Anda di halaman 1dari 13

AUTENTIK ASESSMENT DAN

TUNTUTANKURIKULUM 2013

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah: Evaluasi Belajar di MI

Dosen Pengampu: Drs.H.Moh Masnun, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Dede Lutfi Al-Hamdani (14141710


2. Endang Widiastuti (1414171006)

Tarbiyah: PGMI / A

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

2016 M/1437 H

1
Daftar Isi

Daftar Isi..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang...........................................................................

B. Rumusan Masalah......................................................................

C. Tujuan Penulisan.........................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Asesmen Autentik....................................................

B. Penilaian Autentik dan Belajar Autentik.....................................

C. Karakteristik Penilaian Autentik..................................................

D. Jenis-jenis penilaian Autentik......................................................

E. Penilain Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013.........................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan......................................................................................

Daftar Pustaka...................................................................................

1
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penilaian merupakan salah satu komponen utama dalam
sebuah kurikulum. Melalui penilaian dapat dilihat apakah tujuan
pembelajaran sebagaimana yang termuat dalam kurikulum sudah
tercapai atau belum. Model penilaian ini selalu berkembang dan
disempurkan seiring dengan perkembangan dan perubahan
kurikulum yang berlaku.

Penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh,


menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan sehingga dapat menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap


pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013. Kunandar (2013:36) mengemukakan bahwa
kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran dalam
melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes (berdasarkan
hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).
Penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar
peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar,
mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik dilakukan
oleh guru dalam bentuk penilaian kelas melalui penilaian kinerja,
portofolio, produk, projek, tertulis, dan penilaian diri

Standar Penilaian kurikulum 2013 bertujuan untuk menjamin


perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian,
pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka,
edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya

1
dan pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif,
akuntabel, dan informatif..

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan penilaian Autentik?


2. Apa yang dimaksud dengan belajar autentik?
3. Apa sajakah karakteristik penilaian autentik?
4. Apa saja jenis-jenis penilaian autentik?
5. Bagaimana penilaian autentik dan tuntutan kurikulum 2013?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas maka dapat diperoleh tujuan
penulisan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penilaian


Autentik.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar autentik.
3. Untuk mengetahui karakteristik penilaian autentik.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis penilaian autentik.
5. Untuk mengetahui bagaimana penilaian autentik dan tuntutan
kurikulum 2013.

2
6. BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Asesmen Autentik


7. Asesmen autentik adalah suatu proses evaluasi yang
melibatkan berbagai bentuk pengukuran terhadap kinerja yang
mencerminkan pembelajaran siswa, prestasi, motivasi, dan sikap-
sikap pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran. Senada
dengan pendapat tersebut, Omalley dan Pierce (Dalam Anonim, tt)
mengatakan bahwa asesmen otentik adalah bentuk penilaian yang
menunjukkan pembelajaran siswa yang berupa pencapaian,
motivasi, dan sikap yang relevan dalam aktivitas kelas. Sedangkan
menurut Newton Public Schools (Dalam Syofiana, 2010) Asesmen
otentik merupakan penilaian terhadap produk-produk dan kinerja
yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman kehidupan
nyata peserta didik.
8. Berdasarkan beberapa pengertian tentang asesmen
autentik yang telah dikemukkan oleh para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa asesmen otentik merupakan suatu proses
evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran yang berupa
produk-produk dan kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa,
pencapaian, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap.
9. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah
pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar
peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan
prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan
mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.

B. Penilaian Autentik dan Belajar Autentik


10. Penilaian otentik meniscayakan proses belajar yang
otentik pula. Menurut Ormiston belajar otentik mencermuinkan
tugas dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh peserta didik

3
dikaitkan dengan realitas di luar sekolah atau kehidupan pada
umumnya. Sebagai contoh penilaian otentik antara lain
keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan atau
menunjukkan perolehan pengetahuan tertentu, simulasi dan
bermain peran, portofolio, memilih kegiatan yang strategis, serta
memamerkan dan menampilkan sesuatu. Lebih lanjut Ormiston
menyatakan belajar otentik mencerminkan tugas dan pemecahan
masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah.

11. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta


mengumpulkan informasi dengan pendekatan saintifik, memahami
aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain
secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan
dunia nyata yang luar sekolah.

12. Sejalan dengan deskripsi di atas, pada pembelajaran


autentik, guru harus menjadi guru autentik. Peran guru bukan
hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian.
Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus
memenuhi kriteria tertentu seperti disajikan berikut ini.

1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan


peserta didik serta desain pembelajaran.
2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan
cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumberdaya
memadai bagi peserta didik.
3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi
baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta
didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia
di luar tembok sekolah.

13. Penilaian otentik adalah komponen penting dari


reformasi pendidikan sejak tahun 1990-an. Wiggins (1993)
menegaskan bahwa metode penilaian tradisional untuk mengukur

4
prestasi, seperti tes pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan, dan
lain-lain telah dianggap gagal memperoleh gambaran yang utuh
mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik
dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau
masyarakat.

