PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Apakah pengertian mikroba?
2. Bagaimanakah proses isolasi mikroba tanah.
3. Bagaimanakah pelaksanaan isolasi bakteri tanah.
4. Bagaimanakah cara pelaksanaan isolasi bakteri tanah penghasil
antibiotik.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Memenuhi tugas mata kuliah mikrobiologi analitik
2. Untuk mengetahui pengertian mikroba
3. Untuk mengetahui proses isolasi mikroba tanah.
4. Untuk mengetahui pelaksanaan isolasi bakteri tanah.
5. Untuk mengetahui pelaksanaan isolasi bakteri tanah penghasil
antibiotik.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian Mikroorganisme/Mikroba
3
produsen hara, tanah dianggap sebagaimedia biosintesis, dan hasil kerja mikroba
dianggap sebagai pensuplai utama kebutuhan hara bagi tanaman.
Ada empat macam fase pertumbuhan mikroorganisme yaitu fase lag, fase
log (fase eksponensial), fase stasioner, dan fase kematian (Praitiwi, 2007) :
1. Fase lag merupakan fae adaptasi, yaitu penyesuaian mikroorganisme pada suatu
lingkungan baru.Ciri fase lag adalah tidak adanya peningkatan jumlah sel, yang
ada hanyalah peningkatan ukuran sel. Fase lag tergantung pada kondisi dan
jumlah awal mikroorganisme dan media pertumbuhan. Bila sel-sel
mikroorganisme diambil dari kultur yang sama sekali berlaianan, maka yang
sering terjadi adalah mikroorganisme tersebut tidak mampu tumbuh dalam
kultur.
2. Fase log (fase eksponensial) merupakan fase dimana mikroorganisme tumbuh
da membelah pada kecepatan maksimum, tergantung pada genetika
mikroorganisme, sifat media, dan kondisi pertumbuhan.
3. Pada fase stasioner, pertumbuhan mikroorganisme berhenti dan terjadi
keseimbangan antara jumlah sel yang membelah dengan jumlah sel yang mati.
Pada fase ini terjadi akumulasi produk buangan yang toksik. Pada sebagian
besar kasus, pergantian sel terjadi dalam fase stasioner ini. Terdapat kehilangan
sel yang lambat karena kematian diimbangi oleh pembentukan sel-sel baru
melalui pertumbuhan dan pembelahan dengan nutrisi ya g dilepaskan oleh sel-
sel yang mati karena mengalami lisis.
4. Pada fase kematian, jumlah sel yang mati meningkat, faktor penyebabnya
adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi produk buangan yang toksisk.
4
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan
mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu
medium di laboratorium (Sarles, 1956). Proses isolasi ini menjadi penting dalam
mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi (Soetarto,
2010). Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan
menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat
menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacam-
macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi. Dalam kajian mikrobiologi yang
berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air, makanan dan
udara (Talaro, 1999).
Pada saat isolasi mikrobia perlu dilakukan inokulasi mikrobia. Sebelum dan
sesudah menginokulasikan mikrobia jarum ose yang digunakan harus dipanaskan
terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar jarum ose yang digunakan bersifat steril
dan bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan
petri, setelah sampel dimasukan kedalam cawan petri setiap membuka dan
menutup cawan petri harus terlebih dahulu dipanaskan untuk meminimalkan
terkontaminasinya sampel. Wadah media yang menggunakan cawan petri, pada
saat inkubasi mikrobia pada cawan petri selalu dalam posisi terbalik. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah mikrobia terkena uap air yang dihasilkan pada saat
inkubasi. Sehingga kualitas mikroba tidak rusak atau mengalami gangguan.
Teknik dalam menginokulasi bakteri memiliki beberapa variasi metode,
misalnya metode goresan (streak plate), metode taburan (pour plate), dan metode
apusan (surface plate). Pemilihan teknik ini didasarkan pada tujuan
penelitian/percobaan (Pelczar, 1986).
1. Metode goresan (streak plate)
Apabila ingin mendapatkan kultur murni suatu mikrobia yang digunakan
adalah metode streak plate, karena hasil akhir metode ini adalah berupa kumpulan
sel-sel yang semakin jarang pada ujung streak sehingga dapat diambil bakteri pada
jumlah seluler (satu sel). Selain itu bakteri yang didapat seharusnya merupakan
bakteri yang memang ingin dibiakkan di kultur tersebut dengan kata lain bukan
bakteri kontaminan, sebab yang diambil atau dicuplik adalah koloni bakteri yang
berada di atas streak yang dibuat dan bukan di luar streak. Kelebihan metode ini
adalah dapat segera diketahui adanya kontaminasi. Sedangkan kekurangannya
metode ini sulit dilakukan dan hanya dapat digunakan untuk menumbuhkan
bakteri aerob saja (Burrrow, 1959).
5
Metode ini dilakukan dengan menginokulasikan sejumlah bakteri ke dasar
cawan baru kemudian medium agar cair dimasukkan dan dibiarkan memadat.
