Anda di halaman 1dari 18

Membuat Peta

Harry Imantho, M.Sc


1. Membuat Peta
Sekarang anda telah bekerja dengan data spasial. Data spasial yang diolah, selanjutnya perlu disajikan atau
direpresentasikan dalam suatu media yang dapat digunakan oleh pihak lain atau pengguna lain yang memerlukan
informasi dari data yang anda olah. Data yang anda kelola semuanya tersimpan dalam format SIG, berupa
kumpulan data spasial, label, style dan lain-lain yang hanya bisa disajikan kembali jika pengguna lain menggunakan
software yang sama dengan yang anda gunakan. Oleh karena itu untuk keperluan analisis lanjutan, atau untuk
keperluan diseminasi hasil pengolahan, anda perlu mencetak peta yang anda hasilkan, atau meng-ekspor-nya ke
dalam format dokumen. QGIS memiliki fitur yang dapat memfasilitasi keperluan anda ini, yakni dengan
menggunakan Map Composer. Namun sebelum membuat layout peta, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu
kaidah-kaidah dasar dalam penyajian/membuat peta.

2. Kartografi
Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan peta. Ilmu yang mempelajari
pembuatan peta dengan segala aspek yang berkaitan dengan peta, termasuk teknik penggunaan peta, sejarah
pembuatan peta, koleksi, pembuatan katalog dan perawatan peta. Peta itu sendiri adalah suatu
representasi/gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak obyek-obyek yang dipilih dari
permukaan bumi, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi, dan umumnya digambarkan pada suatu
bidang datar yang diperkecil/diskalakan. Dari definisi di atas terdapat tiga hal penting yang harus dipahami, yaitu:

1) Adanya penggambaran obyek yang terdapat di muka bumi (melalui simbolisasi)


2) Adanya proyeksi dari permukaan bumi yang berbentuk tidak datar ke dalam bidang datar
3) Obyek-obyek yang digambarkan diperkecil (dengan skala)

Peta mempunyai peranan penting dalam kegiatan perencanaan pembangunan, baik dalam rencana umum maupun
rencana rinci. Perencanaan pembangunan fisik, sarana maupun prasarana selalu memerlukan visualisasi
permukaan bumi dalam bentuk peta. Untuk menghasilkan peta rencana tata ruang wilayah yang memiliki tingkat
ketelitian yang sesuai dengan skalanya, maka diperlukan dukungan peta wilayah dan peta tematik wilayah dengan
standar tertentu. Standar ini berkaitan dengan tingkat ketelitian minimal peta-peta yang digunakan dan kandungan
informasinya, khususnya peta dasar sebagai dasar pembuatan peta rencana rinci tata ruang.

Tingkat ketelitian peta untuk penataan ruang wilayah mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2013. Tujuan pengaturan tingkat ketelitian peta untuk penataan ruang wilayah dimaksudkan untuk mewujudkan
kesatuan sistem penyajian data dan informasi penataan ruang wilayah, sehingga dapat dihasilkan produk
perencanaan yang berkualitas untuk mendukung arah kebijakan yang tepat.

2
Peraturan Pemerintah no. 8 Tahun 2013 juga menetapkan standar kartografi dari peta-peta yang dipakai pada
penataan ruang wilayah. Standar ini mencakup penggunaan simbol dan pewarnaan serta tampilan peta secara
kartografis. Saat ini banyak peta-peta untuk penataan ruang wilayah yang tidak memenuhi format standar dari PP
no. 8 tahun 2013 tersebut, baik dalam aspek ketelitiannya maupun tampilannya secara kartografis.

Kerancuan dalam masalah perpetaan ini mengakibatkan perbedaan dalam sistem penyajian data dan informasi
penataan ruang wilayah, sehingga dapat mengakibatkan ketidakpaduan dan ketidaksesuaian dalam
mengaplikasikan rencana di lapangan. Peta-peta RTRW yang dihasilkan masih belum sesuai dengan PP No.8
Tahun 2013 dalam hal ketelitian peta, informasi tepi, legenda peta, simbol dan pewarnaan.