C. Karakteristik Penilaian Autentik


14. Karakteristik penilaian otentik menurut Santoso adalah
sebagai berikut:

1. Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran.


2. Penilaian mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan
nyata.
3. Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan
metode yang sesuai dengan karakteristik dan esensi
pengalaman belajar.
4. Penilaian harus bersifat komprehensif dan holistik yang
mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.

15. Sedangkan Nurhadi mengemukakan bahwa karakteristik


authentic assesment adalah sebagai berikut:

1. Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world


experience)
2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung
3. Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi
yang diukur dengan keterampilan dan performansi, bukan
mengingat fakta
4. Berkesinambungan
5. Terintegrasi
6. Dapat digunakan sebagai umpan balik
7. Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa
dengan jelas

16. Jadi, penilaian autentik merupakan suatu bentuk tugas


yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia
nyata secara bermakna, yang merupakan penerapan esensi
pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik menekankan

5
kemampuan pembelajar untuk mendemonstrasikan pengetahuan
yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Kegiatan penilaian tidak
sekedar menanyakan atau menyadap pengetahuan yang telah
diketahui pembelajar, melainkan kinerja secara nyata dari
pengetahuan yang telah dikuasai.

D. Jenis-jenis penilaian Autentik


17. Dalam rangka melaksanakan asesmen autentik yang
baik, guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai.
Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya
berkaitan dengan: (1) sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa
yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya,
berkaitan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan; dan (3)
tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran,
memori, atau proses. Beberapa jenis asesmen autentik disajikan
berikut ini.

1. Penilaian Kinerja

18. Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan


parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-
aspek yangg akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan
meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur
proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan
kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini,
guru dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta
didik baik dalam bentuk laporan naratif mauun laporan kelas.

2. Penilaian Proyek

19. Penilaian proyek (project assessment) merupakan


kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan
oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.
Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang
dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis,

6
dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan,
penyelidikan, dan lain-lain.

3. Penilaian Portofolio

20. Penilaian portofolio merupakan penilaian atas


kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai
sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan
atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi
peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

4. Penilaian Tertulis

21. Meski konsepsi asesmen autentik muncul dari


ketidakpuasan terhadap tes tertulis yang lazim dilaksanakan
pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil
pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari
memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban
dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiri dari pilihan
ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan
sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau
melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.

22. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut


peserta didik mampu mengingat, memahami,
mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah
dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin
bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

E. Penilain Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013


23. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan

7
kurikulum 2013. Karena, penilaian semacam ini mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik,baik dalam
rangaka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring ,
dan lain-lain. Penilaian otentik cenderung fokus pada tugas-tugas
kompleks atau konstektual, memungkinkan peserta didik untuk
menunjukan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih
autentik. Karenanya, penilaian otentik sangat relevan dengan
pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran, khususnya
jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.

24. Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan


penilaian yang menggunkan standar tes berbasis norma, pilihan
ganda, benarsalah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat.
Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses
pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan memperoleh
legitimasi secara akademik. Asesmen autentik dapat dibuat oleh
guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan
peserta didik. Dalam asesmen autentik, seringkali pelibatan siswa
sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas
belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.

25. Penilaian otentik sebagai bentuk penilaian yang


mencerminkan hasil belajar sesungguhnya, dapat menggunakan
berbagai cara atau bentuk (Hargreaves, dkk., 2011), antara lain
melalui penilaian proyek atau kegiatan siswa, penggunaan
portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan tertulis, ceklis dan petunjuk
observasi.

26. Penilaian otentik mencoba menggabungkan kegiatan


guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan
peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu
merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik
berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa
kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan
harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.

8
27.

28.

9
29. BAB III PENUTUP

Kesimpulan
30. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah
pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta
didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Ketika
menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi
belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan
konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai
prestasi luar sekolah.

31. penilaian autentik merupakan suatu bentuk tugas yang


menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata
secara bermakna, yang merupakan penerapan esensi pengetahuan
dan keterampilan. Penilaian autentik menekankan kemampuan
pembelajar untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki
secara nyata dan bermakna. Kegiatan penilaian tidak sekedar
menanyakan atau menyadap pengetahuan yang telah diketahui
pembelajar, melainkan kinerja secara nyata dari pengetahuan yang
telah dikuasai.

32. Adapun jenis-jenis penilaian autentik diantaranya adalah


sebagai berikut:

1. Penilaian kinerja
2. Penilaian proyek
3. Penilaian portofolio
4. Penilaian tertulis

33. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap


pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013. Karena, penilaian semacam ini mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik karena
penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar,
kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta
keterampilan belajar.

10
34. Daftar Pustaka
35.

11

Anda mungkin juga menyukai