c. Terapi Definitif
Prinsip-prinsep umum :
1) Bersihkan jalan nafas pasien dan berikan cairan intravena.
2) Mengontrol kejang.
3) Mencegah komplikasi-komplikasi hipertensi
4) Memantau tanda-tanda vital pasien secara ketat: tekanan darah, nadi, pernafasan,
suhu, keluaran dan refleks-refleks.
5) Mempersiapkan rencana kelahiran
6) Langkah-langkah khusus :
a) Membersihkan jalan nafas dan pemberian cairan intravena
Ventilasi yang adekuat itu esensi, jalan nafas harus bersih.Oksigen
diberikan melalui masker atau kateter hidung.Setiap sekresi dalam jalan
nafas harus dihisap dan pasien diatur posisinya untuk menghindari aspirasi
muntah.Sebuah bila yang dilapisi mengurangi trauma terhadap lidah.Cairan
intravena yang biasanya diberikan adalah dekstrosa 5% dalam larutan ringer
laktat.
b) Mengontrol kejang
Magnesium sulfat merupakan obat anti kejang yang disukai oleh
banyak ahli kebidanan.Bolus 4g (20ml larutan 20%) disuntikan intravena
dalam waktu tidak kurang dari 3 menit. Pemberian ini segera diikuti dengan
suntikan intramuscular atau infus yang kontinu 1 sampai 2 g per jam.
Dosis intramuscular adalah 10g bolus diikuti dengan 5 g setiap 4 jam
sepanjang reflek patella masih ada, aliran urin mencapai 100ml atau lebih
selama 4 jam sebelumnya dan pernafasan tidak mengalami depresi (lihat
preeklamsi). Amobarbital atau fenobarbital dapat diberikan jika kejang atau
agitasi menetap walaupun pengobatan dengan magnesium sulfat (lihat
serangan kejang pada kehamilan). Diazepam (valium), 5-10 mg perlahan-
lahan secara intravena adalah obat anti kejang yang baik sekali yang lebih
disenangi untuk pencegahan atau pengobatan kejang postpartum. Selama
persalinan diazepam telah dihubungkan dengan meningkatnya risiko
hipotonia janin.
c) Terapi anti hipertensi
Hidralazini (apresoline) intravena direkomondasikan bila tekanan
darah sistolik lebih tinggi dari 170/180 atau diastolic 110/120 dalam usaha
untuk mencegah perdarahan vascular otak ( lihat preeklamasi).
d) Pemantauan keadaan pasien secara ketat
Masukan dan keluaran cairan dicatat setiap jam. Sebuah kateter foley
di dalam kandung kemih memberikan suatu pengukuran keluaran urin yang
tepat. Terapi cairan yang tepat berdasarkan pada kadar elektrolit dan
keluaran urin. Penetuan tekanan vena sentralis atau arteri pulmonalis
membantu memperkecil risiko edema paru yang berhubungan dengan
kelebihan cairan.
e. Faktor-faktor prediposisi
Faktor-faktor prediposisi meliputi kelahiran yang cepat dan kacau dengan
kontraksi uterus yang hipertonik kelahiran yang tergesa-gesa multiparitas, kematian
janin intrauterine, meconium dalam cairan amnion, kelahiran operatif, dan plasenta
previa.
f. Penatalaksanaan dan pendidikan pasien
Terapi krusial meliputi resisutasi ventilasi, dan bantuan sirkulasi dan koreksi
defek yang khusus : atoniauteri, defek koagulasi, dan spasme, arterioler paru.
Oksigen selalu merupakan indikasi.Intubasi dan tekanan akhir ekspirasi positif
(PPEP) mungkin di perlukan.
Penggantian cairan intravena dan darah di perlukan untuk mengoreksi
hipopolemi dan pendarahan.Terapi caiaran dapat di panatau dengan penetuan tekanan
vena sentralis atau diastolic arteri pulmonalis atau tekanan tepi. Plasama beku segar
dan sediaan trombosit mungkin diperlukan untuk memperbaiki defek koagulasi.
Oksitosin yang ditambahkan ke infus intra vena membantu penanganan atonia
uteri. Kompresi binaural uterus dapat juga di perlukan (lihat perdarahan hal.356).
Morfin (10 mg ) dapat mengurangi dispne dan kecemasan. Aminofilin (250 500
mg ) melalui infus intra vena mungkin berguna bila ada bronkospasme. Iso proterenol
( 1-2 mg dilarutkan dalam 500 ml dekstrosa 5% dalam air ) cenderung menyebabkan
vaso dilatasi perifer, relaksasi otot polos bronkus, dan peningkatan frekuensi dan
kekuatan jantung. Iso protrenol diberikan perlahan-lahan melalui intravena untuk
menyokong tekanan darah sistolik kira-kira 100 mmHg.