(Hb) seseorang lebih rendah dari kadar hemoglobin normal. Di Indonesia anemia
terjadi akibat kekurangan nutrien (terutama zat besi), di samping protein dan
mineral lain, seperti mangan, cuprum, seng, dan lain-lain. Zat-zat tersebut
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin dalam tubuh kita. Keadaan anemia
menyebabkan kapasitas pengangkutan oksigen oleh sel darah merah menurun.
Bila menemukan anak dengan anemia, maka penting untuk menentukan apakah
disertai kelainan atau gangguan pada leukosit dan trombosit. Bila anemia disertai
kelainan leukosit dan trombosit maka keadaan ini umumnya berhubungan dengan
sumsum tulang (seperti pada leukimia, anemia aplastik) atau penyakit imunologis
(AIDS dan SLE).
Usia eritrosit normal adalah 120 hari, setelah itu musnah dari sirkulasi. Pada kondisi
normal, kehilangan/penghancuran eritrosit diimbangi dengan proses pembentukan
eritrosis. Sebaliknya pada anemia, terjadi ketidakseimbangan antara pembentukan
eritrosit dengan proses hemolisis dan/atau perdarahan.
Gangguan pematangan sel eritrosit akibat defisiensi zat besi, thalasemia, keracunan
logam, dll
Gangguan pematangan sel inti karena defisiensi vitamin B12, asam folat, dll
Anak anemia jarang memperlihatkan gejala dan tidak ditemukan kelainan pada
pemeriksaan fisisnya sampai nilai hematokrit kurang dari 25%. Penilaian pucat
sangat bervariasi terutama pada anak berkulit putih atau berkulit gelap. Pucat
dapat dideteksi dengan memeriksa telapak tangan atau kaki serta kuku.
Pemeriksaan fisis harus memperhatikan 3 tanda gejala utama, yaitu pucat atau
anemia, perdarahan, dan pembesaran organ hati, limpa serta pembesaran kelenjar
getah bening. Pemeriksaan standar yang dibutuhkan adalah pemeriksaan darah
tepi lengkap.
Menurut McCann dan Ames (2007) lebih dari 40 laporan penelitian anak dan remaja
dengan anemia (>60% pada usia <2 tahun) menyimpulkan bahwa anemia pada
umur <2 tahun maupun >2 tahun mengakibatkan rendahnya kemampuan kognitif
dan gangguan perilaku anak.
Metallinos-Katsaras dkk (2004) memberikan 15mg besi setiap hari selama 2 bulan
pada 21 anak anemia umur 3-4 tahun dan plasebo pada 28 anak dengan besi
cukup. Setelah 2 bulan pada anak anemia terlihat peningkatan bermakna pada
penurunan kesalahan, peningkatan ketepatan, dan lebih efisien.
2016.10.10 Monday
06:15 Hening PW Anemia defisiensi vitamin B12 atau folat bisa disebabkan oleh
banyak hal. Antara lain dari pola makan, gangguan genetik, dan lain sebagainya.
Kurangnya vitamin B12 ataupun folat akan memengaruhi kemampuan tubuh dalam
menghasilkan sel darah merah yang sehat dan yang berfungsi dengan baik untuk
membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Sel darah merah yang terbentuk berukuran besar dengan struktur yang abnormal,
dikeluarkan ke aliran darah sebelum sel darah merah matang atau biasa disebut
bentuk megaloblas-nya. Keadaan ini disebut juga anemia megaloblastik, di mana
sel darah merah tidak dapat melakukan fungsinya karena cacat.
Tubuh menyerap vitamin B12 melalui lambung. Agar vitamin B12 bisa diserap dari
makanan yang Anda makan, sebuah protein bernama faktor intrinsik akan
menempelkan dirinya pada vitamin B12.
Faktor keturunan dari keluarga dekat atau kerabat menderita kondisi yang sama.
Memiliki penyakit autoimun lainnya seperti penyakit Addison dan vitiligo. Nyatanya,
terdapat keterkaitan antara anemia pernisiosa dengan penyakit kekebalan tubuh
lainnya.
Daging, ikan, dan produk olahan susu adalah menu makanan yang menyediakan
cukup banyak kandungan vitamin B12. Vegetarian atau orang yang hanya
mengonsumsi makanan berasal dari tumbuhan, mungkin tidak memiliki cukup
vitamin B12 dalam menu mereka. Atau orang-orang yang memiliki menu sangat
sederhana dalam jangka waktu lama.
