahun 2012 sebesar 38,3% tahun
2011 sebesar 32,7% atau 831 dari 2.539 rumah tangga diperiksa,
dan tahun 2010 sebesar 34,69% atau 876 dari 2.525 rumah
tangga yang diperiksa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut :

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 54


Gbr.4.9 Persentase jumlah rumah tangga yang berPHBS di wilayah kerja UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura tahun 2011-2015

G. UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT

Pengembangan peran serta masyarakat dalam pembangunan


kesehatan yang bersumber daya masyarakat seperti Posyandu,
polindes dan Poskesdes dapat dilihat pada sarana UKBM yang ada di
wilayah Puskesmas Mabelopura.
Posyandu merupakan wahana kesehatan bersumber daya
masyarakat yang memberikan layanan 5 kegiatan utama (KIA, KB, Gizi,
Imunisasi, dan P2 Diare) dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat.
Polindes (pondok bersalin desa) merupakan wahana kesehatan
bersumber daya masyarakat yang dikelola oleh bidan di desa bersama
masyarakat guna memberikan layanan profesional dibidang kesehatan
ibu dan anak.
Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) adalah Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam
rangka mendekatkan serta menyediakan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat.
Pada tahun 2015 di wilayah Puskesmas Mabelopura terdapat 21
buah posyandu, 1 buah polindes yang terletak di Kelurahan Pengawu
dan 5 buah Poskesdes yang terdapat di 5 Kelurahan yang ada di
wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura yaitu Poskesdes Nasehapura

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 55


Siaga yang terdapat di Kelurahan Tatura Utara, Poskesdes Nasanapura
Siaga di Kelurahan Tatura Selatan, Poskesdes Libutapura Siaga di
Kelurahan Tavanjuka, Poskesdes Kamipura Siaga di Kelurahan Palupi
dan Poskesdes Kintabaru Siaga di Kelurahan Palupi.
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang aktif sebanyak 21 buah
dan 6 buah Posyandu Usila. Jika dilihat menurut strata maka pada
tahun 2014 terdiri dari strata Pratama 1, Madya 5, Purnama 14, dan
Mandiri 1 posyandu. Posyandu merupakan sarana pelayanan
kesehatan yang bersumber daya masyarakat yang diselenggarakan
oleh kader terlatih di bidang kesehatan yang berasal dari masyarakat
setempat. Dari 93 kader yang ada atau dilatih hanya 75 kader yang
aktif ditiap posyandu. Secara nasional rasio kader terhadap Posyandu
terdiri dari 5 kader setiap Posyandu dengan jumlah Balita minimal 20-
50 orang. Apabila kita membandingkan standar nasional dengan
jumlah kader yang aktif dengan jumlah Posyandu yang ada, maka
setiap Posyandu hanya terdapat 2-3 kader aktif.

H. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

1. Pelayanan Imunisasi

a. Cakupan UCI
Kegiatan imunisasi bertujuan untuk membentuk kekebalan
pasif (Artifically induced passive immunity) dalam kaitannya
untuk mencegah terjadinya PD3I (Penyakit yang Dapat Di
Cegah Dengan Imunisasi). Indikator yang digunakan untuk
program imunisasi adalah UCI (Universal Child Immunization).
Target untuk UCI adalah masing-masing antigen (DPT1, DPT3,
Polio 4, Campak dan HB3) harus 100%, dimana imunisasi
campak merupakan indikator yang dianggap paling sensitif
mengingat campak merupakan imunisasi terakhir yang
diberikan sehingga dengan asumsi tersebut bayi yang telah
diimunisasi campak dianggap telah mendapatkan imunisasi
lengkap.
Cakupan indikator UCI di wilayah kerja UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura mencapai 100%. Pencapaian sasaran

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 56


UCI ini sangat penting karena memperlihatkan bahwa kegiatan
imunisasi telah dilaksanakan mencakup sebagian besar sasaran
penduduk yang harus memperoleh kekebalan dengan
imunisasi.
Drop Out DPT1 Campak adalah Bayi yang tidak
mendapat imunisasi lengkap dengan mendeteksi bayi yang
mendapat DPT 1 tetapi tidak terdeteksi pada imunisasi Campak.
Angka drop out (DO) cakupan imunisasi pada tahun 2015
mencapai 1.3%.