3. Sistem Koordinat
Posisi suatu tempat pada permukaan bumi dinyatakan dalam suatu sistem koordinat berdasarkan referensi
tertentu yaitu datum geodesi. Sistem koordinat dan datum geodesi ini penting untuk menghubungkan antara satu
titik dengan titik lainnya. Terdapat banyak sistem koordinat yang digunakan saat ini, tapi pada umumnya peta dasar
dan peta tematik di Indonesia menggunakan sistem koordinat Geografis dan sistem koordinat Universal Transverse
Mercator (UTM).

Dalam sistem koordinat geografis suatu tempat di permukaan bumi posisinya dinyatakan oleh besar sudut lintang
() dari ekuator dan sudut bujur () dari suatu meridian tertentu. Lintang () adalah panjang busur yang diukur
pada suatu meridian dihitung dari ekuator sampai ke paralel yang melalui titik tersebut. Ketetentuan untuk besaran
lintang adalah sebagai berikut:

Dari 0 90o ke arah kutub utara dari ekuator disebut lintang utara (LU) bertanda positif (+).
Dari 0 90o ke arah kutub selatan dari ekuator disebut lintang utara (LS) bertanda positif (-).

Bujur () adalah panjang busur yang diukur pada suatu garis paralel antara meridian titik pengamatan dengan
meridian nol (meridian Greenwich). Ketetentuan untuk besaran bujur sebagai berikut:

Dari 0 180o arah timur dari meridian nol disebut Bujur Timur (BT) bertanda positif (+).
Dari 0 180o arah barat dari meridian nol disebut Bujur Barat (BB) bertanda negatif (-).

3
Ilustrasi sistem koordinat Geografis

Bentuk bumi pada dasarnya mendekati bentuk suatu elips putar atau ellipsoida. Karena bentuk permukaan bumi
yang tidak datar tersebut maka untuk dapat digambarkan dalam suatu bidang datar, harus melalui cara-cara
tertentu sehingga penyajian unsur di permukaan bumi tidak terlalu berbeda dengan keadaan sebenarnya. Untuk
keperluan ini dibutuhkan suatu transformasi koordinat titik-titik di permukaan bumi yang ditentukan oleh lintang
() dan bujur (), ke dalam sistem koordinat bidang datar (X dan Y). Cara ini disebut proyeksi peta yang merupakan
suatu rumusan matematis untuk mentransformasikan titik pada bidang elips ke bidang datar, dalam hal ini peta.
Suatu sistem proyeksi peta akan menyajikan bumi atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar dengan
beberapa aturan perspektif yang berlaku. Pemilihan suatu sistem proyeksi peta bergantung pada posisi daerah
yang dipetakan serta bentuk dan ukuran daerah. Pada saat ini untuk pembuatan peta dasar Indonesia
menggunakan sistem proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM).

Ilustrasi sistem koordinat UTM

Di dalam penerapan sistem grid UTM untuk keperluan pembuatan peta dasar nasional, seluruh wilayah Indonesia
terbagi dalam sembilan zone yaitu zone 46 sampai dengan zone 54, mulai dari meridian 90 o BT sampai dengan
144o BT dengan batas paralel 6o LU dan 11o LS.

4
4. Skala Peta
Pada dasarnya peta adalah model permukaan bumi, untuk menggambarkan bentuk permukaan bumi dalam suatu
model maka diperlukan hubungan yang jelas antara peta dengan daerah yang dipetakan. Dalam hal ini perbedaan
ukuran pada peta dan daerah yang dipetakan harus dinyatakan dalam bilangan pembanding tertentu. Bilangan
pembanding itu dikenal dengan istilah skala. Skala peta adalah angka pembanding antara panjang suatu obyek
atau jarak antara dua titik di peta dengan panjang atau jarak antara dua titik yang bersangkutan di lapangan. Skala
peta dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu secara grafis dan secara numeris.

Skala grafis adalah bentuk penyajian skala peta diatas garis lurus yang mempunyai panjang tertentu. Pada sisi
garis yang satu dituliskan panjang garis tersebut di peta (dalam satuan cm), serta pada sisi yang lain dituliskan
panjang garis tersebut di lapangan (dalam satuan km), sehingga perbandingan kedua panjang garis tersebut secara
visual dapat terlihat.