Metode ini cocok digunakan apabila kita ingin menguji apakah suatu koloni
bakteri merupakan bakteri yang aerobik, anaerob fakultatif, ataukah anaerob
obligat. Pengujian ini dapat terjadi karena hasil akhir metode pour plate adalah
berupa pertumbuhan bakteri pada dasar medium, tengah medium, dan pada
permukaan medium. Bakteri yang terdapat pada dasar medium mungkin adalah
bakteri anaerob obligat, sedangkan bakteri yang tumbuh pada bagian tengah
medium adalah bakteri anaerob fakultatif, dan bakteri yang
tumbuh pada permukaan adalah bakteri aerob walaupun perlu pengkajian lebih
lanjut mengenai hal ini (Black, 1999). Kekurangan metode ini adalah sulit
menentukan kontaminan dan kerapatan mikrobia karena jarak antar koloni terlalu
rapat.
3. Metode apusan (surface plate)
Metode yang ketiga adalah surface plate. Metode ini dilakukan dengan
menginokulasikan sejumlah bakteri pada medium dan diratakan pada bagian
permukaan medium dengan menggunakan drygal ski. Metode ini cocok
digunakan apabila ingin mengetahui bentuk koloni alami dari suatu bakteri.
Kelebihan teknik ini adalah mudah dilakukan dan mudah menghitung kerapatan
mikrobia. Sedangkan kekurangannya sulit mengetahui kontaminasi, untuk
mengetahuinya perlu perlakuan kontrol. Mikroba tanah dapat diisolasi dan
ditumbuhkan pada medium buatan. Beberapa medium yang banyak digunakan
adalah agar ekstrak tanah (soil extract agar), trypticase soy agar (TSA), dan
nutrient agar (NA). (Rasti S, Edi husen dan simanungkalit, 2007:10).
Perlakuan yang tidak sesuai terhadap isolat mikrobia dapat mengakibatkan
perkembangan kultur mikrobia hasil isolasi terhambat. Sebagai contoh apabila
yang diisolasi adalah bakteri acidofil namun dikembangkan dalam medium yang
netral maka pertumbuhan bakteri tidak akan maksimal atau malah akan mati
(Talaro, 1999).
6
dan analisis lain, maka organisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini
berarti bahwa harus ada biakan murni yang hanya mengandung satu jenis bakteri.
Isolasi bakteri dikarakterisasi dengan menumbuhkan pada medium dan
dilakukan pengamatan meliputi: pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar
miring yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas goresan, pertumbuhan koloni bakteri
pada medium agar tegak yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan dan
pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar lempeng yaitu bentuk, tepian,
elevasi, permukaan warna, diameter koloni dan konfigurasi. Berdasarkan hasil
identifikasi secara mikrobiologis maupun fisiologis melalui uji biokimia
ditemukan tujuh isolat bakteri yang termasuk kedalam bakteri patogen maupun
non patogen (Rahmaningsih, dkk. 2012).
Bakteri dalam tanah terdapat dalam dua jenis yaitu bakteri aerob dan bakteri
anaerob. Bakteri aerob merupakan bakteri yang banyak ditemui di permukaan
tanah. Bakteri ini hidup dengan menggunakan oksigen. Dan bakteri anaerob
merupakan bakteri yang dominan didalam tanah dan tidak membutuhkan oksigen.
Pengamatan bakteri itu dapat kita lakukan secara individual, satu per satu,
maupun secara kelompok dalam bentuk koloni bakteri. Besar kecilnya koloni,
mengkilat tidaknya, halus kasarnya permukaan, dan warna koloni merupakan
sifat-sifat yang diperlukan dalam menentukan identifikasi spesies. Warna bakteri
baru tampak jelas, jika bakteri itu diamati dalam kelompok atau koloni.
Kebanyakan bakteri mempunyai warna yang keputih-putihan, kelabu, kekuning-
kuningan, atau hampir bening, akan tetapi ada juga beberapa spesies yang
mempunyai pigmen warna yang lebih tegas. Sedangkan jamur memiliki warna
lebih gelap deibandingkan bakteri.
Pemanfaatan mikroba tanah untuk meningkatkan dan mempertahankan
kesuburan tanah dalam sistem pertanian organik sangat penting. Peran mikroba
dalam tanah antara lain adalah daur ulang hara, penyimpanan sementara dan
pelepasan untuk dimanfaatkan tanaman dan lain-lain. Di dalam laboratorium HPT
populasi bakteri dan jamur dapat diisolasi menjadi kultur murni yaitu
pertumbuhan jasad renik yang diambil dari hasil suspensi dan dapat di pelajari
morfologi, sifat dan kemampuanya. Untuk mempelajari karakteristik ekologi dan
struktur mikrobia (jamur dan bakteri) maka dilakukan isolasi bakteri dengan cara
pembuatan inokulum pada media DPA (Potato Dextrose Agar) dan NA yang
melibatkan proses sterilisasi di dalamnya.