b. Cakupan Imunisasi Anak Sekolah


Imunisasi anak sekolah dilaksanakan pada anak Sekolah
Dasar (SD) dengan 2 jenis imunisasi yaitu imunisasi DT/TT dan
Campak. Untuk imunisasi DT diberikan kepada anak kelas I,
imunisasi TT diberikan kepada anak kelas II dan III, dan
imunisasi campak diberikan kepada anak kelas III.
Imunisasi untuk anak sekolah dasar dilaksanakan 1 kali
dalam setahun selama sebulan atau lebih dikenal dengan BIAS
(Bulan Imunisasi Anak Sekolah).
Pada tahun 2015 cakupan imunisasi DT sebesar
100%,imunisasi TT sebesar 99,8% dan imunisasi campak
sebesar 99,7%.Berikut tabel cakupan imunisasi diwilayah kerja
Puskesmas Mabelopura :
Tabel 1.6
Cakupan Imunisasi DT/TT dan Campak
di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2015
Sasaran Cakupan imunisasi
Nama I I (DT) II (TT) III (TT) Campak
II III Campa
Sekolah (DT Ab
(TT) (TT) k
) s % Abs % Abs % Abs %
SDN Palupi 76 73 64 75 72 64
SDN
89 76 77 88 75 77
Pengawu
MI Alkhairat
22 35 34 22 35 34
Pengawu
SDN Inp
98 87 82 98 87 81
Palupi
SDN Nurul
Ikhlas 22 38 29 22 38 28
Palupi
SD Inp
22 11 10 22 11 9
Tavanjuka
SDN
30 24 77 30 24 24
Tatanga
SD MI 98 24 99 96 98 99

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 57


Amalia
SDN 2
100 99 68 100 76 68
Tatura
SD Inp 3
43 76 41 43 40 41
Tatura
SDN 1
62 41 77 62 79 77
Tatura
MI Sis Aljufri 26 81 33 26 26 60
SD Bala
keselamata 60 26 60 60 83 77
n
SD Inp 1
73 76 77 72 76 77
tatura
SD Inp 2
47 68 59 47 68 57
tatura
Jumlah

2. Panggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)


Pada tahun 2015 Kejadian luar biasa (KLB) terdapat 1 kasus
di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura.
KLB yang terjadi di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura dapat ditanggulangi dalam waktu 24 jam sehingga bisa
menekan terjadinya kematian akibat kejadian luar biasa tersebut.
Upaya penanggulangan KLB dilakukan dengan meningkatkan
sistem surveilans dengan kegiatan antara lain pengembangan tim
surveilans epidemiologi dan peningkatan pencatatan dan pelaporan
(W1, W2 dan W3).

3. Surveilance AFP
Dalam upaya untuk membebaskan indonesia dari penyakit
Polio, maka pemerintah telah melaksanakan program Eradikasi
Polio (ERAPO) yang terdiri dari pemberian imunisasi rutin,
pemberian imunisasi massal pada anak balita melalui PIN (Pekan
Imunisasi Nasional) dan Surveilans AFP.
Surveilans AFP pada hakekatnya adalah pengamatan dan
penjaringan semua kelumpuhan yang terjadi secara mendadak dan
sifatnya flaccid (layuh), seperti sifat kelumpuhan poliomyelitis.
Penemuan kasus AFP yang tinggi merupakan salah satu indikator
keberhasilan program surveilans AFP khususnya dan eradikasi polio
pada umumnya. Secara statistik jumlah kelumpuhan AFP

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 58


diperkirakan 1 diantara 100.000 anak usia < 15 tahun. Pada tahun
2014 di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tidak
ditemukan kasus AFP Non Polio.

I. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN.


Kesehatan adalah hak fundamental setiap manusia. Karena itu
setiap individu, keluarga maupun masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya, dan pemerintah bertanggung
jawab mengatur dan melindungi agar masyarakat terpenuhi hak hidup
sehatnya termasuk masyarakat miskin yang tidak mampu.
Di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura pelayanan
kesehatan pada masyarakat miskin dilaksanakan melalui program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) atau BPJS. Program ini
pada hakekatnya adalah upaya mengatasi masalah pembiayaan
kesehatan dan sekaligus berorientasi pada peningkatan mutu
Puskesmas. Melalui Program ini diharapkan dapat mengefisienkan
pengeluaran masyarakat dan mengefektifkan pemberian pelayanan
kesehatan dengan meningkatkan mutu pelayanan yang paripurna.
Pada tahun 2015 diwilayah UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura,
jumlah peserta PBI sebanyak 9.118 orang dan Non PBI sebanyak 6.193
orang yang tercakup oleh Program Jaminan Pelayanan Kesehatan.

