Anda di halaman 1dari 12

CVP

(Central Vena Pressure)

1. Pengertian

Gambar 1.1 pemasangan central vena pressure

1) Pengukuran tekanan darah di atrium kanan dan digunakan dalam


situasi klinis untuk menggambarkan status cairan. (Brooker, 2008: 262)
2) Pengukuran tekanan vena central (CVP) merupakan alat yang
berguna dalam perawatan pasien yang sakit akut. Pengukuran CVP
menunjukkan tekanan dalam vena besar (vena kava superior dan vena
kava inferior). Ini digunakan untuk memantau volume darah yang
bersirkulasi, fungsi ventrikuler kanan, dan arus balik vena sentral,
meskipun tidak mengukur secara langsung tekanan atrial kanan.
(Grifin, 1999: 85)
3) Pengukuran tekanan vena central adalah tekanan di dalam Atrium
kanan dan dalam vena vena besar di toraks. Merupakan gambaran
tekanan pengisian ventrikel kanan dan menunjukan sisi kanan
jantung dalam mengatur beban cairan. (Smeltzer,2001:747)

2. Tujuan
1) Untuk mengkaji status cairan intravaskuler pasien. (Mary E.
Mancini, 2000 : 164)
2) Sebagai pemandu pemberian cairan pada pasien sakit yang serius
3) Sebagai pengukur volume efektif darah yang beredar
(Smeltzer;2001:747-748)

3. Prosedur Pemasangan
1) Persiapan alat
a. pencukuran
b. bersihkan daerah sekitar pemasangan cvp
c. anastesi local
d. kateter
e. salep antiseptic
f. kasa steril kering
g. cairan intra vena
h. balutan
i. manometer dan pipa infuse

Gambar 1.2 alat-alat dalam pemasangan CVP


Gambar 1.3 pemasangan central vena pressure

2) Cara pemasangan
a. tempat pemasangan cvp dipersiapkan dengan pencukuran dan
dibersihkan dengan larutan antiseptic
b. anastesi local digunakan
c. kateter dimasukan melalui vena jugularis eksterna, antekubital,
atau femoral ke vena kava tepat diatas atau dalam atrium kanan.
d. bila kateter sudah dimasukan , oleskan salep antiseptic dan tutup
dan tutup dengan kasa steril kering.
e. balutan, cairan intra vena, manometer, dan pipa, diganti sesuai
dengan kebijaksanaan dan protocol rumah sakit.
f. interval pergantiaan komponen yang umum adalah sebagai
berikut: larutan intravena tiap 24 jam , pipa infuse setiap 24 48 jam,
balutan pada tempat masuk kateter tiap 24 72 jam.
g. cvp di ukur berdasarkan tingginya kolom air pada manometer . saat
mengukur cvp , titik nol manometer harus sejajar dengan titik acuan
standar , disebut aksis flebostatik.
h. bila posisinya telah ditentukan tandailah dengan tinta pada kulit
dada.
i. bila digunakan aksis flebostatik, cvp dapat diukur dengan tepat
dengan pasien dalam posisi telentang dan kepala ditinggikan sampai
450. cvp normal adalah 4 10 cm ( smeltzer ; 2001 : 748)
Gambar 1.4 pemasangan central vena pressure

4. Prinsip Prinsip Pemantauan Tekanan Vena Sentral


Tekanan vena sentral (sentral venous pressure, CVP) mencerminkan
pengisian atrium kanan atau preload ventrikel kanan dan bergantung
pada volume darah, tonus vaskuler, dan fungsi jantung. CVP normal
adalah 0 8 mmHg. Hasil pembacaan CVP yang rendah biasanya
menunjukan hipovolemia, sedangkan hasil pembacaan CVP yang tinggi
memilliki berbagai penyebab, meliputi hipervolemia, gagal jantung, dan
embolisme paru.
5. Indikasi
Indikasi untuk kateter vena sentral, meliputi :
1. Resusitasi cairan
2. Pemberian obat dan cairan
3. Pemberian makanan secara panenteral
4. Pengukuran tekanan vena sentral
5. Akses vena yang buruk
6. Pacu jantung
(Jevon, 2008: 140)
Selain itu menurut (Mary E. Mancini, 2000 : 164) indikasi CVP adalah
Hipovolemia sehubungan dengan hemoragi, dehidrasi.
6. Kotraindikasi
(Mary E. Mancini, 2000 : 164) Menyebutkan tidak ada kontaindikasi.

