TEORI PERCOBAAN
Absorbsi merupakan salah satu proses pemisahan dengan mengontakkancampuran
gasdengan cairan sebagai penyerapnya. Penyerap tertentu akanmenyerap setiap
satu atau lebih komponen gas. Pada absorbsi sendiri ada duamacam proses, yaitu:
1.Absorbsi fisik
2.Absorbsi kimia
Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairanpenyerap
tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsigas H2S
dengan air, metanol, propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi karenaadanya
interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair.
Dariasborbsi fisik ini ada beberapa teori untuk menyatakan model
mekanismenya,yaitu:
1.Teori model film
2.Teori penetrasi3.
Teori permukaan yang diperbaharuiAbsorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas
terlarut didalam larutanpenyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh
absorbsi ini adalah absorbsidengan adanya larutan MEA, NaOH, K2CO3, dan
sebagainya. Aplikasi dariabsorbsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan
gas CO2 pada pabrik amoniak. Penggunaan absorbsi kimia pada fase kering
sering digunakan untuk mengeluarkan zat terlarut secara lebih sempurna dari
campuran gasnya.Keuntungan absorbsi kimia adalah meningkatnya koefisien
perpindahan massagas, sebagian dari perubahan ini disebabkan makin besarnya luas
efektif permukaan. Absorbsi kimia dapat juga berlangsung di daerah yang hampirstagnan
disamping penangkapan dinamik.
Laju Absorbsi
Rumus untuk menentukan harga Kga dapat didasarkan pada absorbsi fisik dengan
menganggap bahwa kurva kesetimbangan berurutan pada selang waktutertentu dimana
perpindahan massa berlangsung.
Neraca massa A pada fase gas pada elemen volume yang sama
menghasilkanpersamaan:
Pada absorbsi CO2 dengan larutan NaOH,
terjadi reaksi: CO2(g)+ 2NaOH(l) Na2CO3 (l)+ H2O Jika laju reaksi
pembentukan Na2CO3 jauh lebih besar dibandingkan laju difusiCO2 kedalam
larutan NaOH, maka konsentrasi CO2 pada batas film cairandengan bahan
utama cairan adalah nol. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi CO2yang sangat
cepat selama reaksi di sepanjang film.Pada reaksi instan (sangat cepat)
bilangan
> > 1, maka konsentrasi reaktan akan habis
pada posisi X* <L. Hal ini berakibat A]L=0. Letak X*adalah pada suatu tempat
dimana fluks A dari antar muka dan Bdari badan utama cairan berada pada
perbandingan stoikiometri. Pada kasus ini,perbandingan stoikiometri A terhadap
B adalah
ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
ALAT PERCOBAAN
BAHAN PERCOBAAN
GAMBAR ALAT
Keterangan :
1. Tangki 2. Pompa celup
NaOH
3. Tangki 7. Kompresor
NaOH atas 8. Tabung
4. Packed bed pencampur
absorber udara dan
5. Tangki CO2
penampung 9. Tabung gas
hasil absorbsi CO2
6. Manometer
10.
11.
SKEMA PERCOBAAN
12.
13.
14.
15.
16. 1. Menyiapkan peralatan dan mengisi bak
17.
penampung bawah dengan air
18.
19.
20.
21.
22.
23. 2. menyalakan pompa untuk mengisi bak
24. penampung overflow.
25.
26.
27.
28.
29. 3. Menyalakan kompresor untuk mengalirkan udara
30.
kedalam kolom dan mengatur laju aliran udara
31.
32. dengan melihat H orifice meter lalu alirkan gas Co2
33. kedalam kolom dan atur laju aliran gas Co2 dengan
34. melihat H orifice meter.
35.
36.
37.
38.
39. 4. Mengalirkan larutan NaOH yang telah disiapkan
40.
kebagian atas kolom dengan laju alir tertentu dengan
41.
42. melihat H orifice meter.
43.
44.
45.
46.
47. 5. Menunggu sampai keadaan steady state lalu
48.
mengambil sampel cairan dan gas untuk dianalisa
49.
50. konsentrasinya.
51.
52.
53.
54.
55.
6. Melakukan titrasi CO2 dengan larutan
56.
NaOH dengan menggunakan indikator PP.
57.
58.
59.
60.
DATA HASIL PERCOBAAN
61. TABEL 1.1
62.
75.
76. TABEL 1.2DATA KONSENTRASI PADA CO2
77.
Run Pertama
78.
227.
228.
Pembahasan dan diskusi
229. Absorbsi CO2 pada packed kolom digunakan untuk memisahkan bahan
yang terkandung didalam gas dengan melarutkannya kedalam air .
230. Hasil percobaan yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan
ditampilkan dalam bentuk grafik.
231.
PENGARUH LAJU ALIR LIQUID (L CAIR) TERHADAP KgA
232. Pengaruh laju alir cair terhadap koefisien perpindahan massa
keseluruhan fase liquid (KgA) untuk absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
ditunjukkan pada grafik berikut ini:
233.
234.
KgA
0
KgA (kmol/s.m3) KgA
0
0
0.000E+00 5.000E-06 1.000E-05
235.
236.
237.