J. PELAYANAN KESEHATAN DASAR, RUJUKAN DAN PENUNJANG

1. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan

a. Puskesmas
Pemanfaatan fasilitas kesehatan puskesmas dapat dilihat dari
beberapa indikator seperi :
a. Rata-rata kunjungan per hari buka puskesmas.

Pada tahun 2015 jumlah kunjungan di UPTD Urusan


Puskesmas Mabelopura sebanyak 45.384 orang dengan rata-
rata kunjungan perbulan sebanyak 3.782 orang. Gambaran

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 59


selengkapnya kunjungan Pasien ke UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura dapat dilihat pada gambar dibawah :

Untuk lebih mengoptimalkan pelayanan kesehatan


kepada masyarakat, maka perlu adanya peningkatan sarana
kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan
peningkatan kualitas layanan serta sosialisasi program-
program kesehatan yang ada.

b. Upaya pelayanan kesehatan gigi di puskesmas

1). Pemanfaatan Balai Pengobatan Poli Gigi.


Pemanfaatan balai pengobatan gigi dapat diketahui
melalui rasio kunjungan rawat jalan gigi. Pada tahun
2014 kunjungan balai pengobatan gigi sebanyak 3.807,
dimana kunjungan baru sebesar 2.189 dan kunjungan
lama 1.618.

2). Upaya Mempertahan Gigi.


Indikator yang digunakan dalam upaya
mempertahankan gigi adalah rasio antara jumlah
penambalan gigi tetap dibandingkan dengan jumlah
pencabutan gigi tetap.
Keadaan upaya mempertahankan gigi di
Puskesmas Mabelopura sangat berfluktuasi setiap
tahunnya, yaitu pada tahun 2015 rasio penambalan gigi
tetap dengan pencabutan gigi tetap adalah 1 : 1,

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 60


mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014
adalah 1 : 6, tahun 2013 adalah 1 : 10. Telah memenuhi
target nasional yaitu 1 : 1.

3). Cakupan Perawatan Gigi pada Murid SD Kelas Selektif


(UKGS)
Untuk menilai upaya pemeliharaan kesehatan gigi
pada murid SD/MI dipakai indikator cakupan perawatan
gigi pada murid SD/MI yang menghitung persentase
perbandingan antara jumlah murid yang mendapat
perawatan gigi dan jumlah murid yang perlu perawatan
gigi.
Pada tahun 2015 persentase murid SD/MI yang
mendapat perawatan gigi sebesar 52,5% (131 anak),
yang terdiri dari murid laki-laki sebanyak 42 anak
(52,8%) dan murid perempuan sebanyak 91 anak
(52,3%). Dari 847 murid (29,2%) yang diperiksa tahun
2015 terdapat 704 murid (88,7%) yang perlu perawatan
dan yang mendapat perawatan sebanyak 131 murid atau
52,5%.

c. Rujukan Puskesmas.
Rujukan puskesmas terdiri dari 2 jenis yaitu rujukan
umum dan rujukan Jamkesmas. Pada tahun 2014 jumlah
rujukan di UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Sebanyak
724 dengan rincian rujukan umum 194 rujukan, BPJS
sebanyak 530 rujukan.

b. Pemanfaatan Laboratorium
Laboratorium adalah salah satu alat penunjang untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan. Pada tahun 2015
Pemeriksaan laboratorium di UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura meliputi beberapa item diantaranya pemeriksaan

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 61


darah untuk malaria. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 1.7
Jumlah Pemeriksaan Laboratorium
di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2015
No Kegiatan Jumlah