7. Komplikasi
Kemungkinan komplikasi
1) Kelebihan cairan
Ketidaktepatan pemasangan kateter pada atrium kanan menyebabkan
nilai CVP tidak akurat dan tidak sesuai dengan kondisi pasien, sehingga
pemberian terapi cairan beresiko berlebihan.
2) Infeksi pada tempat tusukan dan Sepsis
Perawatan pada tempat pemasangan kateter CVP pada tubuh pasien
harus memperhatikan teknik steril, sehingga apabila tidak dilakukan
perawatan yang benar maka akan timbul sepsis akibat adanya infeksi
dan ketidasterilan perwatan pada tempat pemasangan kateter CVP.
3) Emboli pulmoner : walaupun <20 mL jarang menyebabkan
masalah, namun volume udara yang lebih besar dapat menyebabkan
embolisme paru dan henti jantung.
(Mary E. Mancini, 2000 : 164)
Selain itu maka kemungkinan komplikasi lain yang terjadi setelah
pemasangan menurut (Jevon, 2008: 146) antara lain:
1) Malposisi kateter
2) Tertusuknya arteri (R. perdarahan)
Kesalahan atau ketidaktepatan penentuan lokasi pemasangan akan
beresiko menusuk pembuluh darah yang berada di sekitar lokasi
pemasangan dan dapat menimbulkan perdarahan.
8. Lokasi Pemasangan
Lokasi pemasangan kateter vena sentral biasanya di vena jugularis
interna (kanan dan kiri) dan vena subclavia (kanan atau

kiri)..

Gambar 1.5 tempat pemasangan central vena pressure

9. Metode pemantauan CVP


Gambar 1.6 pemantauan central vena pressure
Pemantauan tekanan vena sentral dapat bermanfaat dalam menilai
fungsi jantung, volume darah yang bersirkulasi, tonus vaskuler, dan
respon pasien terhadap terapi. Perawat harus melakukan perawatan
untuk mencegah konstaminasi stopkok dan ujung CVP, untuk
menghindarai masuknya udara ke dalam jaring-jaring vaskular, dan
melakukan pengukuran CVP setiap kali ditempat yang sama pada
pasien. (Grifin, 1999:85)
1. Alat CPV dengan set penghubung intravena
2. Manometer CVP dengan ujung terbuka dan gradiasi cm H2O
3. Stopcock tiga cabang dangan adaptor Luer
4. Pena, pensil, dan lembar kerja
5. Cairan IV dengan selang
(Anne Grifin, 1999:86)
Terdapat dua metode pemantauan CVP :
1. System manometer: memungkinkan pembacaan intermiten dan
kurang akurat dibandigkan system transduser dan lebih jarang
digunakan.

N Langkah-langkah Rasional
o
1 Identifikasi klien yang Klien-klien yang beresiko
potensial mengalami hipotensi atau mengalami
ketidakseimbangan ketidakseimbangan cairan
cairan atau hipotensi meliputi klien dengan
yang memerlukan dekompensasi kordis
pengukuran CVP. (termasuk
kardiomiopati),infeksi yang
menimbulkan sepsis,
hemoragi, pemulihan
pascaoprasi, syuok bentuk
apa saja, dan kondisi lain
dimana terjadi perpindahan
cairan dengan cepat.

2 Amati terhadap tanda- Pengukuran CVP


tanda dan gejala-gejala membantu menentukan
yang mengindikasikan penyebab hipotensi dan
kebutuhan pengukuran pengobatan yang tepat.
CVP.
a. Tekanan darah
rendah/labil
b. Masukan dan
haluaran sangat berbeda
jauh
c. Pemberian cairan
dnegan frekuensi cepat

3 Tinjau catatan medik Pengukuran CVP harus di


klien tentang pesan pesankan oleh dokter.
dokter untuk
pengukuran CVP dan
frekuensi yang telah
diprogamkan.

4 Cuci tangan. Mengurangi transmisi


mikroorganisme.

5 Jelaskan prosedur pada Meningkatkan pemahaman


klien. dan menurunkan ansietas.

6 Baringkan klien Mempertahankan posisi


terlentang. yang sama untuk tiap
pembacaan memberikan
hasil yang lebih konsisten,
yang dapat dibandingkan.

7 Tandai X dengan pena Tanda nol pada pada


yang tak dapat dihapus manometer CVP harus
pada setinggi atrium selalu ditempatkan pada
kanan (garis medaksila tanda X ini (titik nol) untuk
pada area interkostal meminimalkan variasi
keempat). dalam pengukuran.

8 Hubungan cairan IV pada Pembilasan cairan IV


stepkok three-way dan mendorong udara keluar
bilas dua port dengan dari stepkok.
cairan.
9 Hubungkan manometer Menghindari menyentuh
CVP ke port atas dari ujung menometer atau
stepkok. stepkok.

10 Hubangakan selang CVP Membuat aliran IV


dari pasien ke port mendorong udara keluar
kedua dari stepkok dari stepkok.

