Anda di halaman 1dari 20

ikeprahayu917

https://ikeprahayu917.wordpress.com/2015/01/25/3
/

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH


(BBLR)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan
fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya
perawatan yang tinggi.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita
energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan
tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada
kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkambangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan.

Salah satu indicator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong
tinggi, maka kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada
tahun 2003. Ini memang bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi
bila di bandingkan dengan Negara-negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi
terbanyak karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), sementara itu prevalensi
BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi ( depkes
RI 2005)

Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 juta kematian
neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3
kematian adalah BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500 gram. Secara global
diperkirakan terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah
BBLR dan hampir semua terjadi di Negara berkembang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan BBLR ?


2. Apa etiologi BBLR ?
3. Bagaimana tanda tanda klinis BBLR ?
4. Apa saja komplikasi pada BBLR ?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada BBLR ?

6.Bagaimana penatalaksanaan pada BBLR ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BBLR


2. Untuk mengetahui etiologi BBLR
3. Untuk mengetahui tanda tanda klinis BBLR
4. Untuk mengetahui komplikasi pada BBLR
5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada BBLR
6. Untuk megetahui pentalaksanaan pada BBLR

BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI

Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram ( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir).

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir.

BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO 1961)

Ada dua macam BBLR yaitu :

1. Prematuritas murni / Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ): bayi yang


dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Dismaturitas / Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)/Bayi kecil
masa kehamilan ( KMK ) : bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir
kurang dari persentie ke-10 kurva pertumbuhan janin dan tidak sesuai
dengan usia kehamilan.. Sedangkan Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500
gram disebut bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR ).

Penggolongan derajat prematuritas bayi

Bayi yang sangat prematur (extremly prematur).

1. 24 30 mg gestasi
2. Masa gestasi 24-27 mg masih sukar hidup terutama dinegara yang blm maju.
3. Masa gestasi 28-30 mg mgk dapat hidup dengan perawatan intensif yang
memerlukan alat-alat canggih untuk mencapai hasil yang optimum
4. BB 500-1400 gram
5. 0,8% seluruh kelahiran hidup
6. Hampir seluruh kematian neonatal dan defisit neurologis tidak disebabkan
oleh defek atau trauma lahir
7. Penampilan: kecil, tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis

Bayi dengan derajat prematur sedang (moderatly prematur).


1. Gestasi 31-36 mg
2. Kesanggupan hidup jauh lebih baik dari yang pertama
3. Gejala sisa yang dihadapi kemudian hari ringan bila pengelolaan bayi intensif
4. BB >1500 gram 2500 gram
5. 6%-7% seluruh kelahiran hidup
6. Penampilan: kulit tipis, lipatan pada kaki lebih sedikit, banyak rambut halus,
genetalia kurang berkembang
7. Masa gestasi 37mg
8. Mempunyai sifat prematur dan matur
9. Biasanya berat seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur
10.Kadang timbul problem yang dialami seperti bayi prematur seperti sindroma
gawat napas, hiperbilirubinemia, refleks isap lemah
11.Perlu penanganan lebih seksama
12.Borderline prematur
13.Prosentase Kematian
14.Gestasi kurang dari 24 mg : umumnya meninggal
15.Gestasi 27-28 minggu: survive 50%
16.Gestasi 29 minggu: survive 80%
17.Gestasi 30 minggu: survive 85%

2.2 ETIOLOGI

Penyebab bayi lahir premature :

Faktor Ibu :

Faktor penyakit (toksemia gravidarum, trauma fisik,DM,infeksi akut, psikologis dll)

Umur ibu pada dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun dan pada multigravida Jarak
kelahian terlalu dekat

Social ekonomi : Malnutrisi dan antenatal yang kurang

Faktor janin

Hydroamnion

Kehamilan multiple/ganda
Penyebab bayi lahir dismature :

Faktor ibu

penyakit jantung, penyakit ginjal kronis, hipertensi

Ibu DM berat

Hipoksia ibu (penyakit paru kronis, hemoglobinopat, tinggal di pegunungan)

Malnutrisi

Bahan teratogonik ( alcohol, radiasi, obat )

Faktor uterus dan plasentak: kelainan pembuluh darah, insersi tali pusat yang tidak
normal, sebagian plasenta lepas, infark plasenta dll

Faktor janin: kehamilan ganda, kelainan kromosom, infeksi dalam kandungan


(TORCH)

Faktor sosial ekonomi

2.3 TANDATANDA KLINIS

Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :

Prematuritas murni

BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm

Masa gestasi < 37 minggu

Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin

Lanugo banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis, telinga dan lengan,
lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar

Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, pada laki-laki testis belum turun.