Tubuh biasanya menyimpan vitamin B12 yang bertahan selama dua sampai empat
tahun. Untuk menjaga penyimpanan vitamin tersebut tetap pada tingkat yang
sehat, sangat penting untuk memiliki vitamin B12 dalam menu makanan Anda.
Ketika tubuh tidak bisa menyerap vitamin B12 seperti biasanya, mungkin
disebabkan oleh penyakit yang memengaruhi usus atau sebagian dari sistem
pencernaan. Salah satunya penyakit Crohn. Ini adalah penyakit jangka panjang
yang menyebabkan peradangan pada dinding sistem pencernaan. Kondisi ini bisa
membuat tubuh Anda kekurangan vitamin B12.
Vitamin B12 bisa berkurang dari dalam tubuh karena konsumsi beberapa jenis obat-
obatan. Misalnya proton pump inhibitor (PPIs), yaitu obat untuk mengatasi masalah
pencernaan, bisa membuat defisiensi vitamin B12 memburuk. Obat-obatan PPIs
mencegah pembuatan asam lambung secara berlebihan. Asam lambung inilah yang
dibutuhkan untuk melepaskan vitamin B12 dari makanan yang Anda makan. Dokter
Anda bisa mengidentifikasi jika ada obat-obatan yang berdampak pada kadar
vitamin B12 Anda.
Folat adalah vitamin yang larut dalam air. Karena itu, tubuh tidak akan bisa
menyimpan folat dalam jangka waktu lama. Biasanya tubuh menyimpan folat cukup
untuk bertahan selama empat bulan. Untuk memastikan tubuh memiliki cadangan
folat yang cukup, kita harus mendapatkan asupan folat dari makanan sehari-hari.
Anemia defisiensi folat bisa berkembang karena beberapa alasan yang sama seperti
anemia defisiensi vitamin B12. Beberapa penyebabnya dijelaskan di bawah ini.
Terjadinya malabsorpsi
Jika Anda menderita penyakit Celiac, kondisi ini bisa memengaruhi sistem
pencernaan. Akibatnya tubuh tidak bisa menyerap folat secara efektif.
Bagi penderita penyakit jantung, ginjal, dan hati, mungkin akan kehilangan folat
dari tubuh. Hal ini disebabkan efek dari penyakit tersebut yang membuat Anda
buang air kecil secara berlebihan. Beberapa hal yang bisa membuat Anda buang air
kecil berlebihan:
Gagal jantung kongestif, terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah
secukupnya ke seluruh tubuh
Kerusakan hati akut. Sering kali hal ini disebabkan oleh terlalu banyak
mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
Dialisis (prosedur cuci darah) jangka panjang: mesin dialisis menyaring produk
sampah dari darah
Folat kadang sulit diserap dan jumlahnya bisa berkurang. Hal ini mungkin
disebabkan oleh beberapa efek dari obat-obatan. Dokter akan mengawasi Anda jika
dirasa perlu untuk dilakukan. Dokter akan mengetahui obat-obatan apa saja yang
bisa memengaruhi tingkat folat dalam tubuh.
Menderita kanker
Ketika hamil
Memiliki kelainan darah, misalnya anemia sel sabit. Ini adalah kelainan karena
faktor turunan yang menyebabkan sel darah merah berubah bentuk
Faktor kehamilan
Jika sedang hamil atau berencana untuk hamil, disarankan minum suplemen asam
folat 0,4 miligram per hari. Ini dilakukan hingga kehamilan berumur 12 minggu. Hal
ini akan membantu bayi tumbuh dan berkembang, serta memastikan Anda dan bayi
memiliki cukup folat dalam tubuh.
Jika mengalami kehamilan dengan kondisi tertentu, tubuh mungkin butuh tambahan
asam folat. Untuk mencegah agar anemia tidak terjadi, dokter akan mengawasi
dengan seksama. Anda bisa membeli langsung tablet asam folat atau meminta
resep dari dokter dan membawanya ke apotek, toko swalayan besar, atau ke toko
makanan sehat. Bagi penderita diabetes, Anda mungkin perlu asam folat dengan
dosis lebih tinggi. Anda sebaiknya mengonsumsi asam folat sebanyak 5 miligram
per hari.