Contoh desain skala grafis

Skala numeris merupakan suatu cara penyajian skala peta dengan menuliskan langsung besaran skala tersebut.
Dengan skala numeris ini pengguna peta dapat langsung mengetahui besaran skala tersebut. Contoh penulisan
pada peta misalnya skala 1:25.000 dan skala 1:50.000.

5. Desain Peta
Secara umum sebuah peta terdiri dari dua bagian penting yaitu muka peta dan informasi tepi peta. Berikut adalah
rinciannya:

1. Muka peta
Pada umumnya pada muka peta disajikan garis kerangka atau juga dikenal sebagai konstruksi peta dalam bentuk
garis gratikul dan grid. Gratikul merupakan garis-garis kerangka peta yang merupakan proyeksi garis paralel dari
lintang dan garis meridian dari bujur yang tergambar pada muka peta dan garis tepi peta. Gratikul mempunyai
panjang busur yang berubah-ubah ke arah utara dan selatan ekuator. Besaran bujur akan semakin kecil bila
menjauhi utara/selatan (mendekati ekuator). Gratikul umumnya digunakan pada peta-peta skala kecil.
Perpotongan antara dua garis gratikul menyatakan posisi lintang dan bujur suatu titik di permukaan bumi.
Kegunaan garis gratikul adalah:

Memberikan informasi mengenai data koordinat geografis tempat pada peta.

5
Memudahkan pembuatan sistem penomoran dan seri peta untuk peta skala sedang dan kecil.

Grid adalah garis-garis yang tergambar pada muka peta saling tegak lurus dan perpotongannya merupakan
koordinat bidang datar proyeksi. Pada peta skala besar, garis grid juga berfungsi sebagai garis tepi peta. Untuk
suatu pemetaan sistematis harus digunakan sistem grid yang sifatnya seragam (universal), misalnya Universal
Transverse Mercator (UTM) grid. Garis grid terdiri dari dua seri garis sejajar yang saling tegak lurus membentuk
empat persegi panjang. Umumnya garis-garis tersebut dihitung positif ke arah Timur (sumbu X) dan positif ke arah
Utara (sumbu Y). Kegunaan garis grid adalah :

Memudahkan dalam menentukan koordinat suatu titik di peta terhadap suatu sistem koordinat referensi
tertentu.
Memudahkan tata letak peta dari suatu lembar peta dan penggabungan lembar peta yang bersebelahan.
Koordinat titik kontrol dapat dihitung dan digambar dalam suatu sistem koordinat bidang datar sehingga
memudahkan dalam perhitungan sudut dan jarak dengan rumus-rumus pada bidang datar.

2. Informasi Tepi
Peta Dasar Rupabumi Indonesia mempunyai informasi yang penting dan diletakkan pada tepi peta. Informasi
tersebut selalu sama tetapi juga dapat bervariasi untuk edisi peta yang berbeda dan skala peta yang berbeda.

Contoh desain peta

6
Keterangan:
A : Penerbit dan Pembuat Peta, biasanya nama yang digunakan adalah nama kota atau daerah
B : Judul dan Nomor Lembar Peta
C : Keterangan (Legenda dan Simbol) Peta
D : Skala Numeris
E : Arah Mata Angin
F : Skala Grafis (Scale Bar)
G : Petunjuk letak peta dan diagram lokasi (Inset)
H : Sistem Peta yang digunakan, Proyeksi, sistem grid, datum geodesi dan satuan
I : Riwayat Peta
J : Petunjuk Transformasi Koordinat Peta (UTM)
K : Petunjuk Transformasi Koordinat Peta (Geografis)
L : Area Gambar Peta

6. Unsur-Unsur Kartografi
Dalam mencetak sebuah peta sebaiknya memperhatikan unsur-unsur kartografi di dalamnya. Bertujuan tidak
hanya untuk memberikan informasi mengenai data spasial kepada yang membacanya, tetapi juga mudah untuk
dipahami dan tidak membingungkan. Agar peta mudah dibaca, ditafsirkan dan tidak membingungkan ada
komponen-komponen yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Judul Peta
Judul peta merupakan merupakan komponen yang sangat penting, karena sebelum memperhatikan isi peta pasti
judul yang terlebih dahulu dibacanya. Judul peta hendaknya memuat informasi yang sesuai dengan isi peta. Selain
itu, judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta

2. Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi,
dengan satuan ukuran yangsama. Contoh : 1 : 100.000 artinya 1 cm di peta sama dengan 100.000 cm jarak yang
sebenarnya.

