https://ikeprahayu917.wordpress.com/2015/01/25/3
/
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan
fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya
perawatan yang tinggi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita
energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan
tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada
kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkambangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan.
Salah satu indicator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong
tinggi, maka kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada
tahun 2003. Ini memang bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi
bila di bandingkan dengan Negara-negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi
terbanyak karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), sementara itu prevalensi
BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi ( depkes
RI 2005)
Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 juta kematian
neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3
kematian adalah BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500 gram. Secara global
diperkirakan terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah
BBLR dan hampir semua terjadi di Negara berkembang.
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram ( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir.
BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO 1961)
1. 24 30 mg gestasi
2. Masa gestasi 24-27 mg masih sukar hidup terutama dinegara yang blm maju.
3. Masa gestasi 28-30 mg mgk dapat hidup dengan perawatan intensif yang
memerlukan alat-alat canggih untuk mencapai hasil yang optimum
4. BB 500-1400 gram
5. 0,8% seluruh kelahiran hidup
6. Hampir seluruh kematian neonatal dan defisit neurologis tidak disebabkan
oleh defek atau trauma lahir
7. Penampilan: kecil, tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis
2.2 ETIOLOGI
Faktor Ibu :
Umur ibu pada dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun dan pada multigravida Jarak
kelahian terlalu dekat
Faktor janin
Hydroamnion
Kehamilan multiple/ganda
Penyebab bayi lahir dismature :
Faktor ibu
Ibu DM berat
Malnutrisi
Faktor uterus dan plasentak: kelainan pembuluh darah, insersi tali pusat yang tidak
normal, sebagian plasenta lepas, infark plasenta dll
Prematuritas murni
Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
Lanugo banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis, telinga dan lengan,
lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, pada laki-laki testis belum turun.
Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea,
otot masih hipotonik
Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum sempurna
b) Dismaturitas
Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh
yang disebabkan oleh penguapan yag bertambah akibat dari kurangnya jaringan
lemak dibawah kulit, permukaan tubuh relatif lebih luas dibandingkan dengan berat
badan, otot yang tidak aktif,produksi panas yang berkurang oleh karena lemak
coklat (brown fat) yang belum cukup serta pusat pengaturan suhu yang belum
berfungsi sebagaimana mestinya.
Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini
disebabkan kekurangan surfactan(rasio lesitin/sfingomielin kurang dari 2),
pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan
yang masih lemah yang tulang iga yang mudah melengkung(pliable thorak)
Penyakit gangguan pernafasan yang sering pada bayi BBLR adalah penyakit
membran hialin dan aspirasi pneumoni.
Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi, distensi abdomen akibat dari
motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan
lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak,
laktosa,vitamin yang larut dalam lemakdan bebberapa mineral tertentu berkurang.
Kerja dari sfingter kardio esofagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya
regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi asspirasi.
PATOFISIOLOGI
P ATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup
bulan atau prematur, disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya, bayi lahir
cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi BB lahirnya lebih kecil ketimbang
kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta,
infeksi, hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan
ke bayi jadi berkurang.Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar
pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan dan selanjutnya akan melahirkan
bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita
sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun saat hamil, ibu
akan melahirkan bayi lebih besar daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebailknya, ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi
bila ibu menderitaanemia.
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas
ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar
Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram adalah 95 %,
tetapi berat bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian yang
tinggi. Kematian diduga karena displasia bronkhopulmonal, enterokolitis
nekrotikans, atau infeksi sekunder.
BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama akan
mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan berat
sesuai masa gestasi. Pada BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi,
makin besar kemungkinan terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik.
e) Pemantauan elektrolit
2.7 PENATALAKSANAAN
a) Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan
yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua
perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu
tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan
antara 35,50 C s/d 37,0 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal
tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal.
Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga
memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus
diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi
dengan berat kurang dari 2000 gram
c) Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi
yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.
d) Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR,
akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan sekitar 30-
35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang
panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat
menimbulkan kebutaan
e) Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi.
Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan
sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan
semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan
sakit kulit.
f) Pemberian makanan
g)Memulangkan Bayi
Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik dengan botol
maupum putting susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar antara 10 30
gram / hari dan suhu tubuh tetap normal diruang biasa. Biasanya bayi dipulangkan
dengan berat badan lebih dari 2000 gram dan semua masalah berat sudah teratasi.
PENGKAJIAN
Anamnesis
Riwayat Maternal
Umur ibu dalam resiko kehamilan ( < 16 thn atau > 35 thn)
Riwayat Kelahiran
APGAR SKORE
1 Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan
Respiration (pernapasan)
0 Tidak bernapas
Reflek moro :
Tonus otot/aktifitas :
Kekuatan menangis :
Keadaan umum : menangis kuat, lemah.
Kepala dan wajah : LK= 32 cm, rambut tipis, terdapat lanugo, tidak ada cephal
hematom, fontanella tidak menonjol.
Mata : mengeluarkan sekret banyak, terutama mata kiri, berkedip bila terpapar
cahaya.
Sistem kardiovaskuler
HR : 120-160 x/menit
Saat lahir mungkin terdapat murmur: indikasi adanya shunt ke kiri dan tekanan paru
yang masih tinggi atau adanya atelektasis
Sistem gastrointestinal
Abdomen menonjol
Sistem integumen
Sistem muskuloskeletal
Tulang rawan telinga (Cartilago ear) belum berkembang, telinga halus dan lunak
Neurosensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut. Ukuran kepala besar dalam
hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakan, fontanel mungkin
besar atau terbuka lebar. Edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin
merapat(tergantung usia gestasi).
rooting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk
menghisap, menelan, dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke 32;
komponen pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan
membuka tangan)tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen keduaa(fleksi
anterior dan menangis yang dapat didengar) tampak pada gestasi minggu ke 32.
Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi antara minggu 24 dan 37.
Pernafasan
Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur; pernafasan
diafragmatik intermiten atau periodik(40-60x/mt). Mengorok, pernafasan cuping
hidung, retraksi suprasternal dan substernal, atau berbagai derajat sianosis
mungkin ada. Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan adaya
sindrom distress pernafasan (RDS).
Keamanan
Seksualitas
Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora, dengan
klitoris menonjol ; testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak
ada pada skrotum.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neomuskular
Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan
berkurangnya lemak subcutan dalam tubuh
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh untuk
mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)
INTERVENSI
Dx 1): Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neomuskular
NOC:
RR 3060 x/menit,
sianosis (-),
sesak (-),
ronkhi (-),
wheezing (-).
NIC:
Kolaborasi
Dx II: Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh
dan berkurangnya lemak subcutan dalam tubuh
NOC:
kulit hangat
sianosis (-)
ekstrimitas hangat
NIC:
NOC:
suhu 36-37 C
NIC:
Pastikan semua perawatan yang kontak dengan bayi dalam keadaan bersih/steril
Dx IV: Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh
untuk mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)
NOC:
Nutrisi terpenuhi
muntah (-)
kembung (-)
BAB lancar
BB meningkat 15 gr/hr
turgor elastis
NIC:
NOC:
NIC:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang
rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit
spesifik. Pada periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan
dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama
kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan masa kehamilan/proses
persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan
fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya
perawatan yang tinggi.
3.2 Saran
Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam.1998, synopsis obstetric. Jakarta :EGC
Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, 2007. Buku acuan nasional pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta
http://fajarnoverdi.blogspot.com/2012/03/berat-badan-lahir-rendah-bblr.html
http://holisoh.wordpress.com/2010/07/28/laporan-pendahuluan-bblr/