11 Memungkinkan cairan IV Ini menjamin patensi aliran


untuk meneteskan CVP. Bila cairan tidak
dengan cepat ke dalam mengalir dengan bebas,
tubuh pasien untuk maka pembacaan CVP tidak
beberapa detik, dengan akurat.
menutup stepkok ke
arah manometer.

12 Putar stepkok off ke arah Manometer harus


pasien dan isi mengeluarkan udara pada
manometer dengan ujung atas selama udara
cairan IV. pada ujung atas selama
cairan mengisi selang.

13 Tahan manometer pada Cairan dalam manometer


tanda X pada toraks akan turun dengan cepat
dan putar stopkok off ke pada tingkat yang sama
arah cairan IV, sehingga dengan jumlah tekanan
sistem paten dari pada vena sentral.
manometer ke pasien.

14 Lakukan pembacaan saat Akhir ekspirasi berkaitan


tingkat cairan stabil, dengan tekanan
baca pada akhir intrapleural konstan. CVP
ekspirasi bila tingginya menurun dengan tekanan
berfluktuasi. negatif pernapasan dan
syok dan meningkat oleh
tekanan positif
pernapasan, mengejan,
meningkatkan volume
daran, dan gagal jantung.
CVP normal adalah 2 8 cm
H2O.

15 Putar stepkok off pada


menometer, biarkan
cairan IV mengalir
dengan frekuensi
tetesan yang
diprogamkan.
16 Lepaskan manometer Kap steril menecegah
dari stopkok. Pasang kap konstaminasu bagian
steril berujung buntu terbuaka dan
pada bagian atas memungkinkan untuk
stepkok dan pada penggunaan ulang tanpa
tempat sambungan kontaminasi.
manometer CVP.

17 Cuci tangan. Mengurangi tranmisi


mikroorganisme.

18 Bandingkan pembacaan Mengindentifikasi


CVP dengan hasil perubahan fisiologik yang
sebelumnya. terjadi dalam hubungan
dengan volume cairan dan
tekanan darah.

19 Catat pembacaan CVP Nilai abnormal sering


pada lembar kerja. memerlukan tindakan
Laporkan adanya segera.
abnormalitas pada
perawat atau dokter
yang bertugas.

Tabel 1 : Anne Grifin, 1999: 86-89

2. System Transduser : memungkinkan pembacaan secara continue


yang ditampilkan di monitor.
Prosedur pengukuran cvp dengan menggunakan transduser
1) Jelaskan prosedur kepada pasien
2) Pastikan patensi kateter vena sentral sebelum dilakukan prosedur.
3) Pasien diposisikan terlentang jika memungkinkan posisi yang
sama harus digunakan untuk setiap pengukuran.
4) Lakukan kalibrasi (nol) monitor sesuai dengan rekomendasi pabrik
yang tercantum dalam petunjuk manual penggunaan alat- biasanya
termasuk membuka sistem ke atmosfer (tutup ke arah pasien, terbuka
ke udara) dan tekan tombol nol pada monitor, begitu nol tampil di layar
maka monitor telah terkalibrasi. Dengan membuat CVP menjadi nol
memastikan bahwa tekanan atmosfer pada titik pengukuran adalah nol.
5) Amati gambaran CVP pada monitor. Bentuk gelombang pada
monitor harus sedikit berumbulasi secara alamiah mencerminkan
perubahan pada tekanan atrium kanan selama siklus jantung.
6) Catat nilai pembacaan dan laporkan setiap peruabahan dan
kelainan (juga hitung rata-rata hasil pembacaan tekanan)

10. Bentuk Gelombang CVP


Gambar 1.6 pembentukan gelombang CVP
Bentuk gelombang CVP mencerminkan perubahan-perubahan pada
tekanan atrium kanan selama siklus jantung.
1. Gelombang A : kontraksi atrium kanan (gelombang P pada EKG).
Jika gelombang A naik, maka pasien mengalami kegagalan ventrikel
kanan atau stenosis tricuspid.
2. Gelombang C : penutupan katub tricuspid (mengikuti kompleks
QRS pada EKG). Jarak dari A-C harus berhubungan dengan interval PR
pada EKG.
3. Gelombang V : tekanan yang terjadi pada atrium kanan selama
kontraksi ventrikel, walapun katub tricuspid telah menutup (bagian
akhir gelombang T pada EKG). Jika gelombang V naik, maka pasien
mungkin memiliki penyakit katub tricuspid.

11. PENGUKURAN CVP NORMAL


Pemantauan tekanan vena sentral secara normal menunjukkan
pengukuran sebagai berikut :
1. 5-10 mmHg mid-aksila
2. 7-14 cmH2O mid-aksila

Anda mungkin juga menyukai