Tulang rawan telinga belum sempurna, wajah tangan belum sempurna

Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat


Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik

Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah

Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea,
otot masih hipotonik

Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum sempurna

b) Dismaturitas

Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,

Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis

Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat

Tali pusat berwarna kuning kehijauan

Dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomis maupun


fisiologis maka mudah timbul beberapa kelainan seperti berikut ini :

Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh
yang disebabkan oleh penguapan yag bertambah akibat dari kurangnya jaringan
lemak dibawah kulit, permukaan tubuh relatif lebih luas dibandingkan dengan berat
badan, otot yang tidak aktif,produksi panas yang berkurang oleh karena lemak
coklat (brown fat) yang belum cukup serta pusat pengaturan suhu yang belum
berfungsi sebagaimana mestinya.

Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini
disebabkan kekurangan surfactan(rasio lesitin/sfingomielin kurang dari 2),
pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan
yang masih lemah yang tulang iga yang mudah melengkung(pliable thorak)

Penyakit gangguan pernafasan yang sering pada bayi BBLR adalah penyakit
membran hialin dan aspirasi pneumoni.

Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi, distensi abdomen akibat dari
motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan
lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak,
laktosa,vitamin yang larut dalam lemakdan bebberapa mineral tertentu berkurang.
Kerja dari sfingter kardio esofagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya
regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi asspirasi.

Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K.


Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urine yang
sedikit, urea clearence yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan airtubuh
dan elektrolit dari badan dengan akibat mudah terjadi edema dan asidosis
metabolik.

Perdarahan mudahbterjadi karena pembuluh darah yang rapuh(fragile), kekurangan


faktor pembekuan seperti protrombine, faktor VII dan faktor christmas.

Gangguan imunologok, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena


rendahya kadar Ig G gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sanggup
membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi masih belum
baik

Perdarahan intraventrikuler, lebih dari 50% bayi prematur menderita perdarahan


intraventrikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi BBLR sering menderita
apnea,asfuksia berat dan sindroma gangguan pernafasan. Luasnya perdarahan
intraventrikuler

Retrolental Fibroplasia : dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi


tinggi(PaO2 lebih dari 115 mmHg : 15 kPa) maka akan terjadi vasokonstriksi
pembuluh darah retina yang diikuti oleh proliferasi kapiler-kapiler baru kedaerah
yang iskemi sehingga terjadi perdarahan, fibrosis, distorsi dan parut retina sehingga
bayi menjadi buta. Untuk menghindari retrolental fibroplasia maka oksigen yang
diberikan pada bayi prematur tidak boleh lebih dati 40%. Hal ini dapat dicapai
dengan memberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter permenit.

PATOFISIOLOGI

P ATOFISIOLOGI

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup
bulan atau prematur, disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya, bayi lahir
cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi BB lahirnya lebih kecil ketimbang
kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram.

Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta,
infeksi, hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan
ke bayi jadi berkurang.Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar
pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan dan selanjutnya akan melahirkan
bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita
sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun saat hamil, ibu
akan melahirkan bayi lebih besar daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebailknya, ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi
bila ibu menderitaanemia.

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada


pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR,
anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini dapat mengakibatkan morbiditas dan
mortilitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi.

Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas
ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar

Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram adalah 95 %,
tetapi berat bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian yang
tinggi. Kematian diduga karena displasia bronkhopulmonal, enterokolitis
nekrotikans, atau infeksi sekunder.

BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama akan
mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan berat
sesuai masa gestasi. Pada BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi,
makin besar kemungkinan terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik.

2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a) Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia

b) Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan

c) Titer Torch sesuai indikasi


d) Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi

e) Pemantauan elektrolit

f) Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )

2.7 PENATALAKSANAAN

a) Penanganan bayi

Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan
yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua
perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator

b) Pelestarian suhu tubuh

Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu
tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan
antara 35,50 C s/d 37,0 C.

Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal
tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal.

Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga
memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus
diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi
dengan berat kurang dari 2000 gram

c) Inkubator

Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi
yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.
d) Pemberian oksigen

Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR,
akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan sekitar 30-
35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang
panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat
menimbulkan kebutaan

e) Pencegahan infeksi

Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi.
Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan
sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan
semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan
sakit kulit.

f) Pemberian makanan

Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya


hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan
melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya
lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori,
dibandingkan dengan bayi preterm.

g)Memulangkan Bayi

Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik dengan botol
maupum putting susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar antara 10 30
gram / hari dan suhu tubuh tetap normal diruang biasa. Biasanya bayi dipulangkan
dengan berat badan lebih dari 2000 gram dan semua masalah berat sudah teratasi.

KoNSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Anamnesis
Riwayat Maternal

Umur ibu dalam resiko kehamilan ( < 16 thn atau > 35 thn)

Kehamilan ganda ( gemeli)

Status ekonomi rendah, malnutrisi dan ANC kurang

Adanya riwayat kelahiran prematur sebelumnya

Infeksi: TORCH, penyakit kelamin dll

Kondisi kehamilan: toksemia gravidarum, KPD, plasenta previa dll

Penggunaan Narkoba, alkohol, rokok

Riwayat Kelahiran

Gestasi : 24- 37 minggu

BB : < 2500 gram, TB : , LD

APGAR SKORE

Appearance (warna kulit)

0 Seluruh tubuh bayi berwarna kebiru-biruan atau pucat

1 Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan

2 Warna kulit seluruh tubuh normal

Pulse (denyut jantung)

0 Denyut jantung tidak ada

1 Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit

2 Denyut jantung lebih atau diatas 100 kali per menti


Grimace (respon refleks)

0 Tidak ada respon terhadap stimulasi

1 Wajah meringis saat distimulasi

2 Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat stimulasi

Activity (tonus otot)

0 Lemah, tidak ada gerakan

1 Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan

2 Bergerak aktif dan spontan

Respiration (pernapasan)

0 Tidak bernapas

1 Menangis lemah, terdengar seperti merintih, pernapasan lambat dan tidak


teratur

Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur

PEMERIKSAAN FISIK (Head to toe)

Reflek moro :

Reflek menggenggam : positif, lemah.

Reflek menghisap : positif, namun masih lemah.

Tonus otot/aktifitas :

Kekuatan menangis :
Keadaan umum : menangis kuat, lemah.

Tanda-tanda vital : HR= 140x/mnt, RR= 38x/mnt, suhu= 36,5oC.

Kepala dan wajah : LK= 32 cm, rambut tipis, terdapat lanugo, tidak ada cephal
hematom, fontanella tidak menonjol.

Mata : mengeluarkan sekret banyak, terutama mata kiri, berkedip bila terpapar
cahaya.

Telinga : reflek terkejut positif.

Hidung : dapat bersin

Mulut : mukosa kering.

Tenggorokan : tidak ada kelainan.

Leher : tidak ada kelainan.

Dada : LD= 30 cm.

Sistem kardiovaskuler

HR : 120-160 x/menit

Saat lahir mungkin terdapat murmur: indikasi adanya shunt ke kiri dan tekanan paru
yang masih tinggi atau adanya atelektasis

Sistem gastrointestinal

Abdomen menonjol

Pengeluaran mekonium: 12-24 jam

Refleks hisap lemah, koordinasi mengisap dan menelan lemah

Anus: paten, jika tidak pertanda kelainan kongenital

Berat badan kurang 2500

Sistem integumen

Kulit: pucat, sianosis, ikterik, kutis marmorata atau kemerahan

Kulit tipis, transparan, halus dan licin

Verniks caseosa sedikit dengan lanugo banyak

Terdapat edema umum atau lokal


Kuku pendek

Rambut sedikit dan halus

Garis tangan sedikit dan halus

Sistem muskuloskeletal

Tulang rawan telinga (Cartilago ear) belum berkembang, telinga halus dan lunak

Tulang kepala dan tulang rusuk lunak

Reflek kurang dan letargi

Neurosensori

Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut. Ukuran kepala besar dalam
hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakan, fontanel mungkin
besar atau terbuka lebar. Edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin
merapat(tergantung usia gestasi).

Refleks tergantung pada usia gestasi ;

rooting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk
menghisap, menelan, dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke 32;
komponen pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan
membuka tangan)tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen keduaa(fleksi
anterior dan menangis yang dapat didengar) tampak pada gestasi minggu ke 32.
Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi antara minggu 24 dan 37.