3. Legenda
Legenda pada peta menerangkan arti simbol-simbol yang terdapat pada peta. Legenda harus dapat dipahami oleh
pembaca peta, agar tujuan pembuatan peta itu tercapai sasaran. Legenda biasanya diletakkan dipojok kiri bawah
peta, selain itu legenda dapat juga diletakkan pad bagian lain pada peta, selama tidak mengganggu kenampakan
peta secara keseluruhan.

4. Orientasi

7
Orientasi atau tanda arah penting adanya pada suatu peta. Tanda ini gunanya untuk menunjukkan arah utara,
selatan, timur, dan barat. Orientasi atau tanda arah peta ini perlu dicantumkan untuk menghindari kekeliruan
menentukan arah pada peta. Orientasi atau tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang
menunjukkan arah utara. Petunjuk ini dapat diletakkan dibagian mana saja dari peta, asalkan tidak mengganggu
kenampakan peta.

5. Simbol dan warna


Agar pembuatan dapat dilakukan dengan baik, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu simbol dan warna. Secara
sederhana simbol dapat diartikan sebagai gambar atau tanda yang mempunyai arti atau makna tertentu. Simbol
mempunyai peranan penting, bahkan dalam peta-peta khusus atau peta tematik simbol merupakan informasi
utama untuk menunjukkan tema suatu peta. Menurut bentuknya simbol dikelompokkan menjadi simbol titik, garis,
area atau bidang, aliran, batang, lingkaran, dan bola. Sedangkan wujud simbol dalam kaitannya dengan unsur yang
digambarkan dapat dibedakan menjadi abstrak, setengah abstrak, dan nyata atau piktoral. Simbol piktoral adalah
simbol dalam kenampakan wujudnya ada kemiripan dengan wujud unsur yang digambarkan, sedang simbol
geometrik adalah abstrak simbol yang wujudnya tidak ada kemiripan dengan unsur yang digambarkan. Untuk
warna, tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta, jadi penggunaan warna dalam
peta adalah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan pembuat peta dan kebiasaan umum.

6. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta


Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta, bahwa data dan informasi yang disajikan dalam peta tersebut
benar-benar absah (dipercaya/akurat). Selain sumber, informasi tahun (waktu) pembuatan peta, memberikan
referensi kepada pengguna tentang relevansi data dihubungkan dengan kondisi saat ini, apakah masih relevan
ataukan memerlukan data yang lebih baru.

7. Membuat Peta dengan Map Composer


Berikut langkah-langkah membuat peta dengan Map Composer.

1) Tampilkan kembali data peta administrasi kecamatan di Provinsi Bali, seperti gambar di bawah ini:

8
2) Selanjutnya klik kiri pada ikon on the fly transformation (OTF), pada gambar di atas yang diberi kotak warna
merah. Selanjutnya pilih system referensi koordinat WGS 84 / UTM zone 50S. Wilayah Bali berada pada zone
50 UTM dan berada di belahan bumi bagian Selatan. Selanjutnya klik Tombol Apply atau OK.

3) Selanjutnya kita mulai untuk membuat Peta. Klik menu Project - New Print Composer. Anda akan diminta
untuk membuat nama untuk composer. Jika tidak diisi akan diberinama default Composer 1. Sebaiknya anda
memberikan nama untuk composer, agar memudahkan dalam menajemen dokumen.

9
4) Setelah memberi nama composer, klik OK. Dan anda akan dihadapkan pada sebuah jendela composer.

10
Di sini anda dapat menentukan/merubah parameter composer, seperti ukuran kertas, margin, warna
background, jumlah halaman, resolusi file saat di-ekspor dan lebar spasi grid.
5) Pada jendela print komposer, klik ikon zoom full untuk menampilkan jangkauan penuh pada layout.
Selanjutnya tampilkan peta yang dari kanvas QGIS ke jendela composer. Langkah awal pilih menu Layout - Add
Map.
6) Setelah tombol Add Map aktif, klik dan tahan tombol mouse sebelah kiri dan buatlah bidang segi empat, bidang
ini akan menjadi tempat untuk meletakkan peta dalam composer.