238. GRAFIK 3.1
239. Dari grafik diatas terlihat bahwa koefisien perpindahan massa keseluruhan
untuk fase cair (Kxa) menurun dengan naiknya laju alir cairan. Hal ini dikarenakan
semakin besar laju alir cairan maka akan menurunkan lama waktu kontak gas
dengan cairan.
240.
PENGARUH LAJU ALIR CAIR TERHADAP MA
241. Pengaruh laju alir cair terhadap M A untuk absorbsi CO2 dengan larutan
NaOH ditunjukkan pada grafik berikut ini:
242.
243.
244. GRFIK 3.2
245. Dari grafik diatas terlihat bahwa nilai MA menurun dengan naiknya laju alir
cairan
246. (Laju alir liquid).
247.
PENGARUH LAJU ALIR TERHADAP % CO2 YANG TERSERAP
248. Pengaruh laju alir cair terhadap % CO2 yang terserap untuk absorbsi CO2
dengan larutan Naoh ditunjukkan pada grafik berikut:
249.
250.
251. GRAFIK 3.3
252. Dari grafik tersebut terlihat bahwa semakin besar laju alir liquid maka
semakin besar pula CO2 yang terserap.
253.
KESIMPULAN
254. Dari pembahasan dan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Koefisien perpindahan massa untuk fase cair (K ga) cenderung menurun dengan
semakin naiknya laju alir liquid.
255. Hal ini juga berlaku pada laju alir liquid terhadap MA.
% CO2 semakin membesar dengan semakin besar pula laju alir liquid.
Dari percobaan tyang telah kami laksanakan dapat disimpulkan bahawa faktor
faktor yang mempengaruhi koefisien perpindahan massa yaitu dari laju Alir liquid
atau laju alir cairan tersebut.
256.
257.
DAFTAR PUSTAKA
258.
Geankoplis, J. Christie, Transport Processes and Unit Operations, 3 th edition,
Prentice Hail Inc, New Jorsey, U.S.A, 1993
Treyball, R. E., 1981, Mass Transfer Operation, 3rd ed., Mc Graw Hill,
Singapore
Brown,G.G.,1950,Unit Operation, Charles E.Tuttle Co.,Tokyo
Unit Operation Of Chemical Engineering, Warren L McCabe and Sons, 4th ed,
McGraw Hill Book Co., New York, 1985.
K. Sutrasno, Anggara, Subihi, dan Yuliusman, Absorbsi Co2 Dari
Campurannya Dengan Ch4 Atau N2 Melalui Kontaktor Membran Serat
Berongga Menggunakan Pelarut Air, Departemen Teknik Kimia, Universitas
Indonesia, Depok 16424, Indonesia, 2007
259.
260.
261.
262.
263.
APPENDIKS
Diketahui data data sebagai berikut:
1.
Air = 995,68 kg/m3
2. Hg = 997,05 kg/m3s
3. g = 9,80665 m/s2
1
Volume silinder = 4 x x D 2 xt
34
264. = 4x x
1
265.
= 0,0327 m3
266. = 32,7 dm3 = 32,7 liter/2=16,35 liter
2
Menghitung Luas permukaan = D x
267.
2
268. = 34 x
269.
270.
A = 0,000454 m3
271.
1
Massa air dalam sample = air x Volume
2 silinder
272. = 995,68 kg/m3 x 0,01635
273. = 16,28 Kg = 16280 gram
274. Menghitung massa NaOH
NaOH tersedia = 0,01 M
275. M = Mol / volume
276. mol = 0,01 / 16,35
277. mol = 0,000612
Massa NaOH = mol x mr
278. = 0,000612 x 40
279. = 0,02448 Kg = 24,448 gram
280. Mengihitung massa HCl
Larutan HCl yang tersedia = 0,01 M
281. Asumsi volume HCl = 250 ml
282. mol = M x V
283. = 0,01 M x 0,5 liter
284. = 0,005 mol
Massa HCl = 0,005 mol x 36,5
285. = 0,1825 Kg
286. = 182,5 gram
PERHITUNGAN BERDASARKAN RUN PERTAMA
Pada Putaran pertama
287. Untuk mengetahui nilai Kga maka langkah-langkahnya
adalah:
a. Menghitung P Liquid
H cair = 20
P Liquid = ( Hg - Air ) x g x H
288. = ( 997,05 995,68 ) x 9,80665 x 0,02
kg
s2
289. = 0,2685
0,002299 mol
0,000201mol 0,002299mo l 904 mol
0,0000025431
305. Yb =
306.
307. f. Menghitung Ya* dan Yb*
308. Ya* = Yb*
0,5NaOHyangkeluar
0,5NaOHyangkeluar airkeluar
Yb*
309. NaOH keluar = NaOH sisa
0,5 x 0,000201 mol
0,5 x0,000201 mol 0,0000025431
0,9753
310. Yb*
311.
312. g. Menghitung YL :
Yb * Yb Ya * Ya
Yb * Yb
Ln
Ya Ya
*
YL
0,9753 0,0000025431 0,9753 0
0,9753 0,0000025431
Ln
0,9753 0
0,9753
313.
314.
315. h. Menghitung MA :
Yb Ya
YL
MA
0,0000025431 0
0,9753
2,607x10 -06
316.
317.
318. i. Menghitung Kga :
L/s
xMA
Zt
KGa =
4,898x10 -06 / 0,1017
x 2,607x10 - 06
0,01
1,2558x10 - 08
319.
320.