1 Jumlah spesimen darah yang diperiksa 2.864


2 Jumlah spesimen air seni yang diperiksa 1.188
3 Jumlah spesimen tinja yan diperiksa 0
4 Jumlah pemeriksaan BTA / TBC ( sputum ) 0
5 Jumlah pemeriksaan BTA / TBC ( sputum ) positif 0
6 Jumlah pemeriksaan darah untuk Malaria 43
7 Jumlah pemeriksaan darah untuk Malaria positif 1
8 Jumlah pemeriksaan darah untuk Malaria positif P. Falsifarum 2
9 Jumlah pemeriksaan BTA / Kusta 0
10 Jumlah pemeriksaan BTA / Kusta positif 0
11 Jumlah pemeriksaan laboratorium lainnya 0

K. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan adalah merupakan


salah satu kegiatan yang tidak bisa terpisahkan dari kegiatan lainnya
dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
khususnya dalam upaya melindungi masyarakat dari penggunaan
obat. Karena itu upaya pengendalian dan pengawasan obat terus
ditingkatkan karena selain bermanfaat, penggunaan obat juga dapat
merugikan dan berbahaya bagi kesehatan.

1. Penggunaan Obat
Obat merupakan salah satu bagian terpenting dalam
pelayanan kesehatan, untuk itu pengelolaan obat harus terus
menerus ditingkatkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan
program pelayanan kesehatan dasar. Pada tahun 2015 jumlah
persediaan obat di UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura adalah
sebanyak 285 item, dari 531.627 persediaan obat yang ada,
sebanyak 526.683 obat yang terpakai atau sebesar 99.0%

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 62


pemakaian obat. Berikut gambaran sepuluh obat terbanyak yang
digunakan di UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura.
Tabel 1.10
Sepuluh Obat Terbanyak yang digunakan
Di UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura tahun 2015
No Nama Obat Jumlah Pemakaian
1 Vitamin B Kompleks 53.440
2 Amoxicilin 500mg 44.311
3 Hemafort 38.401
4 Dexametasone 0.5mg 33.461
5 Paracetamol tab 500mg 33.365
6 Gliseril 100mg 29.728
7 Vitamin B1 tab 50mg 28.062
8 Piridoksin tab 10mg 23.338
9 Antasid tab 22.257
10 Asam mefenamat 500mg 14.235

Bab 5
Sumber Daya
Kesehatan
Upaya kesehatan dapat berdayaguna dan berhasilguna bila
pemenuhan sumber tenaga, biaya dan sarana kesehatan dapat memadai
dan sesuai dengan kebutuhan. Pemenuhan sumber daya kesehatan dapat
diukur dengan beberapa indikator kecukupan sebagai berikut :

A. TENAGA KESEHATAN

Pada tahun 2014 jumlah tenaga kesehatan yang ada di UPTD


Urusan Puskesmas Mabelopura sebanyak 59 orang yang terdiri dari 52
orang PNS, 7 orang PTT dan 3 orang PNS titipan kerja. Dengan
berbagai kemampuan dan sesuai dengan jenis pendidikan yang
dimiliki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah :

Tabel. 5.1
Proporsi Tenaga Kesehatan
Di UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 63


Ratio/100.000
No Kategori tenaga kesehatan Jumlah Proporsi
penduduk
1 Dokter Umum 4 5.214
2 Dokter Gigi 3
3 Bidan 6
4 Perawat 11
5 Perawat Gigi 3
6 Tenaga kefarmasian 3
7 Kesehatan masyarakat 2
8 Kesehatan lingkungan 3
9 Analis Kesehatan 1
10 Tenaga Non Kesehatan 2
Jumlah 52

Adapun gambaran persebaran tenaga kesehatan menurut unit


kerja dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 1.9
Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja

No Tempat Tugas Jumlah Tenaga


1 Puskesmas Induk 38
2 Pustu Palupi 2
3 Pustu Tavanjuka 2
4 Polindes Pengawu 1
5 Poskesdes Nasanapura Siaga 3
6 Poskesdes Nasehapura Siaga 3
7 Poskesdes Libutapura Siaga 1
8 Poskesdes Kamipura Siaga 1
9 Poskesdes Kintabaru Siaga 1

B. SARANA KESEHATAN

Menurut Hendrik.L.Blum status kesehatan masyarakat


dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pelayanan
kesehatan yang memadai. Dalam mencapai mutu pelayanan
kesehatan secara optimal perlu adanya sumber daya yang menunjang
baik sumber daya tenaga maupun prasarana yang memadai.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 64


Untuk mengetahui seberapa besar kepedulian masyarakat dalam
memanfaatkan fasilitas kesehatan dari rata-rata kunjungan perhari
buka Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes, Poskesdes dan
Posyandu.
Pada tahun 2014 sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura sebagai berikut :

Puskesmas

Jumlah Puskesmas diwilayah UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura


sebanyak 1 Puskesmas yang terletak di Jl. I Gusti Ngurah Rai No. 18
Palu.