7) Setelah bidang dibuat, lepaskan tombol kiri mouse dan hasilnya adalah peta dari kanvas QGIS sekarang sudah
muncul dalam jendela composer.

8) Skala peta kita atur dengan mengisi angka 50000 pada opsi parameter skala (dalam kotak warna merah).

11
9) Kunci setting yang telah dibuat dengan mencentang opsi Lock layer for map item dan Lock layer style for
map item, seperti pada gambar di bawah ini.

10) Sekarang kita akan menambahkan inset yang menunjukkan daerah yang di zoom. Hal ini untuk memastikan
bahwa jika kita menonaktifkan beberapa layer atau mengubah stylenya, tampilan ini tidak akan berubah.
Sekarang kembali ke dalam kanvas QGIS, atur tampilan peta dengan menampilkan batas administrasi yang
lebih sederhana, background putih, dan menampilkan seluruh wilayah Provinsi Bali.

12
11) Sekarang kita akan membuat insert. Kembali ke jendela composer dan tambahkan peta baru melalui menu
Layout Add Map. Gambarkan bidang untuk peta insert, seperti pada gambar di bawah ini.

12) Dan hasilnya adalah peta insert seluruh wilayah pulau Bali telah ditambahkan pada jendela composer, sebagai
berikut ini.

13
13) Selanjutnya kita tandai wilayah pada peta insert yang ditampilkan dalam peta utama. Caranya sebagai berikut

Pilih Map 1, lalu klik tab Item Properties. Cari bagian Overview dengan menggeser (scroll) mouse ke bawah.
Klik pada tanda plus (+) untuk membuat overview. Pada Map Frame, pilih Map 0 dan anda dapat
mengkustomisasi style dari frame dengan klik Change pada Frame Style. Hasil dari proses ini adalah gambar
di bawah ini.

14) Sekarang kita sudah mempunyai inset, dan kita akan menambah sebuah grid dan batas zebra pada peta utama.
Pilih objek Map 0 dari panel Items, selanjutnya pada tab Item properties, geser/scroll mouse ke bawah hingga
menemukan bagian Grids. Klik tombol Add a new grid.

14
15) Tekan tombol change pada opsi CRS.

Pilih WGS 84 (4326) sebagai referensi koordinat.

16) Selanjutnya atur interval tampilan koordinat peta. Untuk wilayah yang ditampilkan, kita atur interval X = 0,1 dan
Y = 0,1. Sedangkan yang lainnya dibiarkan nilai defaultnya.

15
17) Selanjutnya sroll mouse ke bawah hingga menemukan Grid frame. Ubah frame style = zebra, dengan frame
size dan ketebalannya masing-masing 2.00 mm dan 0.30 mm. Centang juga opsi Draw coordinates. Anda dapat
mengatur opsi tambahan untuk menampilkan koordinat dengan merubah format serta merubah jenis dan
ukuran huruf. Sehingga hasilnya tampil seperti di bawah ini.

18) Sekarang tambahkan arah panah utara di peta. Print Komposer mempunyai koleksi gambar-gambar yang
berhubungan dengan pemetaan, termasuk jenis-jenis arah panah utara. Untuk menambahkan arah utara klik
menu Layout - Add Image.
19) Buat kotak segi empat dengan menggerakan dan menahan tombol mouse sebelah kiri. Lalu dalam Item
properties, cari Search Directories. Pilih gambar arah utara sesuai selera anda.

16
20) Selanjutnya tambahkan scala melalu menu Layout Add Scalebar. Klik pada jendela layout untuk meletakan
scala. Anda dapat mengatur tampilan skala melalui item Segments pada item properties.

21) Kemudian beri nama peta anda dengan menambahkan label melalui menu Layout Add label.

17
22) Kemudian tambahkan legenda dan keterangan lainnya. Anda dapat menyusun tata letak sehingga tampilan
peta menjadi menarik dengan informasi yang lengkap.

23) Selanjutnya hasil layout peta dapat diekspor menjadi image (png), atau dokumen pdf. Berikut hasil ekspor ke
dalam format image png.

18

Anda mungkin juga menyukai