Pernafasan

Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur; pernafasan
diafragmatik intermiten atau periodik(40-60x/mt). Mengorok, pernafasan cuping
hidung, retraksi suprasternal dan substernal, atau berbagai derajat sianosis
mungkin ada. Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan adaya
sindrom distress pernafasan (RDS).

Keamanan

Suhu berfluktuasi dengan mudah. Menangis mungkin lemah.Wajah mungkin memar,


mungkin ada kaput suksedoneum. Kulit kemerahan atau tembus pandang, warna
mungkin merah. muda/kebiruan, akrosianosis, atau sianosis/pucat. Lanugo
terdistribusi secara luas diseluruh tubuh.
Ekstremitas mungkin tampak edema. Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada
semua atau sebagian telapak. Kuku mungkin pendek.

Seksualitas

Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora, dengan
klitoris menonjol ; testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak
ada pada skrotum.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neomuskular

Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan
berkurangnya lemak subcutan dalam tubuh

Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi)

Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh untuk
mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)

Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi

Kecemasan orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan

INTERVENSI

Dx 1): Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neomuskular

NOC:

Pola nafas efektif,

RR 3060 x/menit,

sianosis (-),
sesak (-),

ronkhi (-),

wheezing (-).

NIC:

Observasi pola nafas

Observasi frekuensi dan bunyi nafas

Observasi adanya sianosis

Monitor dengan teliti hasil px. Gas darah

Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien

Kolaborasi

Dx II: Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh
dan berkurangnya lemak subcutan dalam tubuh

NOC:

Suhu tubuh normal suhu 36-37 C

kulit hangat

sianosis (-)

ekstrimitas hangat

NIC:

Observasi tanda2 vital

Tempatkan bayi pada inkubator

Kontrol temperatur dalam inkubator sesuai kebutuhan

Hindari bayi dari pengaruh yg dapat menurunkan suhu tubuh

Monitor tanda2 hipertermi


Ganti pakaian setiap basah

Observasi adanya sianosis

Dx III: Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi)

NOC:

Tidak terjadi infeksi

suhu 36-37 C

tidak ada tanda infeksi

leukosit 5000 10.000

NIC:

Kaji tanda2 infeksi

Isolasi bayi dengan bayi lain

Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi

Gunakan masker setiap kali kontak dengan bayi

Cegah kontak dengan orang yang terinfeksi

Pastikan semua perawatan yang kontak dengan bayi dalam keadaan bersih/steril

Dx IV: Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh
untuk mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)

NOC:

Nutrisi terpenuhi

refleks hisap dan menelan baik

muntah (-)

kembung (-)
BAB lancar

BB meningkat 15 gr/hr

turgor elastis

NIC:

Observasi intake dan output

Observasi refleks hisap dan menelan

Beri minum sesuai program

Pasang NGT bila refleks menghisap dan menelan tidak ada

Monitor tanda2 intoleransi terhadap nutrisi parenteral

Kaji kesiapan ibu untuk menyusu

Timbang BB setiap hari

Dx V: Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi

NOC:

Gangguan integritas kulit tidak terjadi

tidak ada lecet atau kemerahan pada kulit

tanda2 infeksi (-).

NIC:

Observasi vital sign

Observasi tekstur dan warna kulit

Lakukan tindakan secara aseptic dan antiseptic

Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi

Jaga kebersihan kulit bayi


Ganti pakaian setiap basah

Jaga kebersihan tempat tidur

Lakukan mobilisasi tiap 2 jam

Monitor suhu dalam inkubator

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang
rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit
spesifik. Pada periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan
dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama
kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan masa kehamilan/proses
persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus.

Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan
fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya
perawatan yang tinggi.

3.2 Saran

Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan BBLR.

Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam.1998, synopsis obstetric. Jakarta :EGC

Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, 2007. Buku acuan nasional pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta

Wong, donna,L.2004 . Pedoman klinis keperawatan pediatric. Jakarta : EGC

http://fajarnoverdi.blogspot.com/2012/03/berat-badan-lahir-rendah-bblr.html

17. http://www.Medicine and linux.com

18. www. Pediatric.com

http://holisoh.wordpress.com/2010/07/28/laporan-pendahuluan-bblr/

Anda mungkin juga menyukai