Puskesmas Pembantu

Puskesmas Pembantu (PUSTU) yang ada di wilayah UPTD Urusan


Puskesmas Mabelopura pada tahun 2015 sebanyak 2 (dua) buah
yang terletak di Kelurahan Tavanjuka dan Kelurahan Palupi yang
dapat melayani kesehatan dasar, KIA dan KB sebagai penunjang
program-program dan kegiatan yang lain di Puskesmas Induk.

Pondok Bersalin Desa ( POLINDES )

Pada tahun 2015 Pondok Bersalin Desa (Polindes) di wilayah kerja


UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura sebanyak 1 (satu) buah yaitu
di Kelurahan Pengawu. Polindes ini selain melayani persalinan juga
melayani kesehatan dasar serta pelayanan KIA-KB, ini dilakukan
berhubung di Kelurahan Pengawu belum ada Puskesmas Pembantu
sedangkan jarak Kelurahan Pengawu dengan Puskesmas Induk 3
km dengan penduduk yang membutuhkan pelayanan kesehatan
cukup banyak.

Poskesdes

Pada tahun 2015 Poskesdes di wilayah kerja UPTD Urusan


Puskesmas Mabelopura sebanyak 5 (buah) buah yang terletak di
Kelurahan Tatura Utara, Tatura Selatan, Tavanjuka, Palupi dan
Pengawu.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 65


Sarana Kesehatan Lainnya.

Dalam mencari pelayanan kesehatan, selain ke Puskesmas,


Pustu, Polindes dan Poskesdes masyarakat juga mengunjungi Balai
pengobatan/poliklinik dan praktek dokter/bidan serta sarana
kefarmasian (apotik, toko obat, dll).
Pada tahun 2015 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut
Kepemilikan/Pengelola di wilayah UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura sebanyak 4 buah sarana yang di kelola oleh
Pemerintah Kota, dan 29 buah sarana di kelola oleh swasta. Adapun
29 buah sarana yang dikelola oleh swasta terdiri dari 4 buah sarana
rumah bersalin, 13 buah sarana praktek dokter perorangan, 2 buah
sarana praktek pengobatan tradisional, 2 industri obat nasional dan
8 buah Apotik.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Dalam melaksanakan upaya pembangunan kesehatan diperlukan


pembiayaan, baik yang bersumber dari pemerintah, maupun
masyarakat termasuk swasta. Pada tahun 2014 pembiayaan
bersumber dari APBD Kab/Kota, APBD Provinsi, APBN, dan sumber
pemerintah lainnya.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 66


Bab 6
Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab-bab sebelumnya tentang situasi derajat
kesehatan, situasi upaya kesehatan dan situasi sumber daya kesehatan di
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura pada tahun 2015,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Situasi derajat kesehatan di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas


Mabelopura dengan tolak ukur angka kesakitan, angka kematian, dan
status gizi masyarakat tidak jauh berbeda dengan tahun 2014. Pada
tahun 2015 Angka kematian bayi (IMR) sebanyak 1 kasus atau sebesar
2,1 per 1000, angka kematian ibu (MMR) sebanyak 3 kasus atau 310
per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian anak balita (CMR)
sebanyak 2 kasus atau sebesar 2,1 per 1.000. Untuk angka kesakitan
berdasarkan laporan kunjungan rawat jalan UPTD Urusan Puskesmas

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 67


Mabelopura, penyakit menular seperti ISPA, diare masih berada di
sepuluh peringkat terbanyak pola penyakit rawat jalan, dan penyakit
tidak menular atau penyakit degeneratif seperti hypertensi juga masih
berada di sepuluh peringkat terbanyak. Untuk status gizi balita
berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG) di wilayah UPTD
Urusan Puskesmas Mabelopura masih terdapat 5 kasus (0,29%)
dengan gizi buruk, dan 14 balita (1.8%) dengan BBLR (Berat Badan
Lahir Rendah).