Medium NA berdasarkan susunan kimianya merupakan medium
nonsintetik/semi almiah, berdasarkan konsistensinya merupakan medium
padat.Medium ini digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Inokulum murni tunggal
terdiri atas satu jenis spora kapang. Inokulum campuran merupakan berbagai jenis
mikroba seperti kapang, jamur, bakteri. Inokulum murni campuran dibuat dengan
7
campuran Rhizopus oligosporus dan murni klebsiella yang merupakan bakteri
penghasil vitamin B12. (Shurtteff dan Aoyagi, 1979 : 118) .
8
9. Masukkan nutrien agar NA ke petri dan tutup, kemudian seterilkan
kembali, putar petri untuk menghomogenkan suspense bakteri.
10. Inkubasi selama 24 72 jam lalu amati.
9
a. Spektrum luas (aktivitas luas) : Antibiotik yang bersifat aktif bekerja
terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram negative.
Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid, ampisilin,
sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.
b. Spektrum sempit (aktivitas sempit) : Antibiotik yang bersifat aktif bekerja
hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri gram positif atau gram
negative saja. Contohnya eritromisin, klindamisin, kanamisin, hanya bekerja
terhadap mikroba gram-positif. Sedang streptomisin, gentamisin, hanya
bekerja terhadap kuman gram-negatif.
10
diinkubasi pada suhu kamar selama 1 x 24 jam dan dikocok dengan
menggunakan shaker dengan kecepatan 200 rpm.
d. Pemeriksaan aktivitas antibiotika
Medium NA dicairkan dituang secara spesifik ke dalam vial kemudian
ditambahkan suspense mikroba uji dihomogenkan, kemudian dimasukkan
kedalamcawan petri steril sebanyak 10 ml dan dibiarkan memadat. Disc
blank secara aseptik dimasukkan fermentat, direndam 30 60 menit. Disc
yang telah berisi fermentat dikeringkan dilekatkan pada media agar yang
telah memadat,kemudian diinkubasi lalu diamati zona hambatan yang
terbentuk.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat
kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme
seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler).
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan
mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan
murni.
Isolasi antibiotik merupakan suatu cara untuk memisahkan suatu
mikroorganisme dari lingkungannya. Organisme tersebut memiliki suatu
senyawa yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain
(utamanya yang bersifat pathogen pada manusia) yang disebut sebagai
antibiotik, sehingga diperoleh biakan murni dari mikroorganisme.
Salah satu contoh dari bakteri penghasil antibiotik adalah spesies Bacillus
adalah gram positif, membentuk endospora
DAFTAR PUSTAKA
Alam, M.S, Sarjono P.R, Aminin, A.L.N. 2013. Isolasi Bakteri Selulolitik
Termofilik Kompos Pertanian Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Chem
Info. No.1(1) :190-195.
12
Black J G. 1999. Microbiology : Principles and Explorations. New Jersey :
Prentince Hall.
Budiyanto, M.A.K. 2004. Mikrobiologi Terapan. Malang: UMM-Press
Burrow, W.1959. Textbook of Microbiology. W.B. Saunders Company.
Philadelphia, pp.150.
Hugo.2004. Pharmaceutical Microbiology seventh edition. Blackwell science: UK
Jutono. 1973. Dasar-dasar Mikrobiologi untuk Perguruan Tinggi. Fakultas
Pertanian UGM. Yogyakarta.
Karlen D.L., E.G. Hurley, and A.P.Mallarino. 2006. Crop rotation on soil quality
at three northern corn/soybean belt location. J. Agron.
Madigan, M. T., Martinko, J. M., Parker, J. 2000. Brock Biology of
Microorganisms, Ninth Edition. Prentice-Hall, London
Pelczar, M.J dan E.C.S Chan, 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Terjemahan R.S.
Pratiwi, dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Rahmaningsih, S, dkk. 2012. Bakteri Patogen dari Perairan Pantai dan Kawasan
Tambak diKecamatan Jenu Kabupaten Tuban.
Saraswati Rasti, Edi Husen, Simanungkalit R.D.M. 2007. Metode Analisis Biologi
Tanah. Balai Besar LITBANG Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor
Sarles, William Bowen, et al. 1956. Microbiology: General and Applied, second
editon. New York: Harper & Brothers
Sastrahidayat, I.R. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional, Surabaya.
366 hal.
Shurtleff, W. Dan A. Aoyagi. 1979. The Book of Tempeh. New York. Harper and
Row Publisher.
Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular
Biologi, 3rd Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York.
Soetarto, E.S., T.T. Suharni, S.Y. Nastiti, dan L.Sembiring, 2010.Petunjuk
Praktikum Mikrobiologi. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi
Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta, hal. 4-11.
Talaro K.P. and A. Talaro, 1999. Foundation in Microbiology Third Edition.
McGraw Hill Company. Boston, p.61.
Waites,M.J., Neil,M, John,S.R.,dan Gary,H. 2008.Industrial Microbiology : A
Introduction. Blacwell Science.London,UK
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta
Winarno. 1994. Sterilisasi Komersial Produk-produk Pangan. Jakarta: Gramedia.
13