2. Untuk situasi upaya kesehatan yang dapat dilihat dari hasil pencapaian
program kesehatan pada tahun 2015, menunjukkan bahwa terdapat
beberapa program yang pencapaiannya mengalami peningkatan
dibanding tahun 2014, yaitu sebagai berikut :

a. Pelayanan kesehatan ibu dan anak dimana indikator cakupan K1


dan K4 tidak jauh berbeda dengan tahun 2014, yaitu cakupan K1
mencapai 100% dan cakupan K4 mencapai 95%, balita BGM
sebesar 1,07%, balita yang mendapat Vit. A sebesar 100%, bayi gizi
buruk yang mendapat perawatan sebanyak 100%, bayi yang
mendapat ASI Ekslusif sebesar 58.9%.

b. Cakupan UCI telah mencapai target nasional > 90%. Penemuan


kasus AFP di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura
tidak terdapat kasus.

c. Program penyehatan lingkungan yang meliputi rumah sehat


sebesar 95,1%, cakupan pengguna air bersih mencapai 90,7%,
cakupan jamban sehat sebesar 93,2%, cakupan SPAL sehat sebesar
71,7%, rumah yang bebas jentik nyamuk sebesar 92,2%, cakupan
tempat sampah sehat sebesar 68,1%.

d. Untuk pemberdayaan masyarakat melalui sarana UKBM seperti


posyandu, dimana dari 21 posyandu yang ada di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura persentase posyandu yang
aktif sebesar 100%, demikian pula dengan polindes dan poskesdes
yang telah terbentuk 100% telah menjalankan fungsinya untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 68


3. Sumber daya kesehatan di UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura pada
tahun 2015 sudah cukup memadai, baik dari sumberdaya tenaga
kesehatan, sarana maupun pembiayaan kesehatan.

4. Dari hasil pencapaian program yang mengalami


peningkatan,ada beberapa hal yang masih mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah sebagai berikut :

a. Cakupan Imunisasi TT1 mengalami penurunan dari 27,9% pada


tahun 2014, menjadi 21,5% cakupan pada tahun 2015.

b. Cakupan Pelayanan Poli Gigi mengalami peningkatan sesuai


target nasional rasio 1:1 di tahun 2015.

Hal ini menjadi perhatian khusus oleh semua pihak terutama bagi
petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan,
penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat dan profesionalisme
dalam menjalankan tugas baik itu didalam gedung maupun diluar
gedung.

Penutup
Segala upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas
Mabelopura, tidak terlepas dari peranan sentral masyarakat sebagai
pengguna (user) terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas
kesehatan (provider) yang merupakan perpanjangan tangan dari Dinas
Kesehatan Kota Palu. Sejalan dengan tuntutan zaman di era otonomi
daerah dan terdesentralisasinya pelayanan kesehatan, UPTD Urusan
Puskesmas Mabelopura telah mengembangkan konsep Gugus Kendali
Mutu (GKM) dengan lebih mementingkan mutu layanan kepada
masyarakat yang menggunakan sarana kesehatan sehingga kepuasannya
dapat terjaga.
Dengan adanya buku profil ini diharapkan dapat memberikan
informasi tentang hasil yang telah dicapai pada tahun 2015 dari UPTD
Urusan Puskesmas Mabelopura tentang situasi derajat kesehatan di
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura berdasarkan hasil

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 69


kegiatan seluruh program kesehatan. Selain itu juga sangat disadari
begitu banyak kekurangan dalam membuat buku profil ini, namun
demikian tetap diharapkan dengan adanya buku ini, dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang situasi derajat kesehatan di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura.
Selain itu harapan yang sejalan dengan tujuan penyusunan profil
kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura yaitu sebagai bahan
evalusi serta perbandingan antar Kelurahan yang ada di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura dalam hal kinerja pembangunan
kesehatan dan dasar untuk mengevaluasi pencapaian visi : Terwujudnya
Pelayanan Kesehatan Terdepan Menuju Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan. Untuk tahun-tahun mendatang buku profil akan tetap
disempurnakan baik dari segi data, penyajian serta analisisnya.
Akhir kata semoga buku profil ini dapat membantu dalam
menganalisis situasi kesehatan dan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan di bidang kesehatan.

Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 70


Profil Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas Mabelopura Tahun 2015 71

Anda mungkin juga menyukai